It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
~ Jemmy pov ~
Mataku terbuka saat mendengar sayup-sayup musik Like I'm Gonna Lose You yang dinyanyikan Meghan Trainor. Perutku berat. Ternyata Leo sedang tidur sambil memelukku. Perlahan-lahan aku memindahkan tangannya ke sisi yang lain. Tapi tiba-tiba saja dia membuka matanya dan langsung menatapku. Dia menghela nafas sambil mematikan musiknya.
"Aaahh...bateraiku."
Dia buru-buru turun dari tempat tidur untuk mengisi baterai hp nya. Aku langsung mengalihkan pandanganku saat melihat tubuh polosnya. Dengan malas aku menarik selimut untuk menutup tubuh polosku. Udara dingin adalah musuh alamiku.
Saat aku menghadap sisi lain. Tangan Leo melingkar diperutku.
"Bagi selimutnya," katanya pelan.
Dia menarik sedikit selimut ke arahnya.
"Dingin banget," desisnya.
Aku bisa merasakan telapak tangannya yang dingin serta...penisnya yang menempel dilipatan pantatku.
Haaaaa...
Aku menghela nafas.
"Agak jauhan sana!!" tanganku kiriku bergerak kebelakang berniat mendorong perutnya tapi yang aku pegang...
"Jem...satu kali lagi dong."
Uuggh...
"Ming...gir!!!"
Biarpun aku yang memintanya menjauh tapi aku lah yang menjauh. Leo terkekeh pelan. Kini dia yang menguasai selimut itu.
Tanganku meraba-raba bawah bantal untuk mencari rokok dan korek api. Rokoknya ketemu tapi korek apinya tidak ada. Akhirnya aku melempar rokok itu ke lantai.
"Hujannya deras," Leo mengoceh dengan mata tertutup, "aku butuh yang hangat-hang..."
Leo menatapku.
"Apa? Aku nggak mau main lagi. Capek. Lubangku sakit."
"Enggak...bukan itu," Leo beranjak dari tidurnya, "aku belum buatin kamu kopi. Bentar."
Dia berlalu pergi dengan tubuh telanjangnya.
...
...
...
Hahahaha...
"Bego...."
...
...
...
Hari ini aku bolos. Kemarin juga. Dua hari ini aku lari dari Hanhan. Sama seperti aku lari dari Leo dulu. Bukan berarti aku mau lari terus dari Hanhan. Aku cuma belum punya keberanian buat menghadapinya. Dan lagi...aku tidak tahu harus memasang wajah seperti apa saat bertemu dengannya nanti.
Aku tengkurap sambil mengecek hpku. Hanya ada bbm dari duo goblok -Okki dan Bobby- yang menanyakan kabarku. Hanhan? Sama sekali tidak menghubungiku. Aku tidak kecewa karena aku sudah tau sifatnya. Gengsi yang terlampau tinggi dan pikiran yang sulit untuk di tebak. Dia memang seperti itu. Daridulu.
Pandanganku mengarah ke jendela yang tertutup tirai. Suara hujannya mulai mereda. Ini hampir jam tujuh. Hanhan pasti sudah berangkat ke sekolah.
"Kopinya Jem...."
Aku melihat Leo yang meletakkan segelas kopi di atas meja.
"..."
"..."
"..."
"Ada apa??" tanya Leo saat menyadari aku terus menatapnya.
Benar...aku harus fokus pada Leo. Dia pacarku. Dia selalu ada untukku. Selalu memperhatikanku. Dia menyayangiku. Dan dia mencintaiku.
Aku tersenyum.
"Mau satu ronde lagi?"
Leo menatapku sambil tersenyum lebar.
"Maauuuu...!!!"
Dan tidak butuh waktu lama...kami...
~ Hanhan pov ~
Aku merapatkan jaketku untuk mengusir dingin yang menyapaku. Kedua mataku menatap air hujan yang turun dengan lebatnya. Aku datang ke sekolah lebih pagi karena takut kehujanan. Tapi sekarang aku terjebak di tempat parkir dengan beberapa anak yang lainnya.
Siaaall....
"Hujannya awet."
Deg...
Aku menatap orang yang ada di sampingku.
Smile...
"Iya..." sahutku.
"Mau lari aja atau mau nunggu?"
