It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hahaha. gw dipanggil om.
@balaka hmmm... Yah dapat d bilang ice kan orangnya agak egois
@agungrahmat gua d panggil bocah -.-
@Lovelyozan hahaha
CHAPTER 15
ICE RAGE
"Lu kenapa?" tanya ice pada joy yang sedang cemberut sambil mengipas-ngipas bara apinya
"Daniel marah sama gue, dia nggak memberikan sate nya sama gue..." rajuk joy
"Heh! Lu kan emang pantes dapat perlakuan kek gtu" ucap ice kemudian melirik ke taman dan melihat daniel yang sedang memberikan sepiring ikan bakar dan sate kpada kevin
"Kelihatannya mreka mulai akrab.." joy menoleh pada ice
"Kalau kalian benar-benar putus, mungkin lu bisa mrasa lega dan nggak perlu mrasa bersalah karena setidaknya stelah kalian ptus daniel bisa mendapatkan pengganti lu jadi dia nggak akan terlalu sedih..." pancing joy yang ternyata berhasil karena ice kembali menoleh ke arah daniel dan kevin
Tak bisa di pungkiri ice menatap mereka dengan tatapan cemburu
"Sini biar gue bantu..." jean menawarkan diri pada joy.
Tanpa menunggu jawaban jean langsung mengambil alih untuk membakar ikan dan sate yang tersisa
"Thanks... Lu baik banget.." ucap joy senang dan langsung pergi bergabung dengan daniel dan kevin
"Lu nggak ikut?" tanya jean yang melihat ice tidak beranjak dari tempatnya
"Nggak... Biar gue bantu lu aja d sni.." kata ice dan jean tampak senang karena ice mau menemaninya
Ice dan jean tampak asik membakar ikan dengan di selingi obrolan yang membuat kesuanya saling tertawa, entah apa yang sedang mereka bicarakan.
Di sisi lain daniel dan kevin
"Gua nggak bisa main gitar walau gua ingin bnget coba main gitar..." kata daniel yang terpukau melihat kevin yang memainkan gitarnya dengan indah
"Gua bisa kok ngajari lu, kalau lu mau mencobanya.." tawar kevin
"Benar? Thanks..." daniel tampak senang akhirnya keinginannya untuk bermain gitar tercapai juga, lalu kevinpun memberikan gitarnya pada daniel kemudian membantu daniel meletakkan jari-jarinya di senar gitar
"Daniel kalo lu mau belajar main gitar knapa nggak bilang aja sama gue... Gue kan bisa ngajari lu main gitar..." canda joy
"Lu lupa? Gua waktu itu hampir saja hancurin drum kalian, apa lu mau gua putusin senar-senar gitar lu juga?" ucap daniel mengingatkannya
"Mungkin joy nggak akan keberatan kalau alat band kami di rusak sama lu" sahut kenedy
"Kevin... Sebaiknya lu juga hati-hati dah kalo nggak mau senar gitar kesayangan lu di rusak daniel" ucap joy sambil tertawa terkekeh
"Tenang aja... Gua nggak keberatan kok kalau yang rusakin itu daniel" kata kevin sambil tersenyum
"Hey kalian meragukan kemampuan gua? Lihat aja gua akan buktikan kalau gua juga bisa main gitar" ucap daniel dengan antusias
"Nggak apa-apa kok... Pas awal-awal belajar gua juga sering mutusin senar gitar gua sndiri.." hibur kevin
"Gua akan ngajari lu sebuah lagu..." kevin mukai mengajari daniel dan jean beserta ice pun ikut bergabung dengan mereka. Sesaat mata ice dan daniel bertemu dan entah mengapa daniel merasakan sesuatu bergetar hebat di dalam dadanya begitu juga dengan ice
Ketika acara mereka selesai, mereka semua pun kembali ke kamar mereka masing -masing
"Lu bahagia dengan keadaan lu sekarang?" tanya kevin.
