It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Waah kalau ituu masih rahasia kak hihi @lulu_75
Okee, kemungkinan besok bakalan di update bagian 3, kalau lagi gak sibuk hihi @Ricky89 makasih udah baca
Siap, kemungkinan malem di updatenya hehe, makasih udah baca @Abdulloh_12
@awi_12345 Raffa gede maah sifatnya gampang galau hahaa, naah untuk pov Raffa kecil ntar Ada bagiannya sndiri hihi masih jauh kemungkinan.
“ada apa beib?” Tanya Fajar ke guaa yang membuka pintu mobil tapi belum masuk ke mobilnya, kali ini Fajar sendiri yang membawa mobilnya.
“tunggu sebentar yaa” kata guaa menutup pintu mobilnya. Kemudian melangkahkan kaki menuju aula, guaa jadi ingat Raffa kecil, kemarin kan dia pulang bareng sama guaa, apaa diaa bakalan naik angkot lagi. (?)
*sesampai di aula*
Buseeet -_- mereka pada kemana (?) ehh bentar deh, itu siapa yaa yang lagi di mushola (?) guaa pun melangkah kan kaki ke mushola dengan santainya, kayaknya guaaa kenal tuu anak
“ehh Raffa, cari siapa Raff?” Tanya cowok ituu yang lagi duduk di atas sajadah sambil melihat guaa yang muncul di depan pintu.
“ohh engaak, gak cari siapa-siapa” jawab guaa asal, sebenarnya sih nyari Raffa kecil mah gua. Kemana sih tuu anak!!! Ehh bentar kenapa guaa jadi khawatir ama diaa yaa (?) ehh Raffa elu sadar gak sih (?) -_- dalam hati guaa berkata demikian.
“kok belum pulang?” kata seorang cowok dari arah belakang. Guaa berbalik badan kemudian melihat cowok itu, seketika ituu jugaa guaa kaget dan merasa malu melihat Raffa kecil, sebenarnya gak kecil amaat sih badannya hihi, cuman dia lebih pendek di bandingkan guaa
“ehh eluu” jawaab guaa se-adanya karna guaa kaget dan malu *pfft* sial kenapa guaa jadi malu gini -_-
“gak pulang nih?” Tanya Raffa kecil, kemudian tangan guaa di pegang lalu guaa di bawa menjauh dari mushola melewati aula kemudian sampai di dekat mobil Fajar yang sudah bertengger di tepi jalan keluar.
Tunggu sebentar, tadi dia melakukan hal apa dengan guaa (?) tangan guaa di pegang sepanjang jalan menuju mobil Fajar, hah (?) *plaak* dan entah kenapa guaa jadi makin canggung ketika berhadapan seperti saat ini.
“kamu di cariin Fajar tuuh, masuk gih!” perintah Raffa kecil yang kemudian membukakan pintu mobil Fajar, guaa pun masuk ke dalam mobil dan Raffa kecil pun menutupnya lalu Fajar menyalakan mesin mobilnya.
“tunggu” seketika bibir guaa berkata demikian.
“kenapa lagi beib?, dari tadi kenapa aneh gini beib” kata Fajar yang bingung dengan polah guaa yang tidak jelas ini. Itu sih menurut diaa, kalau menurut guaa mah ini sih jelas lol jelas apanya cobaa hayoo (?) lol
Guaa pun membuka pintu mobil lalu mengejar Raffa kecil yang ber-ada di depan yang cukup jauh dari mobil
“Raffa!!!” teriakan guaa ke Raffa kecil, dia pun menoleh ke arah guaa.
“eluu naik angkot?” Tanya guaa penasaran
“iyaa, kenapa?” jawab Raffa kecil sedikit canggung mendengar perkataan guaa itu.
“ikuut kami!!” jawab guaa langsung menarik dan menggenggam tangan Raffa kecil
Dari tadi adegannya tarik-menarik, genggam-menggenggam aja yaa lol
Diaa pun tidak marah dengan tindakan guaa yang guaa anggap itu “ANEH” emang aneh tapi entah kenapa ketika tangan guaa di tarik lalu digenggam oleh Raffa kecil seketika ituu jugaa guaa merasa nyaman, apa hal tersebut jugaa di rasakan oleh Raffa kecil (?)
