It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Daser @freeefujoushi @Sho_Lee @mustajab3 @JoonHee @lulu_75 @JimaeVian_Fujo @PCYXO15 @Tsunami @ricky_zega @Agova @jimmy_tosca @rama_andikaa @LostFaro @new92 @Otsutsuki97S @billyalatas18 @delvaro80 @ramadhani_rizky @Valle_Nia @diccyyyy @abong @boygiga @yuliantoku @ardi_yusman @fian_gundah @Lovelyozan @Rabbit_1397 @Tsunami @Adiie @sn_nickname @Gabriel_Valiant @happyday @Inyud @akhdj @DoojoonDoo @agran @rubi_wijaya @putrafebri25 @Diansah_yanto @Kim_Hae_Woo679 @Vanilla_IceCream @shandy76 @bram @black_skies @akina_kenji @abbyy @abyyriza
Buat yang nggak mau diseret lagi, bilang ya.
Terima kasih udah membaca n mohon komentar membangunnya.
Selamat Membaca dan sunt ...
Part 18
Andaikan gue boleh memilih, gue akan memilih untuk tidak mengetahui tentang fakta yang akan bikin gue tegang kayak gini. Bukan hanya kontol saja yang bisa tegang, tapi otak dan perasaan gue dibuat tegang dengan kelakuan Askar yang bikin gue geram segeram-geramnya.
"Lo punya mulut nggak? Jawab pertanyaan gue, lo yang mencelakakan Aldi?" Teriak gue didepan mukanya.
"Jawab Askar!" Bentak gue.
Dia hanya menoleh kearah danau tanpa menjawab sepatah katapun. Beberapa anak AkPer yang menonton kami dari kejauhan langsung cabut setelah tertangkap basah oleh Askar.
"Gue ... "
"Nggak usah bertele-tele lo Askar! Gue hanya butuh jawaban iya atau tidak."
Askar menghela nafas berat. "Iya, Yakuza Juniorlah yang mencelakakan Aldi."
Gue membuang ludah, meremas rambut gue, nggak ada kata-kata yang bisa gue ungkapkan. Gue speechless. Gue berharap bukan Askar atau Yakuza Junior yang melakukannya, tapi fakta yang gue dengar berkata lain.
"Gue nggak nyangka Askar. Gue berharap bukan lo pelakunya, bukan lo yang mencelakakan Aldi. Tau nggak?" Air mata gue jatuh. "Tapi ... ah anjing lupakan! Gue kecewa sama lo. Tega lo ngelakuin ini sama gue Askar!"
"Maafkan gue Rian." Dia tertunduk. "Gue udah ngecewain lo." Dia terisak.
Gue tersenyum mengejek kearah Askar sambil mengusap air mata gue. "Nggak usah lo nangis Askar! Nasi udah jadi bubur. Lo nggak perlu minta maaf sama gue, tapi lo minta maaf sama Aldi."
"Dan nampaknya, kita memang nggak akan berpartner lagi dalam membuat makalah Bahasa Indonesia." Gue membuang muka dari tatapan terkejutnya.
"Apa?!"
"Iya, gue udah mantap. Gue nggak akan berhubungan lagi dengan lo. Lo nggak usah ganggu gue lagi." Jawab gue dingin.
"Ini salah paham Rian." Dia bangkit dari tempat duduknya. "Emang gue yang udah memerintahkan buat anak-anak buat mencelakakan Askar. Tapi ... "
Bugh ..., dan sebuah bogem mentah gue mendarat di pipinya yang sontak membuatnya limbung. Emosi gue mendadak tidak dapat terkendali.
"Ini pantas buat lo Kar! Tapi belum seberapa dengan apa yang Aldi rasakan."
"Lo tau siapa itu Aldi kan? Dia sodara gue. Dia yang nemanin hidup gue yang anak tunggal ini selama dua belas tahun. Tapi kenapa lo nyelakain dia? Hah?" Teriak gue.
"Gue yang telah merencanakan semua itu, gue akui. Gue yang memerintahkan anak buah gue untuk mencelakakan Askar. Tapi percayalah, gue telah mencabut perintah gue setelah lo menyatakan perasaan lo ke gue Rian. Dan itu sebelum Aldi kecelakaan."
Gue melihat kesungguhan dari matanya yang menghanyutkan itu.
"Percaya sama gue." Dia mendekat hendak merangkul gue.
"Lo jangan mendekat.!" Perintah gue beringsut ke belakang.
"Gue yang memerintahkan Aldo untuk memerintahkan anak Yakuza Junior untuk mencelakakan Aldi. Tapi gue jugalah yang membatalkan perintah gue itu ke Aldo."
Gue membuang muka. "Jadi?"
"Gue juga bingung Rian."
Gue menghembuskan nafas berat. Handphone gue berbunyi, panggilan dari Tia. Gue kembali memandang Askar yang berdiri dengan muka tertunduk.
"Gue harap lo nggak usah nemuin gue lagi." Ujar gue. "Oh ya, lo cuci muka lo, malu dilihat sama orang."