Daniel menatapnya sebentar tapi tak menjawab hanya terus memainkan gitarnya. Sejak tadi daniel terus memainkan gitarnya seolah dia telah memiliki mainan baru ia terlihat asik bermain gitarnya
"Kebahagiaan itu adalah pilihan dan pilihan itu berada di tangan kita masing-masing" lanjut kevin
"Tapi kebahagiaan yang gua inginkan nggak bisa gua raih dengan tangan gua sendiri..." gumam daniel yang tempak menerawang dan kini matanya mulai tampak berkaca-kaca
"Lu tau... Mungkin setelah liburan ini berakhir, hubungan gua dengan ice juga akan ikut berakhir"
Tanpa terasa air mata sudah mulai membasahi pipi daniel sebenarnya sejak awal dia sudah tau kalau endingnya akan seperti ini tapi entah mengapa ia seakan tak rela untuk mengakhirinya
"Hey lu nangis? Lu nangis karena dia?" tanya kevin dan daniel tak menjawab.
Tangisan daniel pun semakin pecah, kevin yang paling tak bisa melihat seseorang menangis pun mulai bergerak mendekatinya mengusap air matanya lalu memeluknya dengan erat
"Jangan terlalu di pikirin... Mungkin kalian memang tak berjodoh... Yakinlah di luar sana ada pangeran yang tak kalah tampan sedang menunggu cintamu.." ucap kevin sambil menepuk punggung daniel dengan lembut
Di sisi lain ice yang sedang berdiri di beranda kamarnya tampak sangat terkejut dan tak percaya dengan apa yang sedang di lihatnya saat ini, dari tirai kamar daniel yang terbuka itu ia melihat dengan jelas siapa yang sedang berpelukan di dalam sana.
Seketika darahnya seakan berhenti mengalir dan rahangnya mengeras
"Apa yang kalian lakukan?!!" teriak ice dengan keras sampai membuat keduanya terkejut dan ice langsung menarik daniel menjauh dari kevin.
"Dia itu milik gue! Jangan coba-coba lu sentuh dia!" ice benar-benar emosi sekarang dan ia tak bisa menahan amarahnya lagi, saat ia tahu kevin dan daniel sedang berpelukan dua dengan cepat beelari ke arah kamar mereka yang kebetulan tak di kunci. Joy, kenedy dan jean langsung datang dan melihat apa yang terjadi karena mendengar suara ribut di kamar daniel
"Lu itu nggak usah egois! Daniel itu bukan milik lu lagi! Lu sendiri kan yang campakkin dia? Lu nggak ada hak bicara seperti itu" balas kevin
"Gue bilang dia milik gue, jadi nggak ada orang yang boleh mendekati dia selain gue ngerti lu?!" ucapan ice penuh ancaman dan diapun langsung menarik daniel keluar dari kamarnya
"Ice lepaskan!" daniel berusaha melepaskan diri tapi setelah berhasil melepaskan diri ice dengan cepat langsung menggendongnya spontan daniel langsung teriak dan memukul-mukul dada ice
"Ice tunggu! Lu mau apa?" cegah kenedy dan ice menghentikkan langkahnya di koridor lalu memutar tubuhnya menatap mereka
"Mulai sekarang daniel akan sekamar dengan gue!" ucap ice lalu segera kembali berjalan ke kamarnya membuat semua orang tampak terkejut
Sesampainya di kamar ice pun langsung menurunkan daniel dari gendongannya
"Lu sudah gila? Kenapa gua harus sekamar sama lu?" ujar daniel yang semakin kesal dengan tingkah laku ice
"Oh... Jadi lu lebih senang sekamar dengan kevin gitu?" ice menatap daniel dengan tajam dan mencengkram lengan daniel dengan kasar
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian?"
