It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bro @RogerAlpha semoga lancar ya perjalansnmu. ditunggu kabar selanjutnya. and I wish you for good n happy drama next time.
Mario, dude i do miss you. Aku jg gak nyangka bakal endep up kayak gini.
Kang asu, iya ini lagi otw bandara. Semoga aja gak linglung lagi sampe ketinggalan benda kesayangan kayak mario, huhu.
Steve and Lulu, pls dont judge him, setelah part B ini silahlan di nilai yah. Hiks
@doodledeedum @lulu_75 @Asu12345 @balaka @DoniPerdana @pokemon @MarioBros @Leo Aprinata @SteveAnggara *sorry kalo gak mau ikut ke mention*
Semoga di last part ini semua clear. Jangan nge judge dia lagi. Ini lagi on the way, semalem nginep di rumah akang yogie di Rumbai. Hopefully aku bisa re-life lagi yakkk. Cheerio everyone, have a great holiday!
***
PART FINAL B
Sepanjang jalan aku mikir, mungkin aku harus say enough. Aku bener-bener udah capek sama yang gak jelas, gak ada komitmen, gak bisa diandalkan, dan sekilas bayangan masa lalu yang masih tersisa tentang orang yang belum bisa buat aku move on selama 3 tahun muncul. Aku mulai ragu, apakah aku harus bertahan, atau aku lepaskan saja komitmen ku untuk mencoba menjalani semuanya bersama Riki.
Aku stress! Kenapa hubungan aku gagal lagi, padahal aku yakin dia serius dan ingin berkomitmen. Malam itu aku udah bener-bener kalut sama kekecewaan.
Aku memang bukan tipe orang yang mudah menyerah atau berlama-lama dalam keterpurukan, tapi aku orangnya gampang kecewa sama diriku sendiri dan keadaan yang menimpaku. Aku berkomitmen buat gak lagi mau nangis karena hal beginian, for God sake, aku tahun ini udah 22, dan aku masih cengeng sama hal beginian, dan juga di lain sisi aku dengan mudah nya menjadi seorang penasihat untuk orang lain dalam hal percintaan dulu. Bahkan lately, teman dekat ku disini, cewek, dia juga minta nasihat ke aku bagaimana way out terbaik dari masalah yang dia hadapi. I dunno why people choose me, mungkin aku tipe pendengar yang baik, dan memberikan feedback dan gak langsung ngejudge. Jadi orang-orang cenderung suka cerita personal denganku, even dari SMP.
Aku sebelumnya memang berencana untuk ke Pekanbaru di weekend itu, tepatnya sehari setelah rencana kita meet up di Duri, dan berakhir dengan kekecawaan yang luar biasa.
Oh iya, malam itu whatsapp dia baru delivered dan aku terima saat aku baru sampe rumah, berhubung di rumah ku ada WiFi. Aku juga baru inget, waktu malam itu koneksinya jelek, kebetulan malam itu adalah malam kabar Olga Syaputra meninggal pertama kali beredar, sehingga aku cukup curious dan mencoba untuk browsing namun selalu gagal, dan juga bbm ku ke beberapa teman untuk menanyakan kebenaran issue tersebut juga gagal dan pending tak berkesudahan.
Aku berusaha meredam amarahku saat di rumah dan aku langsung mengirim pesan via bbm dan whatsapp ke Riki.
‘aku udah di rumah. Aku Cuma mau ngingetin aja, jangan lupa bayar hutang kamu. Thanks!’
Dan dari pesan Riki yang baru masuk saat aku sampai di rumah dan menyambungkan koneksi WiFi, ternyata dia sempat mengirim pesan via Whatsapp, kalau dia sedang menunggu temannya yang lama sekali datangnya, dan memberitahu mungkin dia akan telat, pesan tersebut dikirim pada pukul 7.15 kurang lebih.
Ada beberapa scenario yang berputar diotakku saat itu, pertama dia mungkin tidak tahu alamatnya sehingga tersasar. Kedua, dia mungkin baru sampai disana saat aku udah pulang, dan kecewa karena tidak menemukanku. Ketiga, kemungkinan dia kecelakaan atau terkena musibah lain.
Degg.
Hatiku seperti teriris memikirkan kemungkinan ketiga.
Tidak lagi ya Allah!
Aku rela hubungan kami berakhir saja, asal tidak ada hal buruk yang terjadi.
Aku tiba-tiba mencemaskannya. Tapi aku hanya berani memberi tanda PING!!! Via bbm. Tidak lebih.
Karena tidak mau berlarut-larut, aku lanjut packing dan bersiap untuk pergi ke Pekanbaru besok. Aku membawa DSLR ku dan buku Allegiant.
