It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*Aku mencintaimu sekarang, besok dan selamanya*
“Kamu ingin aku berhenti?” Pemuda dengan mata hitam bening itu bertanya dengan nada lirih, terlalu kentara dengan gairah yang tak surut. Sebesar apapun gairah yang ada padanya tak akan mampu mengalahkan rasa sakit yang ikut menderanya saat melihat pemuda manis yang ada di bawahnya mengernyit menahan sakit bahkan dia mampu melihat pemuda pemilik mata abu-abu itu terus terpejam seolah saat mata itu terbuka buta akan langsung menderanya.
Kesal, itu yang di rasakan pemuda dengan rambut acak-acakkannya, kenapa dia dengan gampangnya menyetujui taruhan gila yang di usulkan si pemuda manis padanya. Bahkan sekarang dia mengutuk dirinya karena tanpa sadar dia telah melukai kekasihnya. Kekasih yang teramat ia cinta dengan segenap jiwa.
Dengan perlahan mata abu-abu itu terbuka menampakkan mata indah sang pemiliknya dan nihil yang di dapatkan hanya gelengan. Ya gelengan penolakan, tentu saja sakit itu teramat melukai si pemuda manis tapi hasrat kekasihnya membuat ia mampu menahan perih di di sekujur tubuhnya yang telah ikut kena imbasnya.
“De..” Pemuda manis itu memanggil kekasihnya dengan suara serak yang mampu membuat kekasihnya merinding antara hasrat dan menahan diri.
“Masukkan dan cium aku!” Itu adalah permintaan sekaligus perintah yang tak mampu untuk di bantah lagi, Pemuda dengan mata hitam itu sangat tahu bagaimana keras kepalanya pemuda yang sudah memiliki separuh jiwanya ini jadi jika dia berkata satu maka akan tetap satu. Tak akan ada dua atau tiga yang mengirinya.
Ragu bahkan sangat ragu.
“Al..” Entah sebutan nama kekasihnya ia lontarkan hanya untuk memperlambat waktu atau hanya sekedar untuk mengusir keraguan yang menderanya.
“Hmm” Pemuda itu bergumam untuk menjawab, terlihat menggeliat tak nyaman di bawah dekapan kekasihnya. Mata bulat dengan warna abu itu terbuka, menandakan tak sabarnya akan aksi yang akan terjadi selanjutnya.
“Jangan pernah meminta hal itu pada orang lain, janjilah padaku!” Aneh, sungguh aneh ia meminta hal seabsurd itu pada pemuda yang telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengannya jadi dia tentu sangat tahu pemuda manis itu bukanlah orang yang akan mengumbar tubuhnya pada orang lain. Tapi siapapun yang menatap matanya akan tahu kalau permintaan yang ia lontarkan itu hanya semata untuk menghibur kesakitan yang di derita kekasihnya.
Pemuda manis itu tersenyum dengan lesung pipi yang terlihat jelas.
Anggukan yang di terimanya membuat pemuda bermata hitam itu sadar kalau inilah saatnya dan ciuman yang ia daratkan di bibir tipis segar itu bersamaan dengan penyatuan mereka.
***
Tubuh putih yang terekspos dengan jelas tanpa sehelai benang melekatinya membuat pemuda dengan mata hitam itu mengerjap beberapa kali, hanya untuk menyadarkan diri atas apa yang telah mereka lakukan semalam bukanlah hanya mimpi belaka.
Tangannya bergerilia di tubuh mungil itu, di susul dengan kecupan bertubi-tubi yang ia daratnya di punggung pemuda manis tersebut.
“Stop Deka, jangan membuat aku menginginkannya lagi!” Pemuda manis itu berseru dengan nada seraknya, ia baru saja di bangunkan oleh kecupan-kecupan sensual kekasihnya. Tentu saja hal itu membuat ia benci dan suka dalam waktu yang bersamaan.
“Aku berharap kamu menginginkannya lagi.” Kekehan pemuda bernama Deka itu di sertai dengan suara godaanya yang mampu membuat pemuda manis itu tersenyum dengan canggung. Deka menatap meta abu-abu itu yang sekarang tengah ada di depannya bahkan terlalu dekat untuk tak tergoda mencium bibir tipis segar yang di miliki pemuda manis tersebut.
“Dan membuat kamu mengatakan berhenti saat kita sudah sampai pada tahap akhirnya?” Pertanyaan itu berupa ejekan yang membuat Deka hanya berdecak kesal.
“Al..” Lagi-lagi Deka menyebut nama kekasihnya dengan suara yang ia buat se erotis mungkin. Tapi pemuda manis yang menyadari godaan dari pacarnya hanya bisa berdecak kesal.
“Ulangi!” Pinta Deka membuat pemuda yang ia panggil dengan sebutan Al itu mengernyit bingung.
“Ulangi apa?” Tanyanya dengan nada heran.
“Berdecak, aku suka mendengarmu berdecak.” Kali ini ucapan itu bukanlah godaan atau sejenisnya, murni sebuah kejujuran. Entah kenapa decakan itu mampu membuat kupu-kupu seakan beterbangan di perutnya dan ia tahu cintalah yang membuatnya seperti itu.
“Kamu gila.” Balas Al menyembunyikan wajahnya di balik selimut tebal yang ia pakai untuk mebnutupi tubuh polosnya.
“Sungguh, aku ingin mendengarnya lagi. Kumohon..” Kali ini wajah memelas Deka mampu membuat Al kembali berdecak.
“Lagi!”
“Ck”
“Lagi!”
“Ck”
“Lagi!”
“Deka!”
“Apa?”
“Sudahlah aku mau mandi, sebentar lagi ada kuliah.” Jawab Al dengan nada kesal yang di buat-buat. Al mencoba turun dari ranjang dan ia baru sadar kalau pakaiannya tak ada di tubuhnya. Hal itu membuat Al mengurungkan niatnya.
“Aku juga harus pulang, sebaiknya kamu tunggu aku nanti malam karena aku sudah memutuskan untuk memberitahu keluargaku tentang hubungan kita.” Ucap Deka dengan nada antusiasnya tapi itu tak berlaku untuk Al karena dia sangat tahu bagaimana keluarga kekasihnya yang begitu keras. Tentu saja jika Deka mengatakan semuanya maka ibunya yang kejam itu akan memisahkan mereka,
“Aku tidak setuju dengan itu.” Ucapnya dengan kepala tertunduk tapi tak lama karena Deka langsung memegang dagu kekasihnya dan mengangkat wajah muram itu membuat wajah mereka sejajar.
“Sebentar lagi usiaku 21 tahun dan aku dapat mengambil hak warisku. Kamu tahu bahkan mamaku tak akan mampu membuatku pisah darimu karena kamu milikku.” Al menatap Deka dengan raut tak terbaca. Tapi sepertinya percaya adalah jalan satu-satunya untuk sekarang.
Al mengangguk dan langsung memeluk tubuh Deka berharap kata pisah tak akan pernah terjadi diantara mereka…
@harya_kei @awanwanku @kristal_air @3ll0 @Adi_Suseno10
@jacksmile @JimaeVian_Fujo
@ridhosaputra @freeefujoushi
@akina_kenji @hendra_bastian
@rama_andikaa