Bipp biipp, klakson dari mobil Fajar berbunyi. Apa coba maksdunya -_-
Guaa pun membuka pintu belakang supaya Raffa kecil masuk kedalam di susul guaa yang duduk di belakang juga.
“looh, gak di depan beib?” Tanya Fajar, guaa gak merespon pertanyaan Fajar.
“boleh kan Raffa ikut?” Tanya guaa ke Fajar sambil melirik Raffa kecil.
“tentu beib, kan Raffa entu udah bagian dari geng kita” kata Fajar dengan nada manjanya yang khas ke guaa. “udah? Sekarang jalan nih beib? Gak tunggu-tunggu lagi?” Tanya Fajar memastikan guaa gak berkata tunggu-tunggu lagi *pfft* mobil Fajar pun berjalan.
“aku di bawa ke mana nih?” Tanya Raffa kecil polos dengan wajah bingung.
“pulang” jawab gua singkat, tanpa melihat diaa, guaa malah lihat ke arah kiri melihat arah luar.
“ohh pulang” sahut Raffa kecil. Kemudian suasana pun hening.. kriik kriik kriik
Entah kenapa pada diam nih, apa karena sikap guaa yang aneh atau merekanya yang aneh. Huuuh, ketika hening pulak guaa jadi ter-ingat Ana, tuuh kan ter-ingat lagi, woooy kalian berdua cowok-cowok ngobrol dong please!!! Raffa kecil please dong ngobrol dalam hati guaa berkata demikian sambil menggigit-gigit jempol guaa, mungkin pada saat itu Raffa kecil melihat tingkah guaa, guaa sih gak liat karna guaa ngadap ke kiri terus melihat arah luar.
“Fajar” kata Raffa kecil memanggil Fajar
“iyaa Raff kenapa? Ehh bentar deh, guaa agak canggung niih manggil kalian berdua Raffa” kata Fajar sambil fokus ke jalan raya. Kami berdua pun tidak merespon apaa yang barusan di ucapkan Fajar.
“looh, kok pada deim?” Tanya Fajar. Habisnya ucapan elu bgitu sih -_- lagian Raffa kecil juga pernah bilang bgitu dalam hati guaa berkata demikian.
“kamu bisa manggil aku dengan sebutan Putra kok Jar” kata Raffa kecil
Hah? PUTRA? Kayak maksa banget yaa nama panggilannya.
“gak cocok mah kalau eluu di panggil Putra” kata Fajar yang menyanggah ucapan Raffa kecil
“heeeh, elu kan biasanya manggil guaa dengan sebutan beib, gimana sih luu!!” guaa membuka suara lalu melihat Fajar yang fokus pada jalan raya se-persekian detik Fajar melihat guaa kemudian kembali fokus memperhatikan jalan raya.
“bgini looh beib” kata Fajar “beib tau sendiri kan, panggilan beib ituu hanya dalam kondisi bagaimana, dengan siapa kita berkumpul, kalau misalkan kita lagi ngumpul sama orang lain masa iyaaa manggilnya beib juga, enggak mungkin kan? Emang mau?” jelas Fajar menjelaskan apaa yang di maksudnya.
Ogah juga sih di panggil “beib” mulu amaa Fajar. Guaa tidak merespon apa yang di ucapkan Fajar, sedangkan Raffa kecil entah kenapa jadi memperhatikan guaa, saat ituu lah mata guaa dan matanya saling bertemu. Mata yang indah haaaasssssh pikiran macam apa ini -_- diaa pun tersenyum ke guaa.
**
“kok berhenti di sini” kata guaa yang heran mendengar Raffa kecil meyuruh Fajar memberhentikan mobilnya.
“aku mau mampir ke gang itu lagi Raff” kata Raffa kecil kemudian membuka pintu mobil. “thanks ya Fajar” sambungnya
“oke bro, tak masalah” sahut Fajar yang melihat ke belakang. Raffa kecil pun keluar dari mobil dan menutup pintu. Berduaan deeh sama Fajar -_- guaa heran, udah dua kali tuu anak mau mampir ke gang kecil itu lagi, ngapain sih emangnya (?)
