It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
***
"Khayalanku betul kan,Ta?"
Lelaki keren bernama Satria senyum senyum memandangiku yang tiba tiba jadi grogi.
Sial.
Kenapa aku jadi salting gini.
"Khayalan apa bang?"
"Khayalan tentang wajahmu yg ganteng,"
Sahutnya masih mengumbar senyum yang makin membuatku salah tingkah.
"Ah bisa aja bang,"
Shit.
Mukaku pasti merah.
"Hehe...lalu gimana pendapatmu tentangku?"
Pria dengan senyum membius itu mengedipkan sebelah matanya.Aku keki.
"Biasa aja,"
Bohong.
Aku berbohong.
"Mengecewakan ya..jauh klo dibandingkan penulis2 lain di forum,rikas marzuki flamboyan sekali ya,bramasta juga sangat wibawa dengan jenggot tipisnya,aku mah apa atuh,cuma penulis amatiran yang karyanya ga jelas banget hahaha,"
Aku jadi terbayang kembali wajah2 member yang populer sebagai penulis strories di forum tadi saat di tempat gathering.
Bang Rikas,bang Bramasta,bang Pramudya dll,beberapa lumayan sih,tapi bberapa juga standar.
Justru bang Satria lah satu2nya penulis bermuka kecee setengah idup.
Padahal karya2nya yg menurutku paling buruk.
Gaya penulisannya yang membosankan,alurnya yg melompat lompat,judul2 yg mainstrem...
Tapi mukanya bernilai 9,8 disaat karyanya hanya mentok di nilai angka 5 dimataku.Hahaha.
"Dimakan Ta,ngelamunin siapa sih,"
Aku tersentak mendengar teguran Satria di depanku.
"Ah iya bang..,"
Ngelamunin kamu bang.
"Lebih mantap ya makan disini Ta daripada di rumah rizaldy tadi,makanan di sini lebih bisa dinikmati haha,"
Meski kami menyukai sebagian budaya barat seperti kedisiplinan tepat waktu,kedisiplinan kebersihan,kerja keras dsb,tapi untuk urusan perut kami tetaplah orang pribumi yang mengagungkam cita rasa bangsa.
Di gathering bang rizaldy bermaksut menyenangkan para tamunya dengan jamuan ala barat yang sebetulnya lezat,tapi beberapa member agaknya lebih terbiasa dengan selera nusantara yg akrab dan nikmat.
Sebagian member forum memang golongan pria2 elegan dengan pekerjaan mapan,selera tinggi,fashion ternama,tapi sebagian besar nya justru para pria biasa dengan beragam pekerjaan menengah ke bawah,dimana sepanjang acara gathering berlangsung hanya banyak bengong mendengarkan pria2 berkelas memperbincangkan rancangan rumah mode luar negeri terbaru.
Satria dimataku termasuk golongan berkelas itu,tapi yang membuatku cepat bersimpati kepadanya-selain tampan setengah idup- adalah sikapnya yang rendah hati dengan berpura pura tidak tahu menahu tentang fashion yg di perbincangkan para admin.
Padahal jelas,setelan yg dikenakan lelaki tampan itu sudah menyiratkan siapa dan bagaimana kelasnya.
Satria lebih memilih membaur dengan kami yg "gaptek fashion" dengan mengobrolkan hal umum yg otak dan pemikiran kami sampai pada temanya,tentang sepak bola misalnya.
Dan disinilah kami sekarang,di satu resto selera nusantara yg menyediakan beragam masakan ala ibu rumah tangga.Yummy.
Aku juga tak mengerti kenapa tadi nurut nurut saja saat Satria mengajakku mampir makan lagi di tempat lain seusai gathering.
Padahal banyak pria2 gay lain yg berebut mengajakku ngedate setelah gathering.
Aku sangat GR tadi ketika bang bram,moderator forum,bang rikas,bang lukas,daniel dll mengajakku kencan;sebagai tanda mereka tertarik mengenalku lebih jauh.
Hehe,ternyata aku seganteng itu.
Entahlah tapi aku dengan tanpa pikir panjang langsung memilih mengikuti ajakan Satria.
Walaupun sambil menahan malu saat mendengar berbagai ejekan dan bully an member2 lain;
"Cieee katanya sebel sama tulisannya bang Sat,tapi milih ngikut bang Sat cieee,"
"Katanya ceritanya ga jelass Ta bang Satria nyaa kok kayaknya kesengsem setelah ketemu penulisnya langsung,"
Sialllll merekaaa.
"Wah ujan Ta!"
Satria berseru sambil memandang air yang tercurah di luar resto.
"Emang kenapa bang,kan abang bawa mobil,"
Pria mempesona dihadapanku itu mengendarai rangover,sementara aku yang membawa motor besar tadi dititipkan di rumah bang rizaldy sementara Satria membawaku ke resto dengan mobilnya.
"Iya sih,tapi langitnya gelap banget pasti hujannya lama nih,km kan bawa motor,gmn pulang ke bekasinya?mana udah mau magrib pula,"
Satria menatapku.
"Aku bawa jas hujan kok bang,"
"Ah ujannya deres bgt Ta,udah deh km nginep tempatku aja ya,"
Deg.
Kok aku kaget denger tawarannya.
"Ehh sorry Ta klo aku ga sopan hehe,baru kenal udah nyuruh nginep,emm yaudah aku anter aja pake mobil ke bekasi,"
Satria memberi tawaran lain.
Deggg.
Debarku malah makin kenceng.
Tapi kali ini bukan karna tawarannya,tapi karna tiba2 saja wajah seseorang melintas di kepalaku.
Mahesa!
Tidak.
Aku harus menolaknya.
Aku tak berani membayangkan satria bertemu kekasihku.
Yang cacat.
"Ah ga usah bang aku bisa pulang sendiri!"
"Ga Ta,aku ga ijinin km pulang sendiri hujan deras gini,"
Harusnya aku berseru; lah siapa lu ngga ijinin gue?
Tapi kenapa hatiku malah berbunga2 mendengar kalimat itu?
Aku merasa dikhawatirkan.
"Gpp bang ntr aku pulang sendiri,"
"Gak!kalau ga mau kuanter yaudah km nginep tempatku malam ini,"
Satria bersikeras.
Dan aku suka.
