It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Astaga-_- terpampang jelas keleus di judul threadnya.. Kyaaaa, jadi selama ini kau menganggap cerita ini fiksi? Ih.. Jahat! @kim_hae_woo679
btw. jangan dong, Rahman g jahat lah. Coba km diposisi Rahman, yg str8, tp nyaman sobatan sm km cos dy ngerasa Putra satu2nya temen dy yg bs dijadikan sobat. Klo bs sih pertahanin. eh tp g tw ya endingnya gmn kn ini history masa lampau ya. Nyimak aja deh....
Aaakkk gwe gk item lagi sekarang! -_- iya dia gk jahat.!
Tapi inti nya hargai aja orang yg udah sayang ama kamu put, meskipun gak harus dijadiin pacar.
Dan satu lagi nasehat penting dari aku, jangan pernah menggantungkan perasaan kamu kepada siapapun, cintai diri kamu sendiri dulu.
Aaaakkk, ini nasehat yg paling syantique menurutku, terima kasih kak
Thanks buat crita yg dh d share
Miris bnget y
@lulu_75 @yansah678 @yirly @lovelyozan @cibro
@kim_hae_woo679 @zick_perzon @gelandangan
@delayedbanks @gry02 @soshified @josiii
@hendra_bastian enjoy..
Akhir-akhir ini memang hari yg berat buat Rahman, dia selalu bekerja dan sekolah secara berdampingan. Gwe sebagai sahabat dan orang yg punya perasaan ke dia tentu sangat ingin membantunya. Tapi apa daya gwe? Gwe gk bisa apa-apa.
Selain itu dia udah ada Rizka kan? Gwe rasa cukuplah untuk menjadi pelipur laranya.
Soal Jimmy, gwe gk tau..
Semenjak kejadian kemarin dia menjaga jarak dengan gwe, gwe gk tau apa masalah dia. Yg pasti gwe gk da buat salah ke dia, lagipula gwe emang gk da perasaan sama sekali ke dia kan? Dan Ya..kami hanya sebatas teman.
Keputusannya untuk keluar dari clan gwe di game online itu, sudah menjadi pertanda bahwa dia memang sudah tak mau lagi berteman dengan gwe. Secepat itukah dia menyerah? Terserahlah.. Hati siapa yg tau? Dia bisa berubah kapanpun sesuai dengan kehendak sang pemilik hati.
Tapi gwe tak hilang harapan dengan Rahman, gwe gk seperti Jimmy. Gwe akan berusaha, jikapun dia akan menolak gwe, at least dia tau perasaan gwe.
Intensitas pertemuan kami sudah semakin berkurang, bahkan saat Lebaran pun dia tak berkunjung ke rumah gwe, padahal gwe sudah menunggunya. Kami semakin renggang..
Rasa rindu gwe pun semakin menjadi-jadi. Saat gwe hanya bisa smsan dengan Rahman , dan hanya ber-inbox via facebook.
Hingga pada hari itu.
SMS masuk! Rahman.
'Put, kluar kita malam ini!'
Yeahh, inilah yg gwe tunggu selama ini. Sudah sebulan gwe gk bertemu Rahman, gwe rindu. Gwe gk peduli apa yg akan menjadi topik pembahasan kami nanti yg terpenting sekarang adalah rinduku terbayar untuk melihat mata sendunya dan senyum manisnya.
'Oke'
Byk sekali sebenarnya yg ingin gwe katakan tapi hanya kata itu lah yg terbesit saat mengetik.
'Abis isya gwe otw'
'Oke'
Ini masih sore, gwe putuskan untuk Jogging. Gwe ngajak Toni untuk bersepeda ke alun-alun. Tanpa ada jeda iklan gwe langsung berangkat kerumah Toni.
"Toni!!"
"Ya!"
"Ayok sepedaan ke alun-alun!"
"Males!"
"Iuhh, situ lakik gk sih?"
"Ah.."
"Ayolah ah, gwe maksa nih.."
"Okelah.. Dasar pemaksa!"
"Sempakmu lah!"
