It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@akina_kenji yaudah klo gtu kamu aja yg dahsyat di hati gua ckckck
@Yirly sip
@handikautama hahaha ok
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@RifRafReis
@melkikusuma1
@albusfigi
@gaybekasi168
@handikautama
@Yirly
"Ah iya...? Apa yang kau ucapkan tadi?"
Yuri menghembuskan nafas panjang "apa yang sedang kau pikirkan? Tentang skandal itukah?" tebaknya
Aku diam tak menjawab
Yuri kembali melangkah sambil membenarkan posisi tas yang ia sampirkan di pundak "kupikir sepertinya kau sudah bisa tenang sekarang"
Kedua alisku saling bertaut tak mengerti
"Kurasa berita itu tak akan beredar di sini. Di internet juga smua berita itu kelihatannya sudah di blokir. Aku tak tau siapa yang melakukannya tapi ini pasti ada hubungannya dengan S.S entertainment"
Aku tak merespon kata-kata yuri. Pikiranku kembali teringat pada keith yang datang ke apartmenku wktu itu
"Yah... Mereka pasti tak mau ada masalah dengan artis mereka" jadi begitukah cara mereka untuk melindunginya? Yuri menoleh ke arahku "tapi bagaimanapun kau juga harus bersyukur karena beritamu tak akan tersebar untuk saat ini"
Aku tersenyum singkat, merasa sangat yakin kalau ini adalah perbuatan keith. Smua ini adalah janji keith dan ia telah berhasil menepati janjinya. Ia pasti telah bersusah payah untuk melakukan hal itu.
Kami berdua kembali berjalan. Yuri mengajakku untuk melihat MV skyblue yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat kami. Meskipun aku berusaha menolaknya, yurintetap memaksakku. Bahkan dia mengancam akan menyeretku untuk menemaninyanikut kesana jika aku menolak. Alasannya sangat sederhana. Hanya karena aku mengenal skyblue dan ia berharap ia bisa mendapatkan tanda tangan mereja dengan alasan ini.
Tempat pembuatan MV mereka tak trletak di pantai. Ini adalah hari pertama pembuatan MV baru mereka. Mereka pasti sangatlah sibuk. Aku yakin orang itu pasti sangat sibuk. Aku benar-benar berharap kalau mereka takkan melihatku nanti
Yuri terus menarik lenganku untuk mencari tempat yang lebih dekat dengan mereka. Ia ingin menonton secara langsung.
"Giel!! Liat mereka cakep bnget...!" seru yuri kegirangan "itu kevin! Ah dia benar-benar tampan oppa... Oppa!!!! Lihat giel kevin melihat ke arah kita"
Dasar yuri bodoh!! Kenapa dia harus berteriak seperti itu kalo gini kan mereka bisa melihatku.
"Emm... Yuri aku pergi sebentar ya" kataku setengah berbisik. Aku masih menyembunyikan wajah dan langsung pergi tanpa menunggu jawaban.
Aaaaahhhh ini benar-benar terlihat amat bodoh. Aku harus kabur dari mereka karena takut membuat skandal baru. Yeah... Mungkin itu wajar, mengingat aku akan kalang kabut kalo wajahku akan terpampang di internet lagi. Akh bukan hanya internet tapi juga media cetak. Wuah.. Itu bakalan jadi masalah besar.
Langkahku perlahan terhenti. Lututku terasa sangat pegal dan gemetar. Aku berpegangan pada sebuah pohon yang ada di dekatku. Ada apa denganku? Kenapa aku tiba-tiba merasa pusing? Jantungku juga berdebar lebih kencang dari biasanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Pandanganku mulai kabur dan semua yang aku lihat seakan berputar di hadapanku... Ini sangat konyol.
Aku duduk di atas bangku panjang yang ada di dekat pohon itu. Kemudian menarik nafas perlahan. Kepalaku masih berdenyut-denyut sakit. Sepertinya anemiaku kambuh. Aku menenangkan diriku yang mulai sedikit khawatir. Setidaknya aku sangatlah khawatir kalo aku tiba-tiba pingsan di sini.
