It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Monster_Swifties : makasih bang ....
@Dasta_97 : makasih bang ..
@yansah678 :
Iya bang ..
2011. 15:05, Pekerjaan Gua udah beres, tinggal nunggu 1 jam lagi buat balik kost. Komputer masih nyala, Iseng Gua buka twiteer, Rame juga notif dari temen-temen, Gua liat ada twitt dari SMA 1, "Kompetisi Basket Pelajar Antar SMA se Jateng, GOR SATRIA SEMARANG, 17:00 ". Tanpa habis fikir, gua putuskan Nanti gua akan dateng, tepat sebelum jam 5 sore, gua sudah meluncur. Gua pilih bangku penonton di baris paling atas, tribun timur, pojok, setelah lajur ke 2.
"Dimana Astra di rawat, Gua ingin ke sana" teman-teman Gua pada diam, Gua tanya sekali lagi , tetapi Rizki memeluk Gua,
"Dia sudah tiada, ikhlaskan, agar dia tenang di sisiNya"
Kosong, ya, mendadak saat itu otak gua kosong, gak ada satupun bayangan, tidak ada satupun imajinasi, betapa sulit hari ini. Gua lemes, sepertinya tulang-tulang gua udah lepas dengan tubuh ini, memisahkan diri, lepas, terbang entah kemana.
"Antar Gua ke sana Riz, Plisss, antar Gua sekarang" Gua bicara pelan, pelan tapi bertenaga, seperti kemarahan yang muncul
"Iya, ntar, kita pulang dulu, ganti baju dulu" kata Rizki
"ANTAR AKU SEKARANG!!" dengan sedikit membentak Gua menatap Rizki. Rizki takut, ya baru kali ini Gua Membentak Rizki, dan baru kali ini pula Gua liat wajah Rizki yang ketakutan di depan Gua. Rizki mengangguk dengan sabar, Dia memegang tangan Gua, sedetik kemudain Gua nangis, Gua peluk Rizki, Gua nangis sekencang-kencangnya (cengeng banget gua saat itu, dada ini rasanya sesak sungguh)
Astra tadi di Rumah sakit ini, setelah proses 1 jam, dia bisa diambil keluarganya untuk dibawa pulang. Astra sudah di bawa ke rumahnya, kami meuju rumah Astra dengan fikiran yang kacau, sementra Nanda memberi tau Rizki, agar Ia pulang ke Kost untuk menggambil baju ganti gua.
Rumah Astra nampak ramai, depannya juga sudah terpasang tenda, Bendera Kuning dan beberapa kursi plastik biru berjejer di bawah tenda itu, beberapa orang bercakap-cakap, beberapa orang lainnya sibuk dengan sendirinya, lalu-lalang, entah apa yang mereka lakukan. Nanda berjalan di belakang Gua, Emon bareng dengan Nanda.
Gua ragu untuk melangkah masuk, Gua masih kagak percaya, ini mimpi, ya ini mimpi, harapan terbesar Gua saat ini yaitu Gua segera terbangun dari mimpi buruk ini. Gua lihat Ibu Astra masih menangis, didampingi beberapa ibu-ibu yang Lain. Gua Lihat Ayah Astra sedang sibuk berbincang-bincang dengan para tamu lainnya.
Gua masuk, Ayah Astra menemui Gua, Gua jabat tanggannya, dia tidak berucap apapun ke Gua, Dia cuma mengusap kepala Gua 2 kali, lalu pergi menemui Tamu lainnya. Gua bisa merasakan, Mungkin Ayah Astra sangat terpukul atas kejadian ini, sehingga tidak bisa berucap apapun.
Gua lihat Astra sudah terbujur, tertutup oleh kain coklat, Gua deketi, Jantung gua berdetak cepat, tangan Gua bergetar, bibir gua lama-lama bergumam, Gua mendekat, Gua duduk, duduk disampinya, bersimpuh, memandang, sepi, bingung.
Gua buka kain itu, Gua lihat wajah Astra, wajah yang penuh kedamaian, wajah yang penuh kebahagiaan menyertai diri Astra. Gua sentuh rambut Astra, gua pandangi, Gua membisu, diam, Di depan jasad ini, Gua terpukul. Gua nyesel, menyesal sedalam-dalamnya. Gua menyia-nyiakan waktu. Mungkin waktu 1 minggu itu yang diberikan Tuhan untuk bersama dengan Astra,. Sempat terfikir, Gua mau mengakhiri hidup gua, Gua ingin menemani Astra. Gua depresi..
