It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jreng jreng.. gak sabar nunggu episode berikutnya..
#WARNING !! HOT PART xixixixixiiiiiii....
@kreteks-jadul @Auuuraaa @lulu_75
ME And THE FUTURE GOALS
( Session 1 )
#EPISODE15
Kak Gaga masih mondar mandir di dalam ruangan kelas sambil memperhatikan wajah kami satu per satu, sementara senior yang lainnya tetap berdiri di depan papan tulis namun ikut memperhatikan kami juga sama seperti yang dilakukan kak Gaga. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka semenjak kak Gaga membentak kami.
Entah karena tegang atau apa, tiba-tiba saja Revi dan Lina berdiri dan meminta ijin untuk ke toilet.
-“Ijin kak.. saya sama Lina mau ke toilet dulu..” Ujar Revi.
-“Mau apa kamu..?? duduk !!” bentak kak gaga lagi dengan wajah memerah seperti sedang menahan amarah.
-“tapi kak…” Ujar Revi lagi, sementara Lina hanya terdiam saja.
-“saya bilang duduk.. gak ada tapi-tapi an.. pokoknya kalian semua gak boleh meninggalkan ruangan ini walau sedetikpun.. “
-“tapi kenapa kak..? apa ada masalah..?” Tanya Fauzi sang Danton kemudian.
-“Masih nanya lagi kenapa… apa kalian gak sadar apa yang telah kalian lakukan..? benar-benar memalukan..”
-“taa..tapi kami merasa tidak berbuat salah apa-apa kak..” timpal Fauzi lagi.
-“apa..? merasa tidak berbuat salah apa-apa.. setelah kalian berbuat hal yang sangat menjijikan..?”
Akhirnya Fauzi pun terdiam tidak berani untuk bertanya lagi. Sementara kami sendiri sama saja tidak ada lagi yang berani mengeluarkan suara. Hanya raut wajah cemas dan juga bingung yang mungkin Nampak dari wajah kami selaku pasukan pengibar bendera.
-“Saya kecewa sama kalian..” tiba-tiba Nazia maju ke hadapan kami dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, aku pun melihat pada senior yang lainnya ternyata mereka semua sama saja. Mata merah dengan muka yang sembab serta sebagian masih ada yang mengeluarkan air mata, lhoooo ada apa ini..? kenapa mereka semua terlihat menangis..? pasti sudah terjadi sesuatu yang fatal. Apakah kami gagal? Tapi dibagian mananya? Aku pun bertanya-tanya pada diri sendiri karena aku merasa pengibaran kami sukses bahkan tadi pada saat bendera naik ku lihat Pembina paskibra kami yang berada di pinggir lapangan pun bersorak dan tampak mengucap syukur.
-“Kalian Gobl*k..” akhirnya kak Gaga memukul meja dengan sebuah tongkat yang terbuat dari bamboo.
Seketika kami pun langsung merasa kaget dan juga takut, jujur saat itu tidak berani melihat wajah kak Gaga.
-“Sabar… Sabar…Sabar..” akhirnya kak Norma menghampiri kak gaga dan menepuk-nepuk bahunya untuk menenangkan.
-“Gimana aku bisa sabar jika kelakuan mereka seperti ini..” ucap kak Gaga lagi dengan Nada yang masih tinggi.
-“iyaaa tapi mereka juga sudah berusaha…” ucap kak norma lagi.
-“Percuma… sia-sia aja mereka.. gak ada hasilnya… gak berguna sama sekali..” kak Gaga tampak masih emosi.
Aku pun semakin merasa yakin bahwa penampilan kami tadi GAGAL TOTAL !! tapi kok bisa yaaa?.
-“Sekarang kalian semua berdiri… cepaaaattttt..” Kak Gaga lagi-lagi berteriak membentak kami. Dengan sigap kami pun langsung berdiri.
-“Para senior maju ke sini..” kak gaga memerintahkan rekan-rekannya untuk menghampiri dirinya dan Kak Norma yang masih berdiri di depan kami.
-“Tampar muka mereka satu-satu..” Itulah yang akhirnya keluar dari mulut kak Gaga.
-“hah… tampar..?” para seniorpun kebingungan dan tampak ragu-ragu. Sama halnya dengan kami yang langsung saling pandang tidak percaya, terlebih aku sendiri. Aku merasa sangat tidak percaya akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulut kak Gaga, baru tau aku ternyata dia kalau sudah marah jadi seperti ini. Benar-benar menakutkan.
-“Iyaa tampar.. nih kayak gini..” Plakkkkkkk!! aku yang duduk paling depan pun akhirnya jadi sasaran pertama kak Gaga. Jujur sakit banget rasanya, tapi aku gak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya para senior yang berjumlah 12 orang itu satu persatu maju ke barisan kami dan mulai mendaratkan tangannya di muka kami, biarpun awalnya terlihat ragu-ragu tapi mereka melakukannya juga.
-“Maaf yaaa…” Ucap Kak devi ketika mau menampar mukaku. Kulihat ada rasa tidak tega di matanya.
