It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sudah cukup larut ketika mobil Galuh memasuki kota Jakarta. Selama dalam perjalanan, aku memejamkan mataku seolah aku sedang tertidur. Tapi, aku tidak benar-benar bisa tertidur meskipun aku berharap aku akan dapat tertidur.
Aku masih bisa merasakan usapan dari tangan Galuh di kepalaku beberapa kali, dan aku masih terus berpura-pura bahwa aku sedang tertidur. Aku tahu walaupun aku tidak tertidur, saat ini aku sedang berada di alam mimpi dan sebentar lagi aku harus bangun dari mimpiku.
Andai jalanan ini tidak berujung, andai kami tersesat dalam perjalanan pulang dan tidak bisa kembali pulang pada kenyataan yang sudah menunggu kami.
Aku ingin bertanya tentang gadis yang aku temui di cafe yang bernama Vanessa, tapi bukankah sebelumnya Galuh pernah menjelaskan padaku, kalau suatu hari dia akan menikah dengan perempuan yang memang layak untuknya, meskipun sekarang dia putus dengan tunangannya. Jadi aku rasa, tidak ada yang perlu aku pertanyakan lagi padanya tentang gadis itu, aku sudah cukup memahaminya. Sekarang aku hanya akan membiarkan dia memelukku sampai dia melepaskan sendiri pelukannya dariku.
Mobil Galuh berhenti. Bisa kurasakan saat ini Galuh menggenggam tanganku, mengusap-ngusap punggung tanganku dengan jarinya. Aku masih enggan membuka mataku. "Kita sudah sampai.." Galuh berbisik di dekatku dengan mengusap kepalaku.
Aku membuka mata. Galuh tersenyum. Aku membalas senyumannya dan lalu menoleh ke luar jendela kaca mobil. Mobilnya berhenti tepat di depan panti. "Apa kamu sudah baikan?" Tanya Galuh menyentuh keningku dengan telapak tangannya.
Aku mengerjap dan tersenyum. "Aku sudah baikan dari masih di vila tadi." Galuh menaikan sebelah alisnya. "Udara di sana benar-benar menyegarkan." Jelasku kemudian.
"Jadi kamu baikan bukan karena aku?" Galuh mengernyitkan keningnya. Aku mengulum bibirku menahan senyum melihatnya. "Bukannya pelukan aku tadi yang sudah mengusir demam dari tubuh kamu?" Tanya Galuh lagi dengan nada serius.
Aku terkekeh kecil. "Ya.. Ya.., karena itu juga." Aku mangut-mangut mengulum senyumku melihat mata Galuh yang berbinar.
"Kapan-kapan nanti kita menginap di sana."
"Menginap?" Tanyaku meyakinkan. Menginap di vila? Hanya Berdua dengan Galuh?
Galuh mengangguk yakin. Dengan cepat Galuh menjentikan jarinya di dahiku. "Jangan berpikiran kotor!"
"Apa?" Aku sedikit tersentak sambil mengelus dahiku yang terkena sentilan jarinya. Apa dia sedang memergoki sedang memikirkan itu?
Galuh tersenyum dan lalu membelai-belai rambutku dengan kedua tangannya seolah sedang merapihkannya. Kemudian Galuh memegang kedua sisi pipiku dengan kedua tangannya. "Masuklah ke dalam.. Minum obat yang sudah aku masukan ke dalam tas kamu." Kapan dia memasukan obat ke dalam tasku? "Besok aku akan sibuk, jadi kemungkinan aku gak bisa datang menemui kamu." Galuh mengusap kedua pipiku dengan jempol tangannya yang masih berada di pipiku. "Nanti kalau aku ada waktu luang, aku akan menjemput kamu di hari minggu."
Bola mataku melihat ke atas, berpikir sepertinya hari minggu aku sudah berjanji dengan seseorang. Oh iya! Kak Deva! "Aku sudah ada janji dengan Kak Deva di hari minggu." Jelasku kemudian.
Galuh melepaskan tangannya dari pipiku menghela nafas berat. "Jangan terlalu dekat dengan orang itu!"
"Kenapa?" Tanyaku heran.
Galuh memukulkan telapak tangannya di atas kepalaku membuat aku berdesis kesal dengan mengelus atas kepalaku yang sudah dia perlakukan dengan se-enaknya. "Aku nggak suka kamu dekat-dekat dengan dia!"