“beib, pindah depan gih” kata Fajar, Fajar pun melongo melihat guaa pindah ke depan, bukannya lewat luar buka pintu dulu baru masuk malah langsung trobos aja lewat dalam hahaa sorry yaa Jar Fajar pun menyalakan mesin mobilnya kami pun meluncur kerumah masing-masing lebih tepatnya ke rumah guaa dulu sih. Suasana perjalanan pun kembali hening, hening tanpa ada percakapan, tidak seperti saat pagi ketika kami berdua berangkat sekolah, ada apa dengan Fajar (?) ehh Raff sebenarnya ada apa dengan diri luu sendiri kali -_-
Sekitar 10 menit suasana hening mulai pudar karna Fajar mulai buka suara.
“jangan galau dong beib” kata Fajar sambil melirik ke guaa, guaa pun melirik Fajar lalu memperhatikannya, si Fajar jadi bingung kenapa guaa memperhatikan diaa dengan tatapan seperti sedang kesal. Tak lama kemudian mobil Fajar berhenti di pinggir jalan.
“beib, kenapa hmm?” tanyanya yang bingung dengan polah guaa yang masih memperhatikan diaa, seketika ituu jugaa.. nyeeesssss
Fajar mendekatkan dirinya ke guaa dan memeluk guaa, ahhh engkau selalu tau apaa yang guaa inginkan Jar. Yupp guaa butuh pelukan, pikiran guaa melayang-layang entah kemana, di dalam pikiran dan hati guaa saat ituu muncul sosok Ana, lagi-lagi Ana. Namun ada pula muncul bayangan Raffa, Raffa kecil sedang tersenyum manis ke guaa seperti yang diaa lakukan ketika di dalam mobil ini kita berdua saling bertatapan. Ahhhh ada apaa ini (?)
“guaa tau, eluu butuh ini” Fajar memeluk gua dengan erat sambil mengusap-ugusap rambut guaa. Thanks Fajar guaa sangat beruntung memiliki sahabat cowok seperti eluu.
“gimana? Mendingan?” tanya Fajar yang masih memeluk guaa. Guaa hanya terdiam saat ituu kemudian Fajar melepaskan pelukkannya lalu menatap guaa sambil memegang pipi guaa dengan kedua tangannya. Ahh Fajar eluu sangat romantis!!!
“makanya jangan di pendem terus, sakit kan?” kata Fajar sambil mengelus pipi gua dengan pelan. Kemudian cup, Fajar mencium kening guaa. Mungkin saat ituu wajah guaa merah diperlakukan Fajar seperti itu.
Fajar!! Thanks
**
“eluu gak pulang nihh?” tanya guaa ke Fajar yang sedang asik memainkan komputer di kamar guaa.
“lagi asik niih, tanggung!!, sore aja guaa pulang” kata Fajar yang masih tetap fokus melihat layar lcd komputer. Tuu anak kalau lagi nge-game yaa bgini niih, pdhal hapenya dari tadi getar-getar terus tuu, ituu pasti dari Heni.
“cewek luu noh” kata guaa sambil mengambil hape Fajar yang tergeletak di kasur.
“liatkan dong beib, dia bilang apa?” tanya Fajar yang tetap fokus ke layar.
Guaa pun melihat isi pesan di line-nya tersebut
Kamu di mana sih? 3.15
udah gak sayang sama aku lagi? 3.20
udah ada penggantinya? 3.21
udah bosen? 3.24
“dia minta putus niih” kata guaa sambil mengutak-atik hapenya.
“haaah!!” teriaak Fajar lalu dengan gelabakan mendekatin guaa dengan wajah kagetnya kemudian mengambil hapenya dan..
“lagian sih” kata guaa dengan wajah serius. Diaa pun masih bingung melihat isi pesan line-nya, mungkin gak menemukan kata putus, emang gak ada sihh hahaa. Lol
Diaa pun menatap wajah guaa dengan sinis kemudian berubah menjadi wajah om-om yang sedang mendapatkan mangsa. “eluu bohong!!” teriaaak Fajar ke guaa, langsung aja tuu anak menghabisi guaa dengan gelitikannya ke perut guaa, hahaaaa geli Jar, geli.. guaa emang gak tahan di gelitikin apa lagi wilayah perut.. yaa ampuun ampe mau nangis guaa.
