It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hmm agak terganggu sama dialog yg kadang baku, kadang ngga, pake gua-elo tapi kadang suka nyempil aku-kamunya... Dicoba konsisten ya
Lanjuut^^/
@rain90 fiuh... Gua pikir...
@rama_andikaa sip... Thanks udah dtg
@Tsuno_no_YanYan hmmm.... Sebenarnya mnurut gua d sni blum ada geregetnya sma skli tp gpp la semua org pnya sudut pndang msing2 , gua usahain dah buat rumah kk terkena tasunami air mata-.-
Hmm... Kadang gua gk trlalu memperhatika dialognya dan klo itu mmg bnar... Gua hnya blg sorry dan berusaha agar d update slnjutnya agak d kurangi dialog baku atau malah sebaliknya
@lulu_75 waduh kerja ap nih kk d bf kok kluarnya malem ja? Hehe msalah daniel byk yg suka kita liat ja smpe d pertengahan nnti
@AryaPutra_25 hmm.. Liat ja ap keputusan daniel nnti
Thanks udah komen all...
CHAPTER 6
Another one?
DI DAERAH RUMAH DANIEL
Ice sudah berada di depan rumah daniel namun ia terlihat ragu dengan apa yang ia lakukan. Jari telunjuknya berhenti di udara tepat di ujung bel yang menempel di rumah daniel stelah menimbang beberapa detik akhirnya ia memutuskan untuk melangkah pergi
Tapi setelah berjalan 3 langkah, ia berhenti lalu berjalan balik ke arah pintu. Ice menghela nafasnya lalu tangan kanannya terangkat hendak memencet bel ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.
"Kak ice!" denny yang baru saja pulang dari sekolah tiba tiba saja di kejutkan oleh kehadiran sang idola di depan rumahnya dan tentu saja ini membuatnya sangat senang
"Kak ice ingin menemui bang daniel? Ayo masuk aja" denny mempersilahkan ice masuk sebelum ice sempat mengelak dengan mengatakan bahwa dia hanya kebetulan lewat disana
Denny langsung berlari menuju kamar abangnya sambil menggandeng tangan ice
"Bang! Pacar abang yang super duper hyper ganteng udah dateng ni..!"
"Ice...!" daniel setengah berteriak
"Maaf gua kelihatan agak berantakan" daniel tersadar akan penampilannya yang bisa di katakan tak rapi pun menyisir rambutnya yang acak-acakan dengan jari
Ice melihat ke sekeliling kamar daniel yang penuh dengan foto-fotonya dan itu membuat daniel agak gelagapan ia pun segera menyimpan foto-foto ice yang ada di meja ke dalam laci tapi masih banyak poster yang tertempel di dinding tapi ketika ia hendak melepas poster itu ia malah menabrak ice hingga terjatuh dan menindih di atas badannya dengan wajah mereka berdua yang saling berdekatan dengan pandangan mata yang bertemu. Mereka saling bertatapan beberapa detik lalu tiba-tiba daniel bersin beberapa kali ke wajah ice. Ice langsung memejamkan matanya dan mengalihkan wajahnya ke samping.
Daniel langsung menutup hidung dan mulutnya dengan mata membelalak karena telah berani bersin di wajah tampan ice lalu dengan segera ia pun bangkit dari tubuh ice.
"M...ma...maaf.. Gu..gua... Sungguh gak sengaja" ucap daniel dengan gugup dan segera mencari tisu lalu memberikannya pada ice dengan tangan gemetar karena takut ice akan marah atas kejadian barusan. Ice mangambil tisu itu dari tangan daniel dengan cepat lalu mengelap wajahnya
"Gu.. Gua hanya sedikit gugup lu datang tanpa kasih tau gua lebih dulu"
"Tenang gue kemari hanya untuk memastikan kalo lu masih hidup atau udah mati" ujarnya enteng
"Haah?" daniel tak mengerti ucapan ice tetapi ia menanggapinya saja
"Oh... Gua masih hidup kok... Gua hanya sakit flu biasa gak bakalan mati" ujar daniel sambil tertawa
"Tapi thanks karena lu udah mau datang melihat keadaan gua" ujar daniel dengan senang lalu bersin lagi ke wajah ice
Ice berdiri bergeming beberapa detik dengan memejamkan matanya dan daniel mendengar ice mengumpat pelan
"Sorry..." daniel bermaksud membantu membersihkannya
"Gue aja... Lu berbaring aja" saran ice dan daniel pun menurutinya karena ia memang lebih baik menjauh dari ice agar ia tak kena bersinnya lagi, lalu ice pun menghampiri jendela dan menatap keluar sambil melipat kedua tangannya
"Dua hari lu gak masuk skolah, gue kira lu ingin menghindari gue"
"Apakah selama gua gak ada lu merasa kehilangan gua?" tanya daniel ingin tau walaupun itu tak mungkin lalu ia pun tertawa sendiri
"Sorry gua hanya bercanda, mungkin dengan gak adanya gua hidup lu lebih baik dan lebih tenang"
"Tapi lu emang sering menghindari gue kan? Sikap lu lain dari biasanya" ujar ice tanpa memandang ke arah daniel seolah pemandangan di luar jendela lebih bagus daripada daniel.