Aku kembali memperhatikan hujan itu.
"Nunggu ah Ron. Gila. Basah kuyup sampai seberang sana."
Beberapa anak ada yang nekat berlari keseberang. Bukannya aku anak manja yang nggak mau kena air hujan. Tapi aku nggak suka pakaianku basah saat pelajaran. Bisa masuk angin nanti. Dan pastinya nggak nyaman banget.
Dari kejauhan aku bisa melihat mantanku berjalan menelusuri lorong.
"Kayaknya dia udah nggak dibully."
Aku langsung melihat ke arah lain.
"Bagus dong."
"..."
"..."
"..."
"..."
"... ... ... mungkin aku jahat. Tapi aku se...nang kamu putus dari dia. Dan...Jemmy balikan sama mantannya."
Aku menelan ludah.
Bibirku membentuk garis lurus. Dan dia membuatku harus ingat kejadian dimana Jemmy bilang kalau dia balikan sama mantannya.
"Hmmm..." cuma itu yang keluar dari bibirku.
"Masih marah?"
"Nggak."
"Tapi kamu jadi pendiem banget."
"Masa sih??"
"Iya."
...
...
...
Aku menghela nafas.
Marah atau tidak. Aku tidak tahu. Aku cuma tidak menyangka dia menyetujui ide gilaku secepat itu. Dia itu temanku dan aku juga cuma bercanda. Tapi jawabannya sama sekali bukan sesuatu yang bisa disebut bercanda.
Aku melirik Ronni yang sedang memengang leher belakangnya. Seperti memberi pijatan-pijatan ringan.
"Aku...tidak mau cuma diam. Aku mau kamu tahu gimana perasaanku," katanya pelan tanpa menatapku.
"...Aku...butuh berfikir," sahutku tak kalah pelan, "kamu tahukan aku ini seperti apa?! Aku perlu waktu untuk berpikir dan aku tidak mau kamu terlalu berharap. Lagian aku juga baru patah hati. Jadi..."
"Tenang aja. Aku bisa nunggu kok. Aku ini orang yang santai. Punya banyak waktu."
Pandangan kami bertemu. Aku buru-buru mengalihkan pandangan mataku ke arah lain.
"Se...sejak kapan...?" tanyaku.
"..."
"Sejak kapan?" tanyaku lagi.
"Sejak....sejak....itu mungkin saat kamu bilang dia balikan sama mantannya...?...??...???"
...
Huh...?
"Gimana sih maksudmu?"
???
"Gimana ya..."
Aku kembali melirik Ronni. Dia nampak berfikir untuk menemukan kata-kata yang tepat.
"Hahaha..." aku tertawa pelan.
Dia juga melirik padaku. Kedua ujung bibirnya tertarik ke atas.
"Aku pasti bisa membuatmu suka sama aku."
Huh...
"Sssttt!!!!!" aku melotot kearahnya.
Dia terkekeh.
"Tenang aja. Mereka nggak mungkin denger kok. Hujannya aja lebat gini."
Aku menghela nafas.
Brrruussh...
Aku kaget saat Ronni melempar jaketnya di atas kepalaku.
"Wo....eeee.. basah-basah!!! Aduuhh!! Pelan-pelan!!!"
Tiba-tiba saja pungguku di dorong kedepan dan membuatku harus menerjang air hujan.
"GILAAA!!! Bilang-bilang dong!!! Bikin kaget aja," omelku saat kami sudah sampai di seberang sana.
Sepatu dan kaos kakiku basah. Celana panjangku juga...basah. Cuma bagian bawahnya sih.
Ck...
Ronni hanya terkekeh sambil mengusap-usap rambutnya yang basah. Tetesan air itu turun membasahi wajahnya.
"Aku ke kelas duluan ya. Belum ngerjain PR," katanya sambil berlalu pergi.
Dan aku baru sadar kalau jaketnya masih ada di tanganku.
...
...
...
...
'Aku pasti bisa membuatmu suka sama aku.'
Sinting...
Aku mendekap jaketnya sambil melangkahkan kakiku.
...
Harum...
Hujannya perlahan-lahan mulai reda. Suaranya tidak sekeras tadi. Jauh lebih...lembut.
~~o The end o~~
Hooo...selesai jg. Iya udah selesai. Mau gmn lagi... nambah?? Hahaha...capek..
