It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Segera ku ganti kaosku dengan seragam pelayan dari rumah makan ini, disebut rumah makan mungkin terlalu besar untuk tempat ini karna luasnya hampir sama dengan restoran-restoran pada umumnya, disebut restoranpun makanan disini tidak terlalu mahal untuk kantong mahasiswa dan anak sekolah.
"Lov! Tolong bersihkan meja dan kursi-kursi disebelah pojok sana ya, dan tolong juga atur kursinya memanjang, karna tempat itu sedang dipesan untuk acara keluarga jam sepuluh nanti. Restu dan yg lainnya mana Lov?" dia Mas Doni, anak dari pemilik tempat ini.
"lagi ganti baju Mas, mungkin sebentar lagi sudah selesai." Mas Doni mengangguk, aku menata meja dan kursi ini seperti permintaan Mas Doni tadi setelah dia mengecek persediaan makanan. Maklum, sekarang weekend, banyak keluarga yg datang kesini sekedar ngobrol ataupun sekedar berenang disamping rumah makan ini.
Jam masih menunjukkan pukul 06.30 setengah jam lagi tempat ini baru dibuka, kulihat Awan dan teman yg lainnya sudah selesai mengganti kaos mereka dan segera menghampiriku.
Kami menata kursi ini diselingi tawa canda, saling melempar tawa ketika salah satu dari kami berhasil digoda Awan.
Setelah selesai menata semua dan menyapu serta mengelap jendela, aku buka balik tulisan CLOSE menjadi OPEN. Dan kami segera berdiri ditempat masing-masing, Awan, Aldy dan Mbak Hesty dibagian pemesanan makanan, Bagas, Sari dan Restu dibagian penerima tamu merangkap waiters dan kalo sedang rame-ramenya aku membantu mereka, Randy dan Rando dibagian membuat minum, sedang aku dibagian kasir.
Baru limabelas menit tempat ini dibuka, beberapa remaja sudah berdatangan mereka menempati beberapa kursi diruangan khusus merokok, remaja sekarang! Belum bisa cari uang saja sudah pandai merokok. Oh iya! Tempat ini dipisah jadi dua ruangan khusus perokok dan non-perokok yg terdiri dari tujuhbelas meja dengan empat kursi yg mengelilinginya.
Yang lain mulai sibuk menerima pesanan dan melayani tamu, ketika Mas Doni sudah ada ditempatku, aku segera membantu yg lainnya melayani tamu yg berdatangan karna hari weekend pasti tamu bejibun yg datang. Dan pasti kami kerepotan melayani para tamu.
-
Fiuhhh! Aku menghela nafas sebentar, hari ini melelahkan. Kami istirahat sebentar sebelum jam sepuluh nanti tempat ini ditutup, oh ya aku lupa. Untuk hari sabtu dan minggu kami masuk dari jam tujuh hingga sepuluh malam menyesuaikan dengan hari liburan, dan untuk senin sampai jumat kami dipecah jadi dua shift.
"capek banget ya!" Awan berujar sambil duduk disampingku.
"maklumlah Wan! Kan weekend." Restu menimpali dan bergabung bersama kami.
"iya nih, pasti pegel-pegel deh pulangnya." aku menyambung perkataan mereka.
"eh eh! Coba liat deh cewek yg lagi pake tanktop kuning, Gila! Bohai banget tuh cewek, mana bening lagi." Restu berujar seraya menunjuk cewek yg disebutkan tadi dengan dagunya. Kami mengikuti arah dagu Restu.
Nah lho! Bukannya itu Madhu? Cewek yg tadi pagi hampir menabrakku dengan mobil pick-up nya, ternyata cantik juga.
"eh Res! Lo tau gak? Cewek yg ditunjuk lo tadi itu yg tadi hampir nabrak gue pake mobil pick-up nya." kataku pada Restu.
"hah!" seru Restu dan Awan bersamaan, aku hanya tertawa melihat ekspresi keduanya.
"jadi tuh cewek tukang sayur dong?"
"hahaha... Gak apalah Res, itung-itung kalo lo jadi lakinya bakal jadi juragan sayur." Awan berujar sambil tertawa, aku juga ikut tertawa. Sedang Restu misuh-misuh, kami tertawa lagi melupakan lelah kami untuk sejenak.
