It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Akang_Cunihin
kasihan anton hehehe
@3ll0
hemmm sdh tdk ya liat aja ya...liat aja ch 13 hehehe tp blm q post
@lulu_75
iya uda kebuka maksud si alfa...iya hrs hati2
@Aurora_69
parah gimana hehehe...kasihan si anton hihihi
@JimaeVian_Fujo
iy makin seru...lihat aja ya hehehe msh panjang ceritanya..
@abyyriza
@Otho_WNata92
biarin orang kaya anton tuh gak usah di kasihani harusnya di basmi *smirk*
@JimaeVian_Fujo
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@Tsu_no_YanYan
@yeniariani
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
Adrian dan Saira, istrinya, tidak berhenti tersenyum mendengar cerita Alfa mengenai kisahnya dengan Dimas.
Bagaimana ia terlibat aksi kucing-kucingan dengan cowok manis itu saat pertama kali bertemu, sampai akhirnya ia menjadi guru olahraga di sekolah dan selalu terlibat aksi saling menjahili dengannya.
Akhirnya Adrian tahu alasan dibalik keinginan Alfa mengajar di sana. Ia tidak menyangka adiknya yang terkenal sangat gampang menaklukkan cowok gay dan wanita harus berjuang ekstra keras untuk menaklukkan seorang cowok SMA.
“ Dimas itu langka dan berbeda Mas,” ucap Alfa sambil menikmati tiramisunya.
“Jadi kamu jatuh cinta pada pandangan pertama nih ceritanya? Wah kejadian langka nih, Alfa yang biasa dikejar-kejar cowok gay dan cewek, sekarang malah balik mengejar-ngejar cowok, anak SMA, muridnya sendiri pula,” ledek Saira sambil menyeruput tehnya.
Mendengar ucapan kakak iparnya, membuat wajah Alfa memerah menahan malu.
“Mbak gak tahu betapa mengagumkannya cowok bernama Dimas ini,” balas Alfa membuat Adrian dan istrinya tersenyum takjub. Kelihatannya Alfa benar-benar cinta mati pada Dimas.
“Mas benar-benar gak sangka, kamu bisa segitu jatuh hatinya sama Dimas, dari sekian pacar cowok yang kamu bawa ke aku baru kali ini km serius sama 1 orang ”
“Aku juga gak tahu Mas, pertama kali ketemu dia, aku langsung suka sama dia. Sama sikapnya yang cuek, keras kepala, dan kepribadiannya yang unik,” jelas Alfa panjang lebar,
“Setiap hari, ada aja tingkahnya yang bikin aku gemas.”
“Kamu benar-benar takluk sama cowok itu,” ucap Adrian datar.
“Walaupun aku mengetahui dia menyukai cowok juga kayak aku tetapi sampai sekarang cowok itu susah sekali ditaklukkan Mas.”
“Jadi kamu nyerah?”
“Oh, gak ada kata menyerah dalam kamusku Mas, lihat saja, aku pasti bisa naklukin makhluk keras kepala satu itu,” ucap Alfa yakin sambil menyantap potongan terakhir tiramisunya.
***
Di tempat lain, tepatnya di kamar Dimas, tak henti-hentinya Rio, Zacky dan Gio menggodanya.
Mereka benar-benar tidak menyangka teman mereka yang satu itu bisa menyembunyikan rahasia ini dari mereka bertiga.
“Ehm.. pantes aja. Waktu pertama kali Pak Alfa masuk, lu ketakutan kaya ngelihat setan,” ucap Rio kembali mengingat kejadian itu.
“Kok gak bilang-bilang kita sih Dim?” tanya Zacky.
“Iya nih, nemu cowok cakep mau dinikmatin sendiri,” timpal Rio membuat Dimas mendelik sewot padanya.
“EHEM...Rio sayang awas ya kamu mikir pak alfa lagi...1 bulan aku tidak kasih jatah” sambil Zacky mendelik tajam kepada Rio
“Jangan dong sayang aku kan hanya mengagumi pak alfa”
Rio pun mencium bibir Zacky, Mereka berdua pun mendesah. Dimas dan Gio kesal melihat mereka berdua memukul mereka memakai bantal.