"Tapi besok aku kerja bang,"
"Abang anter tepat waktu di tempat kamu,"
"Ahh engga ah,ga usah anter besok,"
"Dianter sekarang ga mau,dianter besok ga mau huufff,"
"Hehe iya dehh,malam ini aku tidur tempat abang,tapi besok aku pulang sendiri aja sebelum subuh,"
"Buset pagi amat,"
"Biar ga telat kerja bang,!"
"Okelah atuurr,"
***
Sepanjang perjalanan menuju rumah Satria yg terletak di bilangan jakarta pusat,aku sungguh tak sanggup meredam debaran di dadaku.
Berada dalam satu mobil,duduk bersebelahan,diiringi hujan deras diluar mobil,mendengarkan 'you took my heart away' nya MLTR,mencium aroma wangi parfum di tubuh lelaki tampan,SEMPURNA!
Inilah impianku sejak dulu!
Berpasangan dengan pria sempurna!
"Ta...,"
Suara Satria memecah kebisuam diantara kami.
"Iya bang...,"
Aku menoleh.
Garis wajah Satria dari samping sungguh menawan.
"Boleh aku bertanya?"
"Tanya apa bang?"
"To the point aja ya?"
"Silahkan,"
"Kamu masih sama seseorang yg beruntung itu?dimana dia?kok ga diajak ke gathering tadi?"
Ah.
Dia masih mengingat percakapan kami di inbok forum bberpa waktu lalu,saat dia bilang ingin mengenalku lebih jauh dab kubilang aku sudah memiliki orang lain.
Wajah Mahesa terlintas lagi.
Ah,sedang apa lelaki itu?
Masih demamkah dia?
Tanpa menjawab pertanyaan Satrua lebih dulu aku reflek meraih ponsel di saku celanaku.
Aku lihat ada beberepa bbm dan miscal masuk.
Dari rudi,abigail,bang rikas,...ah ini dia..dari bang mahesa.
Tadi di gathering kami saling bertukar pin.
"Ta,mau dimasakin apa pulangnya?"
"Ta,mendung banget disini,jakarta gimana?"
"Ta,maaf ya klo abang ngerecokin tpi tolong jangan pulang terlalu malam ya,disini udah ujan gede,"
"Be carefull Ananta...,"
"Ta,dimana?belum selesai resepsinya?"
"Ta,abang kuatir "
Aku lihat jam terakhir kekasihku otu mengirim pesan bbm.
Baru setengah jam yg lalu.
"Jgn tunggu aku bang,aku nginep tempat temen ga dibolehin pulang ujsn gede gini,abang makan aja,"
Aku mengetik balasan.
"Pacarmu kuatir ya...,"
Aku tersentak mendengar suara Satria.
Cepat kumasukkan kembali telepon selularku ke dalam saku.
"Bukan,"
Sahutku berbohong,lagi.
"Trus kok ga dijawab pertanyaanku tadi,malah asik main hp,"
"Pertanyaan yg mana bang?"
"Tu kan udah lupa..hufff,"
ada nada kekecewaan dalam helaan nafas lelaki itu.
Dan aku tidak suka membuatnya kecewa.
"Ohhh yang itu...em..gimana ya bang..aku..aku sendiri sekarang,"
Oh God.
Sejak kapan aku jadi tukang bohong begini.
"What do you mean?sendiri maksutnya apa Ta?"
Satria menghentikan mobilnya mendadak.
Dia menatapku lekat.
Tubuhnya dicondongkan dekat sekali dengan tubuhku.
Sumpah dia wangi sekali.
Antara perfume dan bau tubuhnya ysng sangat lelaki.
Memabukkan.
Meresahkan.
Aku menahan nafas.
"Yes,i'am single now,"
Lirih aku berucap.
Aku tak berani menoleh.
"Ouh yesss!!thanks God!"
Aku menolehnya sekarang,lelaki memabukkan itu memukul setir mobil dengan raut wajah girang sekali.
Dan aku...sangat senang membuatnya gembira seperti itu..
***
Rumah bang Satria memang tidak lebih besar dan mewah seperti rumah bang rizaldy,namun sangat asri dengan banyaknya tanaman hias di kiri kanan halaman,suasanya sangat sejuk.
Lelaki mapan itu hanya tinggal sendirian di rumah itu tanpa siapapun.
Dia bercerita bahwa dia anak tunggal dan kedua orang tuanya menetap di australie mengembangkan bisnis properti disana.
Satria sendiri adalah type pria mandiri yang tidak mengandalkan bisnis keluarga,dia sejak 4 tahun yang lalu bergabung dengan salah satu tv swasta dengan jabatan tinggi.
Broadcasting memang passionnya.
Namun dengan karirnya yg membuatnya sibuk setiap hari itu tidak lantas membuatnya ingin memiliki asistan rumah tangga dan tukang kebun.
Ia hanya memanggil asistan pocokan yg hanya datang setiap dua hari sekali untuk membereskan rumah,mencuci pakaian dsb.
"Nonton apa Ta,"
Satria ikut duduk disampingku yang tengah fokus dengan layar tv di depanku.
"Berita aja bang,abis ga ada yg bagus,"
"Iya jam segini kebanyakan sinetron2 ga jelas,"
Aku tersenyum.
Seperti cerita2 postinganmu di forum bang,ga jelas.
Tapi untung kamu ganteng.
Loh?
"Ta..,"
"Iya bang?"
"...."
"Apa bang?"
"..."
"Bang?"
"Em..karyaku jelek2 ya?"
Dahiku berkerut.
"Knp tiba2 nanya itu bang?"
"Gapapa Ta,"
"Ah abang tersinggung ya..maaf ya bang,ga bermaksut,"
Aku menunduk,malu sudah mencela karya lelaki rupawan ini.
"Ga Ta,memang karyaku buruk kok,tapi aku tetep pede aja mosting,abis pengen kayak penulis2 lainnya dipuji2 dan penggemarnya banyak karna karyanya keren,"
Aku ketawa mendengar Satria bicara begitu.
"Aku naksir kamu itu ya karna kamu jujur..km menilai sesuai faktanya..karyaku belum layak post,tapi aku ngeyel.
Tapi jujur,aku seneng tiap baca komen km yg ngritik abis2an karyaku itu,aku gemas tiap baca omelan2 mu,sambil bayangin muka km kesel dan manyun hahaha,"
Aku yakin mukaku pasti merah.