Suara daniel seakan tercekat di tenggorokannya matanya pun memanas krna menahan air mata
"Bukan urusan lu"
"Sialan!! Apa sekarang lu udah jatuh cinta sama kevin?!" ujar ice dengan geram
"Dengarkan gue! Daniel mulai sekarang lakukan sesuai yang gue perintahkan jauhi kevin dan gue mulai sekarang dan saat ini juga gk mau liat lu dekat atau akrab sama dia lagi apalagi berpelukan dengannya"
"Ice lu lupa kalau tak ada hubungan apa-apa di antara kita jadi lu nggak punya hak untuk melakukan itu" balas daniel
Ice menoleh, mengejutkan daniel dengan tatapan sengit dan posesif
"Gue itu punya hak yang paling lebih di banding orang lain termasuk kevin"
Tatapan ice sudah cukup membuat orang lain berlutut dan memohon ampun namun daniel sudah pernah melihat sorot kemarahan itu daniel mendongak ia membalas tatapan tajam ice tanpa berkedip
"Lu jangan keterlaluan dah, kenapa gk ada orang yang boleh mendekati gua? Gua bebas mau sama siapa aja" daniel berusaha menyadarkan ice kalau sebenarnya ia itu tak punya hak melarang daniel dengan siapapun
"Karena lu sudah janji ke gue kalau lu hanya akan mencintai gue seorang... Jadi lu itu milik gue" ice mengingatkannya
"Gua lelah menunggu, gua nggak mau menunggu lagi gua udah menghapus semua tentang lu di otak gua dan ingatan gua, jantung gua yang selalu berdegup dengan kencang jika ada di dekat lu kini sudah berdetak kembali dengan normal" dusta daniel pada ice
"Lu nggak bisa melakukan itu"
"Akan gua coba"
"Tapi lu nggak boleh jatuh cinta sama kevin"
Jantung daniel berdentam-dentam "jadi lu pikir gua suka sama dia?"
Daniel menghela nafas panjang
"Udah gua bilang jangan egois, benar kalo gua suka sama lu tapi jangan karena gua suka lu jadi bisa seenaknya sama gua.... Emangnya lu pikir gua harus suka sama lu seumur hidup gua sampai lu menikah dan punya anak atau bahkan sampai lu jadi seorang kakek-kakek, sedangkan gua harus menyaksikan semua kebahagiaan lu itu seorang diri sampai jadi kakek tua begitu maksud lu?" kelopak mata daniel terasa berat sesuatu mengganjal di sana sekali saja ia berkedip ia yakin air matanya akan tumpah
"Benar" gumamnya
Mulut daniel menganga "apa?"
Tiba-tiba ice menarik tubuh daniel dan memeluknya dengan erat
"Please... Kalo benar lu mencintai gue jangan benci sama gue dan jangan tersenyum sama orang lain lu hanya boleh tersenyum sama gue, lu hanya boleh mencintai gue dan hanya gue aja yang boleh ada di hati lu" kata ice yang mengatakannya dengan sekali tarikan nafas
Daniel membelalakan matanya lebar merasa aliran darahnya berhenti, wajahnya pucat pasi, matanya menyiratkan kekecewaan
"Lu kejam bnget sama gua" tangis daniel
"Gue bersumpah... Gue gk akan pernah menyerahkan lu sama siapapun termasuk kevin" desis ice
"Bagaimana kalo gua nggak mau? Gua akan berhenti mencintai lu" daniel mendongakkan kepalanya lalu menatap ice tajam penuh amarah
"Gue akan terus membuat lu jatuh cinta dan terus mencintai gue" ice menangkup wajah daniel dengan kedua tangannya sambil menatapnya lurus-lurus
Detak jantungnya berdetak dengan kencang perutnya serasa di pilin sentuhan hangat menjalari kulitnya ke manapun mata ice memandang dan saat mata ice memusatkan pandangannya ke bibirnya dan mendekatkan wajahnya ia pun langsung menciumnya
Di sisi lain jean dan kevin
"Lu baik-baik aja kan?" tanya jean pada kevin yang duduk terdiam sambil menunduk dengan segelas air di tangannya
"Bagaimana dengan lu?" tanya kevin balik karena memiliki nasib yang sama, sama-sama di tinggal teman sekamarnya
"Mungkin sama seperti yang lu rasakan sekarang..." kata jean sambil tersenyum getir
"Apakah menurut lu ini lucu?" tawa kevin
"Sedikit" jean ikut tertawa
Keesokan paginya daniel duduk di pasir pantai melihat orang-orang bermain dengan ombak, beberapa turis berjogging sedangkan anak-anak kecil berburu kerang.