"Hahahahah"
Dia tertawa dengan guyonan gwe, haha, entah kenapa sifat Toni berubah akhir-akhir ini. Dia seperti menjauh. Heran.. Punya temen semuanya complicated. Mulai dari Rahman si the special one, Jimmy si cepat menyerah dan Toni si mysterious. Hahah~
Kami bersepeda ke alun-alun dengan secepat kilat, sebenarnya hanya gwe sih, Toni tampak tak bersemangat dan tak byk bicara. Tak seperti biasanya~
Sampai di alun-alun suasananya seperti biasa, ada yg udah di hempas datang lagi hempas datang lagi siapa lagi klo bukan pedagang asongan yg sering di usir satpol pp. Ada yg selfie-selfie syantique, foto-foto indah menawan. Dan jogging, wah lumayan nih di depan gwe ada cowok kira-kira 25-28 lah rentang usianya. Wow bohay juga tuh bokong~ alhasil gk fokus jogging!
3 putaran terselesaikan, gwe ambil pendinginan di dekat Toni yg lagi asik mengotak-atik hpnya.
Setelah gwe rasa cukup pendinginan. Gwe akhirnya duduk disamping Toni sambil mengatur nafas.
"Ton, lu kenapa sih?"
"Gk papa."
"Jadi kok lu dari tadi diam mulu?"
"Gk da lo sempak!"
"Aih.. Kok lu nyolot."
"Dibilang gk da ya gk da."
"Ywdah.."
Gwe diam. Dia diam.
"Lu buat status kok nyindir Put? Gwe gk pernah sedikit pun suuzon sama lu, lu kok suuzon gitu? Klo lu butuh bantuan kapan gwe gk mau nolong? kapan? Ha. Kok gitu pun masih ada aja pikiranmu yg gak baik tentang gwe!"
Apa-apaan Toni? Oh jadi masalahnya itu? Setau gwe, gwe buat status di fb kemarin isinya gini "kau menjauh teman, tolong maafkan aku jika ada salah." Dan itu kutujukan untuk Rahman.
Jadi Toni tersinggung dan merasa? Kok dia jadi sensitif gini sih?
Sejak kapan dia merhatiin gwe?
Perasaan dia selalu cuek deh..
"Apaan sih lu? Itu statusnya buat Rahman keleus, kurang kerjaan kali buat status tentang lu. Klo pun gwe buat status tentang lu, pasti gwe tag lah.. Seperti sebelumnya. Lagian lu kan bukan temen gwe, lu dah gwe anggap saudara."
Kata-kata itu keluar begitu saja.
"Ah? Iya ? Sorry.. Thanks udah nganggap gwe saudara."
Tapi ada yg aneh dengan kata-katanya yg tentang status gwe tadi. Gwe cerna kata-kata itu.. Dan akhirnya gwe dapat kesimpulan.
"Eh, bentar deh.. Jadi selama ini lu anggap gwe orang yg gk tau terima kasih? Gk tau balas budi? Sering nyindir-nyindir orang? Gitu?"
"Eh.. Gk gitu maksud gwe Put!"
"Ih.. Tega lu ya!"
"......."
"Kita udah berteman sejak sd, dan sekarang akhirnya lu ungkapin semua nya hanya karena masalah sepele gitu doang? Sekarang siapa yg suuzon?"
"Put.."
"Tega lu! Anjrit.."
Gwe langsung ambil sepeda gwe, gwe kayuh dan gwe tinggalkan Toni. Sialan! Selama ini dia nganggap gwe rendah ternyata. Kurang ajar!! Gwe gak nyangka bgt kan jadi kek gini. Salah gwe apa ke dia? Sekalipun gwe gk pernah berpikir buruk tentang dia..
Cukup gwe jadikan pelajaran ajalah.. Hah~ sakit! Sakit hati gwe.. Parah~
_____________________________________
Sehabis isya.
Sialan Toni, gk nyangka dia begitu sama gwe. Bikin badmood sampek beberapa jam aja dia.
Untung hari ini gwe ada janjian sama Rahman. Jadi badmood gwe akan hilang dengan melihat mata san senyumnya.