"Naksir?abang naksir aku?"
To the point aku bertanya.
Satria menoleh dan menatapku sebelum menjawab.
Aku berdebar melihat tatapannya.
Kenapa orang ini begitu menarik?
"Bolehkah?"
Ujarnya bertanya sambil terus menatap mataku.
"Boleh apa bang?"
Aku bertanya balik,bingung.
"Boleh aku naksir kamu?"
Oh God.
Suaranya terdengar seksi apa aku yang lebay.
"Pria seganteng abang ga mungkin masih single,pasti bf nya banyak di mana2!"
Mengatakan itu hatiku merasa sakit.
Sakit?
Apa apaan aku?
"Begitu ya menurutmu?"
"Bukan menurutku,tapi itu pasti,"
"Alasanya?"
"Abang ganteng,sukses,mapan,siapa yang ga tergila gila,"
Buset.
Kemarin2 aku mencelanya abis2san.
Sekarang memujinya setinggi langit.
"Ah kmu berlebihan Ta,abang jadi malu,"
Rona merah di pipi lelaki itu makin menambah kerupawanannya saja.
"Berapa cowo yang udah kecantol sama abang?"
Aku mendengar nada cemburu dalam suaraku sendiri.
"Ga banyak..if you trust me,aku hanya pacaran dua kali sama cowo selama 5 tahun aku jadi gay,"
Aku mencibir mendengar pengakuannya.
"Yang pertama,my first love,teman satu universitasku,dia anak palembang,berakhir karna dia menikah.Aku terpuruk lama sejak dia memutuskan sembuh dengan berumah tangga.Lalu aku bangkit kembali sejak bertemu cinta keduaku,bawahanku di station tv,seorang creativ yang bermuka selebritis.Tapi dengannya aku hanya bertahan dua tahun saja,dengan akhir yang sama,menikah!kasian ya...hahaha,"
Aku tak tahu hendak ikut prihatin atau tidak dengan kisahnya itu.
Tapi yg kurasakan malah rasa cemburu mendengarnya menyebut first love,cinta kedua,dia bicara begitu sambil matanya menerawang,seolah sedang flash back akan dua mantan lelakinya itu.
Ah.Mengesalkan.
"Sekarang ceritakan tentangmu,"
Satria menoleh lagi kepadaku.
Aku senang dia kembali fokus padaku saja.
"Aku? Nothing special,"
Sahutku lesu.
Wajah Mahesa terbayang,lagi.
"Huh?ayolah Ta,"
Dia merapatkan duduknya.
Aku berdebar lagi.
"Serius bang,biasa aja...ga ada hal istimewa yang bisa kuceritakan,"
Dari jarak sedekat ini aku bisa meresapi aroma tubuhnya yang sangat jantan.
Kuatkan aku Tuhan.
"Apa alasan kalian berakhir?"
Dia menelisik.
"Maaf bang itu privacy...,"
Sahutku akhirnya.
"Oh..maaf ya Ta,aku lancang,"
Dia menjauhkan diri dari duduknys semula.
Dan aku tidak suka itu.
"Bang..,"
"Ya Ta?"
"Gak,"
"Apa Ta,bilang aja,"
"Ga bang ga ada,"
"Ayolah,"
"Aku..ngantuk...,"
Akhirnya aku hanya bisa berkata begitu untuk mengurangi kekakuanku.
"Oh yaudah tidur gih,"
Berkata begitu Satria bangkit,tepat saat suara sangat keras berdentum dari langit.
Aku spontan berseru kaget mendengar guntur itu dan lebih kaget lagi saat tiba2 Satria menarik tubuhku ke dalam dadanya.
"Sshhh jangan takut yaa,aku disini,"
Satria memelukku sambil mengelus elus kepalaku bermaksut menenangkan.
Takut???
Aku tidak takut guntur,aku hanya kaget.
Tapi dia memperlakukanku seperti cewe yg ketakutan mendengar suara guntur.
Hahaha.
Tapi...aku senang!!!
Aku senang dipeluk dia.
Aku girang berada di dalam dada bidangnya.
Aku gembira dibelai dia.
Aku...akan berpura pura jadi penakut saja!
"Takut bang,"
Aku menahan geli setengah mati dalam hati.
Akting yang konyol.
"Jgn takut,kan aku disini...yaudah tidurnya kutemenin aja ya,"
Aku kaku.
Tidur bersamanya?
Ya Tuhan mau banget.
Dueeerrrrrr.
Guntur kedua lebih keras terdengar,dan satria reflek makin kencang mendekapku.
Aku gemetar merasai dekapannya.
Inikah sensasi dipeluk seorang pria?
***
"Met tidur Ananta "
Aku mendengar bisikan lembut lelaki tampan itu ditelingaku,saat kami sudah berada di dalam kamarnya di lantai dua.
Aku yang pura pura sudah tertidur diam tak berani bergerak.
Aku takut kalau aku bergerak dia akan melepas pelukanya pada tubuhku.
Saat ini aku tidur di pelukannya,di pelukan pria impianku.
"Kamu cakep ya ,Ta.."
Bisiknya lagi di telingaku.
Aku yakin dia pasti tengah memandangiku yg pura pura tidur di dekapannya.
"Kangen punya someone special lagi,"
Dia menggumam lagi.
Dia tak peduli lawan bicaranya sudah tidur,tetap berkata2 sendirian.
"Gemes liat muka kamu ,Ta,"
Satria berujar begitu sambil tangannya mencolek hidungku.
Jangan bang,jangaan buat mukaku merah.
Aku kan sedang akting tidur.
Ntr ketauan boongnya.
"Andai kamu bisa jadi pacarku,Ta.."
Kali ini lelaki menawan itu mulai berani mengelus pipiku.
Pasti mukaku sudah merah.
"Di situs forum yang kita ikuti itu aku baru sama kamu merasa tertarik,Ta.."
Oh bang,please jangan buat aku pingsan kegeeran.
"Mungkin ini terlalu cepat,tapi apa artinya waktu kalau kita sudah merasa jatuh cinta pada awal pertemuan?rasanya aku jatuh hati sama kamu ,Ananta... "
Konyol.
Kamu konyol bang.
Baru ketemu sekali jatuh cinta.
Bulshit.