Aku sengaja bikin ngegantung. Jadi aq pngn kalian berimajinasi sndri gmn kelanjutan. Apa yang terjadi. Krn lbh enak klo kita bisa berimajinasi. Hahahaha...apa Jemmy bakalan sayang ama Leo lagi. Apa si Hanhan bsa ska ama si Ronni.
Banyak yang bilang kalau cinta itu rumit tapi sebenarnya cinta itu sangat sederhana. (wiiihh...tunggu! Aku cuma mau nyoba bikin kata-kata keren. Jngn di ketawain =_= ).
Si Jemmy yg mencintai krn rasa tertarik sama Hanhan. Dimulai dr wajah yg keren. Sifat yg cool2 gmn gtu. Intinya dia itu normal. Rasa sukanya itu muncul seperti org2 kebanyakan.
Si Hanhan...entah kalian itu sadar apa g. Tp sbnrx si hanhan tipe org yg gampang jatuh cinta (ini menurutq sih ._. ) Klo mega bisa sabar d dkt si hanhan. Kemungkinan hanhan bisa ska ama dia dan lupain si jemmy.
Si Leo..tw lah. Cintanya itu tulus. Sekali suka sama org bakalan suka trs. Bisa2 smakin hr rasa skanya makin bertambah..bknx pudar. Tp dia g egois. Dia bisa sngt berkorban untuk kebahagian org yg di sukaix. Klo pnya pcr kyk gni jngn d lepas deh. Susah dapetinx hahaha.. dia g akan ngelirik org lain. D htinya cm ada km. Smpe mati jg cm ada km...tp sekali kehilangan cintanya (misal dia di sakiti smpai sesakit2x..skt bngt smpe kebas rasanya. Parah bngt)...jngn harap bisa mendapatkan cintanya untuk yg kedua kalinya. Tipe setia...dan aq paling ska ama Leo disini...muah2...hoho...
Ronni...nah ini..aq bingung sama karakter ini. Pikiranx g bsa ketebak krn dia emng g mikir apa2. Dia org yg cukup aneh. Klo aku boleh blng...dia ini rasa sukanya timbul krn terbiasa. Perlahan-lahan tp pasti. Jd dia br tw klo ska ama org saat rasa sukanya udah memuncak. Tipe ini susah jatuh cinta. Atau dia emng g sadar klo lg suka ama seseorang haha...
Nah bagaimana denganmu???
Dan....makasih yg udah baca...makasih yg udah sempetin nengok ke sini...makasih yg udah commet...sorry g bsa balas satu2...tp aq ska baca comment kalian...hoooo.... muaaahh...!!!
Bye....
...
...
"...ngun!!!"
...
"BANGUUUUUUUNNN!!!!"
Buugghh...
"SEMPAK!!!" makiku saat merasakan sakit di tendang di pantat.
Aku menatap garang siapa yang membangunkanku dengan kasar. Ooo...pantas saja. Si brengsek Wawan. Kakinya masih berada dipantatku. Rokok yang terselip di bibirnya mengeluarkan asap seperti bom. Dan dia cuma pakai sempak.
"Katanya mau ikut jogging. Buruan bangun!!"
Aku langsung menutup telingaku dengan bantal. Dan sekali lagi aku merasakan tendangan di pantatku. Aku berbalik menatapnya sambil melotot.
"SIAPA JUGA YANG MAU JOGGING??! HALLLOOOWWW....INI MINGGU. MINGGU YANG MENENANGKAN. AKU MAU TI...."
Brrruuuggghh...
Uuugghhh...
Dia melempar wajahku dengan bantal.
Brengsek...
"Jaga mulutmu itu kalau nggak mau aku bikin jadi makin lebar," ancamnya sambil berbalik.
"Cih...."
"Apaan sih ribut-ribut?!"
Mas Adam sudah ada di depan pintu kamarku.
"Mas Wawan nih. Pagi-pagi udah nendang-nendang."
"Ngadu...ngaduuuu...mulut tuh ya!!!"
Aku bersiap melindungi kepalaku saat mas Wawas mengangkat tangannya.
"Wan!! Sana turun!! Jangan mondar-mandir pakai sempak gitu. Nyonya udah ngomel-ngomel daritadi. Katanya mau nganter nyonya ke pasar. Sana!!"
