It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
***
"Ta??!"
Terpaku.
Aku masih terpana dengan wujud seseorang yg mengeja namaku.
"Ananta?"
Tidak.Tidak.
Ini tidak mungkin.
"Kaukah itu Ta?"
Suaranya lembut.
Sangat menenangkan.
Tapi...
Kenapa aku tidak tenang.
"Ta,masuk,jangan bengong dipintu begitu nanti kesambet loh hehe,"
Lelaki itu..dia menghampiriku!
Lelaki itu berjalan menggunakan paha dan badannya untuk mendekatiku!
"Selamat datang di kehidupan nyataku ananta,"
Dia tersenyum,manis.
Senyumnya manis.
Aku yg sedari tadi terfokus pada keanehan bentuk tubuhnya luput dari garis wajahnya yg teduh,hangat menenangkan.
Lelaki itu memiliki sepasang mata yg sayu,hidung mancung turut pula menghiasi,serta bibir penuh dengan senyum menghipnotis.
"Ta..."
Ohhh tidaak.Dia berada tepat dibawahku.Dibawah tubuhku yg menjulang.Lelaki itu mendongak memandangku diatasnya.
"Eh oh ah iya,"
Aku tercekat.
"Masuk yuk?sini duduk,"
Lelaki tak berlengan tak berkaki itu mendahuluiku menyeret tubuhnya dengan gerakan yang..membuat tubuhku menggigil.
Dengan rasa shock yg masih menguasai perasaanku aku mengikutinya masuk,lalu ikut duduk di sampingnya,di sebuah ranjang berdipan rendah.
"Mau minum apa Ta?Suka kopi dingin ga?"
Lelaki itu menawarkan minuman sambil menyeret tubuh cacatnya lg mendekati sebuah kulkas mini yg diletakkan di sudut kamar.
Mataku mengawasinya meraih dua kaleng ice coffe kemasan dari kulkas menggunakan mulutnya,lalu kembali ke arahku.
Diangsurkannya sekaleng ice coffe ke hadapanku dengan mulutnya.
Ragu2 aku mengulurkan tangan.
Dia menjatuhkan kaleng itu ke sampingku.
"Jijik ya klo kukasi pake mulut,...maaf ya,"
Lirih sekali suara itu.
Aku sesak.
Aku butuh udara.
Oh God.
"Ta...beginilah abang...maaf sudah mengecewakanmu,maaf sekali,"
Suara itu parau,sangat.
Aku makin sesak.
"Abang tau km menyesal Ta,maafin abang,"
Suara itu...bercampur dengan isak.
Aku..apa yg biasanya lalu dilakukan dalam situasi seperti yg kualami ini dalam sinetron2 di tv2 itu?apa?
Memeluk,menangis,atau apa?
Atau...pergi?lari?
"Jika kamu tidak bisa menerima keadaan abang yg seperti ini,km boleh pergi kok Ta..,"
Dia mengijinkanku pergi!
Memang seharusnya aku pergi dari sini.
Tempat ini membuat aku sulit bernafas.
Suara parau lelaki cacat ini membuat rongga dadaku seakan tersumbat.
Aku harus segera pergi.
Tuhan?Pikiran apa yg baru saja berputar di kepalaku tadi?
Mengapa aku ingin segera angkat kaki dari tempat ini?
Mengapa aku ingin segera menjauh dari lelaki berbentuk aneh ini?
Apakah aku...tidak bisa menerima keadaanya???!!!!
"Maafkan abang melukaimu dengan kondisi abang yg mengerikan ini Ta,...maaf,"
Sudah berapa kali dia meminta maaf?
"Abang sungguh tak tahu diri!
Kenapa abang bisa setega itu memacari km yg sempurna!"
Oh God!
Itu dia!
Itu dia yang membuatku seakan tidak bisa menerima keadaan lelaki didepanku ini.
Dia pacarku!!!
"Seharusnya dari awal abang tidak menyayangimu,membiasakan diri denganmu,klo akhirnya hanya akan melukaimu seperti ini,"
Bukan.Bukan kau yang memulainya.Bukan kau yg membuat semua ini terjadi.
Aku yg mengidolakanmu dari awal.Dengan karya2 indah yg membuaiku.Terbawa perasaan membuatku akhirya terbiasa denganmu.Terbiasa berkomunikasi denganmu.Bergantung denganmu.Manja denganmu.Rindu dirimu.Akhirnya mencintaimu.
Menawarkan kasih kepadamu.
Bukan salahmu menerimaku.
"Abang keterlaluan..abang ga tau malu,ga tau diri...,"
"Hentikan..,"
"Abang cacat..abang mengerikan,"
"Cukup..,"
"Abang monster..alien..mahluk aneh...,"
"STOP!!!"
Entah apa yg menggerakkan tubuhku meraih tbuh lelaki cacat dihadapanku ke dalam pelukanku.Aku menangis tanpa suara mendekap tubuhnya yg aneh.
"Maaf..maaf...maaf..."
Dia berulang ulang merintihkan ucapan itu.
"Abang...sudah makan?"
Parau aku bertanya setelah kulepas pelukanku ditubuhnya.
"Be...belum.."
Tergagap dia menjawab.
"Yaudah aku beli makan dulu,"
Aku berkata sambil bangkit dari ranjang.
"Ga Ta ga,aku yg pergi beli,km itu tamu,km duduk aja disini,aku keluar beli makan,"
Lelaki itu mendorong tubuhku agar duduk kembali dengan dadanya.
"Engga bang aku aja,mana bisa abang pergi cri makan dengan keadaan begitu!"
Tuhan?apa yg keluar dari mulutku barusan?kenapa nadaku terdengar begitu ketus?!
Masih terkejut dengan ucapanku sndri aku menatap lelaki didepanku yg juga tengah memandangku dengan...sedih.
"Abang bisa..setiap hari abang juga keluar beli makan sendiri kok,"
Dia berkata pelan sambil membawa tubuhnya dengan gerakan yg masih membuatku menggigil keluar dari kamar.
Aku hanya bisa diam mengawasinya menghilang dari balik pintu.
Terdorong rasa penasaran aku bangkit ke arah jendela kamar,kuikuti dengan mataku bagaimana lelaki yg statusnya adalah kekasihku itu membawa tubuhnya yang tak berkaki menghampiri sebuah warung makan ramesan yg letaknya trnyata hanya didepan kontrakan haji Mail.