Gombal.
Tapi aku suka!
Siapa yang lebih konyol?
Cup.
What?
Apa tadi?
Aku merasa pipiku dikecup.
Dia menciumku?
God!!!
Berani sekali dia.
Sembarangan nyium orang baru dikenal.
Mahesa kekasihku sendiri saja belum pernah dan tidak berani menciumku,walau hanya di pipi atsu kening.
Tapi...aku suka!
Aku senang sekali pipiku dikecup Satria!
Kenapa hanya di pipi?
Konyolllll.
Dueerrrrrrrr.
Guntur kembali terdengar sangat keras di langit.
Kali ini aku yg spontan memelukkan tubuhku ke tubuh Satria.
Aku berlindung di balik dadanya.
"Tenang ,Ta...tenang..ada abang disini,"
Suaranya sangat membiusku.
Tak sadar aku mendongak,ingin sekali melihat wajah menawannya lagi.
"Kebangun ya denger guntur,"
Satria memandangku dengan hangat.
Aku hanya mengangguk tanpa menjawab.
Satria meraih daguku.
Apa yang dilakukannya beberapa detik kemudian sungguh diluar dugaanku-tapi aku senang luar biasa,dia melumat bibirku!
Aku diam tak bergerak saat bibirnya perlahan menempel di sisi luar bibirku.
Aku diam tak bergerak saat lidahnya perlahan merangsek masuk ke dalam mulutku.
Aku diam tak bergerak saat bibirnya mengulum-ulum bibirku,menjilat-jilat langit2ku,menyedot-nyedot-mencecap-cecap bibirku yang kenyal.
Tapi aku tak bisa diam lagi saat tangan lelaki tampan itu mulai menelusup masuk ke balik kemejaku,jemarinya menemukan puting susuku.
Di usap usapnya puting kiriku,sambul lidahnya terus bermain di dalam mulutku.
Aku yang terbakar gairah mulai membalas permainan lidahnya.
Aku dengan nafsu yang memburu menggigit lidahnya yg nakal itu,matanya mendelik menatapku,dan usapan jemarinya di puting susuku lalu berganti jadi cubitan.
Sambil terus asik berlumatan bibir jemari satria juga terus bergerilya di balik kemejaku.
Dipelintir-pelintirnya putingku yang sudah sangat melenting keras karna terangsang.
Oughh.Nikmat.
Aku merasakan kemaluanku dibawah sana berdenyut denyut kencang.
Sementara diluar sana hujan dan guntur makin membakar nafsu kami.
@aurora_69
@riyand
@tuink
@jjsssan
@hellojordan1881
***
Aku sampai di bekasi pukul setengah 8 pagi,sebentar lagi sudah waktunya aku on kerja.
Satria agak kesal karna aku bersikeras menolak tawarannya untuk mengantarku.
Aku hanya mau diantar mengambil motor di rumah bang rizaldy.
Aku mengetuk pintu kontrakanku beberapa kali tapi tak nampak tanda2 bang mahesa membukakan pintu itu untukku.
Ga mungkin masih tidur.
Abang terbiasa bangun pagi buta dan menyiapkan segalanya.
Aku mendorong pintu,dan terbuka.
Ternyata tidak dikunci.
Apa abang sedang keluar belanja ya?
"Bang?"
"Abang?"
"Dimana bang?"
Aku melongok dapur,kosong.
Aku langsung ke kamar.
Dan pemandangan yg kulihat kemudian sungguh mengejutkanku!
Lelaki cacat yg kupanggil2 daritadi itu tergolek dengan wajah sangat pucat di sisi ranjang tidurku!
Astaga,dia pingsan atau apa?
"Bang!abang!abang bangun bang!?"
"Baang abang tidur atau pingsan?"
Dengan bodohnya aku bertanya sambil mengguncang2 tubuh mahesa.
Ketika lelaki itu tak kunjung bergerak dan membuka mata,aku lalu menyambar minyak kayu putih dari kotak obatku.
Aku buka tutup botol minyak lalu kudekatkan di hidung kekasihku.
Cara itu ternyata berhasil menyadarkan abang.
Dengan berusaha membuka matanya perlahan lahan ,abang berujar lirih;
"Sayang?kamu sudah pulang?alhamdulilah km baik2 aja,"
Hatiku mencelos mendengar sebutan sayangnya kepadaku.
"Jam berapa ini?sarapan dulu gih,udah abang bikinin omelet sayut di meja dapur,"
Sambungnya kemudian masih dengan suara tak bertenaga.
"Abang udah bikin sarapan??abang bangun jam berapa sih?aku pulang abang kayak pingsan tadi,"
Aku memegang kening abang.
Panas sekali!
Tuhan...
"Ah abang gpp..sana sarapan dulu,"
Lelaki itu menatapku lemah.
Hatiku terasa sesak.
Lelakiku itu masih memasak untukku dalam keadaan demam tinggi seperti ini.
"Minum obat ya bang,sini baring di kasur,aku ambil air sama kain kompresan dulu,"
Untuk pertama kalinya,aku mengangkat-menggendong tubuh kekasihku ke ranjang tidurku.
Kubaringkan tubuh lemahnya hati hati.
"Makasih,sayang..."
Hatiku berdesir lagi.
Aku memalingkan muka.
Segera aku beranjak ke dapur mengambil baskom untuk wadah air kompresan.
Dengan sepenuh hati aku merawat kekasihku kali ini.
Tak bisa kulupakan bagaimana ekspresi bahagianya saat tanganku menyuapinya makan.
Aku ingin izin off kerja untuk menjaganya tapi dia menolak keras rencanaku itu.
Dia tidak ingin aku kena masalah di kerjaanku klo off demi dia.
Dia berjanji akan sembuh kalau aku tinggal kerja.
***
"Ta,ga dibales2!kamu beneran marah???"
"Ta please bales Taaaa,"
"Ta jgn maraahh,"
"Taa maafin aku...,"
"Abang memang bangsat!"
"Abang kurang ajar!"
"Maaf Ananta maaaff,"
Aku membaca banyak sekali pesan bm dari Satria siang itu saat istirahat kerja.
Pikiranku berkecamuk.
Tadi pagi aku sibuk mengurus mahesa yang masih sakit,hingga aku melupakan segala hal lain.
Termasuk melupakan Satria.