Keesokan harinya, masih belum ada kabar dari Riki. Nomornya masih tidak aktif, bbm sama sekali belum diread, sms juga tidak ada respon.
Aku sudah berencana hari ini mau melepas penat, membeli aksesoris untuk kameraku, dan menonton Insurgent di bioskop.
Jam 10.30, saat baru sampai di Mall, aku langsung menuju counter yang menjual aksesori kamera. Dan sekejap aku langsung menghabiskan satu juta lebih hanya untuk tripod, filter, dan anti gores.
Oh, God! Boros sekali aku. Untung aku tidak sampai beli lensa yang harganya 2 juta itu.
Setelah transaki aku langsung menuju ke bawah, menitipkan tas dan tripod di konter penitipan barang di depan hypermart.
Yang terpikirkan olehku setelah itu adalah relaksasi, jadi aku putuskan untuk Creambath di salon langgananku disini.
Lumayan enteng setelah selesai creambath dan kepalaku yang diobrak abrik sama tangan mbak-mbak di salon itu.
Setelah selesai creambath, aku langsung memutuskan untuk check in di hotel langgananku, hotel tempat dimana aku menangis karena kegagalanku beberapa minggu lalu.
Aku yang tak mau kembali mengingat hal-hal buruk yang aku alami beberapa kali di bulan ini, kebetulan aku memang sedikit narsis, jadi aku mencoba mengambil foto selfie dengan menggunakan tripod dan timer dari kamera DSLR ku.
Well, hasilnya lumayan hehe. Cukup memuaskan. In times of stress relieving, this lens can help a lot. Hihi, itulah kata-kata caption yang aku selipkan di foto yang aku upload di instagramku.
Aku yang sebelumnya mengisi energy handphone ku dan setelah ku rasa, aku putuskan untuk ke bioskop untuk menonton film yang sudah aku tunggu selama setahun, Insurgent. Kebetulan juga aku sangat lapar siang itu. Oh iya di mall sebelumnya aku sempat membeli topi, belakangan ini aku suka memakai topi. Aku sempat kehilangan topi favoritku di bandara Soekarno Hatta, sewaktu transit di Jakarta dari Palembang menuju Pekanbaru. Dan sekarang aku menemukan topi yang fit, dan look good di kepalaku, dengan tulisan ‘G’ di depan topi, yang mengindikasikan Gay. Lol. Just kidding. Kebetulan saja ada tulisan G itu, dan aku juga suka haha, barangkali ada yang radarnya kuat dan siapa tahu nasib percintaanku sedang baik haha (dasar!).
Selesai menonton insurgent, all I did was shaking my head, and telling my self, gak kayak ini dibukunya kemarin, semua kayaknya dibikin terlalu terburu-buru.
Contohnya ketika Tris, Four, Caleb, dan Peter tiba di markas Amity, mereka hanya menginap satu malam, yang sebenarnya jika dibuku mereka menginap cukup lama dan ada beberapa adegan yang dilewatkan di film, begitu juga di markas factionless, mereka juga hanya menumpang sebentar, dan juga markas Candor, yang seharusnya mereka cukup lama disana.
Entahlah, kurasa kalau kita lebih dulu tahu cerita detail dari buku, dan kemudian film itu baru diangkat di layar lebar, all you gonna do is complaining.
Sepulang dari bioskop, aku memutuskan untuk ke Masjid Agung Riau, Masjid An Nur namanya, menggunakan busway, tapi sialnya saat busway sudah dekat, sang sopir dan kondektur melambaikan tangan tanda mereka tidak sedang beroperasi. Shit!
Akhirnya aku memutuskan untuk naik bluebird.
‘mau olahraga mas?’ Halaman Masjid Agung An-Nur ini biasanya dijadikan tempat berolahraga sore hari oleh masyarakat Pekanbaru.
‘nggak kok pak… saya mau foto-foto’
‘Hahahah. Ohhh’ si supir sepertinya tau dari nada bicaraku yang dingin, aku sedang tidak ingin banyak bicara.
Sebenarnya sore itu, ada temanku yang sedang training di Rumbai, hanya saja di sudah ada janji dengan teman lain, sehingga kita yang awalnya berencana meet up, jadinya batal.
Sesampainya aku di Masjid An-Nur, aku langsung menuju tempat wudhu dan solat.
Luar biasa! Aku menemukan ketenangan selesai solat. Aku kemudian berdoa kepada Allah.