"Buntung!buntung!"
"Monster!monster!"
"Orang aneh! Orang aneh!"
"Cacat!cacat!"
What???
Aku menatap tak percaya segerombolan anak2 ingusan seumuran adikku ananda yg masih SD meneriaki kekasihku yg membawa bungkusan nasi di mulutnya.
Anak2 kurang ajar itu bersorak sorai sambil bertepuk tangan riuh menertawai abang yg susah payah menggerakkan tubuhnya untuk berjalan.
Seharusnya aku berlari ke arah kekasihku.
Seharusnya aku mengambil alih bungkusan di mulutnya.
Seharusnya aku menghardik anak2 nakal yg menghina pasanganku.
Seharusnya aku menjewer atau bahkan menggampar mulut kurang ajar mereka yg menertawakan lelaki yg kucintai.
Tapi apa?aku hanya diam terpekur menyaksikan pemandangan menyakitkan itu didepan mataku.
Pun ketika pak haji pemilik kontrakan keluar memarahi bocah2 nakal itu dan menghampiri mahesa lalu mengajaknya berbincang dengan ramah.
Aku hanya diam.
Pun ketika kami lalu makan bersama di kamar kontrakan kekasihku aku tetap diam,begitupun dengannya yg makan dengan cara menjilat-mengambil-mengunyah menggunakan mulutnya langsung ke piring.
Ayam opor yg dibelinya menjadi terasa begitu hambar di lidahku.
Dia..lelaki ini..kekasihku.
Dia boyfriendku.
Dia..cacat.
Aku...benci!!!!!!
Aku jijik atas kenyataan bahwa si cacat ini adlah pacarku!!
Aku tidak mau!!
Dia pacar pertamaku dalam dunia ke gay an ku!
Dan dia mengerikan!
Dia tak bertangan,tak berkaki!
Kekasihku cacat!
Dia tidak seperti tokoh prana yg tampan,tidak tinggi menjulang seperti sadewa!
Dia...mahluk aneh!
Aku..mau pergi dari sini!
@aurora_69
@rama212
@riyand
@stevenbeast
@tuink
@denfauzan
@jjsssan
***
"Sholat dzuhur dulu yuk Ta,"
Suara bang mahesa menyentakku dari berbagai pikiran yg berkecamuk.
"Eh iya bang,"
Dengan ekor mataku aku mengawasi lelaki yg setengah tahun ini memenuhi hatiku dengan cinta membawa tubuhnya yg tingginya hanya sebatas lututku ke kamar mandi yg jadi satu dengan kamar di dalam kontrakan sederhana ini.
"Abang tungguin km ambil wudhu,kita jamaah ya Ta,dulu klo di telfon km selalu bilang mau sholat tepat waktu klo diimami sama abang kan,"
Hatiku mencelos.
Ya bang,aku ingin,jika dirimu tidak semengerikan itu.
Ah!jahatnya diriku!
Nyatanya pikiranku jauh lebih nista dari ejekan bocah2 tetangga kontrakan mahesa.
"Ya bang,"
Aku menyahut enggan.
Dengan langkah dipaksakan aku menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
"Allaaahhuakbar!
Audzubilahiminasyaitonnirrajim,
Bismillahirahmannirahimm,
Alhamdulillahirabila'lamin,
Arrahmanirahim,
Maaliki yaumid diin,
........
"Alam nasyrah laka sadrak,
(Bukankah telah kami lapangkan dadamu)
Wa wada'naa 'anka wizrak,
(Dan kami telah turunkan bebanmu daripadamu)
Alladzi anqada zahrak,
(Beban yg memberatkan pundakmu)
Wa rafa'na laka zikrak,
(Dan kami tinggikan nama engkau)
Fa'inna ma'al 'usri yusraa,
(Maka sesungguhnya DISAMPING KESUKARAN ada pula KEMUDAHAN)
Inna ma'al 'usri yusraa,
(Sesungguhnya disamping KEPAYAHAN JASMANI itu ada pula KELAPANGAN)
Fa'idza faragta fansab,
(Maka apabila engkau telah selesai,bekerja keraslah engkau)
Wa'ilaa rabbika farghab,
( dan kepada Tuhanmulah hendaknya engkau hadapkan pengharapan).
Allahuakbar!
Samiallahulimanhamidah"
......
Dibelakang lelaki cacat itu aku dapat mendengar dengan jelas isak tangis yg terdengar pilu diantara lafalan2 ayat alqur'an yg dibacanya dalam mengimamiku sholat.
Aku yg menjadi makmum dibelakang tubuhnya yg kerdil sama sekali tidak bisa sembahyang dengan khusu'.
Aku yg memang pada dasarnya jarang sekali menunaikan kewajibanku sebgai orang islam justru terfokus pada cara lelaki kekasihku itu mengerjakan ibadahnya.
Aku melihatnya menjatuhkan diri atau tubuhnya yg cacat ke atas sajadah sebagai wujud bersujud.
Lalu kembali bangkit dengan bertumpu pada pahanya kemudian kembali melafalkan surah2 alqur'an diiringi isak tangis.
Hatiku remuk.
Bukan,bukan karna tersentuh atas doa2 yg diperdengarkannya dlm sholat kami,bukan pula karna empati dengan kesusahpayahannya mengerjakan ibadah,tapi karna menelan kekecewaan mendalam atas fisik cacat lelaki yg mau tak mau harus kuakui sebagai ke-ka-sih-ku.
Entahlah.
Aku tak pernah tau mengapa hatiku sejahat ini.
Membiarkan perasaanku mengutuki kebodohanku yg asal asalan berpacaran dengan pria asing dri dunia maya yg belum pernah bertatap muka sama sekali.
Membiarkan hatiku merasa jijik,risih,enggan,muak berada bersama disisi kekasih cacatku tsb.
Jika saja lelaki tak berlengan dan tak berkaki ini orang lain,bukanlah seseorang yg kukenal sebagai pasangan bfku,aku pasti sangat berempati terhadapnya.
Aku pasti sangat jatuh iba atas nasib buruknya.
Aku pasti sangat terharu atas perjuangan hidupnya.
Aku pasti sangat mengagumi semangat bajanya.
Hatiku membela diri.
Tapi dia bukan orang lain!
Dia pacarku!
Lelaki cacat itu penulis kesayanganku!
