It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1. Aku kan bingung mengubah cerita novel ini karena ceritanya straight jd bingung konfliknya bagaimana ya udhlah konfliknya begini aja untuk ch sekarang dan konfliknya aku tdk mau berkepanjangan krn q tdk terlalu suka ya gitulah jd maaf ya klu misal ad yg mengganggap terlalu mengada-ngada mimpi...ini hanya sebatas imajinasi aku harap maklum ya
2. karena kakak q pernah ketahuan aku baca ginian kita canggung dan dia blg ortu q hadeeeh....tetapi masalahnya udh selesai sih dan kita tdk canggung lg kembali bromance hahahaha.
sekian ya curhatan aku
Mention kasih komentar atau pendapat ya guyz...kasih banyak komentar atau like ya krn itu sangat berarti guzy untu bwt q semangat...bikin q cepat post cerita jika kalian byk kasih komentar dan like ya..semakin byk ksh like dan komentar q post ceritanya makin cepat hehehe...
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@Tsu_no_YanYan
@yeniariani
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@sn_nickname
Pagi itu Dimas merutuki dirinya sendiri yang kesiangan. Jika sampai ia terlambat maka bisa dipastikan ia tidak akan diizinkan ikut ujian. Dengan sekuat tenaga ia berlari di sepanjang koridor sekolah.
“Ini semua gara-gara Pak Alfa,” kutuk Dimas sepanjang jalan.
Kalau saja Alfa tidak meminta menemaninya, maka Dimas tidak perlu begadang semalaman untuk belajar dan ia tidak akan kesiangan seperti ini.
“Dasar Monster nyebelin.....” teriak Dimas sambil mempercepat larinya.
Dengan nafas terengah-engah Dimas akhirnya sampai di kelas. Namun betapa kagetnya Dimas saat masuk kelas, bukannya pak Toto yang duduk di kursi guru, justru Alfa yang duduk dengan santainya.
“Kamu terlambat Dimas,” ucap Alfa sambil mengedipkan sebelah matanya dengan cepat membuat Dimas menganga tak percaya.
“Loh kok..”
“Duduk,” perintah Alfa. Dan dengan wajah yang masih bingung Dimas berjalan ke kursinya.
“Pak Toto gak masuk, jadi digantiin sama Pak Alfa, ulangannya di tunda,” jelas Rio begitu Dimas duduk di kursinya.
“Apa?” teriak Dimas membuat Rio terkejut dan memukul bahu Dimas karena ia berteriak tepat di telinga Rio.
“Kira-kira dong teriaknya Dim,” protes Rio, namun Dimas tidak menghiraukannya dan malah menatap Alfa yang tengah tersenyum manis.
“Sialan, gue udah mati-matian begadang, dia seenaknya aja ngegantiin Pak Toto,” maki Dimas dalam hati karena ia tahu ini pasti salah satu dari tindakan Alfa yang memang
disengaja.
Saat jam istirahat, anak-anak ramai berkumpul di depan Mading. Mereka terlihat begitu antusias melihat berita apapun itu yang ada di sana. Karena penasaran, Dimas pun ikut melihat ke Mading.
Dan betapa terkejutnya Dimas karena beberapa foto dirinya dan Alfa terpajang sebagai hotnews di sana.
Foto itu kelihatannya diambil saat kejadian kemarin siang, saat Alfa memaksa Dimas menemaninya. Dimas pun melihat tulisan di bawah Foto.
“Apakah mereka pacaran??” “ Apakah mereka pasangan gay?”
Dimas pun mengepalkan tangannya menahan kemarahan.
“Siapa sih yang memasang berita semacam ini?” “Jangan-jangan Anton?” Batin Dimas dalam hati.
Teman-teman Dimas pun menyeret Dimas beserta lainnya mengikuti ke kelas mereka.
“Apa itu benar Dimas??” “Kamu sama Pak Alfa Gay ?” Tanya Dido
Dimas pun terdiam. Keringat pun mengucur di dahinya. Anton pun menyeringai kesenangan melihat muka Dimas pucat.
“Hei Dimas jawab!!”. Teriak perempuan di kelas Dimas.
Dimas pun menatap sahabat di kelasnya.
“Iya Aku Gay. Maafkan aku teman-teman aku....tolong jangan benci aku”.
Dimas pun mengeluarkan air mata. Teman-teman lain pun memeluk Dimas.
“Tidak apa-apa Dimas. Walaupun kamu Gay tapi kami sahabatmu Dimas “ jawab teman-teman kelas Dimas”. Jawab Dido
Perempuan lain pun tersenyum.
“Maaf ya kami teriak Dimas. Kami tidak membencimu kok Dimas. Kamu sahabat kami walau kamu nyebelin banget”jawab Nora.
“Tapi apakah Pak Alfa Gay? Terus apa kalian pacaran?” tanya Nora
“Tidak tahu. Kebetulan Pak Alfa minta ditemani karena tidak ada temannya “.
“Maafkan aku teman-teman aku membohongi kalian “ kata Dimas di dalam hati.