Setelah agenda tampar menampar selesai, kak gaga pun melanjutkan kembali pidatonya.
-“Kalian tau kenapa kalian ditampar..?” Ucap kak Gaga.
-“Harusnya jangan Cuma ditampar tuh.. tapi suruh jungkir balik ditengah-tengah lapangan..” sambung nazia.
-“Kalian semua saya nyatakan GAGAL dalam pengibaran kali ini..” akhirnya yang aku khawatirkan keluar juga dari mulut Kak Gaga. Bagai disambar petir disiang bolong, aku sungguh tak percaya mendengarnya.
Seketika kami semua menangis sejadi-jadinya, kami merasa kecewa pada diri kami sendiri. Semuanya telah berakhir, apa yang kami lakukan selama ini sia-sia. Kami rela berpanas-panasan dan juga mandi keringat serta debu selama lebih dari satu bulan, namun ternyata hasilnya ZONK!!
-“Kita sudah gagal ri..” ujar agus yang berada disampingku sambil teru-terusan terisak.
-“iyaa gus..” hanya itulah yang mampu keluar dari mulutku.
-“ayoo semuanya kita tinggalkan saja junior-junior yang tidak tau diri ini.. biarkan saja mereka meratapi kegagalan mereka.. “ Kak Gaga mengajak para senior lainnya untuk meninggalkan ruangan. Sementara kami tidak diperbolehkan untuk keluar.
-“rasain luu… makan tuh air mata buaya kalian..” Pedih rasanya mendengarkan kata-kata yang diucapkan Nazia barusan.
Kami pun masih terisak dengan tangisan kami masing-masing meskipun para senior sudah meninggalkan ruangan, tidak ada yang mengeluarkan kata-kata walau sedikitpun. Semuanya sama saja, masih meratapi kegagalan kami.
-“Kawan-kawan.. semuanya kemari dulu..” Fauzi pun akhirnya buka suara, tanpa basa-basi lagi kami semua langsung menghampiri nya.
-“Kata senior….. kita telah gagal, biarpun mereka tidak memberitahu dimana letak kegagalan kita.. namun kita jangan berkecil hati.. kita boleh gagal tahun ini namun masih ada tahun depan jika kita masih diperbolehkan untuk bergabung dengan paskibra.. maka dari itu, sekarang sudahi kesedihan kita.. mari kita saling menguatkan satu sama lain… kita semua berpelukan..” ucap Fauzi lagi dengan diplomatis dan mengajak kami saling berpelukan dan kemudian kami pun melakukannya.
Kami menumpahkan semua kesedihan kami bersama, kami membentuk lingkaran dan saling merangkul bahu satu sama lain dengan sedikit membungkuk. Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dan kami melihat para senior yang tadi keluarpun kini masuk kembali sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, terlihat senyum dan tawa di wajah mereka. Lhooo ada apa ini?? Kami semua bertanya-tanya sambil masih diliputi rasa keheranan.
-“Selamat..selamat..selamat.. kalian SUKSES dalam pengibaran kali ini..” Ucap kak Gaga kemudian sambil bertepuk tangan yang diikuti oleh senior yang lainnya pula.
-“Horeeeee…. Selamat yaaa adek-adekku..” ucap Kak Norma dengan gembira.
-“Lhooo tapi kak..?” Fauzi pun masih Heran.
-“Maafin kami yaa.. tadi kami hanya ngerjain kalian.. biar pengibaran ini ada gregetnya juga.. hehehee..” kata Kak gaga lagi.
-“Serius..?”
-“Iyaaa.. selamat yaaa heheee..”
-“Horeeeee…” kami semua nya langsung loncat-loncat saking gembiranya dan kembali berpelukan satu sama lain. Aku pun kembali menangis, tak kuasa menahan air mataku namun kali ini bukan tangisan sedih melainkan tangis bahagia. Heheheee…
Akhirnya para seniorpun menyalami dan memeluk tubuh kami satu per satu sambil mengucapkan selamat, ohhh Tuhan rasanya aku sangat bahagia sekali pada saat itu.
Setelah selesai merayakan kebahagian kami, selanjutnya para senior membawa kami semua ke rumah Bapak Camat untuk menghadiri jamuan makan siang sekaligus perayaan kecil-kecilan untuk kesuksesan kami.
( PKL. 11.30 WIB )
-“Kamu mau istirahat di tempatku apa di tempat bang Deden aja ri..?” Tanya Agus ketika kami sudah berada di halam kecamatan.
-“Kayaknya di tempat bang deden aja gus.. soalnya orangtuaku ada disana..”
-“Ohh ya udah kalo gitu aku duluan yaa.. “
-“kamu pulang bareng siapa..?”
-“tadi aku minta dianterin sama Egi..”
-“Ohh ya udah atuh..”
Tidak berselang lama setelah agus pergi, ku lihat bang deden datang menjemputku.
-“Wiiihhhh.. mantaaaappp.. selamat yaa adekku..” Bang Deden memeluk tubuhku begitu saja seraya mengusap-usap punggungku. Rasanya nyaman sekali.