Aku tidak mampu berempati kepadanya.
Aku tidak sanggup merasa kasihan padanya.
Yang memenuhi kepalaku adalah rasa benci!
Benci karna pacar pertama gay ku adalah lelaki tak sempurna,seperti impianku selama ini!
***
"Oh iya pak?oh ya ya,akan segera saya selesaikan,baik pak,insya Allah,siapp pak Darma,"
Mahesa menekan tombol tanda mengakhiri hubungan telepon menggunakan mulutnya,usai menjawab telepon dengan menggigit ponsel hitamnya.
"Kenapa bang?"
"Oh gpp Ta,pak Darma itu redaktur pelaksana penerbitan yg mau nerbitin novel abang,beliau ngingetin deadline novel,"
"Oh yaudah lanjutin aja bang,aku udah mau pulang kok,"
"Lho?ga Ta gpp,km kok mo pulang,baru juga datang,...biar besok aja abang kebut novelnya klo km ud balik bekasi,"
"Ga bang gpp,aku cuma gangguin kerjaan abang disini,"
"Ga Ta ganggu apa deh,km kan tamu disini,"
Uhhhh.
Kenapa sih ga biarin aku pergi aja.
Engap tau lama2 disini.
"Hmm..yaudah gini aja,abang lanjutin ngetik novelnya aja,biar aku tidur dulu disini,ntr sore aku pulang,"
Hanya itu yg bisa kuputuskan saat ini.
"Ga nginep Ta?"
Aku dapat melihat kegetiran di dalam matanya yg sayu.
"Ga bang,besok kan kerja,"
"Kan deket Ta,km bisa pulang abis subuh,"
"Ah mepet,yg ada kena macet,aku ngantuk,cape,bisa tdur di kerjaan ntr,"
Nada suaraku terdengar ketus.
"Tapi kmu bilang tdi pagi di bbm klo km mau nginep,ga peduli besok telat ke tmpt kerja,demi abang km rela,"
Shitt!pake protes lagi ini orang!
Main tagih aja!
"Engga ah bang,takut kena sp klo telat!udah ah aku ngantuk mo tidur,"
Tanpa melihatnya lagi aku merebahkan tubuhku ke kasur,tdur membelakanginya.
Aku memejamkan mata,berharap nanti terbangun dan semua yg terjdi hari ini hanyalah mimpi buruk semata.
***
"Ta..ta..bangun bentar,udah ashar..sholat dulu yuk,"
Aku merasa lenganku disentuh seseorang.
Aku menggeliat.
Menoleh ke sumber suara.
Aku memicingkan mata,melihat lengan buntung mahesa menempel di lenganku,dengan cara itu dia membangunkanku.
"Ahhh apaan sih bang!masi ngantuk tauk!"
Aku mengibaskan lenganku agak keras,terasa ada gejolak aneh yg timbul akibat gesekan lengan buntung itu di kulitku.
Aku merinding.
"Maaf Ta,tapi ini udah ashar,nanti bobo lagi,bentaarr aja ,"
"Ogahhh!!aku cape bang perjalanan naek motor dri bekasi kesini,aku ngantuk,sholat aja sendiri apa susahnya sih!"
Kasar .
Ya,aku sangat kasar.
Berbeda sekali dengan diriku yang kemarin2.
Manja,menyenangkan,baik,dan tentu saja tdk pernah membentak kekasihku!
Aku membuka bantal yg td kugunakan untuk menutupi mukaku,mataku mencari cari sosok lelaki cacat yg mengganggu tdur ku baru saja.
Aku mendengar gemericik air dari kamar mandi.
Oh,dia berwudhu.
Baguslah,dia tak berani memaksaku mengikuti kehendaknya.
Aku kembali melanjutkan tidurku,berharap ketika bangun nanti tidak ada lgi sosok aneh yg menggoyang2kan lengan buntungnya ke lenganku.
***
"Allahuakbar allaahuakbar!
Laaailaahailallaah"
Aku terjaga tepat saat kudengar suara adzan magrib ditelingaku.
Aku menggeliat.
Kulihat mahesa masih mengetik huruf demi huruf di laptopnya memggunakan dagunya.
Ih.Ga cape apa dia ngetik begitu.
"Udah bangun sayang...eh maaf,Ta..."
What???!!
Apa tadi??
Dia manggil aku apa?
SAYANG??!!!
Oh NOOO!
Menggelikan sekali!!
Tapi...bukankah kemarin2 aku dan dia memang saling memanggil sayang di telepon maupun chat lain?
Tapi kenapa sekarang setelah aku mendengarnya secara langsung aku justru mual??
"Ya,aku mo pulang,"
Aku bangkit lalu merapikan rambutku dengan jari tangan.
"Baru adzan magrib Ta,klo memang ga mau nginep gpp tp pulangnya nanti abis sholat magrib,ga baik magrib2 dijalanan,"
Cerewet sekali dia.huh.
"Kok jd ngatur2 sih!"
Aku bersungut.
Lelaki brnama mahesa itu menatapku sekilas,lalu menunduk.
"Abang...abang ga bermaksut ngatur Ta,..maaf,"
Suara itu lirih terdengar.
Maaf mulu kaya mpok minah di bajaj bajuri.
"Yaudah aku pul..."
Belum sampai aku merampungkan ucapanku,terdengar gemuruh air begitu deras di luar rumah.
Hujan dadakan itu disertai kilat dan suara petir bersahutan yg mengagetkan.
Ohh shiittt!!!
"Ta..abang...abang...abang ga bermksut ngatur2 km,tp kalau boleh,jgn pulang dlm keadaan hujan petir begini,km nanti sakit,"
Suara itu terdengar takut takut.
"Abang doain aku sakit?!"
Aku menyentaknya.
Semua ucapanku terdengar tidak enak ditelingaku sendiri.
"Bu..bukaaan,bukan doain,cuma takut km nanti demam atau flu klo nekad ujan ujanan,walaupun pke jas hujan tetep ga baik Ta perjalanan dlm hjan sederas ini,"
Suaranya terdengar susah payah menata kalimat yg tdk menyulut kemarahanku.
Oh Tuhan,pantaskah aku marah?
Atas dasar apa aku marah?
Orang bodoh saja tau seharusnya aku berterimakasih atas perhatian tulus lelaki ini bukan malah membentaknya!
"Uhhhhhh sialann ni ujann!!"