Satria.
Aku mengeja nama itu dalam hati dan tanpa sadar jariku menyentuh bibirku.
Kembali kuingat bagaimana bibir ini dihabisi oleh lelaki itu semalam.
Seru sekali.
Kembali kuingat bagaimana tiba2 saja mulutnya menyusu di putingku semalam.
Nikmat sekali.
Kembali kuingat bagaimana tangan kekarnya meremas remas batangku dan mengocoknya.
Enak sekali.
Kembali kuingat bagaimana mulutnya lalu mengulum pelirku penuh nafsu.
Lezat sekali .
Hanya sampai disitu percintaan kami semalam.
Hal nikmat lebih lanjut tak kami lakukan hanya karna keterkejutan kami akan suara guntur yg menggelegar dengan sangat keras.
Disana kesadaran kami muncul.
Satria dengan canggung lalu memakaian kembali kemeja dan celana ku.
Dia berkali kali meminta maaf keeseokan paginya.
Dia bilang tidak sepenuhnya sadar berbuat sejauh itu.
Dia bilang terbawa suasana.
Padahal kalau boleh jujur,aku justru menginginkan lebih!!
Konyol?
Yes i'am.
Aku kecewa permainannya terhenti.
Aku kecewa dia tak melanjutkan kenakalannya.
Padahal nikmatku tak tertahankan.
Ughhh.
Tanpa sadar aku melenguh.
Sumpah,aku ingin lagi diciumi dia.
Ingin lagi putingku dikenyot mulutnya.
Ingin lagi batanganku diemutnya.
Ohhh bangg Satt,kau memang bangsat!
Dering ponsel menyentakku dari pikiran binal.
Lelaki yg baru saja kupikirkan menelepon.
Jantungku berdetak lebih cepat.
"Haloo??haloo Ta?"
Demi Tuhan.
Mendengar suara seksinya saja rasanya batangku ngaceng!
"Ya bang...,"
Hatiku berdentum dentum.
"Aahh syukurlahh km mau angkat,km marah ya dari tdi pgi ga angkat tlpn ku ga baca bm ku,"
Suaranya berapi api.
"Aku lagi krrja tadi bang,"
"Ohhh tapi ga marah kan?"
"About what?"
"About last night...i'am so sorry Ananta...,"
Rasanya aku ingin menyumpal mulutnya itu dengan bibirku.
"No prob bang...,"
Sahutku lirih.
"Huh?no prob?are you kidding me?"
"I'm not...,"
"Ta?"
"Ya?"
"Serius?"
"Apanya?"
"No prob soal semalem?"
"Menurut abang?"
"Abang kurang ajar banget ya,baru kenal n ketemu tapi lancang berlaku seperti itu,"
Aku menggigit bibir.
Kupejamkan mata.
Kurasai lagi sapuan lidahnya di bibirku semalam.
"Bukankah semua gay seperti itu bang..,"
"Maksutnya?"
"Gay identik dengan sex kan bang...udah biasa ketemu lsgsung make out!"
"Ta...kamu ..mengejekku?"
"Ha?ngejek gimana bang?that's fact right?"
"Maaf Ta..tapi klo km mau percaya aku,aku bukan pria semacam itu...tapi sudahlah,km sudah terlanjur mengenalku sebagai pria gay brengsek yg isi otaknya just about sex!"
Suaranya terdengar putus asa.
"Abang kenapa sih?aku ga pernah mikir kesana ya,"
"Bener Ta km ga mikir aku brengsek?"
Aku mikir kmu brengsek.
Tapi kebrengsekanmu itu yg kurindukan!
"Ga bang,nyantai aja sih,"
"Ah Ta...abang lega bgt dengernya...,"
Aku yg belum lega.
Karna permainan kita belum tuntas semalam.
"Ta...,"
"Ya bang...,"
"Ada komentar soal semalem?"
"Ga tau..,"
"Kok ga tau...,"
"Abis gimana?"
"Perkakas kamu lumayan gede ya hahaha,"
Shittttt.
Kata2nya membuatku tak sadar memegang kemaluanku yg tersembunyi di balik celana kantorku.
"Tapi sayang aku bukan lelaki pertama yg menikmati keindahan kejantananmu,"
Aku mendelik mendengar kalimatnya barusan.
You'are the first,man!!!
***
"Ta..boleh abang bicara sesuatu?"
Mahesa membuka percakapan pagi itu saat sarapan di minggu pagi,dimana entah sudah minggu keberapa kekasihku itu datang ke kontrakanku.
"Apa bang?"
Aku menyerupt kopiku.
"Boleh abang tinggal disini bersamamu?"
Aku terbatuk batuk spontan mendengar permintaanya yg tiba2.
"Huh?tinggal disini?buat apa bang?"
"Buat menjaga kamu,melayani kamu...,"
Dia security ku atau asistan rumah tanggaku sih?
"Abang kan ngontrak di jakarta,pekerjaan abang juga disana,"
"Pekerjaan apa Ta?abang penulis yg bisa nulis dari mana saja...tinggal kirim lwat web atau email,dimuat,abang terima honor lewat atm."
"Ya sih...tapi...,"
Aku menatapnya.
Teringat semua yg dilakukannya tiap ke kontrakanku.
Makanku terjamin dengan masakanya yg lezat juga sehat.
Rumahku kinclong dengan perawatan telatennya.
Baju2ku bersih dan licin berkat kerajinannya.
Ah.Berpiikir begitu aku merasa jahat.Dia bukan pembantuku.Statusnya adalah pacarku.
"Abang mohon Ta...abang ngerasa bahagia tiap melihat km makan dengan lahap masakan abang,abang senang sekali melihatmu memakai seragam yg abang setrika,...abang ingin melakukam semuanya untuk kamu,sebagai rasa terimakasih karna km mau menerima keadaan abang..."
Aku tak berkata kata lagi.
Anggukan kepalaku sudah mewakili persetujuanku atas permintaanya .
Lelaki itu senang sekali.
***
"Ta...boleh antar abang ke jakarta untuk membereskan barang2 abang yg disana?"
Aku yang tengah asik ber bbman dengan Satria sontak menoleh.
"Apa?"
Nada suaraku terdengar galak.
"Ah...engga ,biar abang naik bus aja nanti,"
Lelaki itu tak memandangku lagi.