"Ragiel?" panggil sebuah suara di belakangku
"Kenapa kau ada di sini?' tanya ethan yang kini mulai berdiri di depanku. Keningnya berkerut tipis saat melihat sikapku yang aneh "kau kenapa? Kau sakit?"
Aku diam. Mengatur nadaku agar tak terdengat gemetar. Tapi sepertinya tak mungkin, sehingga akupun memilih menggeleng untuk menanggaoi pertanyaannya.
Ethan berjongkok di hadapanku. Kemudian ia menyentuh keningku dengan punggung tangannya
"Kau demam?"
Aku tak menjawab
"Sebaiknya kau pergi ke dokter" ethan diam sesaat sambil memperhatikanku
"Sebaiknya aku mengantarmu ke dokter sekarang" tambahnya
Aku terbelalak saat mendengar ucapannya "ah.. Tidak... Aku tidak apa-apa kok. Kau tak perlu berlebihan" aku sndiri juga agak tak yakin dengan keadaanku karena nadaku seperti orang yang baru bangun dari koma.
Ethan diam sejenak aku tak tau apa yang ada di dalam pikirannya sekarang
"Hei! Ethan apa yang kau lakukan di sana?" panggil sebuah suara dari kejauhan "sekarang giliranmu"
Ethan masih bergeming dan tak menanggapinya. Ia terus diam di hadapanku. Aku hanya berharap dia tak mengatakan hal-hal yang tak terduga seperti sebelumnya.
"Ethan... Sekarang giliranmu" kata keith yang kini sudah berhenti di dekat kami "hei kenapa kau seperti ini?" pandangan keith kini beralih padaku
"Ragiel?" nada suaranya seperti orang yang tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Ia memiringkan wajah sesaat "kalian berdua nggak lagi pacaran kan?" tambahnya saat melihat kondisi kami berdua "hei... Ethan... Ntar kamu kena marah sutradara lho..."
Ethan bangkit berdiri. Tanpa kata-kata ia langsung pergi meninggalkan kami
"Kenapa dia?" nada bingung terdengar kental dari suara keith. Lalu ia menoleh padaku "lama tak jumpa giel!!" suaranya terdengar sangat ceria seperti biasanya
Aku diam 'kenapa ethan terlihat agak aneh?'
"Kalian berdua pacaran?" godanya
'Dia benar-benar membuatku kesal'
"Wah... Maaf ya.. Tapi setelah ini giliran dia selesai kok" tambahnya polos
Aku langsung berdiri. Kepalaku berdenyut hebat "kami tak pacaran idiot!" tanpa memperdulikan rasa sakit di kepalaku akupun langsung meninggalkan mahkluk menyebalkan itu
"Hei giel jangan marah dong..." ucap keith sambil mengejarku "tadi aku hanya bercanda sungguh"
Aku tak menggubrisnya "terserah apa katamu idiot!"
"Giel aku minta maaf"
Gigi-gigiku saling bergemeletuk kesal "jangan ikuti aku lagi bodoh!"
Keith mematung di depanku seperti orang yang baru di sambar petir. Ku harap ia mati konyol dalam keadaan itu 'idiot!'
Aku duduk di atas pasir putih yang terletak jauh dari tempat syuting para penyanyi sialan itu. Aku menarik nafas panjang. Rasa sakit di kepalaku sudah agak berkurang sekarang. Aku tak habis pikir kenapa orang itu sangat menyebalkan. Aku harap suatu hari nanti aku bisa meninjunya.
Pikiranku mulai melayang pada kenangan takuto untuk sesaat. Tapi dengan cepat aku menggeleng, karena aku tak boleh mengingatnya, yeah aku harus melupakannya.
"Kau ke sini lagi?"
