It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kudenegrimor
Kenapa hanya saya yang kamu serang?, kenapa komen2 saya aja yang dikomentari dengan "keras" oleh kamu? Padahal yang kontra dengan saya juga sama aja ga mau ngalah.
Saat kamu bilang saya "terkesan" memaksa orang untuk menerima pendapat saya, saya juga merasa orang-orang yang ga sependapat dengan saya "memaksa" saya untuk "diam" kalau ga mau dibilang "menerima" opini mereka. Lalu apakah memang suatu kewajiban untuk "memberikan pilihan, tawaran, atau pertanyaan saat mengeluarkan opini?" Ketika saya berdebat dengan yang kontra dengan saya, tanpa saya kasih pertanyaan pun, mereka akan memberikan pendapat atau data-data yang mereka punya.
Saat kamu bilang saya harus mengemas pendapat saya agar tidak terkesan "menyalahkan" , kenapa tidak juga disampaikan ke orang-orang yang kontra dengan saya?
Jangan saya aja yang kamu sarankan untuk "kamu tuh harus gini lhoo , gitu lho", yang kontra dengan saya juga harus dinasehati.
Ok, kamu bilang ga salah kalau saya "think about my self only, don't care about the others", masalahnya saya ga terima dibilang ga "care" dengan orang lain. Saya bukannya "ga care" dengan orang lain yang tertindas, cuma saya ga setuju dengan aktivis LGBT yang memiliki agenda "propaganda gay adalah normal". Kalau ada aktivis yang hanya ngasih info bahwa gay juga manusia, butuh sekolah dan kerja, saya juga "fine fine" aja.
Lo percaya agama yg gw anut?, kalau engga ya udah , kenapa merasa dipaksa untuk percaya. Begitupun dengan orang lain, kalau mereka ga percaya apa yang gw sampaikan, kenapa "merasa" dipaksa percaya?
Kamu bilang bahwa "propaganda gay adalah normal" merupakan yang paling penting, apakah bilang "gay adalah normal" termasuk memaksa keyakinan aktivis LGBT terhadap gw?, walau kamu bilang tidak, saya tetap akan bilang ya. Karena dalam keyakinan/ agama yang saya anut, gay bukanlah hal yang normal.
Iya, memang dipaksakan agar bisa dipahami seperti itu tanpa peduli agamanya apa. Kenapa? Karena sudah dibuktikan oleh science walaupun masih terus mengalami perkembangan. Lebih baik lagi bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Hal ini sama seperti Teori Evolusi, walaupun banyak pengikut agama-agama tertentu menentang tapi kan tetap dimasukkan dalam kurikulum pelajaran Biologi. Karena memang sudah terbukti oleh science.
Apakah itu termasuk memaksakan pendapat, padahal pendapat gw itu sering kali dijawab dengan pernyataan-pernyataan yang memaksa gw untuk menerima pola pikir orang lain. Seperti "Ya ga bisa lah, emang ada yang mau lapor polisi kalau didiskriminasi kalau ketahuan gay?" dan "Penegakan hukum tidak semanis yang dibayangkan",
Memang sihh tidak secara eksplisit bilang "Your opinion is wrong" tapi itu membuat saya merasa "apakah gw salah ya?" , "apakah gw berhenti aja ya ngasih opini gw? ", "Apakah gw milih diam aja walau tetep merasa ga sreg dengan aktivis - aktivis LGBT itu meski mereka ngasih data-data tentang jumlah LGBT yang didiskriminasi di Indonesia?
Sorry kalau saya salah persepsi, cuma yo mari sama-sama adil dalam memberi aturan dalam berpendapat. Saya rasa sepanjang tidak mencaci pendapat orang lain dan tidak memakai kata-kata kasar maka orang berhak mempertahankan pendapatnya dan hendaknya tidak ditakut-takuti dengan pernyataan "kamu memaksakan kehendak atau keyakinan deh".
Memang sih ada data tentang diskriminasi gay yang dikeluarkan oleh lembaga tertentu, dan oke lah saya menerima bahwa data-data itu valid, karena saya juga males mencari info tentang siapa peneliti yang mengumpulkan data tersebut, bagaimana metodologi penelitian/surveynya dan siapa saja yang menjadi sampel penelitiannya, apakah yang didiskriminasi terbatas pada LGBT yang udah jelas-jelas berniat come-out, ataukah LGBT yang discreet tapi ketahuan gay, atau walau tidak ketahuan LGBT, karena hanya kelihatan kemayu, maka didiskriminasi.
