It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku dan mama baru pulang dari rumah sakit, dokter bilang kondisi jantungku semakin buruk. Aku harus segera mendapatkan pendonor, aku tidak boleh stres, tidak boleh kelelahan, dosis obat di tambah. Sepanjang perjalanan mama hanya diam, sesekali tangan mama mengusap kepalaku, aku tahu di belakangku mama menangis, itu juga yang menjadi alasanku tinggal sama nenek, aku gak mau liat mama sedih karna aku.
"Ma, Tirta nanti pulang mampir ke pantai sebentar ya?"
"Sebentar aja kan, sayang?"
"Iya ma, Tirta cuma mau liat laut sebentar."
Mama memelukku, "Kamu jangan banyak fikiran ya sayang, semua akan baik-baik saja, gak perduli apapun mama pasti dapetin pendonor buat kamu, kalo gak ada pendonor, mama rela kasih jantung mama buat kamu.."
Ku lepas pelukan mama. "Mama ngomong apa sih? Jangan pernah mama ngomong seperti itu lagi, karna percuma aku punya jantung kalau aku gak punya mama!" aku bicara sedikit berteriak, sampai supir taxi di depan menoleh ke belakang.
Mama menangis dan memelukku erat, aku juga menangis membayangkan hidupku tanpa mama. Setelah papa meninggal mama gak pernah mencoba mencari pengganti papa, mama sibuk bekerja dan sibuk mengurus aku yang penyakitan dan butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit.
"Mama juga gak akan sanggup tanpa kamu sayang, jangan tinggalkan mama!" mama terisak di bahuku.
....
Sudah lama aku tidak ke sini sendirian, biasanya aku selalu bersama Rizky di pantai ini. Dari smsnya tadi siang, Rizky sepertinya sedang sibuk sama kuliahnya. Aku tidak punya cita-cita, aku tidak punya semangat hidup, aku lupa bagaimana cara untuk tertawa, aku bahkan tidak tahu apakah aku pernah sedih setelah papa meninggal. Ya dulu aku tidak punya emosi, semua berubah drastis dalam hidupku semenjak bertemu Rizky. Karena Rizky aku bisa merasakan sedih dan bahagia, dia seperti pelangi yang hadir dalam hidupku yang tak berwarna. Ku pandangi burung perak pemberian Rizky, butiran air jatuh dari mataku.
"Aku cari kamu di rumah, ternyata kamu disini.huh" suara yang tidak asing lagi terdengar dari belakangku.
Cepat-cepat ku hapus air mata ku.
"Sms aku kenapa gak di balas?" Rizky duduk di sampingku.
"Maaf..hehe aku gak buka hp." ku normalkan suaraku dan menoleh sekilas padanya.
"Ada masalah Ta?"
"Nggak kok, aku cuma lagi ingin menikmati laut hari ini."
Kami terdiam sama-sama memandangi lautan di depan kami, moment seperti ini yang aku rindukan, kami berdua duduk bersama memandangi laut dalam diam, mencoba mengerti apa yang sedang kami fikirkan dan rasakan.
"Ta, tau gak kenapa aku kasih liontin burung itu?"
Aku menoleh menatapnya penuh tanya.
"Kalo misalnya di masa depan nanti keadaan membuat kita gak bisa ketemu lagi, dan tiba-tiba kamu teringat sama aku, kamu tiup burung itu, suaranya akan sampai di telinga aku sejauh apa pun jarak antara kita."
Mataku sudah berkaca-kaca, seharusnya aku yang mengatakan itu, karna aku yang akan pergi.
"Kamu ngomong begitu seperti orang yang mau pergi jauh aja tau gak." Aku naikan bibir atasku untuk sedikit mengejeknya.
Rizky membelai lembut rambutku, dan dia tersenyum manis.
"Kita kan gak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan Ta, aku cuma mau kamu tahu, apapun yang terjadi di masa depan, aku selalu berada di dekat kamu, walau mungkin raga aku berada jauh dari kamu."
Mataku sudah berkaca-kaca, aku peluk tubuhnya, dia tidak menolak, bisa kurasakan lingkaran tangannya di pinggangku.
Aku pandangi langit biru di atas kami, 'Tuhan apa Kau di sana melihat kami, aku mohon biarkan aku bersamanya lebih lama, saat ini aku benar-benar ingin hidup Tuhan, maafkan aku menyalahi qodrat mu karena mencintainya, tapi biarkanlah aku hidup untuk bersamanya."
###
Ngak tau kenapa aku galau dan sesek bngt nulis part ini
Jgn bilang ntar Ricky kecelakaan trus meninggal dan jantungnya d donorin ke tirta #so mainstream but nyesek beud ... aaaaaa T__T