It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
BAGIAN #2
-Selamat pagi, Fa. Belajar yang rajin-
Itu sms pertama yang kuterima dari Randy hari ini. Aku sedang sarapan bareng Arsha seperti biasanya. Ngobrol ngalor - ngidul tentang segala hal. Dan selama itu juga sms masuk silih berganti. Setiap sepuluh detik. Bayangkan! Arsha nggak bisa menyembunyikan rasa nggak sukanya.
"Siapa, sih, Fa?"tanyanya.
"Bukan siapa - siapa, Sha"sahutku cepat.
"Nggak mau dibales dulu? Siapa tau penting"katanya lagi. Nada pertanyaannya cukup perhatian.
"Nggak usah. Jangan dipikirin, Sha"kataku sambil mencoba melanjutkan obrolan. Arsha nggak serta merta terlibat. Kulihat wajahnya berubah ogah - ogahan saat handphoneku kembali berdering.
Kali ini ada telpon masuk dari Randy.
Aku reject telpon itu.
"Angkat, Fa telponnya. Siapa tahu penting"kata Arsha sambil menandaskan es tehnya.
"Nggak usah, Sha. Palingan orang iseng"kataku mencoba tertawa.
"Itu hape kamu bunyi lagi. Kalo kamu nggak mau jawab biar aku yang jawab"
"Nggak perlu, Sha. Orang iseng aja"
"Kalo orang iseng kenapa nelpon kamu terus?"tanya Arsha nggak suka. Aku menatapnya sebal.
"Mana aku tahu. Namanya juga orang iseng. Ya, pasti buat iseng - iseng aja"sengitku
"Ngomongnya biasa aja,Fa nggak usah sengit gitu"hardiknya. Dia berdiri dan aku seolah menatapnya tak percaya.
"Ya, terserah kamu aja"katanya final lalu berlalu kembali ke kelasnya. Yang bisa kulakukan cuma diam dan cengo.
Dia kenapa?
Pondok pisan euy...
bagai semilir angin...
bagai semilir angin...
bagai semilir angin...
Arsha cemburu....wkwkwkwkwk
@tianswift26 dari awal kemunculannya/? Si Randy udah bawa pertanda/? Kok. Untuk karakternya bakal jelas di chapter" selanjutnya
@Otsutsuki97S serius? Padahal aku mau bikin gurindam wkwk :v
@Daser haha, dimaklumin aja, ya?
@fian_gundah yah, walopun semilir angin yg penting bisa nyegerin/? Wkwk
@Lovelyozan niatnya emang bikin penasaran
@melkikusuma1 haha, sabar aja deh buat Arsha
@lulu_75 iya kayaknya :v
@Kim_Hae_Woo679 jangan dibuang ke laut. Kasih komo aja, kan lumayan :v
BAGIAN #3
Bel pulang sekolah berbunyi. Serentak semua siswa bersorak dalam hati. Bagaikan sedang mendapatkan oase ditengah padang pasir.
Siapa yang nggak pengen pulang ke rumah saat seharian belajar di sekokah?
Bu Kintan sudah berlalu keluar kelas. Aku memasukkan bukuku kedalam tas. Jimmy sudah menungguku di pinggir meja. Aku belum bisa mengerti kenapa dan ada apa sama Arsha. Sikapnya di kantin tadi benar - benar aneh.
Apa dia punya masalah sampai membuat moodnya sebegitu buruknya?
Kalo benar dia lagi bad mood aku harus segera mengatasinya.
Apa, ya yang bisa menghilangkan bad mood? Gimana kalo coklat?
Walaupun agak sensimentil memang, tapi cowok juga makan coklat, kan saat dia bad mood? Ya, kan?
Atau aku kasih makanan favorite dia aja?
Tapi aku nggak tahu makanan apa favorite Arsha. Walaupun dia sering makan bakso di kantin, belum tentu juga, kan kalo itu makanan favoritenya?
"Fa, sadar nggak lu?"kata Jimmy membuyarkan pikiranku.
Aduh, pikiranku melayang bebas!
"Sadarlah. Emangnya aku masih mabuk"sahutku. Dia terkekeh. Jimmy merangkul bahuku keluar kelas.
"Fa, anterin gue beli buku, yuk?"
"Dimana?"
"Di toko bukulah dodol!"seru Jimmy semangat pas di depan mukaku. Aku terpana lalu tertawa sendiri.
"Sekarang?"
"Minggu depan"sahut Jimmy padaku. Aku mengangguk pelan dan Jimmy kelihatan gregetan melihat persetujuanku.
"Ya, sekaranglah, Fa"serunya sekali lagi.
"Tadi kamu bilang minggu depan. Ya, aku pikir minggu depan. Aku nggak salah, kan?"tanyaku polos dan Jimmy bisa senyum dipaksakan.
"Kadang selain hobi ngaret lu juga suka telmi, ya? Padahal IQ lu gede lho, Fa"sindirnya. Bukannya yang ngomong nggak jelas dan nggak tepat sasaran juntrungannya itu dia?
Kok nyebut - nyebut aku telmi?
Aku memasang wajah cemberut dan Jimmy menjawil pipiku.
"Jim, kamu kalo lagi badmood makan coklat?"tanyaku. O, iya Arsha mana, nih? Kok nggak kelihatan?
"Kenapa nanya kayak gitu? Emang lu lagi badmood?"
"Nggak juga, sih. Hah, gimana caranya lu biar gak badmood lagi?"desakku.
"Jalan - jalan. Kumpul sama temen biar otak lu nggak mumet lagi. Atau, 'gituan', pasti deh lu gak badmood lagi"kata Jimmy sambil terkekeh.
"Cara yang terakhir kayaknya nggak meyakinkan"seruku cuek.
Mungkin bisa dicoba buat ngilangin badmood Arsha siapa tahu berhasil, kan?
Ini kasus yang sering terjadi. Mulut bilang "tidak" tapi otak bilang "iya" sama sekali nggak sinkron dan konsisten.
Apa aku terlalu cepat 'gituan' sama dia?
Tapi kayaknya menyenangkan, kan?
Oke, stop Alfa
"Iyalah nggak meyakinkan! lu aja belum pernah nyoba. Gimana mau yakin, coba?"sindirnya mengejekku.
"Kampret lu. Mempertahankan itu lebih susah tahu"balasku sengit.
"Okelah. Tapi lu tau nggak berapa jumlah cowok perjaka disekolah ini? Masih bisa dihitung pake jari"sahut Jimmy meremehkan. Aku tertegun. Jimmy memandangku dengan pandangan tak tertebak. Dia menyeringai tipis.
Kalo benar apa yang Jimmy bilang, apa mungkin Arsha sudah nggak perjaka? Nggak mungkin! Arsha itu cowok baik - baik, kok. Membayangkan Arsha melakukan 'itu' saja sudah seperti mustahil?! Aku memang kenal Arsha, tapi bukankah yang aku tahu cuma 'luarnya' aja?
Kita nggak pernah tahu di 'dalamnya' dia itu seperti apa, kan?
Kalau pun benar, dengan siapa dia melakukannya?
"Siap melepas keperjakaanmu?" sindirnya sambil meremas tengkukku. Seringainya misterius membuatku cengo.
Memikirkannya membuatku pening