Aku meneriaki air yg tercurah begitu deras diluar.
"Astagfirullah!"
Mahesa menggelengkan kepalanya bberapa kali.
"What??!!"
Aku menatapnya galak.
"Hujan itu rahmat Ta...jgn diumpat,"
"Aarghhh ceramah mulu dah bang!laper nihh denger tausiyah abang terus!"
Aku benar benar kesal.
"Iya iya abis sholat magrib abang beli makan,"
Kekasihku itu membawa tubuhnya ke kamar mndi.
***
Usai menunaikan kewajibannya sembahyang lelaki cacat itu keluar kamar hendak membeli makan malam.
"Bang ga beli di warung nasi depan lagi kan?aku ga biasa makan dengan menu yg sama seharian!"
Aku menegurnya sebelum tubuh kerdilnya menghilang dibalik pintu.
"Tunggu aja,"
Dia hanya menyahut singkat.
Aku lagi2 melihatnya dari jendela,mengenakan mantrol hujan berbahan plastik yg dipotong sesuai ukuran tubuhnya,berjalan terseok membawa tubuh cacatnya menembus hujan deras.
"Nak Mahes,mau kemana?ujan2 begini?"
Aku mendengar dan melihat pak haji Mail menyapa mahesa dari jendela rumahnya.
"Mau beli makan Pak haji,"
"Ah hujannya gede gini nak,sini masuk aja bawa nasi gorengnya bu hajjah,"
"Trimakasih pak haji,tapi tidak usah repot2,mari pak haji permisi,"
"Ah kau ini nak,suka nolak pak haji,oh iya dari td siang dzuhur sama ashar kmu tdk jamaah di masjid ya,ga keliatan seharian,km sakit?"
"Oh ga pak haji,lgi ada tamu,maaf saya tdk datang adzan dam ngimamin sholat di masjid,"
"Ohhh iya iya,tamu yg itu ya,yg ganteng itu,nginep disini dia?alhamdulillah km ada temennya,yaudah ati2 ya nak,tapi kenapa ga dia aja yg keluar beli makan"
"Dia capek pak dari jauh,badannya anget,jd saya yg keluar,"
Hatiku beku.
Mendengar percakapan hangat antara pemilik kontrakan dengan kekasihku.
Dia sedikit berbohong pada pak haji demi menutupi keburukanku yg seenaknya menyuruh dia keluar dalam hujan deras untuk membeli makanan.
Aku....jahat.
***
Boysstories
Cinta Terpendam
(SatriaAji)
Bah!
Membaca judulnya saja aku mual.Mainstreem sekali dia bikin judul cerita.
Judul sejenis itu sudah dipakai ribuan bahkan jutaan penulis diberbagai cerita di berbagai media.
AnantaLee:apaan dah judulnya ga kreatif banget!
Tanpa membaca se huruf pun isi ceritanya aku main komen dibawah postingan bang Satria.
Lukas92:apaah deh lu Ta suka2 penulisnya keles
Mahatma89:iya nih sewot aja
Daniel525:kmna aja lu curut dateng2 nyembur
Abigail:lu makan cabe se kebon2nya ya Ta ,pedes bgt tu mulut
Donypras:dony cipok loh bang Nanta klo malah2 teyus
AnantaLee:emang nyatanya judulnya udah basi!!mo apa coba!
Abiyaksa:Ta lu kesambet ya?
Evandra:kritik boleh Ta tp jgn cara membangun,biar ga matahin semangat penulisnya
AnantaLee:banyak bacot lu Van!
Lulu_75:??? Bang Tata what 's wrong?are you okay?
AnantaLee:i'm not!
Mahendraseta:belagu banget cara ngritiknya,cih
AnantaLee:appa loe njing??!!
Abiyaksa:Ananta!!!jaga deh mulut lu,ga biasanya lu kasar begitu!
Rudiansyah:heh kancruttt??diinbok dari kmrin kaga dibuka2 tau2 nongol dimari mengonggong aje lu!bls message we sempaakk!
SatriaAji:iya Ta maaf ya judulnya jelek,nanti abang ganti,mksih ya udah mau mampir di cerita abang,km kmna aja Ta inbok abang ga pernah dibuka juga
Donypras:tetiba takut mo candain bang Nanta,sereemm
AnantaLee:sebodo teing!
Pppppffffftttt.
Aku kesal.
Kesal sekali.
Entah pada siapa.
Entah karena apa.
Yang jelas aku melampiaskannya pada apa saja,siapa saja yg terlihat bisa menyulut emosiku.
Pulang kerja cape ingin istirahat sebentar sebelum mandi aku membuka situs boysforum,berharap menemukan stories baru bagus untuk diikuti.
Penulis2 berbakat seperti bang rikas,bang pramudya dll belum update lanjutan cerbung mereka.
Malah ada cerita baru dari penulis ga jelas,satriaaji.
Baguslah,aku jadi punya tempat untuk menumpahkan segala kekesalanku.
Aku sekilas membaca nama Mahesa permana di deretan strories forum,tapi aku enggan membuka postingan lanjutan cerita yg belum sempat kubaca itu.
Enggan.
Satu kata itu menyelimuti pikiranku sore ini.
Aku yang biasanya paling semangat membaca postingan2 mahesa.
Aku yg biasanya merengek meminta penulis kesayangan forum itu rajin update cerita.
Kini peduli saja tidak.
Melirik namanya diantara stories2 lain pun aku malas.
***
"Ta...maaf ya,"
Aku membuka inbok dari Satria.
Diatasnya banyak sekali pesan2 darinya yg belum kubuka sebumnya.
"Lebaran udah lewat,"
"Hehe...yaudah aku nyicil minta maaf untuk lebaran tahun depan deh,"
"Basi,"
"Diangetin biar ga basi,"
"Garing,"
"Direbus biar empuk,"
"Whatever!"
"Hehe...udah makan Ta?"
"Bukan urusanmu,"
"Klo abang pengen ngurus km ,gimana?"
"Jd pembokat aku maksut situ?!"
"Pembokat merangkap bf hahaha,"
"Ciihhh apaan sih!!"
"Hehe maaf Ta..canda aja..judulnya udah abang ganti tuh,"
"Urusanmu,"
"Demi kmu loh Ta,"
"Aku ga minta,"
" Km lg cape ya Ta...lg ada problem kah?"