Gue meninggalkan Askar sambil mengangkat panggilan Tia.
---
"Kamu habis nangis Rian?" Tanya cewek manis berhijab itu ke gue.
"Nggak kok Tia, gue cuman kelilipan aja." Jawab gue asal.
"Kelilipan kok deras gitu." Ujar Ridho nyolot. Betul kata Ridho, muka gue udah berantakan karena menangis tadi.
"Ada masalah Rian?" Tanya Tia.
"Nggak kok Tia." Gue berusaha tersenyum ke Tia, walau hati gue nggak karuan sekarang.
"Hmm..., kalau ada masalah, bilang aja sama Tia. Tia siap memdengarkan kok." Mukanya nampak bersemu merah.
"Aciee yang lagi diperhatiin." ujar si Raja Bokep mencolek-colek gue. Gue menepis tangan Ridho. Dua cewek teman gue juga turut heboh di belakang sana.
"Ayo Rian, lo tembak aja si Tia. Gue yakin lo nggak bakalan kayak si Arya." Bisik Sandy.
Gue memandang Tia -yang sedang tersipu-sipu digodain oleh dua orang cewek tukang gosip- yang merupakan kembang sekolah gue, sehingga ketua OSIS gue yang dulu -Arya- pernah nembak dia di lapangan basket pas jam istirahat. Tapi perasaan Arya yang waktu itu adalah orang nomor satu di sekolah bertepuk sebelah tangan dengan perasaan calon ibu sekolah aka Tia yang menolaknya dengam halus. Dengan alasan 'tidak mau berpacaran untuk saat ini', sukses melambungkan nama Tia di mata cowok satu sekolahan sebagai muslimah sejati dan sukses menghancurkan hati sang ketua OSIS.
"Tapi diakan nggak mau pacaran San?" Tanya gue sok simpati.
"Minimal cinta lo nggak bertepuk sebelah tangan Rian." Ujar Sandy menepuk pundak gue.
Gue kembali memandang Tia yang rupanya memandang gue. Dia langsung membuang muka dan pipinya bersemu merah. Gue tersenyum.
"Rian, yayang Aldi dirawat dimana sih?" Tanya cewek berkuncir kuda ke gue. "Gue ntar malem mau ngebezuk dia."
"Dasar lo Vivi. Ganjen." Teriak Ridho disambut cibiran cewek berkuncir kuda yang rupanya bernama Vivi.
"Di Yarsi Vi." Jawab gue. "Tapi nampaknya dia udah boleh pulang sore ini deh."
"Yaa..." Vivi nampak kecewa. "Gue nggak bisa nengok Edogawa Conan gue dunk." ujarnya frustasi.
"Heyhey, yang boleh manggil dia Conan cuma gue. Gue udah mematenkan tuh panggilan." Ujar gue tersenyum.
Vivi cuman merengut sambil tetap menggandeng temannya yang merupakan fans berat Aldi.
"Rian, Tia, Vivi, Caca. Kita berdua balik dulu ya. Nggak apa-apa kan?" Ujar Ridho yang sudah ada diatas motornya seraya memasang helm. Dan si Sandy melompat dengan cekatan ke belakang Ridho sambil memasang helm. "Duluan ya..." ujar Ridho seraya menggas motornya meninggalkan kami berempat.
Gue masih tetap terfokus ke jalanan yang sangat ramai tanpa ada satupun angkot yang lewat.
"Vi! Gue lihat dari grup, rupanya yang nyelakain Aldi kita itu anak kelas X. Katanya dia disuruh sama Aldo."
Gue menoleh kearah mereka yang nampak tidak mengacuhkan gue.
Gue teringat dengan percakapan dengan Askar tadi. Jadi Aldo otaknya.
"Emang gue udah curiga si Aldo itu terlibat. Dia kan yang paling aneh dari semua petinggi Yakuza Junior." Ujar Vivi menambahkan.
"Iya, palingan Aldo itu iri liat Aldi kita yang banyak dikerubutin cewek-cewek."
"Iiih dasar 'Haji Muhiddin'! Gara-gara dia yayang Aldi harus masuk rumah sakit." Geram si Vivi.
Guepun menyetop angkot. "Dulu ya Tia, Vivi, Caca." Ujar gue seraya menaiki angkot. Emosi gue tersulut dengan obrolan cewek-cewek rempong tadi. Tia tersenyum dan si duo rempong memandang gue terkejut sambil menutup mulut. Mungkin dia lupa kalo masih ada gue disamping mereka.
Emosi gue semakin tersulut seperti menjingganya langit sore kota gue.
---
"Apa nggak bisa yang lain Buk?" Tanya gue ke Ibu Yosi -pembina OSIS- dengan penuh keterkejutan.
"Ibu sudah mempertimbangkan masak-masak usulan dari teman-temanmu Rian. Grupnya Askar sangat cocok kita jadikan sebagai seksi keamanan." Ujar Bu Yosi sambil menopang dagu dengan tangan beliau.