-“iyaa bang.. makasih yaa…” aku pun membalas pelukan bang deden.
-“Ya udah sekarang kita ke kosan abang yaa.. udah ditunggu orangtuamu tuh..”
-“ibu dan bapak masih disana?”
-“Iyaaa.. ayooo..” aku pun mengikuti bang deden untuk menuju motornya yang diparkir pinggir jalan depan kecamatan.
-TIBA TIBA-
-“Ariiiii…” Terdengar suara seseorang meneriakiku ketika aku mulai menaiki motor bang deden.
-“Kakak…” ternyata itu suara Kak ruli.
-“Mau kemana..?”
-“mau ke kosan si abang.. mau istirahat..”
-“Ohhh kenapa gak di rumah kakak aja..? tadi mama juga nanyain kamu..”
-“ohhh.. iya kak.. Insha Allah nanti sore aku kesana.. tapi sekarang mau ke kosan si abang dulu soalnya ibu dan bapakku juga disana..”
-“ibu dan bapak ada disini juga..?”
-“Iyaa kak..”
-“Ya udah nanti sore sekalian ajak ibu dan bapak ke rumah yaa… nanti bila perlu kakak jemput.. kasih tau aja tempatnya.. pokoknya kakak tunggu ya dek..”
-“Iyaa kak.. entar aku kabarin..”
-“siippp.. oia.. selamat yaa dek untuk pengibarannya..” senyuman manis itu muncul lagi di wajahnya kak ruli.
-“hehehee makasih kak..”
-“Ya udah aku berangkat dulu ya kak…” sambungku lagi.
-“iyaa kakak juga mau ke kosan si Muldan.. kamu hati-hati yaa dek..”
-“iyaa kak.. makasih..” ucapku seraya mengacungkan jempol.
-“Udah..?” Tanya bang deden.
-“udah bang…” akhirnya kami pun berangkat dari tempat itu, begitupun dengan kak ruli yang akan pergi ke kosan Kak Muldan kakaknya agus.
( DI KOSAN BANG DEDEN )
Benar saja, ternyata orangtuaku sudah menunggu disana. Aku langsung memeluk mereka sambil menangis terharu. Ibu dan bapakku pun mengelus-elus rambutku dan memberikan selamat padaku. Mereka mengecup keningku penuh kasih sayang, ku lihat bang deden tersenyum melihat adegan haru antara orang tua dan anak ini.
Setelah berganti pakaian, kami pun makan siang bersama di kosan bang deden. Rupanya ibu sudah menyiapkan makanan untuk kami atau mungkin ini dibawa dari rumah tadi pagi karena ku lihat banyak sekali makananya. Kami berempat makan dengan lahap yaaaa walaupun tadi aku sudah makan di rumah pak camat tapi ketika melihat masakan ibu, selera makan ku timbul lagi tanpa peduli perut sudah ampun-ampunan. Heheheee!!
Sekitar jam 13.30 kami berempat pergi ke Studio Foto untuk mengabadikan moment kami bersama, terutama aku yang akan difoto dengan mengenakan seragam paskibra.
Pertama-tama aku difoto bersama kedua orangtuaku, lalu kami foto berempat bersama bang deden. Selanjutnya aku foto sendiri dan terakhir aku berfoto bersama bang deden. Aku merasa lengkap sudah kebahagiaanku pada hari itu. Alhamdulillah!!
( PKL 15.00 WIB )
-“pak.. bu.. itu ada Kak Ruli ngejemput.. kita disuruh ke rumahnya sekarang..” aku memberitahukan orangtuaku bahwa kak ruli menjemput kami.
-“lhooo mau ngapain..? sekarang Ruli nya dimana..?” Ujar bapakku.
-“Kak ruli nunggu di pinggir jalan.. noh di depan..” timpalku.
-“gimana bu..?” bapak meminta pendapat ibu.
-“gimana yaa pak.. apa kita gak malu kalau kesana..?”
-“yaa gak lah bu.. orangtua kak ruli baik kok orangnya..” balasku dengan cepat.
-“yaa kalo bapak mah gimana ari aja..”
-“nahh.. ibu gimana..?
-“ya udah atuh ibu juga ngikut.. tapi bentar yaa ibu rapihin kerudung dulu..”
-“Iyaa cepet yaaa..” ujar bapakku.
Mendengar percakap kami, bang deden pun keluar dari kamar sehabis sholat dzuhur.
-“Jadi ke rumah temanmu dek..?” Tanya bang deden.
-“Iyaa bang…”
-“Ibu dan bapak juga ikut..?”
-“iyaa nak.. kami juga sekalian ingin silaturahmi kesana..” balas bapak.
-“ohh.. iya pak.. eehh dek teman kamu nya dimana..?” Tanya bang deden lagi.
-“itu bang di depan.. nunggu pinggir jalan..” ucapku.
Setelah dirasa siap, kami pun menuju mobilnya kak ruli dengan diikuti bang deden yang masih mengenakan sarung dan baju koko itu.
-“pak.. bu…gimana sehat??” kak ruli pun langsung menghampiri orangtuaku sambil mencium tangan mereka.