Daniel memandang ke arah pantai dengan pandangan mata menerawang sampai tak sadar joy dan kenedy yang datang dan membuyarkan lamunannya.
"Lu baik-baik aja kan?" tanya joy dan mereka ikut duduk di samping daniel
"Apa yang terjadi semalam?" tanya kenedy sambil tersenyum nakal
"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak!" daniel melemparkan sedikit pasir ke tubuh kenedy tapi ia menghindar sambil tertawa
"Lalu apakah lu bisa ceritakan apa yang terjadi setelah itu?" tanya joy ingin tau
"Kalau kalian begitu ingin tau apa yang terjadi kenapa gk sekalian pasang cctv saja d kamar kami" ujar daniel sewot
"Banar juga ya kenapa hal itu tak pernah terlintas d pikiran gue" canda joy lalu daniel melototinya dan joy tau kalau sekarang bukanlah waktu bercanda jadi ia pun menyikut bahu daniel
"Ayolah ceritakan pada kami..." bujuk joy
"Hah..." daniel menghela nafasnya
"Kalian tau sepertinya teman kalian itu sudah benar-benar gila entah setan apa yang merasukinya sampai bisa seperti itu" ucap daniel
"Kelihatannya emang seperti itu" kenedy terkekeh
"Masa gua harus mencintai dia seumur hidup sampai gua jadi kakek tua sedangkan dia bisa bahagia dengan orang lain, apa ini tidak gila dan egois namanya... Dasar manusia tak berperasaan" umpat daniel dengan kesal
"Ice mengatakan hal itu sama lu?" tanya kenedy sedikit kaget
"Jadi ice melarang lu selingkuh? Gk boleh pacaran sama yang lain gitu?" joy menatap daniel dengan tatapan tak percaya
"Apa maksud lu dengan selingkuh? Gua nggak pernah melakukan itu lagian kami ini bukan pacaran beneran jadi yah gua bebas dong mau dekat dengan siapa aja, emangnya di dunia ini hanya dia satu-satunya pria yang tampan?" ujar daniel sewot
"Karena itu jadinya lu selingkuh dengan kevin?"
"Sudah gua bilang gua nggak---" daniel tak jadi meneruskan kata-katanya karena ia baru sadar kalo suara barusan adalah suara ice. Daniel pun segera menoleh kebelakang dan benar ternyata ice sedang berdiri di belakangnya
"Gua nggak mau bicara sama lu!" daniel hendak melangkah pergi
"Tunggu!" panggil ice
"Gua anggap apa yang lo lakuin semalam dan apa yang lu katakan semalam hanyalah ucapan orang mabuk saja dan hari ini gua nggak mau denger apapun dari mulut lu" kata daniel dengan ketus
"Tapi gue semalam gk mabuk dan tentang apa yang gue lakukan dan gue ucapkan semalem gue sangat sadar mengatakannya gue nggak main-main" ice menatapnya dengan serius hingga membuat daniel bergidik karena seolah merasa di ancam
"Benarkah? Kalo gitu bisa lu kasih gua alasan kenapa gua harus menuruti semua perkataan lu?" daniel menunggu jawaban dari ice tapi ice hanya diam
"Kalo lu nggak bisa mengatakan alasannya maka yang kemarin lu omongin hanya akan gua anggap angin lalu aja" daniel melangkah pergi dengan kecewa
"Kenapa lu nggak bilang aja kalo lu mencintai dia... Bukankah itu alasan lu?" kata joy berdiri kemudian melepas kaosnya
"Yuk bagusan kita berenang sebentar" ajak joy lalu berlari ke arah pantai yang di susul oleh kenedy