Dimas pun tersenyum haru karena beruntung mempunyai teman sekelas seperti mereka.
“Kami juga gay dan juga kami udah pacaran” jawab Rio dan Za
Teman-teman pun menganga tidak percaya dan mereka pun tertawa bersama-sama.
“Tidak nyangka Rio dan Zacky gay dan pacaran lagi “
“Iya hahahaha”
“Ehem. Perlu diketahui Aku tidak Gay guyz” Jawab Gio.
“Alah, nanti lu belok juga Gio gue yakin itu” kata Zacky.
Gio pun menjitak kepala Zacky “sialan lu”
“Aku juga gay “teriak Budi
“Hei Budi “ teriak Anton
Anton pun menghela nafas “Aku juga Gay “
"Kenapa jadi begini sih, aku kira Dimas dibenci sama anak sekelas ternyata..."batin Anton sambil menahan kemarahannya.
“HAHAHA banyak gay ternnyata wkwkwkwk “
Teman-teman sekelas Dimas pun tertawa bersama
“Dim, lu dipanggil ke ruang guru sekarang juga,” tiba-tiba Fika, sekretaris kelas Dimas menghampirinya. Dimas memandang sahabatnya sekelas bergantian. Ia tidak takut ataupun panik, karena ia sudah menduga ini pasti akan terjadi.
“Gue pergi dulu ya,” pamit Dimas pada Teman sekelasnya, dan dibalas anggukan oleh mereka.
***
Sesampainya di ruangan itu, para guru sudah berkumpul. Bahkan Adrian pun ikut hadir di sidang itu. Alfa sudah hadir lebih dulu.
Dimas pun memasuki ruangan yang sudah memendarkan hawa panas. Ia duduk di kursi yang sudah disediakan. Bersebelahan dengan Alfa.
Alfa tersenyum menenangkan, walaupun itu sebenarnya tidak perlu, karena Dimas sama sekali tidak takut.
“Pak Alfa, apa maksud foto-foto yang tertempel di Mading itu?” tanya Bu Mega selaku wakil kepala sekolah.
“Baiklah saya mengakui saya itu suka sesama jenis sama sekali tidak ada maksud apa-apa. Saya hanya meminta Dimas menemani saya mengisi waktu luang. Apa itu salah?” Alfa balas bertanya.
Dimas pun terkejut dan menatap Pak Alfa “Pak Alfa!”
Alfa pun hanya tersenyum melihat Dimas
Bu Mega pun terkejut dan guru-guru lain terkejut terutama Bu Rani. Adrian pun menatap tenang Adiknya.
“Tetapi tenang saja saya hanya sebatas guru magang. Sebentar lagi saya akan keluar kan ada beberapa orang jijik terhadap hal ini. “ jawab Alfa dengan nada tenang
“Bagaimana ini Pak Adrian ?” tanya Bu Mega
“Ya memang Adik saya itu gay tetapi itu tidak masalah karena keluarga kami mengetahui bahwa adik saya memang suka sesama jenis.
Untuk masalah ini jika Pak Alfa tidak mempermalukan nama sekolah ini, kurasa tidak masalah tetapi jika sampai hal ini menimbulkan konflik dengan sangat terpaksa saya akan menindak tegas hal itu.” jawab Adrian dengan nada bijak.
Bu Mega beserta Guru lain setuju mengangguk tetapi Bu Rani menangis tetapi dia menahannya karena malu dilihat guru lain
“Dan Saya ingin tanya sekali lagi, apa hubungan antara kalian?” tanya Adrian untuk terakhir kalinya memandang Alfa dan Dimas bergantian. Keduanya pun beradu pandang cukup lama.
Hingga akhirnya Alfa menghela nafas pendek dan menjawab rasa penasaran semua orang.
“Sejauh ini masih sebatas guru dan murid, tapi ke depannya...” Alfa menggantung ucapannya membuat semua orang bertanya-tanya, termasuk Dimas.
Wajah Dimas yang kebingungan tergambar jelas. Ia menatap Alfa cukup lama untuk mengetahui apa maksud ucapannya barusan.
Namun Alfa hanya tersenyum simpul. Kasuspun di tutup. Alfa dan Dimas diijinkan untuk kembali ke aktifitas masing-masing.
Namun dalam perjalanannya kembali ke kelas, Dimas terus memikirkan makna ucapan Alfa yang menggantung.
Jika ia bilang saat ini hubungan mereka hanya sebatas guru dan murid, akankah? Mungkinkah? Dimas mulai berspekulasi memikirkan kemungkinan yang ada.
Walau kemungkinan itu hanya satu, dan sangat tergambar dengan jelas melalui tindakan dan ucapan Alfa.
***
“Dimas.........” panggil Alfa saat cowok manis itu keluar dari gerbang sekolah. Dimas mendesah, ia tidak ingin ada masalah lagi yang timbul karena kedekatan mereka.
“Pak Alfa kenapa Bapak mengatakan hal itu kepada guru-guru sih? Aku sudah mengatakan aku Gay kepada teman sekelas aku tetapi aku berbohong tentang Bapak karena.....