"Bukan gitu bang,tapi aku juga mau pergi abis ini..,"
Ada rasa bersalah dihatiku melihat kesedihan di matanya.
"Kemana?"
"Em..ultah rekan kerja,"
"Ohh yaudah pergi aja,jgn lupa bawa jas hujan takutnya ujan sering tiba2..,"
"Abang juga hati2"
Satu jam kemudian abang lebih dulu pergi ke halte bus,tanpa kuantarkan.
Aku pun bersiap setelahnya.
Benarkah aku ada acara ulang tahun rekan kerja hari minggu ini?
Tentu saja jawabannya tidak.
Yang benar aku ada kencan dengan pria tampan pujaanku,Satria Aji.
Lelaki yang sudah memabukkanku itu ingin lebih intens lagi mengenalku.
***
Maka disinilah kami sekarang.
Disebuah villa dikawasan bogor yang disewa oleh Satria.
Villa yang sangat sejuk.
Satria sedang memangku ku di halaman belakang vila.
Dari belakang dia kecupi tengkukku.
Tangannya dilingkarkan memeluk pinggangku.
Aku memejamkan mata.
Meresapi kecupannya di leher belakangku.
"Ta..,"
Panggilnya berbisik di telingaku.
"Heemm,"
Masih memejamkan mata aku menyahutnya.
"Boleh aku melakukannya lagi?"
Bisiknya lagi.
Nafasku memburu.
"If you want...,"
Aku yang lebih menginginkannya.
Tangan Satria mulai nakal setelah mendapat lampu hijauku.
Ditelusupkannya jemarinya ke balik celana pendekku,dia berhenti di tonjolan kemaluanku.
Jari2nya memijit2 perlahan tonjolan itu.
Lalu ditekan tekannya kepala kontolku dengan gerakan naik turun.
Tak sampai disitu lalu tangan kananya meremas remas batangku dan mengocoknya.
"Oughhhh...aakhhhh...awwhhh baangg...,"
Aku melenguh menahan nikmat tak terperi pada kemaluanku yg dikuasai tangan Satria.
Tangan kiri Satria yg bebas tak mau kalah,jemarinya bermain di susuku dengan memelintirnya berputar putar.
"Owwhhh..isep bang,"
Aku merintih saat precumku keluar membasahi selangkangan.
"Ya sayang.."
Bisik Satria makin memabukkanku.
Namun aku tunggu2 lelaki menawan itu tidak melakukan yg kuminta,dia malah menngendongku masuk ke dalam vila.
Tujuanya kamar tidur.
Darahku yg menggelegak diliputi nafsu sangat tidak sabar menanti kenikmatan yg akan dipersembahkan oleh pujaanku itu.
Akal sehatku lenyap saat lelaki itu menindih tubuhku.
Kewarasanku musnah saat dia menyedot nyedot kejantananku dengan ganas.
Logikaku hilang saat dia memintaku berganti mengulum kontolnya yg sediki lebih besar dariku.
Otakku tumpul saat dia memasukkan kejantannanya yg lumayan besar ke dalam lobang anusku!
Yang ada hanya rasa sakit di awal namun berubah sangat nikmat saat persetubuhan antara kejantanannya dengan lubang kenikmatanku bergumul dengan seru.
Kenikmatan tiada tara itu berkuasa dalam raga kami selama hampir satu jam penuh.
"Gimana sayang...?"
Bisik Satria ditelingaku sambil mendekap tubuhku erat saat kami terkulai lemas usai bercinta dengan dahsyat .
Aku tak menyahut.
Kecupanku di bibirnya mewakili jawabanku.
Dia tersenyum.
Mengerling nakal.
Balas mengecupku.
Dari kecupan berganti lumatan.
Dari lumatan berganti gigitan.
Dia nakal sekali.....
***
Boyzlove
*New Couple after Gathering
(Rudians)
Hei heii bro semua ayo ngaku siapa aja yg dapat bf baru dari acara gathering kemarennn,share kalo beraniii hohoho..!!
Evandra:gw dapettt tp doi ga mau publish .
Lukas69:gw juga dapet botti lucukkk kemarin,tp gw yg ga akan publish
Abiyaksa:yaahh knp pada ga mo publish sihh
Rony90:takut diolok olok kali
Abigail:ehem ehem bf gw mana yaaa
Mahatma:emng lu dapet Gail?Sok ganteng lu
Donypras:emng bang gail ganteng kok!
Rivandy:ee cieee ada yg belain jangan jangan...
Evandra:jgn jgn lu jadian don ma gail??? Cieeee
Abigail: sayang ga boleh ganjen lgiii @ donypras
Abiyaksa:what the fuck!! Gw juga naksir si genit donyy wahh kalah cepet gw ma lu gail,sial
Abigail:kalah pesona lu bro maaf yee
Daniel525: gw ud punya bf tp bukan anak forum
Rudians:wahh selamaat yee buat yg pada dapat pasangan dari gath tempo harii
Abiyaksa: lu sendiri gmn rud dpt ga
Rudians:ah engga dulu lah mas bro we belum bisa lupain someone
Donypras:asekkk yg lum bisa move on
Abigail:lelaki jalang macam kau ga bisa move on rud?
Rudians:siall bang gail,daku bukan jalang,hanya sedikit nista
Evandra:eh ada yg dapat bf baru juga tp diemmm ajaa
Abiyaksa:siapa van?
Abigail:who?
Rudians:ahh i know!!! Si sempaakk kann?
Evandra:wkwkwk ganteng gitu napa lu panggil dia sempak sih rud si ananta
Rudians:hahaha bener kan si ananta
Abiyaksa:emg jadian sama siapa si tukang kritik itu?
Abigail:sama yg dikritik lah,Satria aji!ga liat kmren mereka pulang berdua
Evandra:hahaha kena batunya dia,suka nyela tulisannya bang Sat ehh bgtu ktmu jiper malah jatuh cintrong
Rudians:sempaakk jgn silent reader luuu
Donypraas:cieee bang Sat sama bang sempak jadian cieee
Kamprett.
Aku kaget baca thread postingan si kunyuk rudi di boyzlove!
Lebih shock lagi baca komenan anak anak forum di bawahnya.
Segera kulirik bang mahesa yg sedang asik ngetik di sampingku.
Kulirik layar laptopnya.