"Ga usah sok care,bukan urusanmu juga,"
"Kan tdi udah bilang mo jd pengurus kmu,"
"Cape ya lama2 sama situ!"
"Sini sini abang pijitin klo cape,"
"Tauu ahhhh gelapp!"
"Hahaha,"
"Ga usah ketawa!"
Aku kesal,tapi aku justru terus membalas pesan demi pesan penulis aneh itu.
Kadang tak kusadari aku senyum senyum sendiri membaca balasan satria yg konyol.
Betapa dia sudah kujatuhkan pasaran menulisnya dengan kritik2 kasarku,tapi dia malah terus mendekatiku.
***
"Sempakk dekilll!!!bls ga inbok gwweee!!"
Aku ganti membuka pesan rudi.
"Bacot lu sempak sempok aja!"
"Abis darah tinggi gwe lu kaga buka2 inbok gw!mana curuttt janji lu ngasi tau bf lu di forum? Lu bilang dia udh mau diajak ketemuan?"
Hufff.Rudi masi mengingatnya.
"Ga penting Rud."
"Apa?"
"Udah ga penting,"
"Apa?"
"Udah basi,"
"Apa?"
"Mengecewakan!"
"???"
"Menyedihkan!"
"???"
"Ga seperti yg kuharapkan,"
"Maksut lu?"
"Ga seperti yg kuimpikan,"
"Maksut lu?"
"Udahlah,"
"Lu mbacot apa dah sempak?kaga ngarti gwe?"
"Nothing..udah ya aku mo mandi,"
"Wooyyyy upil neptunus gw belon selesaiii,!"
***
"Ta...,"
Aku melirik nama pengirim pesan bbm diponselku.
Mahesaku.
Aku menamainya demikian pada kontak bbmku.
Aku tak bergeming.
"Udah pulang kerja kan Ta,"
Menyentuh ponselku pun tidak.
"Jangan telat makan ya,"
Aku hanya melirik pesannya yg muncul diatas layar,tanpa membukanya.
"Pasti cape ya hari ini,"
Udah tau nanya.
"Jgn lupa minum multivitaminnya,"
Ga usah diingetin aku udah rutin minum vitamin stamina ku.
"Yaudah,abang cari makan mlam dulu ya,"
Bayangan tubuh aneh bang mahesa menari nari di kepalaku.
Membayangkan kembali bagaimana lelaki itu membawa tubuh tak berkakinya terseok ke jalanan,dengan diiringi sorak sorai bocah2 sd di lingkungan tempatnya tinggal.
Aku memejamkan mata kuat kuat.
Ada segores getir terlukis di mataku.
Getir itu meloloskan buliran2 bening yg mengaliri pipiku.
Sesak itu menyeruak.
Abang...
Mahesaku...
Sakit itu membuatku mengeja namanya.
Kekasihku...
Hatiku perih mengingat malam kemarin lelakiku itu pulang membawa dua bungkus capcay rebus yg tadinya panas saat pembelian,tp berubah dingin saat sampai dikontrakan akibat cara berjalan abang yg susah payah selain juga karna kedai capcaynya yg agak jauh,ditambah hujan deras yg cepat mendinginkan capcay yg dibeli untuk makan malamku tsb.
Kemudian kubentak2 dia karna tidak terima dibawakan makanan dingin dlm keadaaan hujan deras di luaran.
Hatiku pilu mengingat lelakiku itu berulang kali minta maaf sambil berkata akan keluar lgi membeli makanan panas,tapi kusentak dan kusuru dia makan capcay dingin itu sendirian.
Hatiku pedih mengingat mahesaku memakan capcay dingin yg dibelinya susah payah dengan menahan air matanya agar tidak tumpah.
Aarrrghhhhh.
Aku memukul mukul bantalku gusar.
Aku menangis sejadinya malam itu hingga tertidur.
Oh ya, kalo boleh ngingetin, klo Shalat Zuhur bacaannya nggk dikeraskan loh.
Lanjut...
***
Aku baru saja melepas helm ketika kulihat ada seseorang yg...duduk?atau berdiri?atau...entahlah.Dia tengah berbincang dengan bang Jack tetangga kontrakanku.
Aku mendekat.
Bang Mahesa.
Dia datang ke tempat tinggalku.
Di sebuah sore saat aku baru saja pulang bekerja.
"Oh itu Ananta nya sudah pulang,Ta ini ada tamu,"
Bang jack yg bekerja sebagai spv rumah makan cepat saji berdiri menyambutku.
"Oh iya bang makasih udah nemenin tamuku,"
"Iya yaudah mari bang mahesa saya permisi dulu,ayo Ta,"
Bang jack seperti lupa,mengulurkan tangan bermaksut berjabat tangan pada bang mahesa yg menatap tangan itu sambil menggigit bibir.
Cepat kusambut tangan bang Jack mewakili kekasihku.
"Ohh ehh...maaf..maaf bang,"
Tergagap tetangga sebelahku itu menerima tanganku.
Kulirik bang mahesa tersenyum sedih.
"Ayo masuk bang,"
Aku membuka kunci pintu kontrakanku lalu mempersilahkan lelaki yg sudag menjadi kekasihku itu masuk.
"Maaf ya Ta,..."
"For what?"
"Atas dua hal,"
"Sebutkan,"
"Pertama,ga ngabarin km dulu mau datang kesini,"
"Hmm...,"
"Kedua,mempermalukan kamu,"
"What do you mean?"
"Bikin km malu sama tetangga2mu disini...punya tmn cacat,"
"...."
"Maaf..."
"....."
"Maafin abang..."
"...."
"Maaf...,"
"Naik apa kesini?"
"Bus kota,"
"Emang bisa naik bus??!"
Ah.Mulutku benar2.
"Ta...apa kmu pikir orang cacat sepertiku lantas tidak mampu berbuat apa saja?Tidak sanggup mengerjakan segala hal yg dilakukan oleh orang normal?"
Astaga.
Ada perih dalam kalimat2 kekasihku.
"Maaf bang...,"
Seperti tercekik aku bersuara.
"Gpp Ta..abang kesini cuma mau balas budi..km udah susah payah datang ke tmpat abang,abang ingin gantian ke tmpat kmu...tp maaf klo keadaan abang cuma bikin km malu,"
"Abang tau dari mana alamatku?"