"Kak, ikut kekamar dulu" tiba-tiba suara wanita di belakang Gua. Dia adeknya Astra, Annisa. Gadis kecil yang gua kenal dulu ketika Gua masih sering maen di rumah Astra. Gadis kecil yang dulu masih SD kini udah SMP.
Gua masuk ke sebuah kamar, Kamar ini baru buat gua, kamar bercat biru, ini jelas kamarnya Astra, Di sebelah kiri ada poster Fransisco Totti, lengkap masih dengan seragam AS Roma, di meja belajar ada bingkai Foto berdiri, foto Gua ada di situ, Foto berenam, ketika Gua masih SMP.
"Kak, kakak ganti baju dulu, ini pakai punyanya Kak Astra" Nissa membuka lemari. Gua mengangguk, gua diam, gua liat baju-baju Astra yang menggantung di lemari, ada satu baju yang ukurannya berbeda, lebih kecil, bukan, itu sangat kecil, seperti bukan baju Astra. Kusentuh baju itu, Gua kaget, ternyata itu baju Gua waktu gua SMP dulu, ya baju waktu gua Ulang Tahun, yang ditinggal di rumah Astra. Ternyata Astra masih menyimpannya, Gua ga tega mau memakai baju Astra. Gua diam, gua pengen nangis. Air mata ini seperti telah habis, tidak bisa keluar setetes pun.
Rizki sudah datang, Dia membawakan Gua baju Ganti. Gua masih tetep diam. Gua membisu, ,
"Adi, ganti baju dulu, Ga enak dilihat banyak orang" Rizki bebicara pada gua, gua abaikan kata-kata Rizki. Gua kosong, hilang harapan, hilang semangat. Lama Rizki sabar menemani, dia hanya diam, diam di samping Gua.
Akhirnya Gua Ganti baju, Gua ga mau pulang, Gua ingin menemani Astra malam ini. Rizkipun begitu, Dia akan menemani Gua dalam keadaaan apapun. Malam ini Gua ga tidur, Gua dan Rizki duduk di samping Astra, Gua bacakan surat Yasin, entah berapa puluh kali, berulang-ulang, dari malam sampai pagi.
Dua Burung bercicit, bercicit saling sahut-sahutan, saling mendekat, kedua burung kuning kemudian saling berebut makanan, berebut capung yang baru ditangkapnya, capung itu akhirnya terbelah menjadi dua. Pagi ini gua Liat dua burung di depan Rumah Astra, saling berlompatan di pohon jambu, kemudian terbang. terbang di kondisi yang mendung.
Pagi hari, jam 8 Astra dimakamkan, pagi ini mendung, tidak seperti pagi biasanya, sepertinya mendung ini telah mengantar kepergian Astra. Sepertinya mendung ini menggambarkan hati para pelayat di rumah duka ini. Teman-teman sekelas Gua datang melayat, Gua memang sengaja kagak masuk sekolah, Gua juga liat Iqbal, dari tadi dia ngajak ngobrol ke gua, bahkan dengan candaan yang garing dan ga ada lucunya sedikitpun, berusaha menghibur gua. Sesekali Gua senyum, tapi tidak bisa membohongi hati ini. Gua masih kaku, pilu, dan beku hati ini.
Satu hal yang paling menyesakkan hati, ketika Astra di masukan ke liang lahat, Gua ikut masuk, Gua ikut mengangkat jenazahnya, bahkan Gua yang minta izin untuk mengumandangkan adzan di dalam liang lahat. Ingin sekali air mata ini jatuh, sulit dibendung, tapi Gua udah janji sama keluarganya Astra untuk tidak mengeluarkan air mata.
Pemakaman selesai, orang-orang pada bubar, hanya beberapa teman sekelas yang masih di pemakaman ini, Gua liat Nanda, dia memandangku, Gua deketi, gua bilang agar Nanda pulang terlebih dahulu tanpa harus menunggu Gua. Yang tersisa di sini hanya Gua dan Rizki, Gua udah bilang ke Rizki, kalau pulang terlebih dahulu, tapi Rizki tetap masih mau menunggu di samping Gua.
