It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Akang_Cunihin
cieeeeeee Randy
@Agova
iyaaaa mulai seru
@syafiq
iyaaaa leon kyk kim woo bin badboy gitu, aku suka drama itu q ngebayangin kim wo bin pacaran sm lee jong suk
@JimaeVian_Fujo
@jimmy_tosca
iya randy bakal jinakin Leon
@3ll0
apa yang dilakukan Randy??
@akina_kenji
Di tunggu ya kk cerita ny
@abong
oke adek ini mau update
@roy_rahma
Bukannya aku udh mention kamu ???
@syafiq
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@littlemark04
@akina_kenji
@Daser
@sn_nickname
@Vanilla_IceCream
@Dhi96
@Greent
@Toraa
@jimmy_tosca
@cansetya_s
@tianswift26
@zenfonepro
@bapriliano
@cela
@dadannnnnnn
@bagastarz
@Agova
@syafiq
@sonyarenz
@delvaro80
@Badguydrunkby6
@boybrownis
@hearttt
@Phantex
@malmol
@roy_rahma
@RezzaSty
@aries18
@abong
Leon menatap cowok mungil yang bernama Randy itu sekali lagi dan memberikan tatapan peringatan pada nya. Saat Leon mendapat giliran untuk serve bola, dia melambungkan bola tersebut tepat ke arah muka Randy.
Di lantai dua dalam perjalan nya kembali dari toilet, Randy tidak menyangka akan melihat si Rambut Coklat kemerahan yang ditemui nya tadi pagi di lapangan voli. Ia menatap cowok itu.
Namun cowok itu marah dan melambungkan bola ke arah nya.
Sesaat sebelum bola tersebut mengenai muka nya, Randy menghindar. Bola tersebut jatuh tak jauh dari tempat nya berdiri.
Kemudian dia mengambil bola voli tersebut dan menatap si Rambut Coklat kemerahan. Dengan tenang dilemparkan nya bola tersebut pada nya sambil tersenyum, lalu masuk ke kelas nya.
Leon dengan segera menangkap bola tersebut dengan wajah kesal.
***
Pulang sekolah, Leon terkejut melihat Ayahnya sudah menunggu nya.
“Jadi, bagaimana hari pertamamu?” tanya Ayah Leon.
Leon menatap Ayahnya tanpa ekspresi.
“Kau masih tidak mau bicara sama Ayah?”
Leon tetap diam.
“Ayah mengerti kau sedih. Tapi setidak nya bicaralah pada Ayah. Sudah hampir satu tahun kelakuanmu tidak berubah Ayah. peduli padamu!”
“Benarkah?” tanya Leon.
“Ya! Tentu saja, Leon ! Bagaimanapun kau anak Ayah!”
“Ayah lebih peduli pada pekerjaan Ayah daripada aku!” jawab Leon ketus.
“Itu tidak benar!” kata Ayah keras.
“Tentu saja itu benar! Itu sebab nya Ibu pergi meninggalkan Ayah!”
“Leon ! Cukup!”
“Ayah ingin aku mengatakan perasaanku?” balas Leon . “Oke! Aku tidak sedih, aku marah. Aku marah pada Ibu karena dia meninggalkan aku, dan aku marah pada Ayah karena membuatku tinggal di sini! Besok.Puas?”
Leon berlari keluar sambil membanting pintu depan.
***
Dua jam kemudian, Leon menatap diri nya di cermin kamar mandi sebuah mal. Dia baru saja menindik hidung nya dengan anting-anting kecil. Leon yakin teman-teman sekolah nya akan sangat terkejut.
Leon keluar dari kamar mandi dan berjalan-jalan di dalam mal. Dia melihat toko musik dan memasuki nya. Pandangan mata nya jatuh pada sebuah CD dan dia mengambil nya.
Tiba-tiba saja Leon mendapat ide. Dia akan membawa CD itu keluar dengan sengaja dan membiarkan diri nya tertangkap. Pasti Ayah akan sangat marah pada nya.
Leon keluar membawa CD di tangan nya Tiba-tiba seorang satpam menghampiri nya.
“Maaf.” Kata nya. “Tapi anda belum membayar CD yang anda bawa!”
Leon tersenyum manis. “Memang! Jadi kenapa?”
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak nya. “Di sini kau rupa nya!”
Leon menatap orang yang menepuk pundak nya. Si pemain piano sekolah nya lagi.
Randy menatap Leon sambil tersenyum manis. Dia sudah memerhatikan Leon sejak tadi. Dia tahu Leon melakukan hal tadi dengan sengaja.
