It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lanjut^^)/
mungkin dua atau tiga kali update adalah cinta2annya :-D
@Adhika_vevo hehe maap deh! Takutnya kagak bagus :-) next dimention deh :-D
@hyujin ;-)
@lulu_75 dibilang dari jaman dulu bukan, dibilang alien juga bukan :-D Raden Prawisono itu karakter yg aku ambil dari peranku pas main teater dulu jaman sekolah :-D
@kikyo jangan dong! *pukul2manja ;-) pasti ditamatin kok B-)
Tudung jaket dikepalanya masih terpakai rapat, maskernya juga demikian.
Aku kadang tersenyum sendiri kalau melihat keluar sana, seorang laki-laki tegap sedang menungguiku. Brasa punya bodyguard.
"jangan senyum-senyum seperti itu! Daritadi teman-temanmu selalu memperhatikanmu."
Hahaha! Lagi-lagi dia membaca pikiranku, eh tapi! Kenapa pikiranku bisa nyambung dengan telepatinya? Apa aku juga bisa mengirim telepati padanya ya?
"bisa! Cobalah." Raden langsung menyuruhku.
Aku coba mengirim telepati padanya.
"kenapa kamu masih disitu? Apa kamu tidak gerah memakai jaket bertudung seperti itu, disiang bolong seperti ini?"
"apa kau mau aku membuka tudung ini dan melihat orang lari terbirit melihat mukaku?"
Yes! Berhasil, aku sampai mencak-mencak tak karuan. Restu yg ada disampingku sampai menjatuhkan nampan yg sudah kosong, dia kaget.
"Lov! Lo gila ya? Daritadi bengong, eh! Pas gue samperin malah mencak-mencak gak jelas. Dan itu..." Restu melihat Raden yg sedang menatap kearahku, "...laki-laki itu bukannya sudah dari pagi ya disitu?" Restu bertanya tanpa melepas pandangan dari Raden.
Aku segera mengirim telepati pada Raden.
"Raden! Mendingan kamu pulang atau pindah gitu, daritadi Restu dan yg lainnya sudah mulai curiga padamu."
"tidak!" Raden langsung membantah telepatiku, "kalau aku pulang atau pindah, yg ada kamu pasti celaka. Bukankah kejadian tadi pagi sudah membuktikannya."
"setidaknya kamu pindah ketempat yg lebih tertutuplah dari jangkauan teman-temanku, kalau kamu nanti dilaporkan kepolisi bagaimana?"
"itu urusan gampang buatku, kau tidak usah khawatirkan aku. Yg harus kau khawatirkan adalah dirimu, karna..."
"stop!" aku langsung membantahnya, "tolonglah! Jangan buat yg lainnya tidak nyaman, kau boleh mengawasiku asal jangan terlalu kentara seperti itu. Aku mohon!"
"baiklah!" Raden segera beranjak dari duduknya, dan menghilang dari pandanganku.
"woy!" Restu memukul bahuku agak keras, "melamun lagi, lo mikir apaan sih? Nih! Anterin pesanan kemeja no.08." aku mengangguk dan langsung mengambil pesanan tadi tanpa menjawab pertanyaan Restu.
Meja no.08! Seorang wanita berambut lurus sepinggang sedang menatapku, kutaksir umurnya diatas 30an. Aku menghampirinya dan meletakkan pesanannya.
"bocah murni! Lebih hati-hatilah mulai sekarang, karna darah dan jiwamu sedang diperebutkan di dunia kami." aku kaget, wanita ini mengirim telepati padaku.
Jangan-jangan dia berasal dari dunia yg sama dengan Raden.
Aku mengangguk dan tersenyum.
Belum sampai lima langkah, Raden mengirim telepati padaku.
"berhati-hatilah! Wanita tadi adalah Nyai Wireng, dia wanita pemegang 'Kabut Keheningan' apa itu 'Kabut Keheningan' nanti dibuku 'Sebuah Kesempurnaan' ada penjelasannya."
"baik! Apakah dia satu dunia denganmu?"
"iya! Dan juga temanmu yg bernama Awan itu, adalah salah satu keturunan 'Sablak Kilat' percuma aku beri tau, kau pasti belum paham. Dan nanti jika sudah waktunya pulang segera beri tau aku!"
"okelah!"
-
"Lov! Apa lo belum sadar juga ya?" tanya restu disela aku mengganti pakaianku diruangan loker.
"maksudnya?"
"Awan!" Restu memberikan clue.
Aku jadi semakin bingung dengan clue Restu, apa hubungannya antara kesadaranku dengan Awan.
"Awan jadi semakin tak bergairah, lo tau! Awan sudah naksir elo dari pertama kenal elo dulu. Apa lo belum sadar juga dengan perhatiannya selama ini?" oh Tuhan! Benarkah apa yg dikatakan Restu? Pantas saja pas ditaman malam itu pertanyaan Awan jadi aneh.
"jadi? Gue harus gimana Res? Gue gak cinta sama Awan, kalo sayang! Ya... Samalah kayak gue ke elo."