"Iya, kenapa?" Tanyaku masih belum mengerti.
"Pokoknya nggak suka!" Galuh menatapku tajam. "Kamu juga jangan terlalu dekat dengan teman kerja kamu itu.."
Aku berdesis gemas. "Siapa?" Tanyaku sambil memikirkan orang yang dimaksud Galuh. "Kak Virgo?" Alisku terangkat sebelah. "Kenapa sama dia?"
"Pokoknya jangan terlalu dekat dengan mereka.." Galuh membuang pandangannya.
"Aku nggak ngerti, kamu ini kenapa sih?" Aku meneliti wajahnya yang seperti sedang menahan sesuatu yang sulit untuk dia lontarkan dari mulutnya. Aku rasa, aku hampir putus asa karena belum mendapatkan jawaban yang bisa aku pahami. "Tapi, Kak Deva adalah salah satu dari sekian banyak orang yang membuka dirinya untuk menerima aku sebagai teman. Dan kalau teman kerja aku yang kamu maksud adalah Kak Virgo, dia juga sama artinya seperti Kak Deva untuk aku." Galuh menoleh dan menatapku lagi dengan diam tidak berniat memotong ucapanku. "Jadi kalau yang kamu maksud untuk aku jangan terlalu dekat itu artinya aku harus menjauhi mereka, aku benar-benar nggak bisa menerimanya."
Galuh mengerjapkan matanya sekali. Jari telunjuknya menyentuh keningku. Kekesalanku seketika sirna saat dia menatap mataku lekat, menghipnoptisnya lagi. "Ada sesuatu dalam diriku yang merasa terbakar saat kamu tersenyum dan tertawa bersama orang lain." Jari telunjuknya turun perlahan dan berhenti di hidungku. Mataku mengerjap. "Ada sesuatu dalam diriku yang menolak untuk orang lain memberikan perhatian lebih sama kamu." Jari telunjuknya turun lagi perlahan dan berhenti di bibirku. Wajahnya mendekati wajahku. Aku menahan nafas. "Ada sesuatu dalam diriku yang mengganggu karena takut kamu akan menyukai orang lain, bukan aku."
Aku mengerjapkan mataku. "Kamu cemburu?" Tanyaku begitu saja menggerakan bibirku kecil setelah dapat mengolah semua kata-kata yang dia ucapkan.
Galuh tersenyum dan lalu mengecup ujung hidungku. Aku mengerjap-ngerjap sedikit kaget dan tersipu malu. Aku menahan nafas lagi dan menelan ludah saat bibir Galuh hanya berjarak satu jari dari bibirku, nyaris bersentuhan. Galuh kemudian menyunggingkan senyumnya, mengangkat ujung bibirnya. Aku menurunkan pandanganku ke bawah tidak berani membalas tatapanya. Aku bisa merasakan nafas Galuh yang menggelitik belakang telingaku. "Masuklah ke dalam panti sebelum aku kehilangan kontrol diri untuk membiarkan kamu pergi malam ini..," bisiknya pelan di telingaku sambil tangannya membukakan sabuk pengamanku. Galuh mengecup pipiku.
Aku butuh udara! Aku bisa terkena serangan jantung jika aku terus berada di dekatnya. Aku bisa merasakan perutku yang tergelitik seperti banyak kupu-kupu yang keluar dari dadaku. Aku mengulum bibirku, tersenyum malu dan langsung membuka pintu mobilnya dan segera keluar sebelum dia bisa membuat tubuhku mati membeku di dekatnya.
Saat aku baru ingin berbalik masuk ke dalam panti, Galuh ikut keluar dari dalam mobilnya. Aku diam menunggu Galuh berjalan mendekatiku.
Galuh mengambil tanganku dan lalu memberikan sesuatu untukku. "Ini.., ponsel kamu dan uang ini kembalikan pada orang itu." Aku menatapnya bingung. Galuh memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya, dia tersenyum kecil. "Ponsel itu aku ambil dari cewek kemarin yang ngerjain kamu, dan uang itu.." Galuh memberi jeda sebentar. "Tentang hutang itu, sama sekali nggak ada. Itu hanya suatu alasan untuk aku bisa terus bertemu kamu."