-“eehhh nak ruli.. Alhamdulillah ibu dan bapak sehat..” ujar ibuku.
-“bang…” Kak ruli pun melambaikan tangan sambil tersenyum menyapa bang deden yang dibalas senyuman pula olehnya.
-“mari pak.. bu.. kita langsung berangkat saja…” ucap kak ruli lagi.
-“Nak deden.. kami pergi dulu yaa..” Ujar bapakku.
-“iyaa pak hati-hati.. nanti kalo udah selesai jangan kemana-mana lagi yaa langsung ke tempat saya aja.. bila perlu nanti saya jemput..”
-“iyaa nak..”
-“bang aku pergi dulu yaaa…” ucapku seraya melambaikan tangan pada bang deden.
-“Iyaaa dek..” balasnya.
Kami pun pergi menuju rumah kak ruli.
( DI RUMAH KAK RULI )
Setelah kami turun, kak ruli pun langsung memasukkan mobilnya ke Garasi. Kemudian pintu rumah kak ruli terbuka dan ternyata itu mama ( Ibu-nya Kak Ruli ) yang langsung menyambut kami.
-“eehhh sudah pada datang rupanya… mari silahkan masuk..” dengan ramah mama mengajak kami masuk.
-“punten..” ujar bapakku. Sambil menyalami mama yang disertai oleh ibu serta aku.
-“mangga..mangaa.. ayooo pak bu.. masuk.. dek ayoooo masuk ajak orangtua kamu..”
-“iyaa ma.. ayo pak bu…” ajakku pada orangtuaku.
Kami pun masuk ke dalam rumah kak ruli.
-“Silahkan duduk pak bu..”
-“iyaa bu terimakasih..” ucap ibuku seraya duduk.
-“sebentar yaaaa.. saya ambilkan minum dulu…” ujar mama.
-“ahhh gak usah repot repot bu… “ timpal bapakku.
-“aahhh.. gak apa-apa pak… hehheeee..” ujar mama lagi seraya pergi ke belakang.
-“inilah rumahnya ruli pak..bu.. kalo misalkan kebetulan lewat atau kemaleman.. mampir aja kesini..” ucap kak ruli seraya duduk disampingku.
-“waahhhh nak ruli mah bagus rumahnya gak kayak rumah kami nak.. gubuk.. hehehee..” timpal ibuku.
-“aahhh gak juga ko bu.. sama aja hehehee… lagian ruli juga nyaman kok di rumah ibu..” balas kak ruli merasa gak enak.
-“Syukurlah low nak ruli nyaman di rumah kami…” timpal bapakku.
-“Iyaaa pak.. nanti kapan-kapan ruli nginep lagi disana…”
-“iyaa nak harus itu mah… kami tunggu yaaa..”
-“iyaa pak.. makasih hehehee..”
-“Nihhh minumannya… silahkan diminum pak.. bu…” perintah mama ketika sudah kembali ke ruang tamu dan menaruh minuman di meja.
-“wahhh makasih bu.. jadi ngerepotin nih kami..” ujar bapakku.
-“iyaa bu… gak usah repot-repot padahal mah..” tambah ibukku.
-“aahhh gak apa-apa kok bu.. malah saya senang akhirnya bisa ketemu orangtuanya si adek… hehehee..”
-“kami juga senang bisa silaturahmi sama keluarga nya nak ruli..” ujar bapakku lagi.
-“oia sudah pada makan belum?? Kalo belum kita makan bareng disini..”
-“Alhamdulillah sudah tadi bu.. di tempatnya nak deden..” balas ibukku.
-“ayooo kita ke kamar kakak..” ajak Kak Ruli disaat orangtua kami tengah ngobrol seru.
-“ohh iyaa adek istirahat aja diatas sama mas.. tiduran tah disana.. “ mama menyuruhku istirahat.
-“baik ma…” balasku seraya mengikuti kak ruli yang tengah menarik tanganku menuju ke lantai atas ke kamarnya.
-“si adek mah sudah biasa panggil saya mama.. hehehe..” terdengar suara mama yang memberitahu orangtuaku bahwa aku sudah biasa panggil beliau dengan sebutan mama.
( DIKAMAR KAK RULI )
Untuk pertama kalinya aku memasuki kamar kak ruli. Suasananya sangatlah adem karena ada AC yang terpasang disana, ukurannya lebih besar dari kamarku sendiri. Di atas tempat tidur ada sebuah gitar ( aku baru tau kalau kak ruli senang main gitar ),lalu di atas lemari ada bola basket, dan di dinding kamarnya banyak sekali poster-poster atlet ataupun otomotif. Selain itu ku lihat ada sebuah televise lengkap dengan seperangkat alat main game ( PS ). Benar-benar bikin betah dikamar kalau aku sendiri juga punya kamar yang seperti ini.
-“sini dek tiduran di samping kakak..” ajak kak ruli setelah ia membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur yang berukuran king size itu.
-“adem yaaa kak disini… “ ujarku seraya ikut tiduran di sebelahnya. Aroma parfum yang biasa ia kenakan kini serasa menusuk hidungku, wangi sekali.