"Mau ikut nggak?" kenedy menoleh ke arah ice sambil melepas bajunya tapi ice tetap diam tak menyahut kemudian kenedy pun menghampiri ice dan menepuk bahunya
Saat daniel masuk ke dalam villa ia berpapasan dengan kevin
"Kevin... Sorry ya tentang kejadian semalam, gua nggak tau kenapa ice bisa sampai seperti itu dan dia nggak seharusnya bicara kek gtu sama lu" ucap daniel takut melukai perasaan kevin
"Nggak apa-apa kok itu wajar... Dan gua ngerti kenapa dia bisa smpai semarah itu" ucap kevin sambil tersenyum
"Thanks"
"Lu baik-baik aja kan?" tanya kevin
"Iya"
"Kalau ice nggak memperlakukan lu dengan baik lu langsung bilang aja ke gua" ucap kevin yang siap membelanya seakan telah menjadi pelindungnya
"Thanks... Seandainya ice bisa lebih bersikap baik kek lu" keluh daniel
Kevin meraih tangan daniel lalu menggengamnya
"Kenapa lu nggak sama gua aja daripada sama steven"
"Nggak bisa sekarang gua masih pacarnya dan gua masih nggak bisa ninggalin dia sampai dia menemukan pengganti gua..." kata daniel
"Kalau saat itu tiba apakah lu mau bersama gua?' tatap kevin dengan serius
Daniel melepaskan genggaman tangan kevin
"Lu sedang bercanda kan?" daniel merasa ini hanyalah lelucon dari kevin
"Nggak.. Gua serius dengan ucapan gua"
"Lu bohong" daniel menggeleng-gelengkan kepalanya
"Gua sudah suka sama lu sejak pertama kali kita bertemu..." ucap kevin berusaha meyakinkan daniel dan tanpa sepengetahuan mereka ternyata ice berada di luar dan sedang mendengarkan pembicaraan mereka
"Nggak mungkin..." daniel mundur selangkah ke belakang sambil menggelengkan kepalanya
"Nggak mungkin lu bisa jatuh cinta sama gua... Itu sungguh tidak mungkin, kalian slalu mempermainkan gua sama seperti ice yang sejak awal selalu mempermainkan perasaan gua lalu menertawakan kebodohan gua" mata daniel mulai berkaca-kaca
"Gua nggak seperti dia, gua nggak akan mempermainkan lu dan nggak akan pernah membohongi lu setidaknya perasaan gua jujur sama lu... Gua nggak mungkin bohong please percaya sama gua..." kevin menatao daniel dengan dalam
"Gua nggak tau... Gua nggak bisa berpikir apa-apa sekarang..."
"Gua akan menunggu lu..." ucap kevin lirih
Hahaha...
Hanya mau mengumumkan kalau cerita iceman akan tamat dalam beberapa up/chapter lagi...
Menurut perkiraan gua tinggal 6-7 up lagi dan akan tamat...
Jadi untuk itu gua akan mengacak up gua antara someday dengan iceman
Di mana setiap gua ol gua akan melihat jumlah like terbanyak di cerita iceman maupun someday dan cerita dgn like terbanyak akan gua up dluan hahaha...
Sekian pemberitahuan dark gua...
Selamat membaca~
@soratanz
Iya hahaha belom sempat membaca cerita lain dan hanya sempat up cerita sndiri -.- soalnya lagi musim ujian, yang 3600 aja gua blom siap baca tp nanti kalo udah slesai ujian gua bakal mampir baca dah hahaha
Oke bro semoga sukses yoooo
@soratanz
@akina_kenji gengsi ice kan tinggi hahaha
@soratanz
@3ll0 hahaha... Apakah ice terlihat pacaran dengan yang lain?
Kamu tuh lagi hamil.