"mending elo bilang langsung sama orangnya tuh!" kami melihat Awan baru selesai membuang sampah.
"tapi kan gue gak enak Res!"
"buruan deh! Daripada ntar Awan tambah berharap banyak sama elo."
Aku menghampiri Awan, yg sedang duduk selonjoran dilantai.
"ehem! Wan... Gue mau ngomong sesuatu, tentang pertanyaan lo waktu malam itu di taman." Awan menatapku, duh! Jadi grogi nih.
Awan masih menatapku lekat, dari pancaran matanya dia seperti menebak apa yg akan aku katakan.
"gu-gue emang sayang sama lo, tapi bukan berarti cinta." Awan terlihat terkejut dengan perkataanku, "gue tau dari Restu tadi tentang perasaan lo, tapi gue cuma bisa menyayangi elo sebagai sahabat gue. Bukan sayang yg berarti cinta, maafin gue Wan." pandangan mata Awan seperti kecewa.
"apa gue gak punya kesempatan Lov? Apa sudah ada yg lain?"
"tidak Wan! Dihati gue belum ada siapa-siapa sampai saat ini."
"justru itu! Biarkan gue mengisi kekosongan dalam hati lo."
"maaf Wan! Tapi..."
"Ssssstt..." Awan menutup bibirku dengan telunjuknya, "berikan gue kesempatan, oke!"
Aku tidak menjawabnya, setelah Awan mengatakan itu. Sebuah kilat menyambar dengan kerasnya, seperti berada diatas kepalaku saja.
"jadi benar! Lo keturunan 'Sablak Kilat' Wan?"
"da-darimana lo tau Lov?"
Oh Tuhan! Raden benar, tapi aku harus bagaimana?
Setelah kilat menyambar dengan kerasnya tadi, dari arah pintu belakang Raden datang dengan tergesa-gesa. Dia langsung mendorong Awan hingga terjungkal dan langsung membawaku secepat kilat dari tempat ini.
-
Kami berada didalam kontrakanku sekarang, searitadi Raden tidak berbicara apapun tentang kejadian di tempat kerjaku tadi.
Raden tengah membuka buku itu, dia mengeluarkan belati kecil berbentuk bulan separuh seukuran jari kelingking orang dewasa dari saku jinsnya.
"kemarikan ibu jarimu!" aku menurutinya tanpa membantah.
"awww..." Raden menyayat ibu jariku dengan belati tadi, darah segar langsung keluar dan menetes pada buku yg terbuka.
Ketika darahku menetes pada buku itu, buku itu langsung bergetar hebat. Kemudian muncullah banyak tulisan hanacaraka dan gambar-gambar aneh yg belum aku lihat sebelumnya.
"kau tentu sudah bisa membaca tulisan ini kan?" aku hanya mengangguk. "bacalah!"
Aku segera membacanya.
-
'SEBUAH KESEMPURNAAN'
BAB I : Rahasia Buku Ini
Buku ini sudah ribuah tahun tercipta, aku mengumpulkan lembaran demi lembaran buku ini dari berbagai penjuru dunia setelah terakhir kali buku ini terkuak ketika 175 tahun penciptanya meninggal, buku ini diciptakan oleh keluarga terkuat pada dunia kami yaitu Sultan Dewo. Dia menciptakan buku ini untuk keselamatan keturunannya kelak, darimana aku tau! Karna yg menulis buku ini adalah aku Mpu Renma, aku menulisnya setelah buku ini disempurnakan dengan darahnya.
Dan setelah Sultan Dewo meninggal, tulisan dan gambar ini akan menghilang, jika ingin mengetahui isi dari buku ini, kalian harus mendapatkan darah murni dari keturunan Sultan Dewo.
-
Aku tidak meneruskan membaca buku itu, kepalaku pening rasanya mengetahui sebuah kenyataan bahwa aku adalah keturunan dengan darah murni itu.
"sudah! Lebih baik simpan saja buku ini, kau akan menjadi kuat dan sakti seutuhnya pada purnama kelima, disaat itulah puncak kesempurnaan fisik dan kanuraganmu bersatu dengan tubuh lemahmu, jadi setelah pulang dari kerja kamu harus segera pulang kerumahmu ini. Karna tempat ini sudah terlindung dari apapun yg bisa membahayakanmu."
Kepalaku tambah pening mendengar penuturannya.
"selama sebulan ini aku akan kembali ke duniaku, kau disini berhati-hatilah." Raden beranjak keluar kontrakan.
Hening!
Tempat ini hening ketika Raden sudah tak ada dihadapanku.
Aku putuskan tidur saja, aku belum terlalu mencerna kejadian ini, Tuhan! Aku belum percaya semuanya.
Aku terlelap beberapa menit setelahnya.
Seret :
@dafaZartin @hyujin @lulu_75 @Adi_Suseno10 @animan @kikyo @Tsu_no_YanYan @3ll0 @jacksmile @Adiie @rezadrians @SteveAnggara @WYATB @Agova @RegieAllvano @Akucintakamu @Adhika_vevo