It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Unprince : Maaf, itu saya yang tidak fokus jadi salah ketik. Terima kasih koreksinya.
"Tidak masalah. Tempat kostmu tampat sangat tenang ya." Ujar Jo sambil melihat sekitar kost. Saat ini kami masih berdiri di halaman depan kost jadi yang terlihat masih pemandangan yang bagus saja. Akan berbeda dengan halaman belakang yang aku yakin masih dipenuhi jemuran para penghuni kost.
"Ya, lingkungan disekitar sini memang agak lenggang pada saat seperti ini karena para penghuni masih beraktifitas kerja dan kuliah."
"Hemm.. begitu.." sahut Jo.
Beberapa saat Jo dan aku larut dalam pikiran kami masing-masing. Jo masih memperhatikan sekitar kostku sedangkan aku berpura menyibukkan diri mengecek kelengkapan lembaran kertas yang ada di rangkulan tangan kiriku.
"Oke, kalau begitu besok aku akan mengabarimu lagi soal pembincaraan kita tadi siang. Sekarang aku permisi dulu Satrya." Jo menepuk bahu pelan sebelum berbalik membuka pintu mobil mewahnya dan duduk di kursi kemudi.
"Sekali lagi aku ucapkan terima kasih Jo." Ku tundukkan bahuku agar sejajar mata dengan Jo yang berada didalam mobil. Jo hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
Aku masih memperhatikan siluet mobil bercat hitam yang di kemudikan Jo yang kini sudah semakin jauh sebelum akhirnya memasuki halaman kostku.
Senyum lebar masih terukir bersama dengan perasaan bahagia dan legaku. Langkah kemajuan skripsi sudah terbayang dimataku. Beban tempat menyebarkan kuesioner sudah sedikit teringankan.
"Kau tampak bahagia sekali sayang. Senyummu bahkan sampai mengalahkan senyum para model iklan pasta gigi."
Suara manis yang sangat ku kenal menyapaku begitu aku sampai didepan pintu kostku. Sosok gadis manis dengan lesung pipi dan berambut panjang hitam lurus menyambut kedatanganku dengan sebuah pelukan.
"Kau mau menceritakan kabar gembiramu padaku?" Tanyanya setelah sebelumnya mengecup singkat pipiku.
"Tentu saja Gadis!"
"Jadi nantinya kau akan menyebarkan kuesioner di resort A tempat si Jo ini bekerja?" Tanya Gadis meyakinkan.
"Iya, tapi itu bila Jo sudah menanyakan persetujuan manager HRD dan para anggota management lainnya."
"Si Jo ini sebenarnya mengisi posisi apa? Kenapa ia bisa begitu yakin merekomendasikan kuesionermu untuk disebar di perusahaan sebesar resort A?" Sekali lagi Gadis bertanya karena penasaran.
Aku terdiam. Benar juga, aku belum tahu Jo mengisi posisi apa diperusahaan besar itu. Ini karena aku terlalu bingung dan gelisah dengan perjumpaan kami yang tak terduga dan lagi Jo begitu mendominasi perbincangan kami sehingga aku tidak dapat kesempatan menanyakan identitas lengkapnya.
"Entah, aku juga tidak tahu. Ia hanya mengatakan ia bekerja disana. Pegawai biasa. itu saja." Jawabku pelan. Ku tundukkan kepalaku. Aah... aku bertindak ceroboh lagi.. Rutukku dalam hati.
Kulirik Gadis yang duduk dihadapanku. Wajah manisnya kini tampak kesal. Tangannya bersidekap di dada. "Kau ini! Lagi - lagi bertindak ceroboh! Bagaimana bisa kau menerima tawaran makan siang orang asing yang baru beberapa menit kau kenal. Bahkan menerima tumpangannya. Bagaimana kalau ternyata ia orang jahat. Seorang yang menculik dan menjual manusia. Kau tahu kan betapa maraknya perdagangan manusia saat ini. Apalagi wajahmu terlalu manis untuk ukuran pria. Bagaimana kalau ia salah mengira kau sebagai wanita dan malah memperkosamu! Padahal aku yang sebagai kekasihmu saja belum pernah..."
"STOP! STOP GADIS! Imaginasimu sudah terlalu ekstrim.." Potongku pada racauan Gadis. Wajahku kini aku yakin sudah sangat memerah. Gadis bila sedang mengomel memang kadang sampai diluar batas dan kadang sampai memalukan. Bagaimana bisa ia sampai mengatakan hal yang tabu seperti .. seperti..
"Oops.. Maaf.. Aku lupa betapa pemalunya kekasihku ini." Ujarnya dengan senyum jahil dibibirnya. Dengan gemas ia mencubit kedua pipiku sebelum kembali dikecupnya pipi kananku. Aah.. wajahku kembali terasa panas karena rasa malu.
"Tapi aku memang kesal padamu Satrya. Kan sudah berulang kali kukatakan, di Jakarta ini kau harus selalu waspada karena di kota ini sangat sulit membedakan apakah orang itu memang baik atau jahat. Penipuan sudah merupakan hal biasa yang terjadi. Dan orang polos dan lugu seperti dirimu ini merupakan mangsa yang empuk bagi para penjahat itu."
Aku menundukkan kepalaku dalam. Rasa bersalah dan ngeri bercampur. Aku takut akan apa yang dikatakan Gadis tadi bisa saja aku alami karena sikap cerobohku.
"Maaf.. aku tidak akan mengulanginya lagi Gadis." Gumamku.
Dapat kudengar desahan nafas kekasihku sebelum akhirnya sebuah pelukan mendekap tubuhku.
"Maaf, aku tidak bemaksud menakutimu sayang. Tapi aku benar-benar mengkahwatirkanmu. Aku mencintaimu Sat."
Sebuah kecupan mendarat di bibirku. Bersama rasa nyaman dan aman yang kini melingkupiku.
Love you too My Goddess
"Tidak masalah. Tempat kostmu tampat sangat tenang ya." <~ Typo...
Dari alberthine indah, dicintai jo.
Kecuali tokohnya, beberapa dirubah
Jika kakak berkenan, silahkan membaca karya saya ini hingga selesai maka kakak akan tahu bahwa cerita ini berbeda dengan novelnya. ^^
@amir_tagung : Terima kasih sudah mampir kak. Dan terima kasih juga atas dukungannya. Akan saya usahakan untuk membuat cerita ini tetap menarik sampai kata "The End" nanti. Mohon tetap menikmati dan memberikan masukan pada cerita ini.