"Gua bukannya menghindar tapi hanya sedikit menjaga jarak dari lu, gua gak mau menggangu kebebasan lu... Karena selama ini kalo gua ada di dekat lu, lu pasti merasa gak nyaman dan ingin gua menghilang dari hadapan lu" ucap daniel getir
Ice langsung berbalik menatap daniel "maaf kalo kata-kata gue menyakiti lu waktu itu sebenarnya gue gak ada niat untuk nyakiti lu... Gue hanya kebawa emosi aja" ucapnya lirih
"Tidak, itu memang kenyataannya. Lu gak perlu minta maaf sama gua"
"Tapi kenyataannya gua gak membenci lu!" ice berharap daniel dapat mempercayainya
"Tapi kuharap lu bisa bersikap seperti biasanya kalau lu masih ingin bantu gue karena kalau tidak seisi skolah pasti akan curiga" ujar ice berusaha menahan kekesalannya.
"Gua gak bisa seperti dulu lagi karena lu bukan pacar gua lagi" ucap daniel dengan menunduk lalu kembali menatap ice, ingin tau reaksinya seperti apa.
"Kenapa tidak? Lu lupa, sekarang status lu masih pacar gue karena seingat gue gak pernah bilang kita putus" mata ice berkilat-kilat saat beradu pandang dengan daniel.
"Gua bisa aja melakukannya di depan umum tapi gak bisa ketika hanya berdua dengan lu" gumamnya
Ice menghembuskan nafasnya berat
"Baiklah, maaf telah merepotkan lu. Sebaiknya gue segera pulang karena gue males adu mulut lagi sama lu" ucap ice sebelum melangkah pergi
KE ESOKAN HARINYA DI SEKOLAH
"Hey Daniel lu udah sehat?" tanya joy
Daniel hanya mengganguk sambil tersenyum. Sebenarnya kesehatannya belum pulih total, terlebih lagi dengan perasaan yang berkecamuk didalam dada yang belum bisa di hilang kannya
"Ehmmm... Lumayan...." daniel menggangukan kepalanya sambil tersenyum
"Jadi gimana hubungan lu sama ice? apa loe masih gk mau menyerah juga?"
"Ini belum saatnya, mungkin gua masih punya kesempatan bahwa suatu saat ice akan jatuh cinta sama gua dan setidaknya sekarang ice masih pacar gua kan?" kata daniel sedikit bercanda walaupun tidak menutup kemungkinan kalau daniel memang sangat berharap itu akan terjadi suatu saat nanti.
"Daripada lu melanjutkan hubungan loe sama ice yang gak jelas dan gak ada hasilnya lebih bagus pacaran sama gua aja gimana?" usul joy
"Jangan ngaco! Lu ingin mempermainkan gua sperti yang di lakukan ice ke gua. Jadi jangan harap itu akan terjadi gua gak sebodoh itu"
"Hey kenapa lu gak percaya? Gua serius!"