Mataku mengerjap menelaah kata-katanya. "Kamu ngerjain aku?" Mataku membulat lebar.
Galuh menghela nafasnya. Dia maju selengkah mendekatiku. "Aku sudah sangat berhati-hati, dan aku sudah memperhitungkan segalanya. Tapi..," Galuh mengeluarkan tangannya dari saku jaketnya. Kemudian kedua tangannya menempel di kedua sisi wajahku. Di bawah lampu jalan yang temaram, wajah Galuh terlihat begitu indah dengan matanya yang menatapku teduh. Aku bahkan tidak bisa mengerjap, tidak ada suara apapun yang terdengar, bahkan jantungku sepertinya berhenti bekerja untuk beberapa detik saat Galuh menempelkan hidungnya dengan hidungku. Bibirnya nyaris menyentuh bibirku saat Galuh melanjutkan kata-katanya. "Tapi, aku sudah jatuh cinta sama kamu." Dia mengecup bibirku sekilas.
Aku diam, bagaikan patung tubuhku sama sekali tidak bisa digerakan. Jantungku kembali berkerja, berdegup-degup mendebarkan dadaku. Ada sesuatu yang seperti menyengat diriku. Menyetrumnya?
"Masuk sana.." Galuh mengusap-ngusap kepalaku membuatku tersadar. Dengan tergagap canggung aku mengucapkan selamat malam padanya. Aku mengucapkan selamat malam? Pada Galuh?
Aku melambaikan tanganku cepat pada Galuh dan kemudian berbalik, berlari kecil masuk ke dalam panti agar cepat menghilang dari penglihatan Galuh.
Dan saat aku sudah berada masuk di dalam kamarku, aku melebarkan senyumku, menekan dadaku yang terus berdebar-debar. Mengatur nafasku yang tidak beraturan. Aku tidak tahu apakah yang sedang aku rasakan saat ini. Seperti berbagai rasa yang menyenangkan tercampur menjadi satu menyentuh hatiku begitu indah.
Galuh membuatku merasakan kebahagiaan lagi.
Papa.. Yuri bahagia...
"Kamu baru pulang?" Mama Galuh menuruni tangga saat Galuh masuk ke dalam rumahnya.
"Galuh mau istirahat." Galuh menyela tidak ingin menanggapi Mamanya yang pasti akan mengajaknya berdebat.
"Mama sudah bilang kan, kamu jangan bertemu dengan anak itu lagi!" Tegas Mama Galuh menaikan nada suaranya.
Galuh membuang nafasnya berat. "Jangan ikut campur urusan pribadi Galuh..!" Desis Galuh yang juga tegas dan langsung berjalan menaiki anak tangga melewati Mamanya.
"Galuh, berhenti Mama belum selesai bicara!"
Galuh yang baru berada di beberapa anak tangga di atas Mamanya langsung menghentikan langkahnya. Membalikan badannya dan melihat Mamanya dengan tatapan tegas. "Galuh sudah cukup tersiksa untuk tetap jadi anak dari keluarga ini. Jadi jangan buat Galuh lebih jengah lagi!" Galuh menekan nada suaranya dan mengepal telapak tangannya.
Mama Galuh membuang nafasnya, kecewa dengan anak kesayangannya yang tiba-tiba berubah menjadi pembangkang. "Kamu boleh bergaul dengan siapapun, tapi jangan bergaul dengan anak itu." Jelas Mamanya menatap tajam Galuh dengan tajam namun menyimpan kesedihan.
"Kenapa? Apa karena dia anak dari panti asuhan?" Galuh mengernyitkan keningnya.
"Kamu gak perlu tahu alasannya..," Mama Galuh berjalan menaiki anak tangga mendekati Galuh. "Mama sayang sama kamu. Kamu yang paling berharga untuk Mama dari semua yang Mama miliki." Mama Galuh mengusap lembut kepala Galuh dengan mata yang berkaca-kaca. Galuh merenggangkan tangannya yang mengepal. "Jadi tolong kembali seperti anak Mama yang mengagumkan seperti sebelumnya."
"Mama selama ini juga tahu kan hubungan Papa dengan perempuan itu?"