“Hei tempat gue bukan buat melakukan itu” teriak Dimas
“Kalian ini”
Mereka berdua melepaskan ciuman. Muka mereka berdua memerah.
“Dasar kalian ini makanya cari pacar hehehe” kata Rio sambil tersenyum,
“Heeuuhhhhhhhhhhh......................” teriak Dimas dan Gio serempak,
***
Anton berulah. Ia mencari masalah dengan Dimas. Ia sengaja menumpahkan air ke kertas lukis Dimas yang hampir selesai. Tentu saja Dimas mengamuk sejadinya.
Lukisan yang sudah ia buat dengan mengorbankan waktu istirahatnya dirusak begitu saja oleh Anton. Dimas pun membalas menyiramkan air ke wajah Anton.
Perkelahianpun tidak bisa dihindari. Kedua cowok itu saling sikut dan saling adu kekuatan. Kelas berantakan, kedua cowok itupun tak kalah berantakan. Pakaian dan rambut mereka berantakan tidak karuan.
“Sebenarnya kalian ini murid SMA apa preman pasar?” tanya Pak Jodi pada kedua cowok itu.
Guru-guru yang kebetulan tidak ada jadwal mengajar memperhatikan kedua cowok itu,
termasuk Alfa.
Jika guru lain yang memperhatikan, Dimas dan Anton tidak mau ambil pusing, namun karena ada Alfa, membuat kedua cowok itu agak sedikit malu.
“Ini bukan salah saya Pak, dia yang mulai,” Dimas membela diri.
“Enak aja.. saya gak sengaja Pak, saya udah bilang berkali-kali, kaki saya kesandung makanya air itu tumpah deh ke gambarnya dia,” Anton tidak mau kalah membuat Dimas geram dan ingin sekali memukul cowok nyebelin itu.
“Dasar pembohong, jelas-jelas lu sengaja numpahin air itu.”
“Apa lu bilang?” kedua cowok itu siap berperang kembali, dan tanpa sadar Dimas melepaskan cengkeraman tangannya dari seragamnya, bersiap memukul Anton.
Alfa yang menyadari baju Dimas terbuka dan menampakkan dada bidangnya yang putih itupun berjalan kearah Dimas dan menyampirkan jaketnya ke tubuh Dimas.
Membuat cowok manis itu dan semua orang yang ada disana membelalak kaget.
Tanpa banyak bicara Alfa keluar dari ruangan itu. Dimas masih terlalu terkejut dengan tindakan Alfa, namun akhirnya ia mengenakan jaket yang diberikan Alfa dan mengancingkannya dengan rapat.
Anton yang juga sama terkejutnya semakin bertambah kemarahannya.
“Sudah, Bapak tidak mau tahu siapa yang salah, siapa yang benar. Untungnya Pak Adrian tidak ada di sini, jadi kita selesaikan saja semuanya. Dimas, Bapak kasih kamu waktu sampai besok untuk mengumpulkan tugas itu. Tapi kalian berdua tetap akan dapat hukuman.
“Bersihkan semua sampah yang ada di sekolah ini saat pulang sekolah nanti,” perintah Pak Jodi memutuskan perkara itu. keduanya hanya bisa pasrah menerima hukuman mereka.
Namun tetap masih ada permusuhan di mata keduanya.
“Kalian boleh kembali ke kelas,” perintah Pak Jodi, dan keduanyapun melangkah keluar.
Dalam perjalanan kembali ke kelas, Anton kembali mencari masalah, dengan sengaja ia menyikut Dimas yang ada di depannya. Dimas yang sudah malas berurusan dengan cowok
itupun hanya menghela nafas kesal.
***
“Pak Alfa,” panggil Dimas saat pria itu akan masuk ke dalam mobilnya.
“Wah, tumben nih trouble maker manggil saya dengan sopan,” ledek Alfa membuat Dimas cemberut.
