It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lma nggak bca ni crita lagi cuma nambah bbrapa kyak ny
~ Jemmy pov ~
Aku menguap lebar, pelajaran hari ini penuh dengan teori dan itu membuatku mengantuk.
"Oi Jem," Okki meyenggol lenganku.
"Emm??"
"Liat si Bobby deh. Gila, pegang-pegang susu nya si Ria lagi tuh."
"Heeehh..." aku tersenyum malas saat melihat kelakuan Bobby.
Padahal dua orang itu sudah punya pacar. Masih aja main belakang.
Ah...main belakang ya.
Aku bertopang dagu.
Apa aku juga sedang main belakang?
Aku merobek satu kertas dari buku tulisku. Merobeknya jadi kecil-kecil lalu membuatnya menjadi bulatan. Setelah aku aku melemparkan bulatan kertas itu ke arah Bobby. Si Okki juga ikutan.
Bobby langsung melotot ke arahku. Spontan aku langsung membuat gerakan seperti meremas dada dengan kedua tanganku. Okki kembali ikut-ikutan. Si Ria hanya cemberut sambil membuang mukanya ke arah lain.
"HAHAHAHAHAHA...." tawaku meledak.
Dasar murahan.
"Jemmy!!!" tegur guruku yang sudah setengah baya.
Beliau melihat lurus kearahku.
Aku langsung mengatur posisi dudukku dengan benar, begitu juga dengan Okki, Bobby dan Ria. Aku bisa mendengar Okki menyalahkanku karena tertawa keras.
Pelajaran kembali berjalan. Aku dan Okki cekikikan pelan.
Yah...tempat duduk di pojok belakang memang bagus untuk kami-kami yang suka berbuat masalah dan keributan. Duduk di barisan tengah atau di barisan depan tidak cocok untuk makhluk semacam kami. Mau makan diam-diam susah, mau baca komik juga susah, main hp apalagi. Dan yang jelas, kalau kami duduk di barisan depan, yang belakang pasti sangat terganggu.
Tuukk...
Aku melihat mejaku yang dilempar bulatan kertas cukup besar. Mia yang melempar itu menunjuk ke jendela.
Huh???
Hanhan terlihat tersenyum sambil melambaikan tangannya pelan. Aku langsung membuka kertas itu. Di dalamnya ada kertas berwarna emas yang membungkus sesuatu.
Coklat...
Sedikit meleleh sih.
Aku tersenyum samar dan langsung memasukkannya kedalam mulutku. Hanhan tersenyum lebar. Aku buru-buru menulis sesuatu di hp ku.
Me : PING !!
Me : lain kali ksh 1 bungkus y
Aku langsung melihat Hanhan yang sibuk dengan hp nya.
Han2 : aq pnya yg sebungkus kok. mw?
Me : mw dong.
Han2 : klo gtu bljr yg rjin
Han2 : nnti br aq ksh.
Me : ok
Aku kembali tersenyum.
Main belakang atau tidak. Kalau itu Hanhan aku tidak akan pernah menyesal.
***
"Mau kemana?" tanya Okki saat melihatku langsung keluar kelas saat pelajaran baru selesai.
"Langsung balik."
Aku langsung melangkah lebar menuju kelas Hanhan. Aku benar-benar ingin melihat wajahnya.
...
...
Atau mungkin lain kali.
Aku memutar langkahku. Berjalan pelan menjauhi kelas itu. Tidak ada yang spesial di sana, hanya ada Hanhan dan ceweknya.
Aku mengacak-acak rambutku kesal. Berapa kalipun aku melihatnya bersama dengan Mega, aku selalu kesal. Aku cemburu. Aku benar-benar cemburu.
~ Hanhan pov ~
"Kenapa kamu tadi pulang duluan?" tanyaku saat Jemmy baru membuka pintu kamar kostnya.
"Oh...seingatku kita nggak ada janji mau pulang bareng kan?!"
Tsk...