"Kita jangan bahas ini. Istirahatlah.." Mama Galuh mengusap sekali lagi rambut Galuh dan tersenyum.
"Kenapa Mama gak cerai aja sama Papa?" Tanya Galuh lagi lebih dengan nada yang tegas mencoba menahan Mamanya yang ingin menghindari pembicaraan ini. Yah, ini adalah pertama kalinya, Galuh mempertanyakan tentang hubungan terlarang Papanya kepada Mamanya. Selama ini Galuh tahu kalau Mamanya hanya berpura-pura tidak tahu dengan apa yang dilakukan Papanya di luar sana. Dan Mamanya juga tahu kalau Galuh sudah mengetahui masalah orang tuanya dan memilih untuk membiarkan Galuh untuk tidak peduli dengan masalah itu.
"Karena itu!" Mama Galuh menekan nada suaranya dengan air mata yang menetes tidak dapat tertahan olehnya, "karena itu, kamu harus jauhi anak dari panti asuhan itu.." Jelas Mamanya kemudian dan langsung berbalik pergi meninggalkan Galuh yang masih berdiri di tengah tangga.
Galuh terdiam, dia masih belum bisa memahami dan menelaah ucapan Mamanya yang terakhir. Karena itu? Apa maksudnya?
—
—
Mata Galuh masih terbuka, dia sudah berbaring terlentang di atas tanjangnya dengan kedua tangannya yang berada di bawah kepalanya. Matanya terus memandangi Foto Yuri yang terpajang di depan dinding kamarnya. Foto itu Galuh ambil dengan diam-diam saat Yuri dengan kaos olah raganya dan celana abu-abunya sedang berdiri di depan sekolahnya menunggu angkot saat pulang dari sekolahnya.
Galuh masih memikirkan ucapan Mamanya tadi. Galuh adalah tipe orang yang tidak bisa tertidur saat dia belum bisa mendapatkan jawaban dari sesuatu yang mengganggunya.
Galuh menoleh melihat ponselnya yang diletakan di samping bantalnya karena sebuah pesan masuk. Galuh segera mengambil ponselnya untuk melihat siapa orang yang sudah mengiriminya pesan di waktu hampir dini hari ini.
"Kamu sudah bangun? Pasti belum yah Kenapa kamu mengubah nama kamu di kontak ponselku dengan 'orang mengagumkan'? Aku akan mengubahnya kembali."
Galuh mengulas senyumnya saat membaca pesan itu. Galuh pun segera membalas pesan dari Yuri. "Kalau kamu memberi nama kontakku lagi dengan 'gorila' aku akan menghampiri kamu ke cafe dan akan menggendong kamu, membawa kamu pergi dari sana."
Dengan cepat pesan Galuh sudah dibalas lagi dengan Yuri. "Kamu sudah bangun? Ini baru jam empat subuh, tidur lagi sana! Aku gak akan mengganti nama kamu dengan 'gorila' tapi aku akan ganti dengan 'badak bercula satu "
Galuh tertawa pendek dan langsung menekan panggilan telponnya.
"Apa kamu mau aku mendatangi kamu ke panti sekarang?"
"Hahah! Kenapa? Apa ada yang salah dengan aku?"
"Oke, baiklah aku akan datang ke sana sekarang juga." Balas Galuh dengan nada yang mengancam bercanda.
"Apa yang akan kamu lakuin setelah mendatangi aku?"
Galuh memperbaiki posisi tidurnya dengan posisi yang lebih nyaman. "Mencium kamu lagi mungkin."
"Hentikan!"
"Apa sekarang wajah kamu memerah? Membayangkan aku mencium kamu?" Galuh menoleh ke sampingnya, bayangan Yuri yang berbaring di sisinya.
"Jangan diterusin!"
"Yuri.., apa kamu jatuh cinta padaku?" Galuh masih menatap bayangan Yuri yang tersenyum padanya.
"Aku udah kesiangan, aku harus segera membuat kue sekarang..!" Yuri terdengar seperti menghindar.
"Apa kamu jatuh cinta sama aku? Aku sudah jatuh cinta sama kamu.." Galuh menyentuh wajah Yuri dengan jari tangannya. "Aku selalu melihat kamu di sekitar aku."
"Aku akan memberitahu kamu nanti saat kita bertemu lagi."