Aku langsung menoleh cepat saat mendengar suara yang aku kenal itu. Jantungku mulai berdebar dengan kencang saat mengetahui dugaanku tak meleset. Zayn tersenyum padaku. Ia terlihat dengan pakaian biasa. Tak menggunakan pakaian bangsawan seperti biasanya. Juga tanpa pengawal yang biasa selalu menemaninya. Hanya ada sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir tak jauh dari pantai.
Zayn duduk di sebelahku. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Membuatku membuat kesimpulan apakah hari ini ada hal yang membuatnya snagat bahagia. Untuk sesaat, aku melupakan rasa gugupku. Tanpa ku sadari aku memperhatikan wajahnya sambil tersenyum.
Zayn mengangkat sebelah alis bingung "kenapa kau menatapku seperti itu?"
Aku langsung terperanjat dan salah tingkah begitu sadar dengan apa yang kulakukan "tidak... Bukan apa-apa kok..."
Zayn tersenyum melihat tingkahku yang terlihat kekanakan. Pandangannya kni kembali mengarah ke laut. Ia menarik nafas panjang dan menghembusnya kembali. Aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada nya, tapi ia tampak seperti orang yang tertekan. Ia menutupi semua itu di balik wajahnya yang tampak terlihat dingin dan kadang terlihat lemah dalam senyumannya.
Aku ingin menanyakan banyak hal padanya. Aku juga ingin lebih akrab dengannya. Tapi aku sangat takut untuk memulainya terlebih dahulu.
"Kau tak melihat pembuatan MV skyblue?" tanyanya tiba-tiba
"Eh?” untuk sesaat aku tak menjawab. Pandanganku masih terarah ke zayn. Otakku terasa amat sulit untuk mencerna kata-kata yang sangat mudah itu. Padahal seharusnya aku bisa menjawabnya dengan sangat gampang dan meluapkan segala kejengkelanku tentang skyblue. Tapi kata-kata yang keluar tak seperti yang ku harapkan
"Ah... Aku bukan penggemar mereka"
Bodoh! Kenapa kata-kataku terdengar sangatlah memalukan
Zayn tersenyum menahan tawanya dan menoleh padaku. "Kupikir semua orang pasti akan jatuh hati dan menjadi penggemar mereka jika sudah melihat skyblue. Ternyata aku meleset"
Aku ikut tersenyum melihat tuan muda yang kini tertawa di hadapanku. Meskipun aku sndiri bingung kenapa dia tertawa karena sebuah hal yang sepele
"Aku tak suka mereka. Yeah... Mungkin orang-orang akan menggangapku tak normal. Tapi itulah kenyataannya aku tak suka mereka" pandanganku menerawang saat mengucapkan kata-kata terakhir itu
"Aku tak bilang kalo kamu tak normal kok" timpal zayn yang masih tertawa. Ia berusaha menghentikkan tawanya. Aku tak mengerti, tapi entah mengapa aku melihatbdia sangatlah bebas hari ini "boleh aku tau alasannya?"
"Alasanku sangatlah sederhana" jawabku pura-pura tak peduli
"Aku tak menyukai penyanyi atau artis manapun" pandanganku kini kembali menerawang "lebih tepatnya aku membenci mereka"
Zayn menoleh cepat padaku. Aku yakin dalam pikirannya pasti bingung dengan apa yang kukatakan ini, ia tampak seperti ingin bertanya lebih banyak namun ia menggurungkannya
'Suasana jadi tak enak sekarang aahhhhh ini gara-gar kebodohanku!" aku cepat-cepat buka mulut agar ia tak salah paham "ahh.,, bukan itu maksudku.. Aku hanya..."
"Jawabanmu mirip dengan apa yang di katakan oleh kakak perempuanku" katanya tiba-tiba
"Ia juga selalu mengataka hal yang sedikit kejam jika sudah membahas soal artis atau penyanyi"
Zayn punya kakak? Bukankah yuri bilang dia ini anak tunggal? Jadi mana yang benar?