“Maaf, Pak!” lanjut Randy . “Dia teman saya! Saya menyuruh nya membawakan CD ini ke kasir, tapi seperti nya dia kelupaan dan berjalan ke pintu keluar!”
Si satpam terlihat curiga. “Apa benar begitu?”
Saat Leon mau bicara, Randy langsung memotong nya. “Ya benar! Lagi pula kalau dia memang berniat mencuri CD, kenapa dia tidak memasukkan nya saja ke tas biar tidak terlihat? Teman saya ini malah membawa nya secara terang-terangan.”
Leon benar-benar terlihat kesal. Randy mengambil CD di tangan nya.
“Kalau begitu saya bayar dahulu CD ini, Pak! Sekali lagi saya minta maaf!”
Randy berkata dengan tulus. Pak satpam tersenyum pada nya.
“Tidak apa-apa!” kata nya.
Randy berjalan ke arah kasir.
Saat keluar dari toko musik, Leon mencekal lengan Randy.
“Heh! Kurang kerjaan, ya?” teriak nya. “Untuk apa ikut campur urusan orang?”
Randy tersenyum. “Seharusnya kau bilang terima kasih dan aku akan membalas nya dengan bilang sama-aama!”
Leon pun menatap tajam Randy dengan tatapan marah.
“Dengar, ya! Aku tidak suka orang sepertimu! Aku hanya akan memperingatkan sekali ini saja! Jangan ikut campur urusanku, atau kau akan menyesal!”
Randy hanya berdiri dengan tenang.
“Heh! Dengar tidak?” teriak Leon lagi.Randy menganguk.
Leon memandang Randy dengan bingung. “Kenapa dia hanya diam seperti patung?” pikir nya.
“Kau ngerti maksudku nggak?” seru Leon lagi.
Randy mengangguk untuk kedua kali nya.
Leon menjadi semakin bingung. “Mana suaramu? Kenapa sekarang kau cuma diam? Mendadak bisu, ya?”
Randy menggeleng.
“Jadi kenapa diam sekarang?”
Benar-benar orang aneh, kata Leon dalam hati. Tadi di toko musik bicara panjang lebar, sekarang malah diam seribu bahasa.
“Kenapa? Kau sakit?” tanya Leon suara nya agak melembut.
Randy pun terkejut mendengar suara Leon yang lembut kepadanya.
" Dia khawatir kepadaku ?" kata Randy dalam hati dengan muka bersemu merah.
"Kenapa mukanya memerah?" " Ah itu bukan urusan gue" pikir Leon dalam hati.
Randy pun akhirnya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Leon.
“Pokok nya aku tidak mau kau ikut campur urusanku lagi!! Awas saja!”
Leon pergi meninggalkan Randy .
Randy tersenyum kecil. Dia memasukkan CD tersebut ke tas nya lalu keluar dari mal. Tak berapa lama kemudian, Randy memasuki rumah sakit yang jauh nya hanya 500 meter dari sana.
“Dari mana saja kau?”
Seorang dokter menghampiri Randy dengan wajah panik.
“Jalan-jalan!” kata Randy.
“Randy…” kata dokter itu.
“Aku tahu tidak seharus nya aku kabur!” kata Randy. “Tapi aku bosan sama sekali! Maafkan aku, Pa!”
Sang dokter yang ternyata ayah Randy mendesah.
“Tidak apa-apa! Lain kali kalau mau jalan-jalan bilang Papa dulu! Sudah makan belum?”
Randy menggeleng.
Papa tersenyum. “Ayo, kita cari makan!”
Randy mengikuti langkah papa nya. Dia tahu dari teman-teman sekelas nya bahwa si Rambut Coklat kemerahan itu bernama Leon.
“Apa yang membuatmu tersenyum-senyum seperti itu?” suara papa nya memasuki pikiran Randy.
“Aku bertemu seseorang yang istimewa hari ini!” kata Randy.
“Siapa?” Papa bertanya.
“Teman sekolah!” jawab Randy. “Dia anak baru!”
“Kau mau membicarakan nya dengan Papa?”
“Tidak! Nanti saja, bukankah sekarang waktu nya pemeriksaan?”
Papa mengangguk. “Ayo!”
Randy sudah mengenal rumah sakit ini sejak kecil. Sejak kecil ia sudah keluar masuk rumah sakit.
Bunga mawar merah di taman rumah sakit meningatkan nya pada rambut Leon walau rambut leon ada warna cokelat.
Randy tertawa kecil. Entah mengapa ingatan akan Leon membuat nya lebih rileks dalam menjalani pemeriksaan.
BERSAMBUNG
BERIKAN LIKE DAN KOMENTAR BANYAK YA BIAR AKU CEPAT UPDATE
@syafiq