‘Ya Allah, berikan aku ketenangan. Hamba ingin hidup hamba bahagia kembali ya Allah. Apapun yang terjadi pada Riki Nugraha, hamba mohon jagalah dia dan ampunilah dia ya Allah.’
Itulah doaku, semoga aku benar-benar bisa meraih bahagiaku kembali nanti. Amin.
Sore itu aku hanya mengambil beberapa foto di dalam, dan halaman masjid, lumayan indah.
Dan karena cuaca yang mendung, dan sudah mulai petir. Aku pun memutuskan untuk jalan kembali ke hotel, yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari Masjid.
Sesampainya di hotel, aku kembali merenung sambil menyalakan TV.
WiFi hotel sedang gangguan, sehingga aku terpaksa memakai paket data ku sendiri. Aku membuka aplikasi sosialcam, yang berisi kumpulan video, termasuk video porno str8 dan gay. Sore itu, aku kembali melampiaskan stress ku dengan self service, bahkan berkali-kali malam itu, aku yang tersulut nafsu dan diimbangi dengan koneksi yang baik di kota (Oh Tuhan, mungkin ini kali yah alesan kenapa penempatan kerjaku di daerah yang sinyalnya selalu kritis).
Sekitar pukul 8 atau 9, aku keluar ke café yang ada di dekat hotel, tempatnya lumayan lah, daripada lu manyun di hotel aja. Menu nya juga hi-class seimbang sama harganya. Akhirnya aku menelpon Panji selagi menunggu makanan ku datang.
‘halo cik…’
‘halo kak. Kenapa?’
‘lagi dimana? Malmingan?’
‘iya nih lagi J.Co Palembang icon, sama anak-anak, ada Fanny, Agmel, Ghea, ada mamak juga. Mau ngomong gak sama mamak?’ do you remember him? Yup, his real name is Qodri, but we prefer calling him mamak.
‘mamak, Kak Ris nih’
‘Halloooo umiiiik….!’ Well it is him dengan suara khas nya yang dibuat-buat layaknya seorang sissy. Tho in fact dia itu nggak sissy kok, he’s man, Cuma feminism aja. And umik, is a nick name that he gave to me. Awalnya sempet bete, apa sih dipanggil panggil umi gitu, tapi dia bilang si karena aku Gay yang muslimah, makanya dia panggil gitu. Lol.
‘Umiiik, sombong!’
‘Mamak lah yang sombong!’
‘Dasar sombong! Sudah dapet tempat curhat lain jadi sama Mamak gak pernah kontekan lagi’
‘I am not forgetting you at all! In fact, I missed you, you bitch!’
Pardon us! Kita emang suka saling panggil-panggilan ‘bitch, whore, slut’ etc. but we are fine. Sama Panji dan Mamak ini aku udah biasa ngobrol pake English, even di telfon. Justru kalo full Indo rada aneh. Dan FYI, saat itu waitress nya ngeliatin aku karena kau ngobrol pake Bahasa inggris, karena kebetulan meja ku deket sama meja waitress nya.
Jadi malem itu aku habiskan satu jam sampe jam 10 disana sambil ngobrol via telfon.
Mamak sempet cerita dia udah putus sama Abah – personal trainer dia, yang dia bilang suka flirting with him dan yang aku tahu tu cowok poker face, so dari dulu emang aku suggest dia buat step back dan ngejauh. Dia bilang sekarang dia udah ada gandengan baru… and I was like, OMG you are getting older, yet your berhaviour is like a teen girl (dalem ati).
Akhirnya obrolan tersebut berakhir dan lumayan membunuh kesepianku malam itu.
Sampai detik itu benar-benar tidak ada kabar apa pun dari Riki. Aku benar-benar sudah letting him go. I wish the best for him, dan semoga nothing bad happened.
Sepulangnya aku ke hotel aku masih sibuk nonton bokep sambil menyalakan TV.
Disini bagian horror nya dimulai.
Karena aku yang sibuk dengan tontonan ku, ketika aku masih stay tuned melototin TV, aku tidak sadar kalau ada sesuatu di jendela. Well, kamarku ini di lantai 3, dan tidak ada pijakan di luar jendela yang notabene langsung mengarah ke jalan. Di sudut mataku aku seperti melihat ada siluet, aku sedikit tersadar dan langsung menoleh ke arah jendela yang tertutup kain tipis berwarna putih, sehingga masih menampakkan pemandangan luar.
Saat itu aku menoleh dan melihat sesuatu berwarna putih perlahan turun dari jendela, yang terlihat hanya bagian ujungnya, jadi aku kira itu seperti bola melayang berwarna putih. Karena yang aku lihat benar-benar seperti bagian paling atas dari bola yang turun perlahan.