Pemakaman sudah sepi, kini hanya tinggal Gua dan Rizki , Gua bacakan Yasin, berulang-ulang, bergantian sama Rizki. Ya , di depan pusara ini, di depan gundukan tanah merah yang bertabur bunga ini, Gua habiskan siang ini, sampai akirnya langit gelap, dan hujan turun.
"Adi, hujan udah turun, ayo pulang" bisik Rizki di telinga Gua. Gua abaikan omongan Rizki, Gua diam di depan Pusara ,Gua tertunduk di bau tanah ini, Gua masih belum terima kenyataan ini, sampai akhirnya hujan lebat, deras sekali.
Lama kami di sini, lama hujan ini menyertai kesedihan kami. Rizki masih di samping Gua, Dia menggigil, kedinginan. Gua kaget liat Rizki menggigil, segera gua bangun, segera Gua gandeng Rizki.
"Riz, ayo pulang" . Rizki mengangguk. Kami jalan di tengah hujan, berjalan menuju kost kami, jalan kaki di tengah hujan yang lebat ini. Dua anak manusia yang berjalan ditengah hujan yang lebat, di tengah angin yang kencang, Di tengah hujan ini, Gua nangis, air mata ini gua tumpahkan , Gua habiskan, bercampur dengan Air hujan yang mengiringi perjalanan pulang Gua.
Pagi hari, Gua bangun tidur, segera Gua Sholat Subuh. Gua lihat Rizki masih tertidur, tidak biasanya dia bangun lebih telat dari Gua, biasanya Gua yang ngebo. Setelah sholat Subuh gua bangunkan Rizki,
"Riz, bangun" gua goyangkan badanya, Gua kaget, Badan Rizki sangaat panas, wajahnya juga pucat. Gua gugup, gua ingat, kemarin gua kagak memperhatikan Rizki, entah dia sudah makan atau belum, dia sehat atau tidak. Kemarin Gua masih terlalu sibuk dengan kesedihan hati Gua.
"Riz, bangun Riz, "gua panik, Gua ga ingin kehilangan lagi orang yang Gua sayang. Gua panik, panik, entah,,, mode panik Gua saat itu 90%. Rizki bangun, Dia mengatakan kalau dia tidak enak badan. Gua Akan mengajak Rizki Ke Dokter, tapi dia kagak mau.
" Udah lah sob, ini demam biasa, Gua hanya butuh istirahat" kata Rizki. Gua pegang sekali lagi kening Rizki, Dia demam, dia panas sekali. Segera gua ambil Handuk kecil dan Gua kompres. Gua berlari ke Apotek, tapi Apotek 24 jam yang jelas-jelas ada tulisannya 24 tutup. Shit,, gua sempat dendam dengan Apotek ini. Gua berlari sepanjang jalan, jam segini masih banyak toko maupun warung yang belum buka, Akhirnya ada warung kecil yang jualan rokok di pinggir jalan. Gua bilang obat demam, akhirnya dikasih obat.
Gua balik Kost, Sialll,, bodoh banget Gua, orang dilarang minum obat seperti kalau belum makan, Gua cari Bubur yang ada di ujung jalan. Pagi ini gua lari pontang-panting, mirip orang Gila, Lari dengan Panik, dengan jarak tempuh 1 km...
"Riz, ayo makan dulu, ini mumpung masih anget" kata Gua ke Rizki
"Ntar, Gua lagi ga mau makan"
"Ayolah, plisss,,, biar Lu bisa makan ini obat" jawab Gua dengan mengiba.. Akhirnya Rizkipun mau, dia Gua suapin, walaupun hanya 3 suapan, setelah itu gak mau makan lagi (Romantiz amet waktu itu, pertama kali gua nyuapin Rizki... hehei)
Setelah minum obat, Gua temeni Rizki, Ya .. Gua ga berangkat sekolah, hari ini Gua ada disebelah Rizki terus, Gua udah bertekat ga mau kehilangan orang yang Gua sayang lagi. Gua bersyukur, setidaknya masih ada Rizki yang masih setia di samping Gua, Setidaknya masih ada Rizki yang masih bersama Gua. 3 hari gua ga masuk, Gua bertekat menjaga Rizki. Gua ga mau kehilangan lagi. Walaupun tiap inget Astra gua selalu nyesek (sampai sekarang )
Waktu terus berlalu, berangsur-angsur Gua suadah bisa Move On dari Astra, hanya ikhlas yang mampu membangkitkan Gua.. muvon,,muvon..semangat 45,,, itu yang gua tancapkan di fikiran Gua.