“ampun Jar ampunn!!” pinta guaa menyerah ke Fajar yang sukses meinidih guaa sambil menggelitik perut guaa dengan tangannya.
“sejak kapan bebeb-ku bisa bohong hmm” kata Fajar yang masih gregetan menggelitik perut guaa.
“waaah-waah adaa adegan Ranjang niih” terdengar suara cewek di kamar guaa, dan guaa melihat ke arah pintu.
Guaa kiraa Fajar bakalan berhenti, ehh gak taunya malah makin jadi, sialan nih anak -_-
“idiih, udaah-udah kali adegan ranjangnya, Fajar nafsu banget”
“Misca, tolong guaa!!” guaa teriak sambil tertawa karna ulah Fajar.
Si misca bukannya nolong malah mengambil gambar adegan ini dengan kamera hapenya, sialan emang yaa sahabat-sahabat guaa ini, gak ada beresnya -_-
“uddaah? Udah puas sayang?” tanya Fajar yang nafasnya ngos-ngosan karna menggelitikin guaa dengan hebatnya, kalah kuaat mah guaa ama Fajar -_- padahal tuu anak baru sembuh tapi tenaganya udah kayak tenaga kuda -_-
“puaas pala lo peyang!!!” bhuuk guaa memukul badan Fajar dengan guling guaa (guling kamar loh yaa, bukan guling yang lain). Fajar pun mengaduh kesakitan karna pukulan kuaat guaa yang sukses membuat dia terjatuh ke-lantai, mampus luu Jar hahaa
“kok eluu di sini sih” tanya guaa heran dengan nafas yang cukup ngos-ngosan karna adegan tadi.
“karna guaa punya insting bakalan ada adegan ranjang di sini, hahaa” dengan tertawa lebar Misca berkata demikian. Sialan -_-
“guaa yang nyuruh diaa ke-sini beib” kata Fajar yang bangkit dari kuburnya ehh maksudnya bangkit dari tersungkurnya karna gua pukul dengan guling tadi.
Guaa heran, kok eluu nyruh Misca datang ke- sini, buat apa -_- dalam hati berkata demikian namun si Fajar malah mengedipkan matanya ke guaa, sialan emangnya guaa apaan di kedip-kedipin kayak gitu, langsung aja tuu anak guaa serang dengan guling guaa lagi, huuh rasakan ini wuahahaaaa. (over)
**
“keluar!!” pinta guaa ke mereka berdua.
“beib, guaa kan cowok, kok di suruh keluar, guaa di dalam aja yaah” dengan senyum sok manisnya. Gak ngefek yaa Jar, Misca pun keluar dari kamar mungkin tuu anak bakal nyosor kamarnya kak Michell, sementara Fajar kampret ini masih betah aja di-kamar. Ahh ganti baju di-kamar mandi aja deh.
“looh kemana?” tanya Fajar “kenapa gak di-sini aja?” sambungya, dengan cepat guaa mengambil tutup botol parfum melemparkan ke arah Fajar namun sayang tidak mengenai wajah Fajar -_- guaa pun akhirnya ganti baju di kamar mandi.
