It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Otsutsuki97S :
@balaka : bang balaka jaga kode ya .. heheh dapat salam dr ..... bang
@hendra_bastian
Emmm ... wait aja ya
"Mau beli apa mang ?"
"Emm, saya ga mau beli pak, cuma mau tanya, daerah Antapani itu mana ya ??
"Antapani ya ?? agak Jauh dari sini Mang,
Buku Diary Rizki, Page 2:
Anak Itu Bernama....
Sabtu 14 Juni 2003,,Pagi ini masih sepi, matahari juga belum keluar dari persembunyiannya, semilir angin bulan Juni menerpa tubuhku, sementara cicitan burung Pingae (Passer Montanus) saling sahut menyahut di atas genteng rumahku. Sebentar kemudian aku tersenyum, ya aku bakalan kangen dengan rumah ini, rumah tempat aku dilahirkan dan dibesarkan.
Sudah dua minggu ini aku menempati kembali rumahku yang dulu. Dua minggu juga setelah kedatangan kembali ibuku ke Temanggung, mengambil Raportku dan juga hasil kelulusanku, sebelum beliau akan kembali lagi ke Bandung, dua hari lagi.
Kurasakan dinginnya pagi hari di Temanggung, kulihat lagi langit Temanggung, aku tersenyum getir, he,, Mungkin akan lama aku meninggalkan tempat kelahiranku ini. Nanti siang aku akan pergi merantau ke kota, kota kecil yang berbatasan dengan Semarang. Ya, aku diterima sekolah di SMK yang jauh dari rumah. Memang itu adalah keputusanku. SMK Negeri yang ada di Kendal.
Aku masih ingat, betapa pengecutnya ayahku, dia tidak mau menemui ibuku. Ketika kemarin sore aku suruh datang ke rumahnya. Aku lihat adik tiriku yang masih berumur dua tahun, Lucu.. mirip seperti aku, aku tidak berhak membencinya, karena dia tidak tau masalah apa-apa. Ayahku cuma bilang "Hati-hati di sana, kalau butuh sesuatu jangan sungkan minta sama Ayah". Aku cuma mengangguk dan mencium tangannya. Aku bilang pada Ayah, untuk menemui ibuku sekali saja, tapi ayahku menolak, menolak dengan halus tapi buatku itu menyakitkan.
"Nak, bertemu dengan ibumu sekarang, bukan akan membuat keadaan membaik, tapi masalah baru pasti akan muncul lagi, entah ayah akan membaik atau akan memperkeruh suasana dengan ibumu lagi" begitu jawaban ayahku. Satu sisi aku memahami, tapi satu sisi hatiku menolak, kenapa Ayahku, ayah kandungku sendiri enggan bertemu dengan wanita yang telah menggandung anakknya. Tiga belas tahun mereka bersama, tiga belas tahun dia membina rumahtangga, tapi sekarang apa.. Ah,, urusan orang dewasa itu, apakah serumit ini.
Aku pamitan untuk pergi, Ayahku menyerahkan amplop coklat. Aku tau sejumlah uang yang cukup banyak buat seumuranku. Aku pamit sama Ayah, Ayahku bilang salam buat Ibuku.. Aku juga pamitan sama Ibu tiriku, Aku cium adik tiriku, "maaasss...masss Arzy.." Mass.. " hanya dua kata yang diucapkan bocah itu. Ya, adikku belum paham akan kepergiannku. Aku pamit pulang ke rumah lamaku,
Sampai rumah amplop itu aku buka, ya aku sudah tau, aku bilang kepada Ayah, kalau uang masuk sekolahku dan seragam habisnya 6 juta. Tapi di amplop itu lain, banyak... ada selembar kertas di dalamnya, tulisan yang sudah lama aku kenal, itu tulisan Ayah.
Anakku sayang, maafkan Ayah yang tidak bisa mengantarmu, kamu sudah dewasa, ayah berharap kamu bisa tumbuh menjadi Anak yang berguna. Ayah hanya bisa memberi ini, gunakanlah dengan baik. Setelah dikurangi biaya masuk sekolahmu, ada sisa yang bisa kamu gunakan untuk kost dan jajanmu. Kalau ada sesuatu, jangan lupakan ayahmu ini. Jaga diri baik-baik disana nak."
