It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jangan gosipin aku, aku kan cupid disini..hoho O:-)
jadi @4ndh0 d tolak nih :> ... puk puk brader
@cute_inuyasha hehehe ... gt ta? yg gw comblangin lom ada yg jadi nih...
@Rika1006 lewat jalan yg berkelok kelok menembus ruang dan waktu :P
karungin didi @3ll0 aja
@Rika1006
kapan up lagi mba??
iya tadi udah baca... emg koplak yah si akbar :v
@fian_gundah @d_cetya @4ndh0 @jacksmile @abdulFoo @Cyclone @muffle @haha_hihi12 @lulu_75 @Polonium_210 @Adamx @Unprice @Adi_Suseno10
#####
Ku taruh rangkaian bunga dahlia putih di atas gundukan tanah di hadapanku.
'Aku suka bunga dahlia putih, Ta, aku suka baunya' dia yang beristirahat di sini, pernah mengatakannya padaku saat aku bertanya, bunga apa yang dia sukai.
Langit sepertinya mengerti kesedihanku, air hujan jatuh rintik-rintik menemaniku di sini, bercampur dengan air mata yang terus mengalir dari kelopak mata ku.
Ku panjatkan doa untuk dia, yang sudah tenang berbaring di sini. Ku raba nisan yang bertuliskan namanya , seperti aku membelai kepalanya..
Rika Ardiarasty
Binti. Hendra Ardianata
Lhr.11/7/1990
Meninggal. 7/5/2008
Ku pandangi nama di nisan itu, seolah aku terus menyakinkan diriku atas apa yang tertulis di sana. Rika gadis ceria yang selalu bermanja-manja denganku. Rika seorang sahabat, yang dengan kedua tangannya selalu menghapus air mataku. Rika yang memelukku, memberikan kekuatan untuk ku agar bisa terus bertahan. Rika yang bahkan belum genap berusia 18 tahun, harus pergi dan memberikan jantungnya untukku.
Bagaimana aku bisa tidak menyadari kalau Rika selama ini juga sakit? Dia yang berlari dengan uraian air mata membawakan obat ku, saat aku hampir sekarat, dia yang selalu menemaniku saat-saat aku berjuang dengan penyakitku. Ternyata seorang Rika yang begitu kuat dan ceria, mampu menyembunyikan penyakitnya, yang bahkan lebih parah dari penyakitku.
'Rika di vonis terkena kanker perut tahun lalu, dan kankernya sudah menjalar dan tidak bisa di sembuhkan, dokter memberi tahu kalau Rika tidak akan mampu hidup lebih dari setahun.' tante Mira, mama Rika menjelaskan dengan terisak penuh uraian air mata kepadaku.
Rika sebenarnya sudah mengatakan kepada orang tuanya untuk mendonorkan jantungnya, dari awal dia mengatahui tentang penyakitku. Tetapi orang tua Rika belum menyetujuinya, sampai tiga bulan lalu kondisi Rika semakin parah.
Aku tahu akhir-akhir pertemuan kami, Rika terlihat sedikit pucat, pipinya yang chabi menjadi terlihat tirus. Tetapi dengan ssenyuman dan keceriaannya, aku percaya dia baik-baik saja sehingga aku tidak pernah menyinggung apa-apa tentang hal itu. Pantaskah aku di nobatkan Rika sebagai lelaki terbaik dan sahabat terbaiknya? Aku menangisi ke tidak peka'an ku. Bagaimana bisa seorang gadis begitu muda bisa menanggung semua sendiri, dan menyembunyikannya begitu hebat di hadapan orang lain. Ku pegang dadaku erat di mana letak jantung Rika berada di dalamnya.
'Pantaskah aku menerima ini darimu, Rika?' aku menangis lirih, perih.
Tidak ada lagi Rika yang berteriak memanggil namaku. Tidak ada lagi Rika yang tertawa girang dengan manjanya. Tidak ada lagi Rika yang tersenyum manis menenangkanku. Tidak ada lagi Rika yang akan memelukku. Tidak ada lagi Rika yang selalu berada disisi ku untuk melindungiku.
Hari ini aku mengenakan kemeja hitam pemberian Rika, sebagai hadiah ulang tahunku. Ini adalah pertama kalinya aku mengenakannya setelah berbulan-bulan lalu Rika memberikannya. Ternyata kemeja ini aku kenakan untuk mengunjunginya ke peristirahatannya yang terakhir.
Selamat beristirahat Rika Ardiarasty, kamu adalah wanita terbaik, dan wanita terhebat yang aku tempatkan di salah satu sisi bagian hatiku. Selamat jalan sahabat, doaku tidak akan pernah putus untukmu. Aku yakin kamu sudah tenang berada di sisi-NYA.
.....................
Ku pegang surat bertuliskan tangan Rika, yang Rika titipkan kepada mamanya untuk di berikan kepadaku.
Dear Tirta..
Hay Tirta ^_^ bagaimana keadaanmu saat ini? Apa kamu sedang menangisiku saat ini? Hehe maaf ya Tirta, aku gak bisa lagi menemani kamu menunggu Rizky. Maaf juga karena aku harus pergi tanpa memberi tahu kamu, sesungguhnya aku tidak pernah pergi dari kamu, aku akan selalu menemanimu lewat jantung itu. Jangan sedih lagi ya, dan jangan menangis untukku, karena sekarang aku sangat sangat bahagia ^_^…
Tirta kamu ingat gak pertama kali kita bertemu, kamu kebingungan mencari ruang guru. Kamu yang cool berusaha seperti tidak membutuhkan orang lain, saat itu aku tersenyum tanpa sadar karena melihat gaya kamu itu.hehe dan kamu tau, itu pertama kalinya aku tersenyum semenjak dokter memvonis penyakitku. Mungkin kalau tidak bertemu kamu, aku gak akan pernah bisa tersenyum lagi sampai akhir hidupku.
Tirta, kamu ingat pernah menanyakan mengapa aku lebih memilih menjadi malaikat dari pada menjadi bidadari? Sekarang aku jawab ya.. Hmmm aku tidak ingin menjadi seseorang yang di kagumi karena kesempurnaannya, aku lebih memilih menjadi seorang malaikat yang bisa melindungi orang yang aku cintai.
Tirta, aku mencintai kamu, aku jatuh cinta padamu sejak pertama aku melihatmu. Waktu kamu bilang kalau kamu mencintai Rizky, jujur hatiku sedikit sakit, tetapi rasa sakit itu tertutupi oleh rasa yang lebih besar, yaitu melihat kamu bahagia.
Terimakasih karena kamu sudah begitu percaya terhadapku. Terimakasih karena sudah hadir dalam hidupku yang singkat. Terimakasih Tirta karena sudah membuat aku merasakan cinta. Aku bahagia Ta, sungguh aku benar-benar bahagia. Berada di sisimu adalah kebahagiaanku, kamu juga harus mengejar kebahagianmu ya Ta. Kamu adalah lelaki terbaikku.
Dari yang mencintaimu.
Rika Ardiarasty