Aku yang beberapa hari lalu selalu menghindarinya, dengan alasan ingin melupakan perasaanku padanya. Tapi nyatanya kini aku sudah berada tepat di sampingnya dengan sebuah kasur empuk yang menopang tubuh kami.
Jujur, mungkin inilah akhir dari benteng pertahananku yang selalu berusaha menghindarinya. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk jauh-jauh darinya, karena rasa ini sebetulnya tidak pernah berkurang sedikitpun terhadapnya. Malah semakin bertambah setiap kali aku memikirkannya. Sekarang aku sudah tidak peduli lagi, mau dia pacarnya orang kek.. mau dia straight kek.. yang penting aku bisa berada di dekatnya. Itu sudah membuatku senang.
-“Dek….” Ucap kak ruli.
-“iya kak..”
-“adek gak tidur..?”
-“enggak kak.. kakak sendiri gak tidur..?”
-“Hehehee gak dek..”
-“kakak senang akhirnya kamu mau ke rumah kakak lagi..” sambung kak ruli.
-“iyaa kak.. hehehe..”
-“oia.. kakak boleh Tanya sesuatu gak sama adek..?”
-“boleh kak.. silahkan..”
-“Ummmm….. adek…. Adek…..” kak ruli tidak melanjutkan kata-katanya.
-“Kenapa kak..?”
-“Itu.. ummm… adek..”
-“kenapa kak…? Kok kakak jadi ragu-ragu gitu…?” aku pun memalingkan mukaku ke arahnya sambil mengernyitkan keningku. Seketika saja wajah kami saling berhadapan, mata kami saling bertatapan.
Detak jantungku langsung berdegup tidak karuan, rasanya aku ingin cepat-cepat keluar dari kamar itu namun disisi lain aku juga masih ingin berlama-lama disampingnya. Aaarrrgghhhhh !!
-“Dekkk….” Kini suara kak ruli terdengar setengah berbisik. Tubuhnya semakin mendekat ke arah tubuhku, sontak saja aku semakin degdegan dan juga bingung.
-“Kak… mau…ap….?”
-“jangan bergerak dek…” tubuhnya semakin dekat saja dengan tubuhku begitupun dengan wajahnya yang tinggal beberapa centi lagi akan bersentuhan dengan wajahku.
-“Kak…” nafasku tiba-tiba saja terasa berat dan sesak.
-“ssssttttt.. diem..” bisiknya pelan. Kak ruli mengangkat tubuhnya dengan perlahan, tanganya kini sudah mengurung tubuhku yang hanya berselonjor tidak berdaya ( saat itu aku merasa tubuhku jadi lemas secara tiba-tiba, tidak punya tenaga ) dan sebagian tubuhnya yaitu bagian dadanya kini sudah berada diatas tubuhku.
-“Kak…” aku sedikit khawatir dan merasa canggung ( awkward moment ) dengan posisi kak ruli yang seperti itu.
-“diem yaaaa….” Bisik kak ruli lagi dengan pelan.
-“Tapi kak…”
-“sssttttt…..” sebelah tangan kak ruli menutup mulutku, kemudian dia melepaskannya lagi.
#BERSAMBUNG
tegang apanya hayooooo? hahahaaa
@cowokkumal awas nanti ada yang keluar ( matanya maksudnya ) hahahaa
@lulu_75 dia mulai HOT wkwkwkwkkk
READY ???
1
2
3
ME And THE FUTURE GOALS
( Session 1 )
#EPISODE16
-“Dekkk….” Kini suara kak ruli terdengar setengah berbisik. Tubuhnya semakin mendekat ke arah tubuhku, sontak saja aku semakin degdegan dan juga bingung.
-“Kak… mau…ap….?”
-“jangan bergerak dek…” tubuhnya semakin dekat saja dengan tubuhku begitupun dengan wajahnya yang tinggal beberapa centi lagi akan bersentuhan dengan wajahku.
-“Kak…” nafasku tiba-tiba saja terasa berat dan sesak.
-“ssssttttt.. diem..” bisiknya pelan. Kak ruli mengangkat tubuhnya dengan perlahan, tanganya kini sudah mengurung tubuhku yang hanya berselonjor tidak berdaya ( saat itu aku merasa tubuhku jadi lemas secara tiba-tiba, tidak punya tenaga ) dan sebagian tubuhnya yaitu bagian dadanya kini sudah berada diatas tubuhku.
-“Kak…” aku sedikit khawatir dan merasa canggung ( awkward moment ) dengan posisi kak ruli yang seperti itu.
-“diem yaaaa….” Bisik kak ruli lagi dengan pelan.
-“Tapi kak…”
-“sssttttt…..” sebelah tangan kak ruli menutup mulutku, kemudian dia melepaskannya lagi.
Kemudian secara perlahan kak ruli mengambil sebuah majalah yang ada di meja lampu tepat disebelahku.
Plaakkkkk..!!! terdengar suara pukulan yang sangat keras.
-“Kena kau…” Terdengar suara kak ruli setelah ia berhasil memukul sesuatu.