Apa itu?
"Nulis apa bang?stories forum ya?
Aku bertanya dengan dag dig dug.
Abang menoleh,lalu tersenyum.
"Oh engga,abang udah agak lama ga nengok forum,abang masih ngerampungin novel yg mo diterbitin penerbit jakarta itu,"
Oh yess.
Aku lega sekali.
"Apa kabar forum Ta?"
Abang melanjutkan mengetik huruf2 dengan dagunya.
"Gitu gitu aja bang.."
Sahutku masih menatapnya.
"Gitu gitu gimana maksutnya?"
"Ya biasa aja,bosen.."
"Hehe..km kangen tulisan abang ya?"
Ha?
Oh iya aku sepertinya sudah hilang ingatan.
Bukankah dulu aq sangat menggemari karya lelaki ini?
Tapi sejak beberapa hari yg lalu sepertinya idolaku berubah.
Tiba2 aku jd orang yg sangat exited terhadap tulisan terbaru seorang penulis amatir.
Satria Aji Kelana.
Mengingat sebaris nama itu aq tanpa sadar jadi senyum senyum sendiri.
Mengingat apa saja yg sudah terjadi diantara aku dengan lelaki itu.
Mengingat tatapan tajamnya.
Kerling nakalnya.
Bibir seksinya.
Tinggi tubuhnya.
Tangan kekarnya yg mendekapku.
Wangi tubuhnya.
Hangat senyumnya.
Aku..benar benar dimabukkanya.
Lelaki kedua yg membuatku jatuh cinta,setelah bang dion kakak kelasku.
***
"Woy kunyuk,ngapain sih posting trit ga mutu kyk gitu!"
Aku mengirimkan pesan bbm pada rudi dengan kesal.
"Kenapa?takut ketauan sama bf lu klo lu selingkuh ya?"
Anjrittt si rudi!
Selingkuh?
Oh Tuhan,membaca balasan rudi aku baru sadar,klo aku sudah menduakan mahesa!
Mengkhianati cintanya!
"Sembarangan aj klo ngomong!"
"Sembarangan gimana?jd lu udah putus dari bf pertama yg lu ceritain dulu?"
"Yang mana..."
Aku pura pura bego.
"Yang mana yang mana! Gw ga pikun ya nyet,lu pernah minta lontong eh tolong ma gw gmn caranya biar bf lu mau ketemuan!"
Sial.Dia masih ingat.
"Dan gw juga masih inget lu pernah janji ma gw bakal ngasi tau klo saran gw berhasil!"
Sial.sial.
"Dan orang yg lu maksut itu bukan Satria kan?"
Aku menggigit bibir.
Bingung.
"Rud..."
"Apa Ta.."
"Nyet..."
"Apa nyuk..."
"Aku...."
"Lu..."
"Aku bingung..."
"Nanya google klo bingung..,"
"Ketemuan lagi yuk rud aku ga tahan pgn cerita..,"
"Bener kan lu selingkuh? Parah lu..,"
"Lu stay di jakarta kan?"
"Enak aja,gw di zimbabwe tauk!"
"Kita meet up di balcony aja besok sore,"
"Eh sempak,gw belon mutusin yak!"
"Lu mo tau semuanya kan?"
"Errr...,"
"Kutunggu jam 4 tepat di balcony,titik.bye!"
"Sempakkkk!"
Aku resah.
Gelisah.
Bingung.
Aku jatuh cinta pada lelaki yg bukan pacarku.
Aku tidak punya rasa apapun kepada kekasihku.
Ada,hanya rasa bernama 'kasihan'.
Kata dia,aku pacar pertamanya.
Dan dia sangat mencintaiku.
Melayaniku sepenuh hati dan cintanya.
Kata logikaku,dia kekasih pertamaku;dalam dunia gay.
Dan aku sama sekali tidak mencintainya.
Menganggapnya lelaki cacat yg tinggal bersamaku untuk melayani semua keperluanku.
Hatiku milik orang lain.
Pikiranku kepada orang lain.
Rasaku untuk orang lain.
Dia,Satria....
Bahkan kevirginanku pun terenggut orang lain yg bukan kekasihku.
Tubuhku,bibirku,kejantananku,telah kuserahkan pada orang lain.
Dia,Satria...
Kekasihku tidak pernah menyentuhku untuk hal romantisme.
Kekasihku tidak berani sekedar mencium keningku.
Kekasihku tidak punya nyali tidur memelukku.
Dia,Mahesa....
***
"Sayang,lagi apa,udah makan?"
Ohh.
Hatiku kenapa berbunga bunga tiap Satria menyapaku dengan panggilan itu.
Terdengar manis sekali.
"Belum bang,abang udah?"
Dengan hati meletup letup aku membalas bbm 'selingkuhan' ku itu.
"Ah abang ga nafsu makan,"
"Lho kenapa bang?abang sakit?"
Aku langsung kuatir.
"Iya sayang,abang sakit..,"
"Duhh sakit apa bang?jgn sakit dong sayang!"
Apa itu?
Aku manggil dia sayang?
Tuhan,kenapa aku yg deg degan sendiri.
"Sakit rindu...sama kamu,"
"Ihhhh nyebelinn,"
"Tapi suka kaann,"
Iya.
Suka bang.
Lagi dong.
"Makan bang udah malem!"
"Kamu juga belum,"
"Iya ini bentar lgi mo makan,belum mateng lauknya,"
"Wah,km masak sendiri ya?"
"Ah engga,dimasakin sama..."
Ah sial,pessnku sudah terlanjur terkirim.
"Sama siapa sayang?"
Duh gimana nih.
"Sama asistan rumah tangga ku,"
Aku menelan ludah.
Sambil membawa ponsel aku berjingkat melongok bang mahesa yg masih sibuk menggoreng lele di dapur.
"Oh ada art nya ya,sykurlah jadi km ga usah repot2 ,ada yg ngurus smua keperluanmu,"
"Iya bang...,"
"Lalu kpn nih abang boleh main ke tempatmu?"
Oh tidak.
Jangan bang.
"Ga usah lah bang,jauh.."
"Jauh apaan,bekasi jakarta kok jauh,sejauh apapun klo untuk ketemu kamu abang jabanin,"
Sial,hatiku berdebar membaca gombalannya.