Ucapan Dimas terputus ketika Pak Alfa membungkam mulut cowok manis itu dengan telapak tangannya
“Iya aku tahu, tapi aku tidak bisa menyembunyikan hal ini kepada orang lain untuk masalah teman sekelas kamu tanpa kamu mengatakannya nanti akan segera ketahuan kok “ kata Alfa sambil tersenyum.
BLUSH
Muka Dimas bersemu merah lagi ketika Pak Alfa tersenyum seperti itu lagi
“Ayo, saya antar pulang, ada yang mau saya omongin sama kamu,” Alfa menarik tangan Dimas namun segera ditepis cowok manis itu.
“Saya bisa naik sendiri,” balas Dimas ketus untuk menutupi kegugupannya sambil melangkah masuk ke dalam mobil. Alfa tersenyum melihat sikap waspada cowok manis itu.
“Apa yang mau diomongin?” tanya Dimas saat mereka sudah meluncur pergi.
“Minggu ini kamu ada acara?” tanya Alfa kemudian.
“Ehm. Gak. Emang kenapa?”
“Bagus, minggu jam sepuluh pagi, saya akan jemput kamu di rumah, ok!”
“Kenapa?” tanya Dimas bingung.
“Saya mau ajak kamu ke suatu tempat.”
“Kemana?”
“Rahasia Dimas, nanti kamu akan tahu.”
“Gak bisa gitu dong, saya harus tahu. Kalau Bapak mau macam-macam kan, saya bisa antisipasi,” ucap Dimas curiga.
“Memangnya saya mau apa-apain kamu?” tanya Alfa gemas sambil memegang kepala Dimas lembut. Dengan segera Dimas menjauhkan kepalanya dari genggaman Alfa.
“Kenapa sih, kamu selalu menghindar kalau saya pegang kepala kamu?” tanya Alfa penasaran.
“Saya paling gak suka ada orang yang pegang kepala saya. Cuma orang tua saya yang boleh ngelakuin itu, karena mereka masih biayain saya,” jelas Dimas.
“Dan di Thailand, kepala itu dianggap suci, jadi gak boleh seenaknya megangin kepala orang,” sambung Dimas membuat Alfa geleng-geleng kepala
“Memangnya ini Thailand? Memangnya kamu orang Thailand?”
“Saya emang bukan orang Thailand, tapi saya lahirnya di Thailand,” jelas Dimas lagi.
“Apa?” tanya Dimas saat Alfa memandanginya dengan mulut ternganga.
“Saya gak peduli kamu lahir dimana, yang pasti minggu besok jam sepuluh saat saya jemput kamu, kamu harus sudah siap, ok!” perintah Alfa pada cowok manis itu saat sudah tiba di depan rumah Dimas.
Dimas hanya mendengus sebal menggembungkan pipinya yang putih sehingga terlihat imut di mata Alfa, kemudian keluar dari mobil dan segera berlalu dari pandangan Alfa memasuki rumahnya.
BERSAMBUNG
Lanjut.
Lanjut.
Lanjut.
smuanya trbongkar..jdi kyak ga real bngt.imajinasiku jdi trganggu.hehe
tpi tetap smngat buat ts ny.. @freeefujoushi
@Akang_Cunihin
iya menurutku q memaksakan tp q ingin semuanya terbongkar hehehhehe maaaf ya soalnya ceritanya msh belasan chapter lg klu q tambah konflik itu dan tdk slesai bs hampir 20 chapter lg hehehehe
@rizal_91leonardus
@Rars_Di
gpp sih critanya pnjang.
yg pnting ngalir aja
biar kesan realny dapat ..
klau pun mau diprsingkt , jngan lngsung ketauan sama bnyak orang..jdi gmna gitu.. @freeefujoushi .
tpi blik lgi.itu trserah ts krn kmi hnya reader aja just conment doang
gpp sih critanya pnjang.
yg pnting ngalir aja
biar kesan realny dapat ..
klau pun mau diprsingkt , jngan lngsung ketauan sama bnyak orang..jdi gmna gitu.. @freeefujoushi .
tpi blik lgi.itu trserah ts krn kmi hnya reader aja just conment doang
@lulu_75
sorrry q baca q kok kyk memaksa ya kurang greget...tapi q males ceritanya pjg bgt hehehehe ....iya mereka tetap keren hehehe
@abyyriza
sorrry ya part ini mengecewakan iya q sbenarnya ide dr awal ingin konflik ini slesainya sampai ch 17 bag dimas dijauhi teman sekelasnya bahkan dibully tp nanti kepanjangan bgt takutnya q tdk bs tamatin cerita ini hehehe dan chapter cerita ini msh byk bgt jd q pingin konflik bag itu slesai hehehe...
its okay justru q senang kalian kasih komentar hehehe drpada kakak q dia hanya ketawa dan blg ini basi ceritanya ckckck..rese tuh org jd tdk semangat
@rizal_91leonardus