1 minggu setelah itu, Gua bilang ke Nanda, Gua ga bisa pacaran. Alasan klasik, Gua ga mau pacaran kalau Gua belum bisa sukses, Gua janji ke Nanda, kalau lebih baik sahabatan, ya sahabat deket, karena sahabat akan selalu ada sampai kapanpun. (Serial Nanda, Rizki, dan Emon insyaallah akan gua buat treat sendiri). Gua ngejalani hidup normal layaknya anak sekolah seusia Gua, selalu Hadir cinta yang tak pernah terungkapkan buat Rizki. Selalu hadir Cinta dari Nanda dan Rizki. Ya, Rizki, temen satu kost Gua, temen inspirasi gua, temen yang selalu jujur dan semangat, juga temen yang selalu mencatat kejadian-demi kejadian di buku Diary nya, Buku Notes tebel kayak punyanya orang kantoran.
Akhirnya tiba saat ujian nasional Tiba, Gua semangat buat belajar, kali ini Rizki sudah open dan intens kepada Gua. Dia perhatian penuh ke Gua, Sosok Astra hadir dalam Rizki, Sifat Astra hampir sebagian besar dimiliki Rizki, mungkin Tuhan telah menggantikan Astra dalam wujud Rizki...
Pengumuman lulus tiba, Gua dan Rizki dinyatakan lulus, kami melakukan konvoi yang berbeda, Biasanya Anak SMK 1 kagak pernah gabung dengan anak SMA 1, Sepertinya Rizki bareng teman-temanya ke arah barat , sedangkan gua bareng temen-temen gua ke Arah selatan.
Setelah penguman dan konfoi, gua baik kost, Tubuh ini rasanya remuk banget, Tapi gua abaikan, rasa capaek Gua terbayar dengan rasa gembira gua. Gua Lulus teman.. sekali lagi Gua umumkan, kalau Gua Lulus!!!
Gua masuk Kost, kamar sepi, Rizki belum balik, ah mungkin Konvoi Rizki sampai jauh. Gua segera mandi, sepertinya tubuh gua yang penuh cat warna-warni dan lusuh ini harus segera diguyur.
Jam 7 malam, Rizki masih belum pulang, Gua Sms juga ga terkirim. Gua telpon HP nya tidak aktif, mungkin batrenya habis. Oh ya teman, HP gua udah ga hp berlayar kuning lagi, HP gua udah kembaran sama punyanya Rizki, tepatnya tahun pas baru gua ama Rizki udah niat betul beli HP yang kembaran,Belinya bareng, hari sama, tempat sama, jam sama, warna yang sama dan tentunya di toko yang sama.. heheehi... Gua beli di Plaza Simpang lima, waktu tahun baruan bareng Rizki. Setelah tabungan Gua cukup, Gua beli HP, N-Gage QD ,, (dulu mah HP ini keren banget,, sekarang jadul yakk... di rumah gua sekarang masih ada, walaupun udah ganti chassing berulang-ulang dan jarang kepakai)
Jam 8 malam Rizki masih tetep ga balik kost, Gua sudah gelisah, ga pernah diapulang telat, kalaupun telat pasti ngasih kabar duluan, Gua resah, Gua liat meja belajar hanya ada Buku Harian Rizki.
DEG!!! jantung gua berdetak lebih kencang, gua baru sadar, barang-barang rizki udah kagak ada, sepatu, baju, seragam, tas, semuanya sudah ga ada. Gua buka lemari, semua punyanya Rizki ga ada, bahkan Topi berwarna putih yang selalu ada di dekat pintu, juga sudah ga ada. Gua panik, Gua tegang.
Gua lari keluar, Gua temui Pak Ibnu, (bapak kost gua).
"Emm.. maaf Pak, Rizki ada di mana ya, kok barang-barangnya udah tidak ada" tanya gua masih dengan panik
"Lhoh, Nak Adi kagak diberi tau?" tanya pak Ibnu malah heran. Gua menggeleng,
"Nak Rizki sudah pamitan dengan Bapak tadi jam 2 habis pengumuman lulusan, dia memberitahukan bapak kalau dia Lulus dengan nilai yang baik, oh ya dia tadi gak ikut coret-coretan"
Kata-kata pak Ibnu tadi membuat Gua shok, miris, jengkel. pengen rasanya banting Pot bunga yang ada di sebelah gua, pengen rasanya teriak, Riz, kenapa kau tega meninggalkan Gua tanpa bilang ke Gua.