"Kenapa nggak kamu aja sih yang nganterin Dam?!"
Mas Adam mengangkat kedua alisnya.
"Siapa yang kemarin bikin janji?!"
"Ck...mau jogging juga."
Dengan malas si Wawan gila itu pun keluar dari kamarku. Untuk info saja. Kami memanggil ibu kami dengan sebutan nyonya. Dan ayah dengan sebutan tuan. Awalnya cuma buat lucu-lucuan sih tapi lama-lama jadi kebiasaan.
Aku langsung menendang nendang udara seperti sedang menendang mas Wawan.
"Kamu juga jangan mondar-mandir pakai handuk di pinggang doang!!" omelku ke mas Adam.
Mas Adam nyengir sambil berlalu.
Aku hampir saja tidur lagi saat hpku berbunyi.
"Beb...honeyku...cintaku...pujaanku..permataku...nafasku...hidupku...jantung hatiku...aaahhh...pagiiiiiii...muaah...muaaaahhh..." gombalanku seperti biasa.
Aku bisa mendengar suara tawanya.
'Tumben udah bangun.'
"Oohh...aku kan sudah persiapan buat ngangkat telfon darimu sayangku...cintaku..."
Bohong sih. Bangun juga karena tendangan si Wawan sinting tadi.
'Aku mau kerumahmu nih.'
...
...
"Huh??? Ngapaiiinnn??" aku berjingkat kaget.
Jam!!! Jam berapa ini? Jam 6.13.
'Cuma mau main sih.'
"Ini masih pagi beb."
Lagian di rumahku lengkap sama orang-orang bar-bar. Abaikan Tuan dan nyonya. Yang bar-bar cuma kedua orang tadi. Oke mungkin tuan juga termasuk. Dia yang nularin virus bersempak di keluarga ini. Kata nyonya sejak dulu si tuan itu selalu mondar-mandir pakai sempak sebelum mandi dan sesuadah mandi atau sebelum berak dan sesudah berak. Dan baru pakai baju setelah masuk ke kamar. Dan itu menular ke dua anak cowok di keluarga ini. Mereka terbiasa pakai sempak sambil mondar-mandir di dalam rumah dengan santainya dan tidak peduli sama dua cewek cantik di keluarga ini.
'Tapi aku udah otw.'
Aduh...
Aku buru-buru mengambil handuk.
"Oke...aku mandi dulu," kataku sebelum mematikan telfon darinya tanpa sempat mendengar kata-katanya lagi.
Aaaaaaakkk...
Dugdugdugdugdugdugdug....
Aku langsung menggodor pintu kamar mandi.
"Apaan sih?! Baru juga masuk ke kamar mandi," mas Adam muncul masih dengan lilitan handuk dipinggangnya.
"Aku duluan. Pacarku mau main kesini."
Mas Adam tertegun sejenak.
"Si...mungil itu?"
"Vio."
"Oh ya Vio..."
"UDAH SANA CEPET KELUAR!!!" aku langsung menariknya keluar dari kamar mandi.
"Aduh...aku mau berak nih."
Aku melihat tuan yang hanya mengenakan sempak saja. Aku buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Dan gedoran dari tuan pun terdengar keras.
"Yaaaarr....aku duluan dooong...udah nggak tahan ini. Udah diujuuuuung..."
"BENTAAAAAR... ANAK GADISMU MAU KEDATANGAN PACARNYA. TAHAN AJA DULUUUU."
Dugdugdugdugdugdugdugdugdug
"Yaaaar...ini udah diujung. Kebangetan kamu yaaaarr...kalau sampai keluar di celana, aku suruh kamu nyuci sampai bersiiihhh..."
Dugdugdugdugdugdugdugdugdug...!!!
Bodo...
Aku langsung menjalankan ritualku.
Nggak butuh waktu lama aku sudah keluar dari kamar mandi. Si tuan melotot ke arahku dan aku aku bisa nyengir.
"Hehe...silahkan."
Brrraaaakkk....
Pintu kamar mandi langsung ditutup dengan kerasnya.
"Tuan marah kan?! Kamu siiihhh...." mas Adam nampak menikmati bubur instannya didepan tv.