"Bukannya aku sudah janji mau ngasih kamu coklat?!"
Tiba-tiba Jemmy menarik tanganku dan menutup pintunya.
"Nggak enak ngobrol di luar," kata Jemmy sambil berlalu menuju meja belajarnya.
Dia mengutak atik laptopnya, mengecilkan volume musik yang dia putar.
...
...
...
"Jem..." aku menjatuhkan diriku ke atas kasur.
"Hmm.....? Apa?"
"Kamu marah sama aku nih?"
Coba aku ingat-ingat apa aku sudah berbuat yang aneh sama dia? Ciuman beberapa hari yang lalu?
Aku menghela nafas...sebenarnya aku tahu kenapa dia marah. Disini akunya yang nggak bisa jujur sama perasaanku sendiri. Aku takut.
"Sudah makan?"
"Huh? Apa?"
"Kamu sudah makan apa belum?" Jemmy mengulangi pertanyaannya.
"Ah itu...sudah. Tadi dirumah."
Sorry aku tadi makan sama Mega di luar.
Sejak kapan aku jadi pembohong?
"Oh ini tadi aku mau ngasih kamu coklat. Kemarin aku baru ke kampung coklat," aku meletakkan sekantong coklat di sampingku.
Jemmy langsung mengambilnya dan memasukkannya ke dalam kulkas.
"Makanan jangan diletakkan di atas tempat tidur. Nanti semutan."
Aku tersenyum.
Omelannya mirip oma.
"Iya omaaaaaaaaaa...."
Aku melihat Jemmy mendengus kesal.
Smile...
Aku berjalan mendekati Jemmy lalu memeluknya dari belakang. Postur Jemmy jelas berbeda dari Mega. Jemmy punya tubuh yang hampir sama tinggi denganku, tubuhnya bidang tanpa tonjolan-tonjolan di depan dada, rambutnya cepak tidak panjang seperti rambutnya Mega, bau tubuhnya juga tidak harum seperti Mega. Tapi entah kenapa aku menyukainya.
"Jemmy...Jemmy...Jemmy..."
Aku masih memeluknya sampai hp ku berbunyi.
Mega...
Aku menempelkan jari telunjukku di bibir. Memberi tanda supaya Jemmy tidak bersuara. Aneh sih...tapi aku tidak mau kalau Mega mendengar suara Jemmy.
"Ya?? Ada apa Ga?"
'Kamu di mana say?'
"Aku diii...rumahnya Ronni. Kenapa?"
Bohong lagi...
'Oh nggak pa-pa sih. Cuma mau denger suaramu aja. Kangen sih.'
"Hahahaha...kan tiap hari juga ketemu say. Ya...aku juga kangen sih."
'Hehehe...'
...
...
...
Panggilan kami berdua terputus. Aku melihat Jemmy yang berdiri didepanku. Jari telunjuknya baru saja memencet layar hpku untuk mengakhiri percakapanku dengan Mega.
"Jeeeemm..."
Uuugghhh...
Brruuugghh...
Tiba-tiba saja dia mendorong tubuhku sampai terjatuh telentang di atas tempat tidurnya.
"Ap..."
Kini Jemmy sudah duduk di pahaku. Dia mencengkeram erat kedua lenganku.
"Jem sakit."
"Kamu ini ngapain ke rumahku kalau ujung-ujungnya cuma pindah tempat buat mesra-mesraan sama pacarmu?!" remasan tangan Jemmy membuat lenganku makin sakit.
"Jem."
"KAMU INI GOBLOK ATAU GIMANA??" bentak Jemmy yang langsung membuatku terdiam, "kamu sedang mainin perasaanku?? Huh?? Tau nggak kalau aku ini sakit hati?? BRENGSEK!!!!"
Aku terdiam.
Jemmy terlihat marah. Wajahnya memerah. Dia sedang emosi. Aku hanya menelan ludah melihat ekspresinya.
Perlahan-lahan aku menariknya ke arahku. Aku memeluknya.