"Dulu km pernah bbmin alamat kontrakanmu ini,km bilang siapa tau abang mo kasi surprise datang tiba2 ke sini,"
Oh iya.Aku ingat.
"Hm..oke..udah mkn bang?aku mandi dulu bntar ,abis itu aku cari makan buat kita,"
Tanpa menunggu jawaban aku segera bangkit meraih handuk dan masuk kamar mandi.
Cukup lama aku berada di dalam kamar mandi.
Aku bingung dengan apa yang musti kulakukan trhadap keberadaan kekasihku di kontrakanku saat ini.
Dia dengan fisiknya yg tidak sempurna bersusah payah naik bus demi datang ke tempat tinggalku.
Satu jam kemudian aku baru keluar dri kamar mandi,saat hidungku mencium aroma lezat dari arah dapur kecil di kontrakanku.
Aku berjalan mengikuti aroma nikmat itu.
"Udah selesai Ta mandinya?makan ya abis ini,abang bikin nasi goreng buat km,"
Aku terpana menyaksikan lelaki cacat didepanku tengah asik memotong motong ketimun dengan...pisau di mulutnya.
"Bang...,"
Aku mendekat.
"Ya Ta?"
"Hati hati...,"
Aku meraih pisau di mulut lelaki itu lalu melanjutkan pekerjaannya memotong ketimum sebagai lalapan nasi goreng.
"Abang aja Ta km ntr tinggal makan,"
"Yg tamu disini siapa?aku yg seharusnya melayani abang,"
"Ah gpp km cape plng kerja...,"
Aku tak menyahut.
Merampungkan mengiris mentimun lalu mengambil dua piring dari rak.
"Kita makan di kamar aja sambil nonton berita sore,"
Aku membawa masakan kekasihku ke arah kamar,diikuti abang dibelakangku.
"Emm..ga enak ya Ta..maaf ya,"
Abang memandangku yg menyantap makananku dalam diam.
"Lumayan,"
Sahutku singkat.
Mataku tertuju pada layar tv.
"Maaf juga abang ga ijin pake bahan2 dari kulkas kamu,"
Abang berkata lagi.
"No problem,"
Singkatku lagi.
"Maaf juga kesini lupa bawa oleh2,"
Abang kembali berucap.
Aku menghentikan aktifitasku menyendok nasi.
Aku menatap kekasihku dingin.
"Bisa ga berhenti minta maaf dan makan aja?"
Abang menunduk,tak berani membalas tatapanku.
"Maaf...,"
Lirih ia berkata.
"Again???bang!aku ga mo makan lagi klo abang minta maaf mulu!!abang bukan mpok minah kan?stop it!"
Aku mulai kesal.Kubanting sendok ke piring dan menimbulkan suara dentingan yg cukup keras.
Kulihat abang merendahkan tubuhnya ke arah piring,menyantap makananya langsung dari mulutnya.
Dia makan dan tak bersuara lagi.
Aku menghela nafas.
Sesak kurasakan meliputi dadaku.
Aku merasa seperti tak mengenal diriku sendiri.
Bayanganku makan bersama kekasih tampan nan sempurna lenyap seketika.
Khayalan makan disuapi dengsn tangan oleh kekasih pujaan musnah tak berbekas.
"Abang pulang Ta setelah cuci piring,"
Abang berkata bberapa saat usai makan malam.
Aku menoleh enggan.
"Silahkan,"
Sahutku singkat.
Dengan ekor mataku dapat kulihat tatapan lelaki disampingku terkejut.
Ya,mungkin dia tak menduga mendapat jawaban seperti itu dari mulutku.
Mungkin dia berharap mendapat jawaban "nginep aja bang," dariku.
"Baiklah...,"
Lirihnya kemudian.
Aku baru saja bangkit hendak membantu mengangkat piring kotor ke dapur saat kurasakan kepalaku berputar putar.
Oh tidak,jangan sekarang!
Vertigo yg mengangguku sejak dua tahun lalu kambuh.
"Ta??!!kenapa Ta??"
Dalam kondisi kepala masih berputar kurasakan tubuh cacat abang menahan tubuhku dari bawah agar aku tdk tumbang.
Yang dilakukannya itu sia2 mengingat tubuh dan tinggiku yg jauh lebih besar dan tentu saja lebih normal dari tubuhnya.
Aku brusaha menggapai ujng ranjangku,setelah dapat langsung kujatuhkan tubuhku ke atasnya.
"Vertigo nya kambuh ya Ta,"
Kudengar abang bertanya.
Dia pernah mendengar ceritaku tentang penyakitku.
"Kotak obatnya dimana?"
Aku menunjuk lemari dengan daguku.
Dalam keadaan pusing aku masih bisa melihat lelaki cacat itu menumpuk dua kursi dengan mulutnya,berusaha menggapai kotak obat yg kuletakkan di atas lemari yg tingginya seukuran dada ku.
Klotakk klotak klotak.
Kotak obat meluncur jatuh ke lantai saat mulut abang menggapainya.
"Aarrgghh apaan sih bang!berisik!"
Aku berseru pusing.
Sama sekali tak kuhargai bagaimana usaha kekasihku itu mengambilkan obat untukku.
"Maaf Ta,"
Kulihat abang membereskan bungkus2 obt yg berserakan dilantai.
"Maaf mulu bisanya,mana sini obatnya ud ga kuat nih!"
Abang mengangsurkan sebutir obat ke hadapanku dengan mulutnya.
"Minumnya mana??gimana sih bang?!"
Abang tersentak,lalu buru buru meraih gelas berisi air putih dengan mulutnya lalu menyodorkannya padaku.
***
Aku menggeliat.Sayup sayup aku mendengar seperti lantunan ayat alqur'an di telingaku.
Aku melongok ke samping ranjangku.
Bang mahesa dengan khusu' membaca alqur'an meggunakan meja tulisku.
Aku melirik jam dinding.
Pukul 11 malam.
Lama sekali aku tidur.
Mungkin karna efek obat.
Baguslah,dia tidak membangunkanku menyuruh sholat ini lah itulah.
"Kebangun Ta?maaf ya klo berisik,"
Berisik?sebenarnya tidak.
Aku harus mengakui suara lelaki ini ketika melantunkan ayat alqur'an begitu indah di indra pendengaranku.
"Tidur bang udah malem,"
"Tadinya abang mau pulang,tp km lagi sakit jd abang takut ninggal km sendirian ,"
"Tidur sini aja udah mlm,"
"Beneran boleh Ta?"