Jam 21.40 tamu sudah tak ada lagi, kami lekas bersih-bersih tempat ini dan segera mengganti seragam kami diruangan loker dibelakang.
"Lov! Mau gue anterin kagak?" Bagas nawarin tumpangan.
"Kagak usah Gas, ntar Mbak Hesty gimana? Yg ada gue malah dicakar-cakar ntar." tolakku sambil menggodanya.
"emangnya Hesty kucing apa nyampe nyakar-nyakar segala." belanya, "yasudah duluan Lov, tuh Hestynya udah kesini." Mbak Hesty langsung naik keboncengan Bagas.
"duluan ya, Lovi sayang." Mbak Hesty pamit dan melambaikan tangannya.
Aku segera menunggu bus dipinggir jalan, karna yg lainnya sudah pulang. Jadi aku pulang sendiri, untung bus dikota ini ada sampai jam sebelas.
Kulihat bus biru datang dari kejauhan, aku segera naik dan duduk disamping pintu keluar, bus melaju menembus malam dimusim penghujan ini.
Tepat langkahku yg kesekian, aku merasa sedang diperhatikan dari jauh. Aku lihat kebelakang, kosong! Aku berbalik lagi kedepan, kosong juga! Aku rasakan tengkukku seperti ada yg meniup. Kupejamkan mataku sebentar, berharap tadi hanya halusinasi. Setelah aku buka mataku, aku percepat langkahku menuju kontrakanku.
Sampai dikontrakan, aku melihat seseorang tinggi besar, jika kuperkirakan mungkin tingginya sekitar 180an, memakai jaket hitam yg bertudung ,celana jins biru dan sepatu olahraga berdiri enam rumah dari tempatku berada, bulu kudukku berdiri tepat ketika orang itu menatapku, seketika aura mistis langsung menyelimutiku.
Buru-buru aku memutar kunci dan membuka pintu kontrakan, aku langsung menguncinya kembali. Kuatur detak jantung yg memburu, aku segera masuk ke kamar, kukunci lagi pintu kamarku dan melompat keatas kasur menutupi tubuhku dengan selimut.
Kupejamkan mataku rapat-rapat tak kuindahkan peluh yg sedari tadi sudah mengucur deras, kulupakan rasa lelahku, aku tak ingat jika aku belum mandi. Ah! Sudahlah, bisa mandi besok juga yg pasti sekarang aku tengah ketakutan dan degdeg-kan.
Gubrakkk
Aku makin ketakukan.
Kubuka mataku, mengintip sesuatu yg jatuh dari balik selimut ini. Buku itu, buku yg waktu itu tergeletak didepan pintu kontrakanku, takut-takut aku beranjak dari tempat tidur mengambil buku itu dilantai. Aku gemetar ketika meraih buku itu, kurasakan aura mistis ketika buku itu berada dalam genggamanku, sama seperti ketika orang tadi menatapku.
Aku bawa buku itu menuju tempat tidurku, aku bolak-balik lagi buku ini, siapa tau ada petunjuk. Nihil! Buku ini masih sama seperti pertama kali kutemukan, aku simpan lagi buku itu di rak paling atas meja belajarku.
Aku rebahkan lagi tubuhku, mengusir rasa takut yg menggeluti pikiranku. Mencoba memejamkan mata, karna besok aku masih harus bekerja. Entah berapa lama aku memejamkan mata, akhirnya aku terlelap juga membawa lelah dan rasa takut bersama kantukku.
Siang ini tak banyak tamu yg datang, laki-laki bertudung itu memanggil waiters. Berhubung yg lainnya sedang istirahat, Mas Doni menyuruhku menghampirinya, sedang Mas Doni langsung menempati meja kasir.
Laki-laki bertudung itu melihat-lihat menu yg ada dibuku menu, aku menghampirinya dengan takut.
"ma-mau pesan apa Mas?" tanyaku gemetar, dia menatapku. Matanya menusuk tajam, segera aku menunduk.
Jika aku terus menatapnya, bisa dipastikan aku langsung pingsan.
Dia memesan ayam goreng serta teh hangat, ya Tuhan! Suaranya nge-bass dan renyah, aku mencatat pesanannya tanpa menatapnya, lalu segera menuju dapur mempersiapkan menu yg dia pesan.