-“ada apa kak..?” tanyaku seraya mencoba bangkit namun tertahan oleh tubuhnya kak ruli yang menindih tubuhku sehingga posisi tubuh kami berdua membentuk tanda tambah/plus.
-“ini dek.. ada tawon.. gede banget.. makanya tadi kakak nyuruh kamu jangan gerak takut tawonnya nyengat..” terang kak ruli seraya berpindah ke sisi yang lain melewati tubuhku yang masih terlentang diatas ranjang.
-“astagaaaa…” aku pun merasa kaget karena tidak menyadari adanya tawon yang berseliweran di kamarnya kak ruli. Ternyata tawon itu masuk ketika kak ruli membuka jendela kamarnya sesaat setelah ia membawaku masuk.
-“untung aja gak nyengat yaa dek…” ujarnya seraya mengambil bangkai tawon yang sudah mati itu dan kemudian membuangnya keluar jendela. Sementara itu aku pun langsung bangkit dari tempat tidur dan menghampiri kak ruli ke tepi jendela.
-“Indah juga yaaa kak pemandangan dari atas sini…”
-“yaaa begitulah.. tapi masih lebih indah pemandangan di kampong kamu dek…”
-“masih alami yaaa kak hehehee..”
-“iya dek…”
-“oia tadi kakak mau nanya apa yaaa..?” tanyaku mengingatkan kembali.
-“oohhh itu… ummm….. kakak Cuma mau nanya adek sudah ada pacar belum… kok kakak gak pernah lihat adek bawa cewek…”
-“ya ampun kak.. kirain tadi mau nanya apa aja.. hahahaaaa… ternyata malah pacar…. “
-“iyaaa dek… heheheee… jadi gimana..?”
-“ummmm.. belum kak… aku mau focus sekolah aja dulu…”
-“nahhhh bagus kalo gitu… adek jangan pacaran dulu kalo bisa.. soalnya kalo pacaran terus putus.. sakit rasanya dek dan efeknya bisa mengganggu ke pelajaran juga..” suara kak ruli terdengar lirih.
-“tapi orang yang disuka ada kan..?” sambungnya lagi.
-“ada sih kak…. Cuman……”
-“cuman apa dek..?”
-Hening-
-“Cuman apa hayoooo..?” kak ruli tampak penasaran.
-“umm… gak apa-apa kok kak.. udah lupain aja hehheeee…”
( dalam hatiku berkata : “cuman gak mungkin aku bilang sama kamu kak.. karena yang aku sukai adalah kakak” )
-“Kok gitu sih dek.. gak seru ahhh.. “
-“beneran kok kak… gak ada apa-apa hehheee..”
-“bener lho yaaa… awas low bohongin kakak..”
-“iyaaaa hehehee..”
-Hening Lagi-
-“oia kak… gimana kabar teh dewi..? kenalin lah sama aku.. masa kakak gak mau ngenalin sama adeknya sih..”
-“gak tau juga dek gimana kabarnya sekarang…” balas kak ruli seraya mengangkat bahu.
-“lhooo kakak kan pacarnya masa gak tau…?” tanyaku heran.
-“sebetulnya kakak pengen sih ngenalin dewi sama kamu kalau saja kami tidak…..” kak ruli tidak melanjutkan kata-katanya.
-“tidak apa kak…?”
-Hening-
-“yaaahhh kalo saja kami tidak PUTUS…” akhirnya kak ruli menjawab juga pertanyaanku.
-“apa…? Putus…?” aku serasa tidak percaya mendengar ucapan kak ruli barusan, mereka kan belum genap sebulan jadian masa sudah putus saja. Terus harus bagaimana sikapku sekarang, apakah aku harus sedih mendengarnya atau malah bahagia..? Entahlah !!
-“iyaa dek kami sudah putus…”
-“kok bisa kak..? kenapa..?”
-“yaaahhhh intinya sudah tidak cocok saja dek…”
-“ohhh gitu… sabar yaaa kak… aku yakin kakak pasti nemu yang lebih baik lagi…” ujarku memberikan dukungan. Jujur, saat itu secara diam-diam aku pun tersenyum. Entah kenapa dengan diriku, apakah aku sudah tertawa diatas penderitaan orang lain..?
-“iyaa dek… makasih yaaa…”
-“sama-sama kak…” aku pun mengelus-ngelus bahu kak ruli.
-“waduuhhhhh…” aku terkejut melihat jam di HPku sudah menunjukkan pukul 16.45 wib.
-“kenapa dek…?” Tanya kak ruli heran.
-“ini sudah hamper jam lima sore kak.. sedangkan jam setengah enam aku sudah haus di lapangan lagi untuk upacara penurunan bendera..”
-“ohh iyaaa.. kakak juga hamper lupa… kamu kan harus penurunan..”
-“iya kak.. ya udah aku balik ke kosan bang deden yaaa kak..”
-“mau kakak anterin gak..?”
-“umm.. boleh deh…” aku pun gak mau menolak lagi tawarannya karena aku harus buru-buru keluar dari rumah kak ruli.