"....."
Aku membalikan badan tak menyahut.
Bberapa menit kemudian aku merasakan tubuhnya berada di sampingku.
Sesaat aku bergidik.
Pikiranku menerawang.
Betapa dulu setiap malam jelang tidurku aku selalu membayangkan tidur bersama kekasihku.
Tidur dalam pelukan seseorang berdada bidang.
Tidur dibelai tangan pria tampan.
Tidur diapit kaki pria sempurna.
Bukan dengan seseorang tak berlengan tak berkaki.
"Maaf...,"
Masih saja kudengar ucapan sederhana namun begitu berharga baginya itu keluar dari bibirnya di dekat telingaku.
Aku diam,memejamkan mata.
***
"Tetep mau berangkat kerja Ta?emang udah baikan kepalanya?"
Bang mahesa menuang teh ke cangkir.
Dengan mulutnya lelaki itu tampak sudah sangat terbiasa mengerjakan segala hal.
Aku tak tahu jam berapa kekasihku itu bangun dan menyiapkan segalanya pagi ini.
Tau tau ketika aq bangun sudah siap beberapa potong bandeng presto goreng tepung,tumis kangkung serta sambal klonyom di meja dapur.Tak lupa dua cangkir teh panas aroma jasmine.
Seingatku aku tidak nemiliki simpanan bandeng dan kangkung di kulkas.
Berati abang belanja.
Pasti di pasar belakang komplek kontrakan perantau.
Ckckckck.
"Abang kpn bangun?kok udah siap semua gini,"
Aku menyendok nasi.
”sebelum adzan subuh tadi,"
Abang ikut duduk di meja dapur,duduk atau berdiri aku tak begitu paham dengan bentuk tubuhnya.
"Hebat,"
Timpalku singkat sambil mencicipi kangkung.
Enak.Masakan dia selalu enak.
"Apa?"
Abang memandangku,ada sinar bahagia dalam mata itu mendengar pujianku.
"Engga,mt sarapan,"
Tukasku kemudian.
Kami lalu sarapan dalam diam.
Aku merasa mulai terbiasa melihat cara kekasihku makan.
Namun tak sedikitpun terbersit hasrat untuk membantu lelakiku itu menyuapi nya makan.
Tidak sama sekali.
"Kalau masih pusing km ijin off bisa kan Ta?"
Tanya abang ditengah makan kami.
"Aku udah gpp,aku mau kerja,"
"Oh yasudah gpp..tp..boleh aku pulangnya nanti sore aja Ta,nunggu km pulang?"
"Mo ngapain?aku kan ga di rumah,"
"Gpp..takut km masih sakit nanti,"
"Terserah abang aja,"
Usai sarapan aku mandi,hanya sebentar karna tidak tahan dengan airnya yg dingin menusuk tulang.
Aku hendak mencari seragam kerjaku di lemari saat mataku menangkap abang tengah menyetrika baju bank ku itu di samping tempat tidur.
Aku diam mengawasinya menggerakan gagang setlika dengan mulutnya maju mundur hingga seragamku begitu licin.
"Ta?udah selesai mandinya?ni juga udah rampung bajumu,nih pakai,"
Abang mengangsurkan seragamku.
Kuterima bajuku dari mulutnya tanpa berterimakasih.
Usai merapikan diri sebentar aku berpamitan pada abang.
Aku baru saja sampai di pintu saat abang mengikutiku dari belakang.
"Kemana bang?"
"Nganter km di pintu,"
"Ah ngapain,ga usah!abang di dalem aja,"
"Oh..malu ya..maaf,"
"....."
"Ta..hati2 ya..mt kerja,bismillah dulu,"
Aku tak menyahut.Segera menstarter motor besarku.
***
Pukul 5 sore aku sampai di rumah.Kulihat abang tengah melipati baju2...baju2ku.
"Udah pulang Ta?"
"Ngapain bang?itu baju2 perasaan belum kucuci?"
"Udah kok Ta td abang cuci trus sore kering abang lipetin,"
Aku memang tidak suka pakaianku dicuci di laundry,karna menurutku kurang bersih.
Aku terbiasa mencucinya sendri pakai tangan.
"Oh,"
Aku hanya ber oh saja lalu menghempaskan diri ke kasur.
"Kalau mau mandi udh abang siapin aer panasnya,biar ga dingin mandinya,"
Abang berkata tanpa melihatku.
Aku meliriknya.
Meski dengan mulut,lipatan baju abang cukup rapi.
"Sip,"
Sahutku singkat.
Dan hal seperti kemarin,seperti tadi pagi,terulang kembali.
Dimana abang memasak makan malam untuk ku lagi,mencuci semua perkakas kotor,menyapu dan mengepel semua ruangan,baru menyusulku tidur.
Dan setiap hendak tidur dia selalu menyempatkan diri meminta maaf di telingaku.
Malam ini lelakiku itu kembali tidur bersamaku.
***
Satu bulan berlalu sejak pertemuanku dengan bang mahesa,penulis pujaanku di situs forum gay.
Abang masih begitu baik kepadaku;tiap sabtu sore hingga minggu sore dia datang ke kontrakanku melayaniku tanpa kuminta;mencuci pakaian kotorku yg kutumpuk dari senin hinhga sabtu,menyetlikanya,membersihkan kontrakan,memasak,menyiapkan air panas untukku mandi,dsb.
Dan aku?
Aku masih seperti biasanya,cuek brbek,bicara seperlunya,tapi tidak lagi kukeluarkan suara kasar dan kalimat2 menyakitkan.
Sore ini di sabtu yg diselimuti hujan deras abang kembali datang ke bekasi,tempat tinggalku.
Lelaki itu datang basah kuyup.
"Abang ga bawa jas hujan??"
Aku bertanya tanpa berinisiatif memberinya handuk untuk meneringkan tubuhnya yg menggigil.
"Engga Ta td brrgkat cerah bgt,"
"Cuacanya lg ga tentu,"
Aku menukas sambil kembali menekuni layar tv.
Dengan ekor mataku kulihat abang mengeringkan badannya dengan handuk keringku lalu masuk kamar mandi.
Pukul 7 malam aku terjaga dari tdurku yg tak kusengaja.
Aku mencium aroma sedap di dekatku tertidur.