"Tapi bu ..." gue memelas. "Grupnya Askar itu adalah grup yang bikin rusuh bu. Nggak ada positifnya sama sekali.
"Maka dari itu ibu mempertimbangkan semuanya. Askar cs, walau punya reputasi yang buruk, sangat ditakuti oleh siswa sekolah, bahkan siswa dari sekolah lain. Maka dari itu, kita menjadikan Askar cs sebagai seksi keamanan sehingga acara kita bisa teratur dan tertib nantinya."
Gue tercekat tanpa bisa berkata-kata. Alasan yang dikemukakan guru senior sekolah gue masuk akal.
"Oleh karena itu kamu Rian, sebagai ketua panitia pelaksana, ibu tugaskan untuk menghubungi Askar. Menanyakan kesediaannya sebagai seksi keamanan." Ujar Ibu Yosi yang sukses bikin gue terkejut.
"Tapi bu..."
"Ibu harap keprofesionalitasmu sebagai ketua panitia pelaksana ya Adrian." Skak mat bu Yosi.
"Baik bu." Jawab gue tertunduk kebingungan. "Adrian ke kelas dulu Bu." Ujar gue sambil menyeret kaki gue yang susah digerakkan meninggalkan ruangan majelis guru.
Di sekolah gue, setiap tahunnya selalu diadakan acara pesta perpisahan untuk siswa kelas XII. Rapat tadi siang berlangsung mulus bak jalan tol, sehingga pembentukan panitia pelaksana. Gue sempat menolak usulan dari salah satu siswa kelas X yang juga panitia untuk mengangkat Yakuza Junior sebagai seksi keamanan dari siswa. Tapi banyak dari majelis guru yang menyetujui usulan bocah tengik tadi. Hingga Bu Yosi sebagai pembina OSIS, menyetujui usulan junior gue yang sukses bikin gue berada pada posisi sulit.
Gue nggak keberatan dengan Askar yang menjadi seksi keamanan, tapi gue agak gengsi untuk menghubunginya semenjak peristiwa beberapa hari yang lalu, dimana gue nggak akan menghubungi dia lagi.
Gue nggak marah lagi sama dia. Gue udah tau kalo Aldolah biang kerok semuanya. Dia juga nggak kelihatan beberapa hari ini di sekolahan. Yang jelas keadaan Aldi udah pulih, dan mungkin besok udah bisa kembali bersekolah.
Gue menghela nafas. Gue mengambil posisi pw di salah satu bangku yang berjejer di depan kelas. Sambil mencari kontak guepun memikirkan kata-kata yang pas nanti.
Dan suara seseorang yang sudah bikin gue kecewa terdengar di seberang sana.
"Askar, lo dimana sekarang?"
--- tbc
R~
keep up
Btw msh ada typonya lo.
@Lovelyozan hehehe thanks bro..., gue jga senang klo msih ad yg nungguin cerita gue.
eh iy, ada typonya, maaf klo mrsa trganggu krna gue jga lg kurang fit jdnya nggk fokus gtu deh ngeditnya. hehehe
@Otsutsuki97S dasar lo bro, suka yg pnjng2. part dpn gue usahain lbih pnjng deh.
@mustajab3 Aamiin..., aku jga nggk rela klo Adrian sama Askar brntm terus bang. hehehe.
@yuliantoku Aamiin, dan setan2nya sekalian dilempar masuk neraka jahanam, jd nggk bsa ganggu Adrian sama Askar lg.
@abyyriza Askar jga udah nemplok d hati gue bro.... hehehe.
@05nov1991 nmnya jga seme yg baik bang, mengalah sama ukenya yang lgi marah. lgian Askar jga salah, ada niatan untuk mnclkkn Aldi kn.
Mksih udah membaca bang. ditunggu y
@Lovelyozan hehehe thanks bro..., gue jga senang klo msih ad yg nungguin cerita gue.
eh iy, ada typonya, maaf klo mrsa trganggu krna gue jga lg kurang fit jdnya nggk fokus gtu deh ngeditnya. hehehe
@Otsutsuki97S dasar lo bro, suka yg pnjng2. part dpn gue usahain lbih pnjng deh.
@mustajab3 Aamiin..., aku jga nggk rela klo Adrian sama Askar brntm terus bang. hehehe.
@yuliantoku Aamiin, dan setan2nya sekalian dilempar masuk neraka jahanam, jd nggk bsa ganggu Adrian sama Askar lg.
@abyyriza Askar jga udah nemplok d hati gue bro.... hehehe.
@05nov1991 nmnya jga seme yg baik bang, mengalah sama ukenya yang lgi marah. lgian Askar jga salah, ada niatan untuk mnclkkn Aldi kn.
Mksih udah membaca bang. ditunggu y
Jangan pendek" kakkkk yang panjangan dikit kakk
ntar aku usahain part dpn.
@Tsunami wush wush mksdny gmn nih bang? hahaha
mending si askar pasangin ama si dwi aja dah kalau di adrian gitumah hahahaha
keep mention ya bro, okray?
@aurora_69