"Dengar ya... Gua ini bukan alat yang seenaknya aja bisa kalian peralat hanya untuk memenuhi kesenangan kalian"
"Hei kenapa lu jadi marah gini? Jangan emosi dong lu kan barusan sembuh, gak seharusnya lu teriak-teriak gitu..." ujar joy sambil menepuk-nepuk punggung daniel
"Lu sendiri yang udah mancing kemarahan gua!" daniel menudingnya dengan kesal
"Baiklah... Gue gak akan mengatakannya lagi... Sayang sekali padahal gue udah mulai suka sama lu tapi yasudahlah apa boleh buat kalau lu menolak cinta gue yang tulus ini..." ucap joy dengan mimik wajah sedih yang di buat-buatnya dan danielpun tertawa
"Jangan harap gua mau dengar kata-kata kalian lagi semua orang itu sama aj... Bisanya cuma sok hebat, sok keren dan sok pamer, tebar pesona ke mana-mana" ujar daniel yang sengaja menyindir mereka
"Lah lah lah... Bukanya lu sendiri yang udah terjebak dengan pesonanya ice?" joy menyindir balik
"Lalu bagaimana dengan gue? Apakah pesona gue ini kurang untuk memikat hati lu?" joe mengedipkan matanya dengan meletakkan jari yang membentuk huruf V di dagunya
"Bukannya tadi lu bilang gak akan mengatakannya lagi?" daniel langsung hendak memukulnya tapi joy segera menghindar dari daniel dan danielpun mengejarnya, mereka berlarian sampai tanpa sengaja daniel menabrak ice yang datang bersama kenedy dari arah yang berlawanan
"Sorry..." ucap daniel kaget
"Tenyata lu udah sangat sehat ya sampai bisa lari-larian kayak anak autis gitu atau jangan -jangan lu hanya pura-pura sakit kemarin?" tanya ice yang sengaja menyindir daniel
"Gak! Siapa juga yang pura-pura sakit... Gua beneran sakit kok..." daniel memasang muka cemberut
"Oh ya ice... Kalo lu udah selesai sama dia jangan lupa langsung kasih ke gue ya karena gue juga ingin buat dia jadi pacar kesayangan gue..." joy langsung merangkul daniel dan daniel segera menginjak kakinya dengan kuat sehingga joy mengaduh kesakitan.
"Sudah gua bilang jangan main-main sama gua" ujar daniel kesal. Kenedy langsung menarik joy menjauh dari mereka lalu berbisik padanya
"Lu nggak serius dengan perkataan lu tadi kan?" tanya kenedy dengan cemas.
"Menurut lu?" joy tersenyuum kecil
"Lu kenapa?" tanya daniel sambil menatap ke arah ice
"Lu kurang sehat ya?" tanya joy
"Ice terkena virus seseorang setelah mengunjunginya semalam..." kenedy melirik ke arah daniel
"Virus?" daniel melongo
"Mengunjungi seseorang?" joy memasang raut muka bertanya-tanya dengan mengangkat sebelah alisnya lalu semua melirik ke arah daniel.
"Apa?" tanya daniel pada mereka yang menatapnya dengan curiga, lalu akhirnya ia pun teringat kalau semalam ice datang menjenguknya ia telah bersin beberapa kali ke wajahnya
"Oh... Jadi lu tertular flu dari gua ya.." ujar daniel dengan raut wajah tak berdosa
"Lucu sekali, menjengguk orang sakit malah dirinya sendiri yang ketularan sakit... Tapi untungnya bukan flu babi atau flu burung" joy tertawa terbahak-bahak
"Padahal malam ini kita diundang manggung di konser amal bersama artis lainnya" cemas kenedy
"Benar juga, malam ini kan banyak artis terkenal yang akan hadir..." kata joy bersemangat
"Gue gak apa-apa, hanya flu biasa gak akan menggangu konser kita nanti jadi tenang aja" ice berusaha meyakinkan mereka kalau sakitnya tak akan mempengaruhi acara mereka nantinya.
"benar nih lu gak apa-apa?" tanya kenedy dengan mengerutkan dahinya tampak khawatir
"Gua minta maaf ya... Semua ini salah gua kalau lu semalam nggak menjengguk gua lu pasti gk akan sakit seperti ini... Konser malam ini kan penting banget buat kalian, gua menyesal..." daniel merasa sangat bersalah hingga menundukkan kepalanya.
"Sudah gue bilang gak apa-apa gak ada yang perlu di khawatirkan disni" kata ice
"Ehm... Kira-kira nanti malam boleh nggak gua nonton konser kalian?" daniel berharap untuk di izinkan
"Apa lu punya tiketnya?" tanya kenedy
"Kalian nggak ngundang gua untuk nonton? Ehmm... Tapi kalo sekarang gua pergi beli tiketnya pasti masih keburu kan?"
"Semua udah habis terjual nggak ada lagi yang tersisa buat lu..." jawab joy
Tiba-tiba ice menyodorkan sebuah tiket untuk daniel dari sakunya
"Apa ini?" tanya daniel
"Kebetulan gua masih ada 1 tiket... Sebenarnya ini untuk nenek gue tapi karena nenek gue nggak bisa pergi jadi buat lu aja..." ucap ice malu sambil menolehkan wajahnya ke arah lain
Daniel tersenyum mendapat tiket dari ice
"Benar ini untuk gua? Wah terima kasih ice!" daniel sangat senang akhirnya ia bisa datang untuk menonton konser mereka
ya ampun makin greget aja sama cerita ini,
Gregetnya d mana kk sama authornya ya >///<