Jujur, aku sempat tersentak, tapi setelah itu aku mulai biasa. Basically, keluarga ku, tepatnya Ayahku mempunyai sixth sense, keturunan dari Kakek, beliau memang mengasah kemampuan nya itu, dan dulu waktu aku masih SMP, banyak orang yang anggota keluarga atau temannya yang kemasukan sering meminta tolong kepada Ayah. Jadi wajar, kalau aku sedikit terbiasa dengan hal-hal berbau horror seperti ini.
Tapi karena kau penasaran, aku mencoba untuk melihat ke jendela. Aku melihat ke arah bawah, dan aku tidak mendapati apa pun.
Aku sempat menganggap aku sedang berilusi, tapi aku yakin sekali dengan yang aku lihat. Itu bukan ilusi, it is so concrete.
Akhirnya aku menutup tirai kamarku dan mencoba untuk tidur, karena kulihat jam sudah pukul 12 lewat.
***
Hari minggu pagi aku masih bermalas-malasan di Kasur. Aku berencana untuk ke Gramedia dulu sebelum pulang, karena aku kemarin menemukan buku tentang ‘How To Master DSLR’. Jadwal bus kepulanganku jam 1.30 dari pool Rumbai. Sehingga aku masih punya waktu untuk ke Gramedia yang ada di mall kemarin sebentar.
Setelah aku check out dari hotel kurang lebih jam 10, aku akhirnya pergi ke mall naik TMP (Trans Metro Pekanbaru). Di mall aku langsung menuju Gramedia dan membaca buku tersebut, lalu makan siang sebelum pulang.
Sekitar jam 12, aku akhirnya naik bluebird untuk ke pool rumbai.
Selama di perjalanan aku coba merenungkan apa yang telah terjadi satu bulan ini.
Tuhaaan, my life easily turn up and down.
Ketika sudah mulai melewati jemabatan menuju rumbai, aku teringat omongan Riki, bahwa rumahnya mudah ditemukan. Sehingga aku menoleh ke arah kiri jalan.
Dari kejauhan aku melihat orang ramai-ramai memakai peci dan kerudung.
Setelah melintasi jalan tersebut, aku melihat orang-orang tengah mengangkat keranda jenazah yang ditutupi kain hijau. Aku melihat orang-orang disekitar sana memakai peci dan kerudung.
Ya, benar. Mereka sedang melayat.
Aku terdiam memikirkan sesuatu.
Sejenak aku langsung membaca Alfatihah.
Otakku memainkan naskah, bahwa yang ada dalam keranda itu adalah Riki. Aku menjadi kaku seketika. Aku benar-benar kehilangan nafasku. Baru kali ini aku merasakan yang namanya shock attack. Aku menjadi kaku, dan nafasku berhenti sejenak.
Setelah akalku kembali aku menarik nafas panjang, dan logika ku mulai menyerang pemikiran barusan.
Skenario terburuk itu adalah benar Riki, apakah mungkin? Dia tidak ada kabar hari jumat, dan baru hari minggu ini dikebumikan. Oh my God!! Aku benci logikaku yang kejam sekali dengan mudah memainkan skenario terburuk itu.
Aku kalut, aku gak mau dia sampe kenapa-napa, jujur aku udah relain kok uang ku yang dipinjem kemarin. Aku udah ikhlasin. Ya Allah, semoga otakku yang sedang memainkan trick ini salah!
Aku gak mau sembarangan mikir. Meskipun rentetan kejadian ini benar-benar mendorong otakku memikirkan ke arah sana.
Akhirnya waktu ku pulang ke Duri tiba, di dalam bus, aku duduk disamping seseorang yang…. Oh my God, maafkan aku, seketika membuat ku lupa akan semua masalahku. His face is angelic, mukanya orang baik banget. Matanya itu loh. Aduhhhh.
Sepanjang perjalanan, memang dasar aku nya yang rada bitchy, aku berpura-pura tidur, dan kulihat dia juga sudah tidur. Jadi aku berpura-pura seolah-olah kepalaku tidak sengaja menyandar di bahunya. Beberapa kali hampir sukses, tapi logika ku kembali bermain, dan mengatakan jangan.
I was so distracted sepanjang jalan! Aku feeling guilty sekarang, baru sadar aku kemarin nakal banget. Tapi mungkin ada maksud lain di balik itu, mungkin Tuhan pengen aku ter-distraksi pikirannya dan tidak terlalu larut dalam pikiran negatif itu.
Sampai di Duri pukul 5 sore. Aku kembali di rumah, dan duduk di Kasur.