"Eh.., maaf bukankah kau ini anak tunggal?" ahhhh!!!! Bicara apa aku barusan!!!! Kenapa aku lancang sekali?!!!
Zayn menghembuskan nafas panjang "begitu ya?"
Aku memiringkan wajah. Alisku saling bertaut bingung
"Ternyata orang-orang lebih mengenal kalau keluarga zee hanya mempunyai seorang anak laki-laki"
Aku tak paham dengan apa yang ia pikirkan saat ini. Pandangannya terus mengarah ke pantai. Ia melamun
"Meskipun orang-orang berkata seperti itu, aku tetap akan bilang kalo aku ini bukanlah anak tunggal. Aku mempunyai saudara perempuan" pandangannya terlihat sedih
"Meskipun kami ini tak mempunyai hubungan darah, aku akan bilang kalo aku ini mempunyai seorang saudara perempuan"
Zayn menarik nafas panjang "sepertinya kau bingung dengan apa yang kukatakan ya?" ia menoleh padaku sambil tersenyum
Aku merasa mukaku mulai bersemu merah sekarang
"Lupakan saja.." ucapnya lembut. Senyumnya masih tak lepas dari wajahnya yang tampan
Aku langsung diam dengan ekspresi bingung melihat zayn yang tiba-tiba berdiri
"Hhh... Sepertinya aku harus pulang sekarang"
'Apa?! Sudah mau pulang? Padahal kami baru sebentar di sini. Kenapa ia sudah mau pulang?'
"Eh.. Ah tunggu" cegahku
Zayn menghentikkan langkahnya
'Apa yang harus ku katakan? Kenapa aku menghentikkannya?' aku benar-benar kebingungan dengan apa yang harus aku katakan
Zayn menoleh padaku "hmm?"
"Apakah kau sedang ada urusan sehingga kau ingin cepat-cepat pergi? Atau apakah aku terlalu menggangumu? Aku minta maaf jika memang benar begitu" aku membungkuk aku terlihat sangat bodoh saat ini
Zayn terdiam sesaat sebelum akhirnya ia tertawa pelan "tidak... Kau tidak menggangu kok. Aku berterima kasih karena bisa mempunyai teman bicara, tapi...." ekspresinya perlahan berubah
"Aku harus cepat pergi. Saat ini seluruh mansion pasti akan sangat kebingungan jika tau aku tak ada di sana" ucapnya sambil memperlihatkan seulas senyum. Tapi senyuman itu terlihat sangatlah sedih "sampai jumpa..."
Aku tetap diam di posisiku. Pandanganku tetap mengarah ke tuan muda yang masuk ke dalam mobil dan langsung pergi tanpa menoleh padaku lagi. Aku memgang dadaku. Ada sesuatu yang terus berdesir di hatiku. Perlahan namun sesuatu itu membuatku amat sakit. Apkah ini 'cinta?'
"GIEEEEEELLLLLL!!!!" teriak yuri dari kejauhan. Ia melambaikan tangan padaku.
Untuk sesaat aku belum beranjak dari tempatku berdiri. Aku menarik nafas perlahan lalu berjalan ke arah yuri sambil tersenyum
Untuk kali ini takuto, aku telah menemukan orang yang dapat membuat hati ini kembali tergerak setelah lama membeku...
"Taddiiii aku sangat senaaaaaaang sekaaaliiii" celoteh yuri mulai histeris.
"Giel kau tau? Aku baru saja melihat skyblue dengan MV baru mereka!!! Oh tuhan ini seperti mimpi... Aku benar-benar sangat senang!!!"
Aku masih memegang dadaku. Perasaan ini.., aku tak tau ekspresi apa yang harus ku tunjukkan. Apakah aku harus senang atau sedih. Tuan muda itu memang selalu membuat detak jantungku berdebar lebih cepat dari normal. Setiap kali ia ada di hadapanku aku merasa duniaku hilang untuk sesaat. Namun yang ku rasakan sekarang sangatlah berbeda. Hatiku merasakan hal yang sama seperti pada saat aku bersama takuto.