Setelah kami berdua turun ke bawah, rupanya orangtua kami masih asyik mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan namun untuk saat ini aku sedang tidak mau tau karena sedang terburu-buru.
-“pak.. bu.. kita harus segera kembali ke kosan bang deden… soalnay bentar lagi aku harus segera ke lapangan.. ada upacara penurunan..” ajakku kepada kedua orangtuaku.
-“ohhh iyaa bapak juga hamper lupa… ayoo cepat-cepat pulang…” ajak bapak kemudian seraya berdiri.
-“emang seragam adek gak dibawa kesini..?” Tanya mama.
-“gak ma.. ditunda dikosan bang deden..”
-“ya udah biar dianterin sama si mas lagi yaa.. biar cepet…!! Mas anterin ibu dan bapak yaaaa…” pinta mama ke kak ruli.
-“siapppp ma…” ucap kak ruli dengan sigap.
-“ ya udah bu.. kami permisi dulu yaaa….maaf sudah ngerepotin heheee..” kata bapakku.
-“aahhh gak apa-apa kok pak.. jangan sungkan-sungkan.. saya malah senang..” timpal mama.
-“iyaa bu… permisi dulu yaaa…” tambah ibuku.
-“ohh iyaa ibu.. kalo mau nanti malam sehabis upacara kembali lagi kesini… nginaplah di rumah kami..” tawar mama.
-“makasih banyak bu… tapi kami mau pulang saja..” balas ibuku.
-“yaaahhh.. padahal mah besok aja pulangnya..”
-“insha Allah kapan-kapan saja bu..”
-“ya udah kalo gitu..” ucap mama seraya tersenyum. Ku dengar dari luar sudah terdengar suara klakson mobilnya kak ruli, rupanya ia sudah siap.
-“ari pamit dulu yaa ma…” ujarku seraya mencium tangannya mama.
-“iyaaa dek.. hati-hati yaaa… kapan-kapan nginep disini bareng si mas..”
-“insha Allah ma… pamit yaaa.. assalamualaikum..” ucapku.
-“mari buu… assalamualaikum..”tambah kedua orangtuaku seraya pergi keluar rumah.
-“waalaikum salam… jangan bosan-bosan yaaa kemari…” timpal mama.
-“iyaaa bu… insha Allah enggak..” balas ibuku.
Setelah masuk ke dalam mobil, kami pun langsung berangkat menuju kosan bang deden. Sesampainya disana, rupanya bang deden sudah siap-siap mau menjemput kami namun niatnya diurungkan karena kami sudah sampai terlebih dahulu.
Kak ruli sendiri memutuskan untuk menyaksikanku di lapangan nanti sehingga ia tidak kembali ke rumahnya.
Selesai ganti baju, aku pun pamit pada kedua orangtuaku dan juga bang deden untuk pergi ke lapangan. Awalnya bang deden berniat mengantarku namun setelah aku bilang bahwa aku diantar oleh kak ruli yang sedang menunggu di dalam mobilnya di pinggir jalan maka bang deden pun hanya menemani kedua orangtuaku saja di kosannya.
-“gak ada yang ketinggalan kan..?” Tanya kak ruli setelah aku memasuki mobilnya.
-“gak ada kak… langsung ke lapangan aja yaaa..” pintaku.
-“okeee adek manis..”
( DI LAPANGAN MERDEKA )
-“kamu kemana aja baru sampe..? untung gak telat…” ujar agus setelah aku bergabung dengan kumpulan teman-teman paskibra.
-“udah pada datang semua yaaa..?” aku pun bertanya balik.
-“udaahh nih.. tinggal kamu doang…” balas agus.
-“astagaaa…” aku menyeka keringat di dahiku.
-“emang abis dari mana sih..?” Tanya agus lagi.
-“abis main dari rumah kak ruli… tuh orangnya nganterin aku juga kesini..” aku menunjuk sebuah mobil Toyota Avanza yang terparkir di pinggir lapangan.
-“ciyeeee…” ucap agus.
-“sssttttt… apaan sih…”
-“ehmm..ehm….”
-“diem gus.. nanti didenger yang lain…”
-“uppsss… sorry hahahaaa…” agus tertawa.
-“ada apa sih…?” Tanya Leli penasaran mendegar agus tertawa.
-“enggak.. gak ada apa-apa ko..” balasku cepat.
-“oohhh… kirain..” timpal leli.
( PKL. 17.50 WIB )
-“ayoo semuanya cepat membentuk barisan.. upacara akan segera dimulai.. pak camatnya udah datang tuh..” perintah kak gaga.
-“siaaapppp” balas kami serempak.
Dan upacara penutupan pun dimulai, kami kembali memakai fomasi burung garuda untuk menurunkan bendera sama dengan pengibaran tadi pagi.