Aku kembali memikirkan kejadian horror kemarin malam, dan tidak sengaja aku memikirkan keranda mayat itu, dan aku teringat Riki.
Ya Tuhan! Aku langsut menjerit… dan menangis
Aku shock dan hatiku seperti teriris.
Ada pikiran yang terlintas, yang mengatakan bahwa…. Oh Tuhan aku gak sanggup ngomonginnya…
Ah udah ah even dalam bentuk tulisan pun aku gak berani ngomonginya.
Aku langsung mengambil handphone ku, dan langsung menelpon Panji.
Aku akhirnya menceritakan kejadian dari mulai rencana meet up sampai kejadian horror dan keranda mayat. Dan dia juga mengekspresikan hal yang sama, dia merinding, dan perasaan ngeri seketika menghinggapi nya.
Aku akhirnya meminta nya untuk turut mendoakan Riki, dimana pun apa pun keadaannya.
Yang namanya sahabat, selalu bisa membuat sahabatnya tersenyum kembali. Sejenak aku bisa tertawa kembali karenanya. Kita akhirnya menghentikan obrolan karena waktu magrib telah tiba, dan aku juga harus mandi besar dulu.
Malam itu, aku tak lepas mendoakan Riki.
Aku bahkan sempat mengirim pesan via BBM.
‘dimana pun kamu berada, apa pun keadaan kamu, aku harap kamu maafin kesalahan-kesalahanku. Aku juga udah maafin semua kesalahan kamu’
***
Jujur aku memang belum terlalu lama dekat dan merangkai cerita bersama Riki. Tapi kita benar-benar tidak tahu hati kita akan berlayar kemana. Aku sayang dia, aku gak pengen hal buruk apa pun menimpanya.
Keesokan harinya sampai kemarin, aku membaca cerita seseorang yang juga merupakan tulisan dari kisah hidupnya sendiri. Tanggal 31 Maret, aku akhirnya bertekad untuk melepaskan bebanku selama satu bulan kemarin yang benar-benar Up and Down. Jujur aku sempat trauma beberapa hari setelah itu, contoh nya saat pesanku tidak dibalas-balas oleh Panji, sekelibat pikiran itu kembali masuk, aku ketakutan saat ada orang yang hilang tanpa meninggalkan kabar. Aku takut.
Kerjaku beberapa hari kemarin gak karuan, I lost my soul.
Aku benar-benar down.
Akhirnya, 1 April, di bulan yang baru, aku berfikir juga untuk membuka yang baru. Aku benar-benar berdoa tulus, agar aku bisa membuka lembar baru, cinta kembali hadir di hidupku, mengisi hari-hariku kembali.
Aku ingin kebahagiaanku kembali di April ini. Dimulai dari besok, 3 April, rencana liburan ku bersama sahabat-sahabat ku
Aku harap aku bisa me-reset otakku.
Aku siap untuk membuka hatiku kembali, membiarkan semua kemungkinan masuk kembali dalam hidupku.
Confucius say “it doesn’t matter how slowly you go, as long as you don’t stop”
Aku relakan masa lalu ku, dan aku relakan masa depan menemui ku J
***
Thanks for Reading
Semoga apa pun dan bagaimana pun kamu sekarang, even the worst possibility pun, aku tetep kenang kamu sebagai part of my life. I have forgiven you, i have let all the debt, please forgive me in return
Actually I already don't know how to love. Hahahhah.
Just be calm and let it go Riss, your life will still wait for you.
*I'm envy with that DSLR thingy...I checked my account and that's sucks...T^T
The giving up is the hardest part
He takes you in with her crying eyes
Then all at once you have to say goodbye
Wondering, "Could you stay my love?
Will you wake up by my side?"
No he can't, 'cause he's gone, gone, gone, gone,
gone...
I hope so, tapi ini udah seminggu dia sama sekali ga ada kabar hiks. Ini lupa bawa charger DSLR bete banget lah holiday kamera lupa bawa charger...
@pokemon ada, namanya Rahmat. Tapi aku bodoh banget kmrn kmrn ga ada nanya sosmed dia atau even kontak keluarga atau tmn dia, hiks
Anyway, aku baru dtg di Jakarta udah di bikin kesel sama panji. Dia bodoh banget kesellll. Udah tau landing duluan dia pake lion, trs aku landing jam 8.45 pake garuda, dan dia bodoh nya nunggu di terminal 1. Keseeeeeeel. Akhirnya satu jam baru ketemu dan ini baru otw ke kota tua, mau ketemuan sama syatria, kesellllll. Wasting time banget! @MarioBros @balaka @lulu_75 @Asu12345