Ohh yaa, ternyata emang Fajar yang nyuruh Misca ke rumah guaa, bilang Misca sih Fajar ngajak jalan-jalan, tapi kok cuman bertiga aja (?) Gisel, Nanda, Agus di kemanain (?) selesai ganti baju (sebenarnya sih cuman pakai bokser doang) dari kamar mandi tepatnya kamar mandi di kamar guaa, guaa keluar lalu melihat posisi Fajar seperti model pantai dengan kaki selonjoran lurus sambil menopang pipinya -_- apa coba maksudnya -_-
“pinjem handuk beib, guaa mau mandi” kata Fajar dengan posisi ituu, guaa pun melemparkan handuk guaa ke wajahnya, dan diaa mulai genit lagi -_- nyium-nyium handuk guaa gitu -_- kampret gak -_- dan lebih genitnya lagi Fajar memukul dan meremas pantat guaa -_- sialan langsung aja guaa pukul tuu tangannya -_-
Guaa pun mencari-cari di dalam lemari baju, kira-kira baju manakah yang pantas buaat jalan-jalan sore ini, sekarang sih menunjukkan pukul 4.37 seketika ituu juga gua melihat baju yang sukses membuat guaa teringat lagi, yupp baju pemberian dari Ana.. Sampai saat ini guaa masih menyimpannya . huuh apaa guaa pakai saja (?) dalam hati guaa sangat ingin memakainya karna sudah sangat lama sekali guaa tidak memakainya walaupun saat itu guaa masih pacaran dengan diaa namun entah kenapa sangat jarang sekali guaa memakainya, gua pun tersadar .. apa kah karna ini karna guaa jarang memakai baju pemberian dia (?) ini kah yang membuat diaa memutuskan hubungan guaa (?) guaa jadi ter-ingat ketika guaa sedang dinner di suatu tempat ..
“kok gak pake baju yang aku belikan? Umm gak suka yaa?” tanyanya dengan nada pelan.
“akuu suka bajunya kok sayang, cuman bajunya lagi di cuci, hehe maaf yaa” sambil menggenggam tangannya dan mengelus-elus dengan lembut.
Diaa pun tersenyum namun senyuman itu sedikit terpaksa kalau guaa lihat, huuh! sebenarnya baju ituu sudah di cuci, cuman saat hari itu datang hari di mana kita dinner, guaa lupaa menaruh baju ituu di mana T.T ketika guaa habis nyuci tuu bajuu, guaa jemur, kering, lalu guaa setrika kemudian guaa bawa tuu baju entah kemana guaa lupaa -_- karna pada saat ituu ada tamu dari keluarganya Papah yang sangat jauh, keluarga dari bali.. mungkin tuu baju guaa taruh di ganggang pintu kali yaa, tapi sayang tuu baju gak ada T.T guaa udah cari ke-mana-mana sampe-sampe guaa tanya ke Mamah, Papah, Mbak Bella, (ohh yaa mbak Bella adalah kakak tertua guaa), kak Michell, sampai pada akhirnya tuu baju ketemu jugaa ternyata tuu baju gak jauh-jauh dari gantungan baju dekat gosokan -_- lebih tepatnya tu baju terjatuh dan tertutup oleh ember pakaian yang besar -_- kasian banget tuu baju lebih dari 5 hari di situ, kok bisa-bisanya baju itu jatuh lalu ketindes ama ember pakaian yang besar itu -_- apa iyaa keluarga dari Papah ada yang main-main di ruang laundry -_-
Sepertinya guaa pakai baju ini saja, sambil tersenyum mengambil baju itu lalu memakainnya dan bercermin. Cakep!! Guaa suka baju pemberianmu Ana
Ketika guaa asik bercermin riaa merapikan rambut, merapikan wajah guaa yang sedikit galau ini, si Fajar pun keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk saja di pinggangnya -_-
“….. g-guaa pinjam baju beib” dengan nada tersendat sambil memperhatikan guaa memakai baju kotak-kotak kuning yang guaa pakai sekarang. Guaa pun membuka pintu lemari baju kemudian memilih baju dan celana jeans yang menurut guaa pantas di kenakan Fajar.
“muaat gak yaah sama eluu” kata guaa sambil memegang baju dan celana jeans, karna guaa merasa badan Fajar alias tubuh Fajar lebih besar dari pada guaa, tapi ternyata enggak.. cukup aja di pake amaa diaa, diaa pun gak malu-malu langsung membuka handuknya.. ohh untung aja ada underwearnya terpasang disana.. huhh syukurlah lol.
“kenapa?” tanya guaa yang heran ngeliat dia memperhatikan dengan tatapan aneh ituu.
“ohh enggak, bebeb cakep banget pake baju ituu” kata Fajar sambil mengambil hapenya yang tergeletak di ranjang guaa.
“beb, selfie bareng yuuk!!” ajak Fajar yang memegang hapenya, lalu mendekatkan dirinya dengan guaa. Guaa sih fine-fine aja hihi lagian baju kami berdua hampir sama, cuman beda warna aja. Kalau yang guaa pakai berwarna kuning sedangkan Fajar berwarna biru tuaa hehe.