Saya berfikir, dengan adanya data-data tersebut bukan berarti "Oh ya udah deh gw berhenti beropini", karena data-data itu tidak menutup kemungkinan orang-orang untuk pro-kontra terhadap gerakan LGBT di area publik, atau secara kasarnya, data-data itu tidak bisa menghalangi orang untuk berpendapat, tapi memang orang tidak bisa menyangkal data yang ada kecuali dia melakukan penelitian lagi dan ngasih data yang bisa menyangkal data sebelumnya.
Saya lebih memilih untuk membahas masalahnya satu persatu, misalkan ada kasus anak yang dicemooh "banci" oleh teman2 nya , nah kenapa ini bisa terjadi, apakah ini karena stigma, padahal anak-anak mungkin belum tahu aturan agama tentang LGBT dan orang tua mereka pun mungkin tidak memberikan doktrin "banci itu abnormal" kpd mereka?, saya coba ngasih solusi instan, yaitu kalau misalkan si anak yang nge-bully nya ga bisa dikasih tahu, coba pindah sekolah. Tapi kan langsung dijawab "Ga semua LGBT itu mampu, ga bisa seenaknya pindah-pindah sekolah". Nah, saya langsung jawab lagi, kalau ada sekolah yang minta bayaran yang aneh-aneh ke calon siswanya, sebenernya itu salah karena sekolah sudah dibiayai oleh pemerintah dalam bentuk BOS. Ya solusi lain adalah cari sekolah yang tidak memungut uang "secara berlebihan" kepada siswanya. Pasti banyak kok sekolah seperti itu.
Lalu misalkan ada masalah gay yang tidak dipecat dari kantor karena ketahuan gay, nah mungkin ini memang terjadi karena stigma. Aktivis lebih memilih untuk koar-koar anti-stigma terhadap LGBT di depan publik (dan gw kurang setuju) , sedangkan gw lebih memilih untuk ngasih solusi bahwa coba lah diskusi dulu dengan petinggi di kantor, toh dia udah berusaha tidak show off di depan orang-orang dan dia selama ini tidak merugikan perusahaan.
Ok, apakah pendekatan-pendekatan saya dalam menyelesaikan masalah LGBT termasuk kepada "you think about yourself, but they think about the others"?,
Intinya gini, saya coba simpulkan pemilkiran saya.
1. Saya ga setuju aktivis LGBT yang jor-joran melakukan propaganda gay=normal, ketidaksetujuan ini tolong disikapi dengan adil karena dari pihak yang pro gerakan LGBT di area publik juga sama-sama bersikeras akan pendapatnya.
2. Sejauh ini tidak ada UU yang melarang gay untuk sekolah atau bekerja di kantor. Tapi saya harap pihak gay sendiri tidak terlalu menunjukkan sifat-sifat "ke-gay-annya" di muka umum. Kalau ga menunjukkan sifat-sifat gay di depan orang-orang ga bakal jadi sakit-sakitan kan, misalnya jadi pusing, demam, gatel-gatel, dsb.
Maaf ya kalau gw bilang lo berusaha "ngeles" alias mencari-cari alasan untuk ga nerima penjelasan dari gw bahwa gw ga bermaksud memaksakan keyakinan gw kepada orang lain.
kan gw udah jelasin, yang gw maksud adalah ajaran agama Islam, maaf kalau ga sempet ngasih tahu agama yg gw maksud, tapi lo keukeuh muter lagi muter lagi dengan selalu bilang gw memaksa keyakinan gw terhadap orang lain. Yang ngomong kan gw, kenapa seakan-akan lo sendiri yang berhak menjudge maksud kalimat gw?,
Gw tegaskan sekali lagi gw ga memaksa orang untuk meyakini apa agama yang gw anut, kesalahpahaman yang mungkin terjadi, gw akui dari keteledoran gw dalam membuat kalimat yang terjadi karena terburu-buru. Jujur aja debat di boyzforum itu butuh mental yang kuat, sekalinya kebawa emosi maka kalimat yang keluar jadi "aneh".