Aku menoleh,melihat dua mangkuk kwetiaw yg mengepul di samping tempat tidurku.
Uhhhh sedap nian,ujan deras menikmati semangkuk kwetiaw rebus panas.
Pasti abang yg bikin.
Tapi dimana dia?
"Bang?abang?dimana bang?"
Aku menyendok kuah ke mulutku.
Dari arah ruang tamu abang muncul.
"Km manggil abang Ta?km cari abang?"
Ada nada sumringah dlm suara itu.
"Iya,abng ngapain?ayuk makan,"
"Abang ngepel lantai ruang tamu,bocor di plafon sebelah kiri,mungkin krna ujanya drres bgt,"
Abang menjawab sembari mencuci mulutnya yg kotor karna kain pel ke kamar mandi.
Aku hanya manggut2 sambil menikmati kwetiaku tanpa menunggu abang.
"Enak ga kwetiaunya?"
"Seger,"
"Beneran?wah makasih ya Ta,"
Aku melihat senyum senang dibibir abang yang....yang pucat???
Kok bibir abang membiru?
Matanya juga cekung.
Kulit mukanya pasi.
"Bang?"
"Ya Ta?"
Suaranya terdengar lemah.
"Abang...sakit?ohh iyaa pasti gara2 keujanan tdi soree,"
Tiba2 saja tanganku sudah berada di kening lelaki cacat itu dan entah kenapa sekarang aku sudah membaringkannya di kasut dan mengompresnya.
Aku menyuapinya sebutir parachetamol dan menyuruhnya tidur.
Aku tengah menngganti air kompresan di keningmya saat kulihat butiran bening meluncur dari sudut mata kekasihku itu.
"Maaf ya Ta ngerepotin kmu,tapi makasih banget udah mau merawatku...ini...sangat berarti buatku...,"
Lemah abang berucap.
Aku memalingkan muka,menahan sesak.
Perih menyesaki dadaku.
***
"Sempaaaakk lu masi idup ga sih?inbok gw ga dibuka2!"
"Malam Ta lg apa...km baik2 aja kan udah lama bgt km kayak ga aktif di forum..."
Aku membaca satu persatu pesan masuk di inbok situs forum yg lama tak kutengok.
Ya,sejak peertemuanku dengan lelaki idolaku,bang mahesa,entah knp tak ada lagi semangat untuk aktif di situs yg mempertemukanku dengan bf pertamaku itu.
Tak lagi ada hasrat untuk membaca stories2 kesukaanku di forum.
Hilang keinginan bercanda dengan para member disitus.
Aku..seperti merasa...tertipu.
"Hai Ananta..abang boleh minta ijin ga?"
Dahiku berkerut membaca pesan terbaru dari Satria Aji.
Malam ini setelah memastikan abang mahesa tidur usai minum obt,aku yg bingung mau ngapain akhirnya membuka situs forum gay yg lama kutinggalkan.
"Ijin apaan?"
Aku mengetik balasan.
"Akhirnyaaa dibalas jugaa!!"
"Biasa aja kali,ijin apaan?"
"Ntr dong Ta kan lg hepi,"
"Hepi knp?"
"Diblsin ma km,"
"Cih,"
"Abis km lama bgt ga muncul,kmna aja sih?"
"Kepo!ijin APA??!"
"Judesnya keluar nih hehe...ijin..ijin kangen sama kmu,"
"Kampreett kira apaan!"
"Hahahaha,"
"Puas bgt ketawanya!"
"Ga ah belum puas,orng belum dpt ijin,"
"Sak karepmu lah mas!"
"Ta km klo lg manyun gitu mkn ganteng!"
"Cuih,sotooyy,liat mukaku aja belon pernah!"
"Sapa bilang belum pernah!"
"Ha?maksut??"
"Abang ud liat km yaaa weeekk,sering malah,eh tiap hari malah,"
"Eh???dimanaa??abang siapa sih.?jgn2 tmn krjaku ya?"
"Di khayalan abang!"
"Kancruuutttttttt!!!!"
"Hahahahaaaa dua kosong!!"
"Uuhhhhhhhhh!!"
"Aaahhhhhh ohhhhhhhh hahaha,!"
"Puasss???"
" belummm laahh,"
"Apa lagi???"
"Mau ketemuan!baru puas,"
"Dih,ogah!"
"Untuk buktiin khayalan abang tepat,klo ananta itu ganteng ,"
Aku senyum senyum membaca pesan satria.
Entah kenapa ada perasaan GR dengan kata2 member satu itu.
"Ta..besok kan gathering forum di jakarta lagi,soalnya gath yg kemarin di jakarta pesertanya membludak,krna membernya emng kebanyakan stay di jkrta,ini mo diadain lg,ikut yukk biar bisa ketemuan,"
"Dimana emangnya?"
"Di resto xxx,"
"Kapan?"
"Minggu besok ini,"
"Besok ini?mepet bgt,"
Bukan mepet,kmunya yg ga pernah aktif di forum,info gath nya udah dua minggu yg lalu yaa bocah gantengg,"
"Lah klo tinggal sehari mana bisa ikut bang,kan blum daftar,"
"Kamu tau beres aja deh,abang tinggal wasap moderatornya buat nyediain dua tempat lg buat kita,"
"Ga tau deh bang...,"
"Ayolah Ta...sekalii ini ajaaa,"
Aku menghela nafas.
Untuk apa aku ikut gathering forum?
Untuk siapa?
Untuk bertemu penulis favorit?
Dia sudah disampingku.
Tapi...
"Nyett gw ikutan gathering lohhh besokk,"
Mataku berkilat senang membaca pesan pribadi dari rudi di forum.
"Ta lu kmn aja sih,besok anak2 pada mo ikutan gathering loh,gail,daniel,evandra,donypras end msh bnyk lgi,kayaknya mereka ud ga malu2 lg demi ngobatin penasaran sama sesama member,lu ikutan juga donggg,"
Pesan abiyaksa menyusul.
Aku tanpa sadar tertawa senang.
Teman2 member seangkatanku semuanya ikut pada gathering yg diadakan forum besok.
Kejadian langka.
Kalau aku ikut,aku tak hanya bisa bertemu lgsung dengan sahabatku rudi,kawan2 konyolku daniel,abigail,donypras...dan tentu saja bertemu dengan...Satria.
Kok satria?
Kenapa dia?