Dia pasti hanya menyikat giginya. Mandinya belum. Untung dia sudah pakai kaos dan celana pendek. Jangan sampai si Vio lihat dia cuma pakai sempak lagi kayak dulu. Tapi kayaknya si Adam ini udah persiapan. Dia juga pasti nggak mau kelihatan cuma pakai sempak doang untuk kedua kalinya.
"Mau gimana lagi. Tuan kan kalau berak setahun. Satu jam belum tentu kelar," dengusku.
Aku menyendok buburnya dan memakannya.
"Asin banget sih. Kamu kasih garam lagi???"
Mas Adam hanya mengangguk.
Aduh...itu pasti Vio...aku buru-buru melahap dua sendok lagi bubur mas Adam sebelum berlari menuju pintu depan. Lupakan pakaian apa yang aku kenakan. Aku hanya memakai kembali pakaianku tadi kok. Kaos oblong sama celana pendek selutut. Jangan tanya baunya. Tentu aja....bau. Aku kalau tidur ngiler lo. Ilerku kemana-mana. Termasuk bajuku ini.
Senyumku merekah. Aduh...cowokku yang sempurna...dengan kulit putih bersihnya. Tubuh mungil indahnya. Bibir merahnya...Mata sipitnya yang menggoda...
Entah sejak kapan aku jadi sangat tergila-gila sama sosok laki-laki yang ada di depanku ini. Yang pasti dia beda dari laki-laki laknat di rumah ini. Abaikan Tuan. Dia malaikat kedua untuku setelah nyonya dirumah ini. Yang laknat hanya dua kakakku.
Dia aku suruh masuk kedalam rumah.
"Makan Vi..." nampaknya si Adam berbasa-basi.
"Udah makan dirumah tadi."
"Oh mau kemana pagi-pagi gini? Ke CFD??"
Vio menatapku.
"Mau ke sana??" tanya Vio padaku.
Aku mengangkat bahu.
"Terserah."
Toh aku nggak punya acara.
"Ya.. itu ide bagus mas," katanya pelan.
"Oke. Kalau gitu aku ganti baju dulu," kataku sebelum berlalu.
Baju-baju.. tentunya aku tidak memilih baju yang ribet. Yang pasti sih nyaman untuk dikenakan. Tidak lupa memakai topi untuk menahan sinar matahari.
Saat aku keluar kamar Vio dan mas Adam hanya saling diam. Tingkah mereka mencurigakan. Mas Adam langsung beranjak dari duduknya.
"Tuan keluar kamar mandi bugil," bisiknya saat melewatiku.
...
...
Vio tidak berani menatapku. Dia kelihatan tidak enak hati. Ya...sorry aja. Celana tuan pasti kena t*i gara-gara aku kelamaan mandi.
Maaf ya Tuan...maaf Vio...kamu harus melihat hal yang...mengerikan. Inilah keluargaku. Inilah rumahku. Jadi kamu harus terbiasa dengan keadaan semerawut disini.
Aku menghela nafas sambil menepuk bahunya.
"Jangan dipikirkan," kataku pelan dan Vio hanya tersenyum, "ayo."
Dia berdiri dan mengikutiku. Kami akan bersenang-senang seharian ini. Aku jadi tidak sabar. Hahahaha...seharian ya...hmmm....he...he...he...he... Otak mesumku langsung jalan.
~whoami pov~
Wooaaahh aku lg yg muncul...hmm...bosen?? Sorry mau nyampah dulu.. hahaha ini buat yang penasaran ama Tiar. Mngkin fansx Tiar?? Emang ada yaa?? Lupain... hahaha
duuh Vioo kamu masuk sarang penyamun.wkwkwk
siap² belok deh
Penggambaran karakternya kuat banget. Tp untuk konfliknya terlalu membosankan hanya seputar hanhan dan jemy saja dan masalah.a cuma itu aja. Selain itu juga khusus tuk penulis.. Kalo menurutku terlalu mudah di provokasi sama pembaca sehingga alurnya gampang ketebak. Tp keseluruhan ok kog thanks tuk tulisan supernya :-)
Cerita yg sangat bgus cm endingnya kek d paksain cepet kelar aj
Cm gpp ada gantung dikit tapi salut dan sangat menghargai udh di kelarin ini cerita
D tunggu karya slanjutnya y