Gua melangkah keluar, jalan gua lunglai, lemes, kagak ada semangat hidup
"Oh ya Nak Adi," Suara Pak Ibnu memembuyarkan lamunan gua
"Iya pak," Gua menoleh, memandang Pak Ibnu.
"Nak Adi bulan ini kagak usah bayar uang kost, Semuanya udah digenapi sama Nak Rizki"
Kata-kata Pak ibnu barusan malah membuat Gua semakin tak berdaya, Gua lemes, gua lemes, lemes banget. Sampai kamar kos gua pengen marah, Gua pengen banting semua barang-barang yang ada. Gua ambil HP, gua hubungi, selalu jawaban dari operator.. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktiv atau berada di luar jangkauan, silahkan ulangi beberapa saat lagi"
Gua pengen nangis, siaaaaaaaaaaaaaaaaLLLLLLL.....
Pagi hari gua ke sekolah Rizki, teman-teman sekelas Rizki banyak yang kagak berangkat,(ya iyalah, habis lulusan ngapain juga berangkat) Gua tanya-tanya tentang Rizki, mereka pada bilang kagak Tau, Betapa bodohnya Gua, 3 tahun Gua kagak tau alamat rumahnya Rizki. Gua menyadari, biasanya Anak SMK 1 ijazahnya langsung diberikan ketika pengumuman itu tiba, beda sama anak SMA yang lama dan berbelit-belit.
Akhirnya dengan bantuan beberapa teman sekolahnya, Gua dapat Alamat Rizki. Pagi itu juga gua langsung cari Bis menuju temanggung. Gua Bawa Buku Harian Rizki yang tertinggal, Gua masukan ke tas Gua. Asal tau teman dari kota Gua ke Temanggung bisa ditempuh 3-4 jam perjalanan.
Sepanjang perjalanan, hati Gua resah, banyak pertanyaan di hati Gua, fikiran kacau. Sepanjang perjalanan ini pula gua ingat Rizki, Rizki yang selalu mendampingi Gua ketiak gua tak berdaya, Rizki yang ada disisi gua ketika mengantar kepergian Astra, Rizki yang selalu senyum walaupun Gua marah-marah gak jelas. Gua pegang Diary Rizki. Gua liat tulisan depannya... SIMIPRAFAREM
Gua sampai di terminal Temanggung, Gua tanya orang daerah situ, ternyata daerah Rizki masih harus di tempuh dengan angkot, sekitar setengah jam dari sini jam, Ga pakai lama gua putuskan ke sana, setelah setengah jam gua berhenti, di daerah kecil, desa deket dengan ibukota kecamatan, Gua tanya-tanya ke orang, Ga ada yang namanya Rizki, gua jelaskan nama lengkapnya, mereka juga pada kagak tau. Gua Frustasi, gua nyerah, Gua bersandar di bawah pohon deket jalan. Gua haus, Gua putuskan buat nyari minum. Deket dari situ ada warung makan Padang
"Buk, Es teh satu" gua bilang ke penjual Nasi padang,
"Adek bukan anak sini ya" seorang ibu-ibu Muda yang jualan Es teh itu tanya ke Gua sambil menaruh Es di meja depan Gua. Gua menggelaeng. Setelah satu tegukan minum , Gua tanya ke Ibu itu lagi
"Bu, ibu tau Rizki, dia dulu sekolahnya di SMK 1 xxxxxx? tanya Gua.
"Rizki siapa ya dek, mungkin kalau ada fotonya Ibu bisa bantu" jawab ibu itu. Deg... !!Foto, ya foto, Gua baru inget, ada foto gua sama Rizki di dompet Gua.. (ah beginilah teman, jika orang sedang panik, fikiran akan jadi kacau dan tidak bisa berfikir jernih). Gua buka Dompet, Di situ ada Foto Gua sama Rizki, Ya foto ketika Gua memgang Piala juara 1 olimpiade Fisika Tingkat Jawa Tengah, waktu itu Rizki hadir dan menemani Gua. Gua ingat ini foto waktu di Jogja, UGM.
"Ini Bu, anak yang pakai baju ptih ini" gua tunjukan foto itu pada ibu ini. Lama ibu itu memandanginya, sambil mengkerutkan keningnya.
