It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sn_nickname
jangan bilang alfa ngajak dimas liburan karena setelah itu alfa bakal pergi jauh #tebakasal hehehehe
@gilang22
Ayo Arya kmu bawa kmna tuh anak cowok orang? jngn kmu apa2in si Dimasnya.
Lanjut bgaimana crita slnjutnya stlh mrka ketahuan @freeefujoushi
Ayo Arya kmu bawa kmna tuh anak cowok orang? jngn kmu apa2in si Dimasnya.
Lanjut bgaimana crita slnjutnya stlh mrka ketahuan @freeefujoushi
namanya alfa bkn arya hehehhehe......lihat aja ya
@Aurora_69
jdi critanya d perpendek dong? @freeefujoushi
jdi critanya d perpendek dong? @freeefujoushi
@Aurora_69
Mention kasih komentar atau pendapat ya guyz...kasih banyak komentar atau like ya krn itu sangat berarti guzy untu bwt q semangat...bikin q cepat post cerita jika kalian byk kasih komentar dan like ya..semakin byk ksh like dan komentar q post ceritanya makin cepat hehehe...
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@Tsu_no_YanYan
@yeniariani
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@littlemark04
“Minggu jam sepuluh pagi, saya akan jemput kamu di rumah.”
Kata –kata Alfa terus terngiang di telinga Dimas. Alfa mengajaknya kencan, ya kencan.
Seorang pria mengajak keluar bersama Dimas di hari Minggu, apalagi namanya kalau bukan kencan, masa mau kerja bakti.
Wajah Dimas tidak berhenti bersemu merah memikirkannya.
Ini adalah kencan pertamanya.
Selama ini Dimas punya banyak teman lelaki, tetapi tidak ada yang lebih dari sekedar teman. Dan belum pernah ada yang secara resmi mengajaknya keluar.
Walau ia dan Alfa sudah beberapa kali pergi bersama, namun tetap saja menantikan hari Minggu tiba, membuat jantung Dimas berdebar tidak karuan.
Selepas makan malam Dimas langsung berlari ke kamarnya. Dimas berdiri di depan cermin. Ia mengeluarkan semua pakaian terbaiknya.
Mencoba memadu padankan pakaian yang cocok, yang tidak akan membuatnya malu, dan membuatnya terlihat cakep di mata Alfa.
Dimas pun merapikan rambutnya yang terlihat lebih pendek setelah dia potong di salon kemarin dengan poni miring ke kanan membuat Dimas terlihat lebih manis dari biasanya
Ia tersenyum sendiri memperhatikan dirinya yang bergaya di depan cermin. Dan tiba-tiba ia disadarkan oleh bagian dirinya yang lain.
“Stop Dimas, apa-apaan sih! Ini tuh bukan apa-apa. Hanya sekedar jalan bareng, please, deh jangan berlebihan,” satu bagian kecil di otaknya mengingatkan.
Sejenak Dimas terpaku menatap dirinya.
Lalu suara lain muncul di kepalanya, “Gak ada salahnya menjadi sedikit berbeda Dimas. Ini kencan pertama kamu, jangan sampai kamu mengecewakan Alfa dan diri kamu sendiri,”
“Tapi coba lihat diri kamu, bergaya seperti ini bukan diri kamu, be your self Dimas,” perintah suara satunya kembali.
“But it’s the first time in your life Dimas tidak ada salahnya menjadi sesuatu yang spesial di saat istimewa kamu,” balas suara satunya lagi.
Kedua suara itu terus berdebat di benak Dimas, membuat kepalanya pusing.
“Stop...” jeritnya menghentikan suara-suara aneh yang muncul di kepalanya. “Cuma ada satu jalan untuk masalah ini,” ucapnya tegas.
“TIDUR!!!!!” dan Dimas pun segera menghempaskan tubuhnya ke kasur tak peduli dengan pakaian-pakaian yang masih berantakan di lantai dan di kasurnya.
***
Tepat pukul setengah sepuluh pagi Dimas sudah rapi . Ia menunggu kedatangan Alfa di ruang tamu, sambil sesekali melirik ke jendela untuk memastikan kedatangan Alfa.
Mama dan Papanya yang duduk di ruang TV terlihat heran dengan putra mereka itu.
Tidak biasanya si monster tidur itu sudah rapi di hari libur. Biasaya Dimas masih berkutat dengan bantal, guling dan perlengkapan tidurnya. Namun kali ini ia terlihat sangat berbeda.