"Kpn kpn lah bang,"
"Ga mau kpn kpn,maunya sekarang,"
"Jgn gitu dong bang..."
"Gimana ya..abang udah di bekasi soalnya.."
Ha?
"Apa sih bang ngelawak aja,"
"Siapa yg ngelawak..i'am serious!"
"Bener??!!"
"Abang ga tau kontrakan kamu dimana,jd abang tunggu aja km di hotel xxx,"
What???
Hotel??
Oh God.
Nakal sekali 'selingkuhan' ku itu.
***
"Bang aku mo ke tempat temen,ada undangan party,dia naik jabatan,"
Di pintu dapur aq mengawasi pnggung abang yg masih asik menggoreng ikan lele kegemaranku.
"Party?kok ga bilang dari tadi?"
Abang menolehku.
"Undanganya mendadak,"
Sahutku enggan.
"Jam berapa?makan dulu ya?udah abang gorengin kesukaanmu,"
"Yaah bang,namanya party ntr kita makan makan dong disana,klo aku mkn dlu di rumah yg ada aku kenyang duluan!"
"Iya sih...abang makan sendiri dong..,"
"Yaudah aku mo mandi trus cabut,"
Aku berlalu tak menghiraukan ucspannya.
"Udah malem Ta jgn mandi air dingin,abang tuangin air panas dulu dari termos!"
Dari kamar aku mendengar seruan abang.
"Yaudah buruan!"
Teriakku menyahutnya dari kamar.
"Bentar ya sayang baru mo disiapun air panas buat mandi,mada mo ketemu kmu aku bauk,"
Aku mengetik pesan pada satria.
"Always wait you baby...muach,"
Aarrghh.
Hatiku dipenuhi taman bunga.
***
Setengah jam kemudian aku sudah berada di kamar hotel yg dipesan Satria untuk kami bermalam.
Lelaki itu makin nakal saja.
Pertemuan kedua langsung di hotel.
Pikiranku jadi ikut nakal.
"So,are you ready for tonight honey?"
Aku menelan ludah melihat satria melepas pakaian terakhirnya,celana dalam putih.
Sekarang tubuh jantannya telanjang bulat di depan mataku.
"Ma..ma..mau ngapain bang?"
Tanyaku bego.
"Mau masak!"
Sahutnya kesal.
Aku menggigit bibir.
"Se..sekarang bang?"
"Apanya?masaknya?"
"Bu..bukan...itunya..,"
Kenapa aku jadi gagu.
"Itunya apa?"
satria bertanya begitu sambil melangkah pelan mendekatiku yg duduk di atas ranjang.
Perkakasnya yang besar bergoyang goyang seiring dia berjalan.
Oh God.
"Eng..anu..."
Aku masih saja gagu.
"Anunya siapa..?"
Sekarang tubuh satria sudah berada tepat di depan mukaku.
Dia berdiri dengan konti di depan mulutku.
"Anunya abang...,"
Sahutku kemudian dengan konyol.
"Anunya abang kenapa?"
Siall,sekarang lelaki ganteng itu memainkan kontinya dengan menggesek gesekkannya ke bibir luarku.
Aku tak lagi menyahut,hanya mampu memejamkan mata.
Pun saat konti besar itu perlahan dimasukkan Satria ke dalam mulutku.
Dia ingin aku mengoralnya.
"Owhh..owhh...akhh..akhhh..."
Desah seksi nya membuatku makin berani.
Kini aku tak lagi memejamkan mata.
Kudongak kepalaku untuk melihat wajah tampanya yg sedang sange.
Tampak dia keenakan menikmati kuluman kontinya di mulutku.
Aku makin liar,kusedot kencang kencang konti besar itu hingga lelaki itu menjerit.
"Aakkhhhh!!!!
Nakal kamu sayang,lagi sayang sedot yg kennceng owwhhh akhhh!"
Satria menekan kepalaku makin rapat dengan selangkangannya,mukanya memerah menahan nikmat.
Aku senang sekali melihat ekspresinya saa dimabuk kenikmatan.
Makin intens kusedot sedot kontinya di mulutku,kumasuk dan keluarkan maju mundur dengan irama makin cepat.
"Oughhh ouwhhh yesshh akhhh terus sayang oughhh i want fuck you!!"
Dia menceracau sambil merintih rintih.
Puas ku oral kini Satria menindihku di ranjang.
Dilumatnya dengan ganas bibirku.
",your lips so hot honey!"
Disela kulumannya dia menceracau kembali.
Lalu lidahnya yg liar itu turun ke puting susuku,dikenyotnya kedua tetekku bergantian dengan binal.
"Owhh akhh.."
Aku mendesah desah sambil memeluk leher satria erat.
Bebrapa saat kemudian posisi lelaki yg sudah membuatku lupa bagaimana statusku itu berada di bawah pahaku.
Dinaikkannya kedua kakiku ke atas pundaknya.
Setelah mengolesi lotion di lobang anusku,dia mulai memasukkan kepala kontolnya ke dalam secara perlahan.
"Pelan pelan ya bang..masih sakit,"
Pintaku sambil mencium lengan kirinya yg memilin milin puting susuku.
"Huh?masih sakit? Duh maaf sayang,"
Satria melepas kontolnya lalu naik kembali ke tubuhku,dikecupnya bibirku.
Tatapanya merasa bersalah.
"Engga bang gpp,lakuin aja,tp pelan pelan.."
Aku melingkarkan kedua tanganku ke lehernya,lalu balas kukecup bibirnya.
Satria mencium pipiku,lalu hidungku,mataku,berakhir di kening lalu melanjutkan aksinya di lobang ku di bawah sana.
Lelaki itu menggauliku dengan perlahan pada menit menit pertama,namun berubah ganas dan buas pada detik berikutnya.
Disetubuhinya lubang kenikmatanku dengan nafsu membara.
Ditusuk tusukanya dengan ganas kontol besarnya itu sambil menghujani bibirku dengan isapan,lumatan,tak lupa jari jari binalnya meremas dan memilin puting susuku dengan kasar.
Sambil menghajar lubangku dia juga menjilati,mengecupi dan menggigiti leherku,dadaku,hingga meninggalkan banyak bekas merah tanda keganassnya malam itu.
He is so hot!
@aurora_69
@tuink
@riyand
@jjsssan
@hellojordan1881