"Sorry. Iya...kamu benar. Ini salahku. Sorry. Kasih aku waktu lagi. Kasih aku waktu sedikit lagi."
Jemmy melepaskan diri dari pelukanku.
"Ngasih waktu buat apa??"
"..."
"..."
"..."
"Nggak bisa njawab kan?!"
Jemmy menatapku tajam. Aku sampai melempar pandanganku ke arah lain.
Sialan...
Aku nggak tahu harus ngomong apa. Waktu....buat apa? Buat mutusin Mega atau nolak Jemmy?
Sekali lagi aku menelan ludah.
"Putusin Mega!! Putusin dia!!!"
Aku menatap Jemmy. Wajahnya nampak putus asa. Aku benar-benar jahat kan...?!
"Aku...aku duluan yang su..." Jemmy menggeleng pelan, "aku duluan yang memperhatikanmu. Aku...Han. AKU. Aku yang pertama."
"Aku tahu," desisku.
Setidaknya ciumannya dulu sudah membuatku sadar gimana perasaannya padaku. Dan aku senang karena Jemmy tidak mengucapkan kata-kata yang bisa membuatku bingung karena belum siap untuk jawabannya.
"AAAAAAAAAAKKKHHHHH..." teriakku kaget karena tiba-tiba Jemmy menggigit lenganku, "APA-APAAN SIH JEM??!!" dengusku kesal.
Jemmy beranjak dariku dan berjalan mendekati mejanya.
Sial...berdarah.
Aku buru-buru mencuci lenganku di kamar mandi.
"Aauu ssshhh...perih."
"Nih..." Jemmy menyodorkan hansaplast, "sakit?"
"Ya sakit lah!! Kamu mau jadi drakula atau apa?? Pakai gigit-gigit segala."
Aku langsung menempelkan hansaplast itu. Tapi masih ada luka gigitan yang tidak tertutup.
"..."
Aku melihat Jemmy yang menunduk.
Aku menghela nafas sebelum mengacak-acak rambutnya.
Jemmy menatapku.
"Ada-ada saja," desisku.
Smile...
Aku memeluk Jemmy. Jemmy juga langsung melingkarkan tangannya.
Dan tidak butuh waktu lama, Jemmy sudah menciumku.
~Author pov~
Tiar menatap Hanhan aneh. Pagi ini Hanhan datang kesekolah dengan memakai jaket tebal yang bagian kerahnya menutupi lehernya. Padahal cuaca pagi itu panas. Ya...beberapa hari ini memang panasnya menggila dan Hanhan pakai jaket tebal??
"Sakit Han?" tanya Tiar.
"Iya nih. Nggak enak badan. Baru kerokan tadi subuh."
Jemmy yang berjalan di samping Hanhan hanya terdiam.
Hanhan menunjukkan bekas kerokan di sekujur lehernya. Belum lagi lengannya.
Tiar menatap Hanhan sebelum tersenyum nakal.
"Sama Mega ya???"
Kedua alis Tiar naik turun menggoda.
"Nggak lah!!" dengus Hanhan sambil melirik Jemmy.
Kali ini Tiar menutup bibirnya.
"Ada yang lain yaaaa..."
Kembali kedua alis Tiar naik turun dengan senyum yang menyebalkan.
Hanhan nampak geregetan melihat temannya itu.
"YA NGGAK LAH!! Kemarin aku digigit lebah yang kepalanya besar banget. Jadi badanku sekarang meriang," dengus Hanhan.
Jemmy menutup bibirnya sekilas.
Tiar ngakak nggak jelas.
"Mana Mega?"
"Mega tadi ketemu sama temennya jadi mereka jalan bareng," sahut Jemmy.
Dan suasananya menjadi aneh. Terutama untuk Hanhan dan Jemmy.
Jemmy dan Hanhan tadi tiba disekolah hampir bersamaan. Jadi Jemmy tahu kemana Mega setelah itu.