Kubaca tulisan itu, Ada sedikit rasa haru, Ya sedikit.. tidak lebih, karena laki-laki yang tega meninggalkan istri dan anaknya bagiku adalah pengecut. Aku lihat lagi uangnya. 12 juta, kurasa ayaku terlalu berlebihan. anak kecil sepertiku harus di kasih uang segitu banyaknya. Itu artinya setelah aku bayarkan uang masuk sekolah, masih tersisa separuhnya. 6 juta. Aku kasihkan kepada ibuku. Tapi ibuku menolak, itu bukan haknya. Ibuku tegas dan jika itu terlalu kebanyakan buatku, maka aku suruh mengembalikan lagi ke Ayah. Akhirnya sore itu juga aku kembalikan ke ayah, sebagai janji ayah, tiap bulan ia akan mengirimi uang bulanan buat hidupku.
Jam sudah menunjukan pukul 12 siang, setelah sholat Dhuhur, aku diantar Ibuku ke terminal. Sebenarnya aku bisa berangkat sendiri, tapi ibuku tetep kukuh buat ngantar aku sampai terminal. Siang itu Aku tinggalkan Ibuku di terminal, Aku liat di sudut mata ibuku yang hampir mengeluarkan butir beninggnya, tapi di tahan, ya, aku tau, ibuku tidak ingin membuat aku sedih. Aku cium tangan Ibuku, Ibu ku berucap "Jaga diri baik-baik disana nak" , pesan yang sama persis dengan pesan Ayahku. Oh,, andai ibu dan Ayahku tidak berpisah, mungkin aku akan diantar sama Ayah dan Ibuku, naik mobil bersama, seperti 4 tahun lalu ketika aku diantar ayah dan ibuku, bertiga naik mobil sampe terminal ini, Ayah yang nyopir, ibu di samping, sementara aku di belakang.. Ya, dulu mengantarkanku untuk pergi berlibur ke tempat kakek yang ada di Magelang.
Bus melaju, debu dan panas bercampur jadi satu, Ibu melambaikan tangan, semakin jauh.. semakin kecil dan tidak kelihatan. Sebenarnya aku ga tega dengan Ibuku, aku tinggalkan ibuku sendirian. Ibu menawarkan aku untuk melanjutkan sekolah di Bandung, tapi aku menolaknya, bukan menolak untuk tinggal dengan ibu, tapi aku menolak karena disana aku pasti akan membeni ibuku. Ibu yang harus menanggung semua biaya sekolah dan hidupku. Sementara kalau tidak di Bandung, seluruh biaya akan ditanggung semua oleh ayahku. Klise
Bus melaju .. panas, dan gerah, perjalanan sampai kendal kalau tidak macet 3 jam, masih ada waktu 3 jam, mungkin bisa aku manfaatkan untuk tidur, tapi semakin kucoba merem, bukannya semakin ngantuk malah pedih di mata. Sampingku seorang mas-mas, mungkin umurnya 4 tahun di atasku. Aku coba kenalan dengan Dia, namanya Fajar. Dia tenyata mau ke Semarang, Kuliah di UNDIP . Ambil perikanan. Aku sempat heran, Seharusnya kalau di Temanggung itu yang di kembangkan pertaniannyan atau peternakannya, tapi perikanan?? hehe ga papa, mungkin mas Fajar bisa merubah pradigma ekonomi Temanggung.
Semakin lama kantukku juga semakin dekat, Mas Fajar sudah sibuk dengan bukunya, aku pandangi luar jendela, sepanjang perjalanan hamparan sawah, ladang jagung, dan hutan sengon, aku menguap, ngantuk dan akhirnya tertidur. Aku bermimpi, aku mempunyai seorang teman, teman itu aneh, kemana-mana selalu mengenakan baju koko putih, sesekali melihatku dan tersenyum, lalu dia berlari ketika aku mendekatinya. terus dan terus,, hingga akhirnya aku tersadar. Aku dibangunkan Mas Fajar ketika sampai daerah Weleri. Ternyata aku sudah masuk daerah Kendal. Mas Fajar tau kalau aku akan turun di Kendal setelah kenalan tadi. 20 menitan lagi akan sampai.
Bus melaju ke timur, sementara matahari semakin bergerak ke barat, tepat jam 15:07 aku sudah memasuki ibu kota kabupaten ini. Aku bilang ke kernet bus untuk turun di depan kolam renang Tirta Arum, dan ga lama kemudian bus berhenti. Aku pamitan sama Mas fajar, mas Fajar mengangguk, dan kini aku turun.