Gwe siap-siap , gwe hanya pakai kaos motif tentara dan celana jeans hitam, dan jaket coklat kesayangan gwe.
Gwe perhatikan kaca.
'Wah, sekarang gwe putihan ya. Makin ganteng aja'
Itulah kira-kira apa yg gwe katakan, dan gwe merasa pede aja. Karena sebagian besar lelaki juga melakukan itu.
"Put!"
"Iya."
Gwe bergegas ke Rahman, langsung naik keboncengan motornya. Haha~ gwe udah gk sabar.
"Kemana kita Put?"
"Seterah yg punya motor!"
"Jiah.. Makan?"
"Gk ah! Udah kenyang!"
"Lah? Katanya seterah?
"Hahaha, iyaiya. Ke lapangan parsamya aja yuk. Gwe pengen ngobrol panjang."
"Okeh, nanti jam 10 gwe mau jemput adek gwe latihan karate."
"Okeh."
Yah.. Jadi sampek jam sepuluh aja nih? Waduh.. Padahal gwe maunya sampek jam 12 atau paling cepat jam 11an gitu biar puas ngobrolnya. Biar rindu gwe terbayarkan. Supaya gwe lupa ama sifat Toni. Gwe juga sudah beberapa kali nge-reject telpon dari Toni. Biar tau rasa dia~
Haah.. Pokoknya gwe pengen lama.
Kami berjalan ke lapangan parsamya, disana byk sekali permainan anak, warung-warung makan, jajanan, dan beberapa penjual emperan. Di tengah lapangan ada tempat untuk melihat seluruh lapangan dan tempat nongkrong untuk membunuh waktu.
Kami putuskan untuk duduk di tempat itu.
"Man, lu kenapa gk datang waktu lebaran kemarin?"
"Byk bgt kerjaan Put, blum lagi gwe ama Rizka nge-trip bareng keluarganya."
Sakit sekali.
"Oh ywdah.. Hmmm, padahal gwe dah nunggu loh!"
"Hehehe, sorry."
Hanya itu Man? Hanya Sorry, fix ini salah gwe yg terlalu berharap.
"Iya-iya gpp."
"Wah, serulah pokoknya Put. Kami nge-trip ke pulau salah namo dan pulau pandang. Sambil snorkling, uihh, mantap lah pokoknya. Koralnya.. Pasirnya.. Jauh lah Put sama pantai yg kita datangin waktu itu. Hahahah"
Nampak sekali wajah senang Rahman yg tulus.
"Wuih, mantap!"
"Lu mau nengok foto-fotonya?"
"Mau.."
"Nih.!"
Disitu terlihat byk sekali pemandangan-pemandangan indah yg mereka foto, mulai dari pantainya, karang-karangnya, ikan-ikannya, mereka yg sekeluarga foto bareng berlatarkan sunset, berlari-larian di pantai.. Tampak jelas.. Inilah kehidupan yg Rahman inginkan, dari wajahnya yg senang tampak jelas bahwa mereka bahagia. Satu foto yg berhasil membuat gwe merasa terbakar..
Yaitu foto Rahman dan Rizka yg berdua saja berlatarkan sunset. Rahman yg ngmbil foto didepan sedang Rizka dibelakannya tersenyum. Haah! Gwe mengambil nafas dalam.
"Wow keren."
"Iya Put, sorry ya lupa bwa oleh-oleh!"
"Iya gpp."
Tau kan gimana sakitnya?
Kami melanjutkan obrolan.
22.04
"Eh, udah jam 10 nih Put yok kita jemput adek gwe!"
"Kambam 3 kita?"
"Iya, adek gwe kecil kok."
"Okeh."
Yah, hanya sampai disini..
Kami menjemput adeknya Rahman ke sekolah SDnya yg sekaligus dijadikan tempat berlatih di malam hari. Kulihat adiknya Rahman tampan, namun tak setampan Rahman. Dia langsung naik dan mengambil posisi di tengah. Kami jalan.
Lah? Kok udah ngelewati jalan ke rumah gwe? Kelewatan kah? Gwe diam saja.