Galuh menyunggingkan senyumnya. "Aku belum tidur malam ini, tapi sekarang tiba-tiba aku mengantuk." Galuh menguap merasakan kantuk yang mulai memberatkan matanya.
"Galuh, apa kamu punya masalah?"
"Masalah aku adalah kamu.." Jawab Galuh pelan dan langsung tertidur tenggelam dalam lelapnya tanpa mengakhiri panggilan telponnya.
"Kamu udah tidur?" Yuri bertanya saat tidak ada lagi suara dari Galuh. "Aku juga sudah jatuh cinta sama kamu.."
—
—
"Yuri ada yang mencari kamu." Danu memberitahu saat Yuri sedang sibuk berberes-beres cafe sebelum pulang.
"Siapa Mas?" Tanya Yuri sedikit heran. Galuhkah? Tapi kalau Galuh, dia sudah pasti langsung menghampiri Yuri ke sini. Lagi pula Galuh tadi sudah mengatakan kalau dia sangat sibuk hari ini sehingga dia tidak bisa datang menemui Yuri.
"Nggak tahu, dia pakai kaca mata hitam gede sama topi, jadi gak jelas deh." Jelas Danu memberitahu.
"Laki-laki?" Tanya Yuri lagi masih bingung.
"Perempuan, lah wong rambutnya panjang." Tambah Danu lagi. "Dia nunggu di meja nomor 012."
"Kayaknya dia artis deh.." Virgo berkomentar menyambung pembicaraan Danu dan Yuri.
"Artis?" Ucap Danu dan Yuri serempak. Mereka berdua saling berpandangan bingung, kemudian kembali memandang Virgo lagi meminta penjelasan.
"Temui aja sana, biar lebih jelas." Virgo tersenyum pada Yuri dan menepuk bahu Yuri.
Yuri mangut-mangut masih bingung. Meletakan lap yang dipegangnya dan langsung berjalan menemui orang yang mencarinya.
Yuri masih diam duduk di hadapan seorang Wanita yang berumur sekitar 40 tahunan namun masih terlihat muda dan modis.
Wanita itu membuka kaca matanya. Dia tersenyum pada Yuri. Yuri melebarkan matanya, terbelalak tak percaya ternyata orang yang mencarinya adalah seorang penyanyi terkenal.
"Saya Belinda.. Saya ibu kandung kamu.."
@Bun @ardavaa @alvin21 @3ll0 @cute_inuyasha @balaka @raden_sujay @harya_kei @Different @muffle @kaka_el @Hon3y @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @Cyclone @Vanilla_IceCream
@Adityaa_okk @RenoF @arifinselalusial @Adiie @Rifal_RMR @Adi_Suseno10 @Roynu @sunan @SteveAnggara @Anne @zeva_21 @abyyriza @meandmyself @aldino_13 @Aurora69 @Rikadza @galaxy_meja @hendra_bastian @DM_0607 @ardi_yusman @Asu123456 @PeterWilll @Zimmy Zayn @Otho_WNata92 @Kibosuke @khieveihk @JNong @LostFaro @Toraa @Bintang96 @dimasalf9 @_abdulrojak @amir_tagung @Ndraa @Pradipta24 @rzlwrdana @rezka15 @Akang_Cunihin @pujakusuma_rudi @marchphu @half_blood @ardi_cukup @freeefujoushi @Sho_Lee @abiDoANk @haha5 @akina_kenji @fairytail_lover @Kim leonard @andre_patiatama @shuda2001 @Pyromaniac_pcy @FransLeonardy_FL @pangeran_awan99 @ken89 @alfa_centaury @prasetya_ajjah @Agova @DoojoonDoo @kim_juliant27 @tianswift26 @new92 @syafiq @JimaeVian_Fujo @awanwanku @Greent @haha_hihi12 @Tsunami @shuda2001 @Rabbit_1397 @AryaPutra_25 @diccyyyy @kaha @
Belinda jangan2 ibunya galuh ???
Siapa lagi tuh !?
Kembaran Zavan di Wheater Series kah !?
Akh ngaco.
Kmana ajh Mbak, kok baru muncul !?
Kan yg anak panti yuri beb. Aku mau jujur, sebenarnya belinda itu srlingkuhan aku.
#rusuhdilapakorang