"Ahhhh.. Aku benar-benar senang! Hahaha" yuri terlihat seperti orang gila. Terus berkata 'aku senang' berulang kali aku harap ia tak perlu masuk ke rumah sakit jiwa hanya untuk hal ini. Kemudian ia menoleh padaku. Ekspresinya langsung berubah ia memiringkan wajah, sepasang alisnya langsung bertaut "kau kenapa giel? Apakah kau sakit?"
Aku tetap diam
"Giel?" panggil yuri skali lagi
"Yuri.." suaraku terdengar datar membuat yuri bertambah heran
"Apakah aku salah jika aku harus merasakan cinta sekali lagi?" wajahku tanpa ekspresi saat mengucapkan kata-kata itu
Untuk sesaat yuri tak mengerti arah pembicaraanku kemudian akupun melanjutkan "jika aku kembali merasakan cinta... Apakah aku salah?"
Yuri tak menjawab ia tau kalo aku tak pernah membicarakan hal ini setelah takuto meninggal. Dan ia juga selalu menjaga perasaanku dengan tak pernah mengungkit-ungkit masalah takuto. Ia menyunggingkan segaris senyum yang terlihat prihatin "tidak.. Kau tidak salah giel... Cinta itu hak milik smua orang, itu bukanlah sesuatu yang harus di batasi oleh apapun"
Aku mulai menunduk
"Meskipun aku tak pernah merasakan apa yang kau rasakan, meskipun kau sudah mengubur smua perasaanmu. Tapi aku tau satu hal. Takuto tak akan marah... Ia tak ingin kau terus bersedih dan menderita"
Air mataku mulai mengenang. Aku mengigit bibir bawahku agar tak menangis "aku... aku hanya merasa ragu. Apakah aku boleh jatuh cinta padanya. Aku takut... Smuanya akan berakhir sama seperti takuto.." kini air mataku mulai menetes
Yuri diam iapun tak mempunyai kata-kata yang tepat dalam situasi seperti ini ".... Siapa orang itu?" tanya yuri hati-hati.
Aku tak menjawab. Hatiku terasa amat pilu jika melihat kondisi diriku yang terlihat amat jauh dari dirinya
"Giell?"
"Zayn"
Untuk sesaat yuri tak bereaksi apapun
"Tuan muda zayn dari keluarga zee" ulangku seperti sebuah bisikan
Penegasan lirih dariku langsung membuat yuri terbelalak. Mulutnya terbuka ingin mengucapkan sesuatu. Namun ia menutupnya lagi. Ia sepertinya tak ingin membuat suasana smakin buruk
"G..giel?"
"Aku tau kalo itu emang tak mungkin karena aku bukan dari keluarga bangsawan. Meskipun kedua orang tua ku dulu adalah orang kaya, tetap saja tak bisa di bandingkan dengan keluarga zee. Aku juga tak mengerti kenapa hatiku bisa tergerak oleh tuan muda itu. Aku sudah membuat kesalahan terbesar dalam hidupku.." air mataku terus mengalir
"Kenapa takuto pergi meninggalkanku?!! Mungkin jika ia tetap hidup sampai sekarang maka aku tak perlu mengalami hal seperti ini"
Yuri menyandarkan kepalaku di bahunya "kau tidak salah" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku tau yuri pun tak mempunyai kata-kata untuk menghadapi situasi seperti ini
Aku terus menangis
Takuto... Seandainya kau masih di sisiku... Aku pasti takkan menangis untuk hal seperti ini kan?
Angin sore berhembus pelan di sepanjang jalan yang sepi. Aku bisa merasakan angin itu berhembus membelai rambutku. Dan antara sadar dan tidak aku bisa mendengar sebuah bisikan.
Maafkan aku giel.