Mamanya yang heran dengan perubahan Dimas pun mendekatinya dan mulai meledek Dimas.
“Duh, anak Mama, pagi-pagi udah rapi, mau kemana nih, mau kencan ya?” ledek mamanya membuat Dimas malu.
Papa Dimas yang tengah asyik menonton tv pun mau tidak mau ikut tersenyum.
“Mama..apaan sih,” dengan muka Dimas yang memerah.
“Kenalin dong...” bujuk mamanya manja membuat Dimas bertambah malu.
Untungnya tak berapa lama, mobil Alfa tiba. Dengan cepat Dimas berlari menuju pintu depan, namun beberapa detik kemudian ia kembali.
“Dimas pergi dulu ya Ma,” ucap Dimas berpamitan sambil mencium pipi mamanya.
“Papa Dimas pergi dulu,” teriak Dimas pada sang papa dan segera berlari keluar rumah.
Begitu Dimas berada di luar, Alfa sudah berdiri di samping mobilnya menunggu kedatangan cowok manis itu.
Dimas berjalan perlahan mendekati Alfa. Alfa tersenyum takjub, terpesona melihat penampilan Dimas.
Ia mengenakan kemeja biru , dipadukan dengan celana jeans, sepatu hitam. Dimas pun tidak lupa memakai topi hitam. Wajah Dimas yang putih bersih menambahkan keimutannya.
“Kamu tampan dan manis sekali hari ini,” puji Alfa membuat pipi Dimas bersemu merah.
“Udah ah, ayo pergi,” ucap Dimas mengalihkan perhatian.
Alfa pun segera membukakan pintu mobil dan mempersilahkan cowok manis itu masuk.
Tanpa setahu mereka, Mama Dimas sejak tadi ternyata telah memperhatikan mereka. Mamanya tersenyum melihat Dimas akhirnya mulai menunjukkan ketertarikan sosial.
Mama Dimas dapat melihat sepertinya Alfa adalah orang yang bertanggung jawab dan terlihat sangat mengagumi Dimas. Ia yakin Alfa akan menjaga Dimas dengan baik.
“Kelihatannya dia baik, tampan lagi,” puji mamanya setelah memastikan mobil Alfa telah pergi.
***
Berkali-kali Dimas mendapati Alfa melirik ke arahnya, membuatnya merasa tidak nyaman.
Dan Dimas masih menebak-nebak kemana tujuan mereka sebenarnya.
Jika ini adalah kencan pertamanya, ia ingin Alfa membawanya ke tempat yang menyenangkan.
Walau tidak ke tempat yang romantis, paling tidak tempat itu tidak akan membuat Dimas mati kebosanan.
“Kita mau ke pantai ya?” tebak Dimas dengan suara histeris saat ia menyadari bahwa sebagian besar pasangan pasti akan memilih pantai sebagai tempat kencan romantis.
“Apa?” balas Alfa bingung, “Enggak kok. Memang kenapa kalau kita ke pantai?”
Dimas memainkan bibirnya, ragu untuk menjawab, “Saya gak suka pantai,”
“Loh kenapa? Bukannya semua orang suka pantai?” tanya Alfa terkejut mendengar pengakuan Dimas.
“Saya trauma sama pantai. Waktu umur sepuluh tahun hampir tenggelam keseret ombak, sampai sekarang bahkan saya gak berani buat masuk ke kolam yang airnya lebih tinggi
daripada saya, bahasa kerennya, saya gak bisa berenang, karena trauma.”
“Ya dilawan dong rasa takut kamu. Pantai itu tempat yang asik loh. Mau saya ajarin berenang?” goda Alfa.
“No Thank’s. Saya cukup puas cuma nyemplung-nyemplung di kolam bebek,”.
Percakapan mereka terhenti dan kembali keduanya fokus menatap jalanan panjang di depannya.
Setelah menghabiskan waktu empat puluh lima menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
Dan kembali Dimas dibuat terkejut, saat mengetahui tempat yang mereka kunjungi.
“Hah? Kebun Binatang!” pekik Dimas dengan mata terbelalak kaget.
“Iya, ayo masuk,” ucap Alfa tanpa banyak bicara dan menarik Dimas masuk ke tempat itu.
BERSAMBUNG
@gilang22