“Udah deh.. saya cuma mau balikin jaket Bapak,” ucap Dimas sambil melepaskan jaketnya dan menyerahkannya pada Alfa.
“Pakai aja,” ucap Alfa sambil memakaikan kembali jaket itu pada Dimas,
Tanpa sadar Dimas mencium aroma dari jaket pak Alfa.
“Jadi gini ya baunya si monster itu, sangat menenangkan “ kata Dimas di dalam hatinya.
“Ayo saya antar pulang,” Alfa menarik tangan Dimas dan mendorongnya masuk ke dalam mobil. Dimas yang ditarik tiba-tiba hanya bisa berteriak protes tanpa bisa melawan.
Selama perjalanan mereka hanya saling diam. Untuk mengisi kekosongan, Alfa menyetel musik di audio playernya.
Alunan instrumental dari Yiruma terasa menenangkan suasana
yang cukup hening itu.
Dengan tenang Dimas mendengarkan sambil sesekali memejamkan matanya menghayati nada-nada merdu itu.
“Rumah kamu dimana Dimas?” suara Alfa membuyarkan konsentrasi Dimas.
“Hah?” tanyanya bingung.
“Rumah kamu dimana?” tanya Alfa sekali lagi.
“Oh, di Komplek Jati Asih,” jawab Dimas kemudian memfokuskan pandangannya menatap lurus ke depan.
“Jati Asih?” gumam Alfa seolah ia pernah mendengar nama tempat itu, “Jati Asih! Jadi rumah kamu disitu?” pekik Alfa tiba-tiba mengagetkan Dimas.
“Iya, tapi jangan teriak-teriak gitu dong Pak?”
“Hah...” Alfa mendesah sambil tersenyum. Komplek Jati Asih, itu adalah tempat dimana pertama kali Alfa dan Dimas bertemu.
Tempat kejadian perkara kaleng soda itu bermula. Pantas saja saat itu Alfa sulit menemukan Dimas karena medan pertempuran adalah wilayah musuh. Kenyataan yang menggelikan itu membuat Alfa menahan tawanya.
“Kenapa sih? Kesambet ya?” tanya Dimas curiga.
“Kamu benar-benar gak ingat?” tanya Alfa sambil menatap Dimas sekilas. Dimas menggeleng pertanda tidak mengerti makna pembicaraan Alfa.
“Dimas..Dimas.. kamu itu cepat banget ya melupakan hal-hal yang terjadi dalam hidup kamu?” ucap Alfa geli semakin membuat Dimas bingung.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di komplek Jati Asih. Alfa pun membawa Dimas ke tempat dimana mereka pertama kali
bertemu.
“Kamu ingat tempat ini?” tanya Alfa. Dimas mengerutkan dahinya semakin bingung.
“Ya ingat lah, inikan jalan mau ke rumah saya,” balas Dimas.
“Dimas, ini tempat pertama kali kita ketemu!” jelas Alfa, Dimas pun seketika terpekik sambil menutup mulutnya agar tidak menjerit kaget.
“Ingatan fotografis kamu payah,” ledek Alfa.
Dimas memandangi Alfa. Ia tidak habis pikir pada Alfa. Sebegitu sukanya kah Alfa pada dirinya.
Bahkan tempat pertama kali mereka bertemu saja, masih ia ingat dengan jelas.
Dimas bahkan tidak peduli sama sekali. Yang ia ingat dari pertemuan pertama mereka adalah bahwa ia menendang kaleng soda hingga menimbulkan perang berkepanjangan antara mereka.
Untunglah perang itu sudah berakhir, jadi ia bisa bernafas lega, karena Alfa tidak akan membalasnya lagi.
“Emang, sebegitu penting ya?” tanya Dimas.
Alfa memandang tajam ke arah Dimas, “Sangat, bagi saya,” balas Alfa begitu serius membuat muka Dimas bersemu merah kemudian menelan ludah mengatasi rasa gugupnya karena tatapan Alfa.
BERSAMBUNG
tapi memang benar sih kkkkk
Nanggung akh....
*Mewek Sambil Netek*
Nanggung akh....
*Mewek Sambil Netek*