"Sepertinya ini Arzy bukan ya?? Iya, ini Arzy dek, bukan Rizki" kata-kata ibu tadi mengingatkan Gua, Bukannya nama lengkap Rizki ada Arzy nya..
"Iya bu, Arzy, ibu tau dimana rumahnya" tanya Gua dengan semangat.
"Coba Adek berjalan depan KUD itu, ada gang, ntar masuk saja, dan tanya orang di situ" jawab ibu itu. Setelah membayar, gua langsung lari, menuju tempat yang ditujukan ibu itu. Setelah tanya-tanya orang situ ketemu juga rumah Rizki. Rumah sederhana tapi bersih, Rumah yang depannya ada kolam ikan dan pohon cemara, Rumah bercat Hijau, dengan pemandangan belakang Gunung Sindoro. Rumah ini sepi, tertutup, dan sepertinya tidak berpenghuni.
"Permisi Pak, Rizki sekarang ada di mana ya " Gua tanya bapak-bapak separuh baya, yang sedang memandikan motornya di dekat rumah Rizki.
"Rizki??? Bapak itu bengong
"Eh, maksud saya Arzy pak, yang punya Rumah ini" tanya Gua lagi
"Owhhh, Nak Arzy, Dia katanya mau ke Bandung Nak, sama Ibunya, dia Ikut Kakeknya yang ada di sana, Baru saja tadi jam 12 berangkat" jawab bapak Itu. Gua lihat HP, jam sudah menunjukan puku 12:45. Gua hubungi lagi no Rizki, Lagi-lagi jawaban operator menyebalkan itu lagi.
"Coba Adek kalau ga keberatan ke terminal Temanggung saja, barangkali Bus menuju Bandung masih belum berangkat" bapak itu menjelaskan
"Terimakasih pak, suwun ya pak" Jawab Gua sambil berlari, Gua berlari kencng menuju jalan raya, Gua cari Angkutan, tapi ga ada angkutan yang lewat, Gua rasanya ingin nangis , Gua lari sekencang tenaga, ga tau berapa jaraknya, mungkin sekitar 3-4 km an (teman pernahkah engkau berlari 3 km di siang bolong, gua pernah...)
Akhirnya Ada pos ojek, Gua naek ojek,
"Pak terminal temanggung ya pak, cepetan pak, Teman saya ada di sana ". Bapak ojek itu bersedia, sepanjang perjalanan Gua ceritakan masalah gua ke bapak ojek, lagi-lagi sial, hampir sampai, Ban Motor ojek itu bocor. Akhirnya setelah Gua bayar, Gua lari, masih lumayan Jauh juga, sekitar 700 an meter.
Gua lari, lari sekencang-kencangnya, akhirnya sampai terminal Temanggung Juga. Gua tanya Bus Jurusan Bandung, tidak ada, kata orang-orang situ kalau mau ke Bandung harus naek Bus Jurusan Purwokerto, ataupun lewat Semarang dulu. Ternyata Bus Jurusan Purwokerto sudah berangkat. Ada 2 bus jurusan semarang, masih kosong, belum ada penumpang.
Gua bingung, gua berlari dari bus satu ke bus lainnya. Gua sudah mirip orang gila waktu itu. Gua menyerah, Gua duduk di bangku deket jalan, Tanpa terasa Air mata ini mengalir di pipi Gua. Ya.. Gua kehilangan satu orang lagi di hidup Gua ... BERSAMBUNG.....
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@sinjai
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
maaf yang minta dimention bilang yak, yang kagak juga bilang, yang kelewat, maaf bgt, kejar tayang ngetik,, kritik dan saran masih saya tunggu.
suwun
Gila.
Nangis.... Nangis please mentions ya kalo kisah nanda iqbal n momon dah TS tks
makin menegangkan , makin bikin penasaran , makin banyak pertanyaan
akankah adi comeout ke rizky? Kenapa arzy nyamar jadi rizky , akankah jadi happy ending ? Haha g sabar dapet jawaban nya di next update
nice update bang, BTW makin banyak aj konflik di hatinya adi
makin menegangkan , makin bikin penasaran , makin banyak pertanyaan
akankah adi comeout ke rizky? Kenapa arzy nyamar jadi rizky , akankah jadi happy ending ? Haha g sabar dapet jawaban nya di next update
nice update bang, BTW makin banyak aj konflik di hatinya adi