Dan akhirnya kami berhenti di depan rumah Rahman.
Adiknya turun dan berlari masuk kerumah.
"Kok gk mulangin gwe dulu Man?"
"Lu mau pulang?"
"Kagak sih!"
"Gwe pengen ngomong serius nih.."
"Ah? Iya? Okeoke."
"Kita balik ke tempat tadi."
"Okeoke."
Akhirnya.. Belum berakhir.
Tapi gwe penasaran dengan apa yg Rahman katakan nanti.
Kami berjalan dan sampai.
Tiba-tiba air muka Rahman berubah drastis, dari yg tadi senang berubah menjadi sendu. Matanya sayu, dan terlihat jelas kesedihannya. Disaat inilah aku selalu merasa ingin memeluknya, dan melindunginya.
"Ada apa Man?"
"Lu tau gk, klo orang tua gwe jadi TKI sekarang! Bokap-nyokap. Jadi sekarang gwe tulang punggung keluarga, gwe yg menghidupi dua adik gwe. Walau gwe selalu dikirimi setiap bulannya, tapi gwe tetap harus mencari tambahan pendapat. Karena adik gwe yg cwek sudah mau masuk SMA, dan yg cowok byk sekali kebutuhannya."
Ahh.. Saat ini gwe pengen bgt memeluknya, mengatakan semuanya baik-baik saja, mengatakan bahwa apapun yg terjadi gwe gkkan pernah meninggalkannya.
Tapi gwe hanya bisa memberi senyum.
"Semua akan baik-baik saja Man! Lu tuh kuat, gwe yakin lu pasti bisa lewatin ini. Emangya kapan balik ke Indonesia orang tua lu?"
"Cuma setahun doang sih."
"Tuh, cuma setahun doang kan? Lu pasti bisa lah, anggap aja ini pengalaman hidup, itung-itung simulasi menjadi orangtua Man. Haha"
"Hahaha, iya Put. Thanks ya."
Kami melanjutkan obrolan, tiba-tiba aja hujan turun. Memang sih tadi agak mendung tapi gk nyangka aja langsung hujan dadakan gini.
"Man, gimana nih? Udah jam setengah 12 klo kita nunggu entar kemalaman!"
"Oh ywda, kita tembus!"
"Yakin?"
"Iya.."
"Hmm, oke!"
Gwe langsung naik ke boncenganya, gwe melihat dia gk pakai jaket. Jadi gwe kasikan jaket gwe supaya dipakekkannya terbalik, agar area depan bajunya tak kebasahan, karena pasti bgian itulah yg terkena basahnya.
"Thanks Put!"
"Ya.."
Disaat inilah gwe bisa mendekatkan tubuh gwe, merasakan hangat badannya, tanpa harus canggung. Hangat~
Gwe semakin deg-degan dan perasaan yg campur aduk.
Gwe..gwe.. Cinta sama lu Man.
Perasaan gwe semakin bertambah ke dia. Malah sampai ke puncak gwe rasa, rasa ini mulai membuat gwe gk tenang. Susah tidur, susah belajar, susah melakukan aktifitas.
Setelah gwe lewati dengan seribu pikir.
Fix.. Besok gwe akan meyatakan perasaan gwe!
_____________________________________
FYI :
Berhubung ini adalah true story, saya gk bisa menambahi ceritanya, sebenarnya masih byk lagi hal-hal yg kami lakukan berdua, namun sejauh inilah yg saya ingat.
Part terakhirnya akan saya rilis besok.
Jadi, jika kalian mau baca cerita saya yg lain yg berjudul "Jika Ini Akhirnya" saya persilahkan..
Akan saya seret klo saya update ceritanya.. Namun klo gk mau, tinggal bilang saja.
Thanks sudah mau baca cerita berbasis curhat ini. Thanks buat apresiasinya.
Maaf jika hanya sedikit, karena saya tidak mau mencampuri cerita ini dengan fiksi. Harus pure! Hehe.
Once again.
Arigatou gozaimasu!
Duh kentang nih TS ...tinggal dikit lagi pdhl lol