Jika ada member yang ingin membahas LGBT berdasarkan ajaran selain islam bahkan ajaran Atheis, silahkan, monggo. Ada kah kata-kata dari gw yang bilang bahwa apa yang lo yakini itu salah? , gw hanya bilang ga sependapat jika ada aktivis LGBT yang berusaha bilang bahwa gay adalah normal kepada masyarakat muslim Indonesia, untuk masyarakat agama lain saya serahkan ke penganut agama lain. Ya kalau lo mau propaganda ke umat yang lain terserah lo deh.
Jelas ga tuh?, atau lo tetep bilang gw memaksakan keyakinan gw pada orang lain?, aduhhh gw harus ngomong apa lagi, tulunggg tulunggg
Saya berfikir gini ya, oke lah mungkin di sini banyak yang pro dalam aktivitas membuat masyarakat memandang gay adalah normal, nah kalau gw ngasih info bahwa gay dilarang agama (yang gw anut), apakah itu memaksa member2 yang pro aktivis LGBT untuk meyakini agama gw ? Gw gagal faham ah. Soalnya member2 yang pro aktivis LGBT juga berusaha memberi tahu bahwa gay adalah normal , udah dibuktkan oleh science lah , itu sebenernya bisa diartikan berusaha merusak keyakinan gw, tapi gw ga protes tuh, gw ga bilang lo memaksakan keyakinan lo ke gw . Gw bingung harus ngomong apa lagi, tapi maaf kalau gw bilang lo udah melakukan standar-ganda.
Melakukan aktivitas Gay adalah dosa (sebab dalam Islam, jika dosa masih ada dalam fikiran, belum termasuk dosa,), itu tidak ada hubungannya dengan science (itu pun kalau ada data valid). Berkali-kali orang bilang secara science, ga apa2 makan babi, lahh kalau berdasarkan agama yang gw anut, gw ga boleh makan babi, ya ga bakal gw bilang memakan babi adalah halal menurut agama yang gw anut. Atau misalkan kumpul kebo, mungkin science "membolehkan" kumpul kebo asal tidak gonta-ganti pasangan karena bisa tertular IMS, tapi gw tidak akan pernah bilang kumpul kebo adalah halal. Tapi saya yakin bahwa sebetulnya science akan selalu sejalan dengan ajaran agama yang saya anut.
Nah gitu dong jadi jelas.
Intinya gw mau ngasih tahu lain kali kalo bawa-bawa kalimat "dosa" atau yang berhubungan dengan itu jangan lupa disebutin ajaran agama apa biar orang ga salah paham kalo lo lagi menyebarkan ajaran agama lo sebagai kebenaran universal.
Secara gak langsung bukan cuma lo doang sih tapi ke semua yang satu paham sama lo.
Kan gue nulis di forum, bukan via PM.
Perbincangan ini pun toh "bermula" dari gue merespon lo, dan lo balik merespon gue. Jdi ya sekarang tinggal lo sendiri yang harus tanya sama diri lo, emang bener gak kalau lo itu sebaiknya melakukan apa yg gue bilang?
Dimulai dari diri sendiri dulu.
Apa gue harus bilang ke banyak orang, mereka setuju, baru lo setuju? Tanggapan murni yang berasal dari diri lo sendiri ada kan? Ya itu aja dipake.
Gue pikir ini diskusi. Nemu satu kata "debat" ya udah lah akhirnya suka suka lu aja.
Pengennya menang kalau debat mah ujung ujungnya (walau mungkin di KBBI artinya gak demikian).
Saya jadi punya satu pertanyaan besar?
Kamu ga setuju aktivis LGBT yang jor-joran melakukan propaganda gay=normal. (Propaganda ini kata kata yang judgemental banget).
Apa yang akan kamu lakukan?
Apakah itu hanya pendapat?
Kalau cuma pendapat, ya udah. Gue ngerti. Yang lain juga ngerti. Stop aja sampai di sini. Toh gak akan diapa apain itu pendapat.
Negara ini menjamin kebebasan berpendapat kok, dan kamu sudah melakukannya. Jadi ya udah sampai sini aja.