Aku kaget ketika seseorang menepuk pelan bahuku, sontak sendok yg aku pegang jatuh, ternyata Mas Doni.
"Lov! Kalau ada pelanggan usahakan tatap matanya, jangan nunduk seperti tadi. Itu tidak sopan namanya!" Mas Doni menegurku.
"i-iya Mas!" segera aku ambil sendok yg jatuh tadi, Mas Doni berlalu dari hadapanku.
"ada apa Lov?" seseorang menepuk bahuku lagi, sendok yg kuambil tadi sukses jatuh lagi.
"Awannn... Bikin kaget aja!" teriakku pelan, kupukulkan saja sendok yg jatuh tadi kekeningnya.
"aduh!" Awan mengaduh pelan memegang keningnya, "sakit Lov! Aku nanya kenapa tadi sama Mas Doni?"
"gak ada apa-apa," sahutku cepat.
Aku langsung membawa pesanan ini dan berlalu dari Awan.
Aku meletakkan menu yg dipesannya, aku masih ragu-ragu mau menatapnya. Kuberanikan menatapnya setelah dia bilang terimakasih, suara bass yg renyah itu langsung mengalun lagi dalam benakku.
Duapuluhmenit berlalu, sementara awan pekat diluar masih saja menemaninya disertai suara guntur dan deru angin.
Aku terus memperhatikan laki-laki bertudung tadi dari arah belakang, aku tak bisa melihat cara makan dan wajahnya karna dia makan menghadap jalan diluar. Herannya! Tudungnya tak pernah dibukanya, sampai-sampai teman yg lain bertanya-tanya.
Tepat dimenit keduapuluhlima, dia selesai dengan makannya. Laki-laki itu menghampiriku yg sudah berada ditempat kasir.
"semuanya 45ribu Mas," laki-laki tadi mengeluarkan uang 50ribu.
"kembaliannya buat kamu aja," ujarnya langsung meninggalkan meja kasir.
Apa dia tidak mengenali aku ya? Padahal baru beberapa malam yg lalu kita bertemu dalam ketakutanku, oh ya! Aura mistis pada malam itu tidak terasa dalam tubuhku, padahal kami bersisian dalam jarak yg teramat dekat.
Kini! Awan pekat, petir dan angin yg menderu diluar hilang bersamaan dengan hilangnya laki-laki itu dari pandanganku.
Sudah jam tiga sore, saatnya ganti shift. Kebetulan aku masuk shift pagi, jadi ada waktu malam nanti pergi ke toko buku, mencari tau buku apa yg ada dikontrakanku.
"pulang dulu Mbak!" pamitku pada Mbak Hesty yg sudah siap di dapur, Mbak Hesty tersenyum dan mengangguk.
Untuk shift dua ini ada Mbak Hesty, Bagas, Randy dan Rando.
-
Sesampainya dikontrakan, aku langsung masuk dan menuju kamar mandi. Melepas gerah yg sudah lengket ini.
Sekembalinya dari kamar mandi, aku menemukan buku dengan kulit buaya itu tergeletak dilantai didepan rak yg kujadikan tempat untuk menyimpan buku tersebut.
Aku meraihnya, buku tersebut bergetar hebat ketika berada dipangkuanku. Langsung saja aku lempar kelantai, aku menjauh dari buku tersebut.
Beberapa menit setelah aku hempaskan kelantai, buku tersebut berhenti bergetar.
Aku meraihnya kembali dalam ketakutan, setelah berada digenggamanku. Buku tersebut langsung terbuka, tali simpul yg mengikatnya musnah begitu saja.
Aku telusuri buku tersebut halaman demi halaman, tak kutemukan tulisan maupun gambar sampai halaman terakhir, yg ada hanya tulisan hanacaraka dihalaman pertama seperti yg tertera pada sampulnya yaitu 'Sebuah Kesempurnaan'.
Seret :
@jacksmile @Adi_Suseno10 @WYATB @SteveAnggara @bagastarz @DoniAnggara @cute_inuyasha @Tsu_no_YanYan @Widy_WNata92 @hehe_adadeh @3ll0 @lulu_75 @jerk_am @arifinselalusial @kikyo @Agova
Yang gak mau diseret bilang
lanjuutt
@animan thanks :-D