Jam 3 sore, tapi masih panas, tujuanku selanjutnya adalah mencari kost. Memang masuk sekolah masih 1 munggu lagi, tapi 3 hari sebelumnya ada pembekalan MOS di samping juga harus melunasi pembayaran-pembayaran seklolah. Aku sengaja ancang-ancang lebih awal. Aku berhenti sebentar di warung tenda, Warung Es yang depannya tertulis tulisan DAGO, aku masuk dan memesan satu porsi.
Di warung Es ini ada juga anak seumuranku, tubuhnya seperti aku, tingginya juga sama denganku, hanya kulitnya lebih cerah punyaku, heheh..Dia juga memakai tas ransel, duduk sendiri di pojokan. Jaket hitam berlogo Nike, dan celana Jins warna Biru. Jelas terpampang Tas yang di bawa anak itu berlogo Nike juga. Kulirik sepatunya juga berlogo Nike. Ah .. anak kemakan merek,, aku sudah bisa nebak itu pasti KW atau malah imitasi (hahaha piss)
Aku memilih meja di depannya. Ga tau mengapa tiba-tiba anak itu datang mendekat sambil membawa Es nya
"Boleh duduk di sini" tanya anak itu sok kepedean. Gayanya yang kalem tapi meyakinkan, pembawaanya yang tenang tapi seperti banyak aura cerewet. Ya anak yang bisa di bilang berkarakter. Dalam hatiku bisa nebak, anakini mudah bergaul dengan siapapun dan banyak cewe yang telah jadi korban karena kepandainnya merayu pakai kata-kata.
"Silahkan" jawabku enteng. Memang aku ga mudah untuk bergaul, sikap kaku dan idealis yang ada di diriku membuat kesannya wagu untuk bercakap-cakap, atau setidaknya satu hal yang ada di diriku, Aku ga pandai basa-basi untuk membuka percakapan.
"emm... dari mana.. mau kemana.. dan mau ngapain ? kok bawa tas besar? " tanya anak itu dengan cerewetnya. Ya, seolah-olah dia sudah lama kenal denganku, pertanyaan yang sok mengintimidasiku. Satu kesan buat anak itu cerewet!!
"Dari belakang, mau ke depan, dan mau jalan" jawabku ketus.. Dengan jawaban itu, kuharap anak ini tidak tanya aneh-aneh lagi ke aku, sambil sesekali aku sendok potongan buah yang ada di mangkuk es ku. Tapi jawabanku itu malah buat dia tertawa, what.. apa yang aneh denganku???
"Kamu itu lucu, hehe ,udah ya, udah kelamaan aku di sini, entar perjalananku ga sampai tujuan" jawab anak itu, suara yang berkarakter, empuk tapi berwibawa, seperti pemimpin apa ya .. ya ,, seperti orator partai,
"Emang kamu mau kemana ?? tanya aku ke anak itu (aku masih dengan gaya sok songong )
"Gua mau Perjalanan ke barat, hehe.. udah ya gua tinggal, kalau jodoh pasti kita bisa ketemu lagi" jawab anak itu sambil meninggalkan tempat ini. Gua??? anak tadi bilang Gua??? ga salah??? Apa anak-anak sini sudah terkontaminasi dengan gaya ala jakartanan ?? ah bodo ah..
Es yang ada di depanku udah habis, aku mau melanjutkan perjalananku, masih berjalan ke arah timur, mencari kost. Hampir dua jam aku mengelilingi komplek perumahan, menyusuri perkampungan, dari pojok sampai pojok, ga ada kost yang kosong, kalaupun ada, aku kurang cocok dan sreg.. udah hampir putus asa aku mencari kost, mencari kost itu tidak semuadah mencari es di pinggir jalan, sampai akhirnya ada seorang anak, yang pasti lebih tua dari aku, dia sedang menenteng tas juga keluar dari sebuah rumah, rumah bergerbang coklat tua, dan di depannya ada aksen khas jawa, joglo. Aku ikuti anak itu, lalu bertanya
"Maaf mas, di daerah sini yang ada kost buat anak sekolah mana ya ??"
Sejenak anak itu menatapku.
"Kamu mau kost ??
"Iya" jawabku sambil mengangguk
"Kebetulan di sini ada satu kamar yang kosong, kemarin penghuninya udah lulus, dia sekarang melanjutkan kuliah di Semarang, coba saja bilang ke Bapak Kost, siapa tau belum ada yang boking"
"Makasih mas", lalu anak itu tersenyum sambil meninggalkanku .