**
Katanya sih jalan-jalan sore -_- ehh gak taunya hampir maghrib ini mah -_- tuuh kan terdengar suara adzan..
“ehh ehh mampir ke Masjid duluu, guaa mau sholat nih” kata Misca yang duduk di belakang menepuk-nepuk bahu Fajar. Mobil Fajar pun berhenti di tepi jalan lebih tepatnya di dekat Masjid An-Nur, kami bertiga pun keluar dari mobil tuk melaksanakan shalat maghrib mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sekitar 15 menit kami bertiga berada di Masjid itu, setelah shalat kami bertiga pun masuk ke-dalam mobil Fajar. Ohh yaa tadi si Misca sempat di tegur ama cowok, mungkin mau kenalan kali yaa hahaa cowok itu sih kelihatannya taat agama, bersongko dan menggunakan sarung yaah si Misca pun salah tingkah *pfft* eh bentar deh, kenapa jadi nyeritakan ini yaa -_-
“kita jalan kemana sih?!” tanya guaa yang heran dari tadi cuman muter-muter di daerah kantor DPR. Mereka berduaa tidak merespond pertanyaan guaa, malah terdengar suara panggilan hape, rupanya bunyi suara hapenya Misca
“halo”
“okee, sip tenang aja deh”
“oke”
Cuman segitu aja -_- dalam hati gua berkata demikian.
“yuuk Jar, capcus” kata Misca sambil menepuk bahu Fajar seperti pak sopir lol
Yaah guaa sih jadi kesal, di bawa jalan tapi entah kemana tujuannya si Misca malah bilang begini “udah deh gak usah bawel” ledeknya sambil tertawa, sedangkan si Fajar malah bilang bgini “sabar dong beib, jangan marah-marah gitu dong” sambil mengedipkan matanya. Langsung ajaa gua sosor tu mata pake tisu mobil (over) haha
Sekitar 20 menitan kami berputar-putar riaa di daerah jalan DPR ituu kami pun berhenti di suatu tempat, tempat ini sih gak asing bagi guaa karna udah berapa kali guaa ke-sini, yupp lebih tepatnya kafe, kafe ini ber-ada di atas gunung seperti kafe puncak namun bentuk kafe ini seperti kapal, kapal yang ber-ada di atas gunung. Hmm ternyata ngajak makan tooh, guaa sih seneng-seneng aja hahaa dengan sangat bahagianya guaa duduk di kafe sambil menikmati pemandangan kota seperti bintang itu.
“Raffa, eluu tunggu di sini yaa” kata Misca sambil mengubrak-abrik tas ibu-ibu yang diaa pakai itu.
“tunggu yaa” Fajar berkata demikian. “kami berdua mau ber-selfie ria dulu di sono” kata Fajar yang memegang dan mengangkat hapenya itu seperti orang selfie. Hmm guaa sih meng iyaa kan saja, lagi pula guaa lagi gak mood mau ikut selfie ditempat remang-remang seperti ini. Sosok mereka berdua pun hilang, jauh banget daah ber-selfie rianya -_-
Guaa pun menikmati pemandangan yang menyegarkan mata guaa ini, guaa melihat banyak cahaya, mulai dari cahaya lampu bangunan maupun cahaya kendaraan yang tidak ada habisnya, seperti bintang. Ahh hati guaa mulai terasa tenang, namun ke-tenangan hati guaa lambat laun seperti di telan bumi, lambat laun terasa perih di hati guaa pada saat itu. Apa ini mimpi (?) apa guaa bermimpi (?) kenapa (?) kenapa elu ada disini. Arrrghhhh siaaaaaaaal!!!
maaf kalau masih jauh dari kesempurnaan cerita yang aku buat
Waah sifat yang mana niih?? Sifat Fajar kan ber-anekaragam haha @Ricky89
Pasti aku mention kemungkinan minggu pagi update bagian 4
@Ricky89 okay, urusan mentok ide yaa mudahan ajaa gak bakalan terjadi, krna sebelumnya aku udah pernah buat cerita jadi jangan khawatir mentok lol