"Sama-sama"
Aku pencet Bel rumah itu, ga lama kemudian seorang bapak-bapak keluar dari pintu utama, Bapak separuh baya, kumis lebat, dan berkacamata, Pak Ibnu namanya.
"Maaf pak, saya denger di sini ada kamar kost yang kosong ya?" tanyaku ke Pak Ibnu
"Oh ya, adek mau kost ??, sini-sini dek, masuk dulu" Pak Ibnu menyuruhku masuk. Diluar dugaan Pak Ibnu orangnya baik dan ramah, panjang lebar dia menjelaskan tentang kondisi kost yang ada di sini, termasuk harga. Harga kost perbulannya 300 ribu, boleh bawa komputer dan setrika, dan satu kamar boleh diisi 2 anak, dengan harga tetap. Jujur dengan harga segitu sungguh berat, 300 ribu per bulan, sementara biaya SPP sekolahku perbulan hanya 45 ribu. Aku liat kondisi kamarnya, bersih, rapi, dengan lantai kramik berwarna merah. Ada 2 kamar mandi, satu di dalam kamar dan satu di luar buat bareng-bareng penghuni kost lain. Aku cocok, tapi masalah harga aku sedikit keberatan. Sempat kepikiran kalau ngajak 1 anak lagi berarti 300 ribu akan di tanggung berdua, artinya satu anak 150 ribu per bulan, Fair.. aku berharap ada anak yang mau.
Aku keluar, sementara waktu sudah hampir magrib, mataharipun sudah mau menenggelamkan dirinya. Aku duduk sambil memandangi matahari sore itu. Jingga.. Entah mengapa aku agak sedikit membenci jingga, ya jingga di senja sore ini, Di kehidupanku, jadilah apa saja, asal jangan senja, karena kedatangannya hanya sementara saja. Suyup-suyup aku lihat anak yang tidak asing lagi, anak korban Merk yang aku temukan di warung Es tadi,
"Mas, kamu kan yang tadi??" tanyaku ketika dia sudah mendekati
"Heheh tuh kan, kalau udah jodoh ketemu lagi, .., iya, ternyata di sebelah barat sekolahan ga ada kost yang nyaman, harganya juga ngawur-ngawur" jelas anak itu
"Lhoh, masnya juga nyari kost??"
"iya, dari tadi siang malah, cuma aku lebih seneng yang ada di barat sekolah"
"Kenapa??"
"Kalau berangkat ke sekolah, aku bisa menjemput pagi dan menantang matahari, terus kalau sore, waktu pulang ke barat, aku bisa mengejar matahari". Dengan mantab anak itu menjawab. Huh, Jawaban yang klise buat anak seumuran SMA kelas satu
"Terus kenapa Lu cari sekolah di Timur sekolah??" tanya anak itu lagi
"Biar adem, pulang pergi ga harus menatap matahari" jawabku kaku
"hehehe... "
"Mas, mau ga kost sama aku, jujur aku agak berat jika suruh bayar 300 ribu, tapi kalau sekamar diisi dua anak, harganya juga bisa dibagi dua" jelasku tampa basi-basi
"emmm... siappp..." Ga kusangka anak itu langsung mengiyakan. Sepertinya anak ini optimis banget menjalani hidupnya, seperti terlepas dari kehidupan sebelumnya, seperti ada kesedihan yang baru saja lepas dari bebannya.
"Siap.. Gua tadi siang juga udah ke sini kok, cuma Gua belum sreg, masih pengen nyari-nyari tempat lain, siapa tau harganya lebih cocok dan kamarnya lebih nyaman"
Aku pun bergegas masuk buat ngasih tau Pak Ibnu, dan segera Tas besarku dan Tas besar anak itu dimasukan.
"Oh ya, nama Lu siapa ??"
"Saya Rizki mas," jawabku, masih canggung
"Jangan Panggil mas, kita kan seumuran", sambil menjabat tanganku, tangan yang lembut, tapi berwibawa, tangan yang seperti membawa kehangatan, tangan yang selama ini aku jabat tangan, hanya tangan inilah yang sepertinya akan merubah jalan hidupku kedepannya, dua detik kemudian anak itu bilang
"Gua Adi",
bersambung.....
@Readhy_PDA
@melkikusuma1, @p4t, @hendra_bastian,
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
@viji3_be5t
@line
@amir_tagung
@RifRafReis
@abyyriza