Setelah upacara selesai kami pun dikumpulkan terlebih dahulu di pinggir lapangan untuk mendengarkan kesan dan pesan dari para senior kami. Satu per satu mereka menyampaikan pesan dan juga kesannya kepada kami dan kami pun mendengarkan dengan serius apa yang disampaikan oleh para senior itu. Jujur saja aku merasa sedih karena kebersamaan kami dilapangan akan segera berakhir dan kami pun harus kembali ke sekolah untuk mengikuti pelajaran di kelas seperti biasa. Aku pasti akan merasa kangen dengan masa-masa latihan ini. Kangen dimarahin senior, kangen panas-panasan, kangen dihukum bareng, kangen makan bareng, pokokknya bakal kangen semuanya.
Selesai menyampaikan kesan-kesannya kemudian kami pun saling bersalaman dan berpelukan satu sama lain, anggap saja ini terakhir kalinya kami bersama-sama setidaknya untuk tahun ini. Karena ketika sudah di lingkungan sekolah belum tentu kami akan sering-sering bertemu ataupun seakrab seperti sekarang ini karena kami pasti bakal sibuk dengan aktifitas masing-masing. Jadi kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Pukul 18.45 wib, aku pun kembali ke kosan bang deden dengan diantar kak ruli. Sebelumnya ia sempat meminta pada orangtuaku agar menginap saja di rumahnya namun kami tidak bisa karena harus pulang, akhirnya setelah berpamitan kak ruli pun kembali ke rumahnya.
-“sudah beres semua..? gak ada lagi yang ketinggalan..?” Tanya bapak memastikan.
-“gak ada pak.. udah semua..” balas ibu.
-“beneran bapak dan ibu gak mau nginap saja disini..? ini udah malam lhooo… lagian kasian juga ari.. dia pasti kecapean…” Tanya bang deden kemudian.
-“ makasih nak.. tapi kami harus pulang.. besok ibu dan bapak mesti ke kebun.. banyak kerjaan..” balas ibuku.
-“mending nak deden aja yuukk yang nginap ke rumah kami..” ajak bapak.
-“pengen sih kesana… ikut… tapi saya lagi piket pak malam ini…”
-“yaaahhhh kirain aku abang gak piket..” ujarku.
-“abang piket dek… padahal abang juga pengen nganterin adek dan bapak ibu..”
-“gak apa-apa nak… nak deden piket saja.. lagian itu sudah jadi tanggung jawab dan juga kewajiban nak deden sebagai anggota polisi..” nasehat bapak.
-“iyaa pak siappp..”
-“ya udah kami pulang yaaa nak…” lanjut bapak kemudian.
-“nak… ibu pulang yaaa..” tambah ibu.
-“iyaaa.. hati-hati yaaa pak..bu.. terutama si adek.. jangan ngebut-ngebut bawa motornya…”
-“siipppp.. abang tenang aja.. heheee..” balasku.
-“pamit yaaa bang…” sambungku.
-“iyaa dek….”
Kami meninggalkan kosan bang deden dengan mengendarai motor kami masing-masing. Aku berkendara sendirian sedangkan bapak yang membawa motor uwak haji yang dipinjamnya tadi pagi membonceng ibuku. Kami pun pulang ke rumah dengan perasaan bahagia dan sekali-sekali bapak mencandaiku ditengah jalan, dengan pura-pura mengajakku balapan namun selalu dapat omelan dan teguran ibu dari belakang. Heheheee..!!
Alhamdulillah, akhirnya cita-cita pertamaku untuk menjadi seorang paskibraka terwujud juga. Sekarang tinggal sekolah saja yang bener karena masih banyak cita-cita dan juga harapan lain yang harus aku kejar dan juga aku taklukan demi masa depanku.
( BEBERAPA MINGGU KEMUDIAN )
Kini aku sedang berada di dalam kelas, mengikuti pelajaran Fisika yang diajarkan oleh Ibu Nuraini atau biasa di panggil ‘Ibu Nung’ selain itu setiap pulang sekolah aku pun punya tugas ekstra yaitu menyalin beberapa catatan pelajaran yang diajarkan di sekolah karena harus mengejar ketertinggalan selama aku berada di lapangan untuk berlatih di paskibra. Seperti biasa, aku pun selalu meminjam buku-nya bayu temanku itu.
Hubungan ku dengan beberapa temaan paskibraku masih terjaga dengan baik, kami sering jajan bersama di kantin atau pun sekedar nongkrong-nongkrong di depan kelas ketika jam istirahat tiba. Namun beda lagi halnya dengan para seniorku, aku jadi jarang ngobrol bahkan jarang bertemu dengan mereka termasuk kak Gaga. Selain status mereka yang merupakan kakak kelas kami, sebagian dari mereka juga lagi focus-fokusnya ke pelajaran terutama senior yang sudah kelas 3.
Sementara itu, hubunganku dengan bang deden serta hubungan bang deden dengan orangtuaku semakin kesini jadi semakin dekat. Malah bang deden jadi sering main ke rumah jika sedang tidak ada tugas di polsek.
Selanjutnya untuk aku dan kak ruli, kami berdua tambah sering bertemu dan semakin akrab saja. Sesekali aku sering diajak nongkrong bareng teman-temannya dan bahkan menginap di rumahnya. Dia juga tidak keberatan untuk membantuku dalam mengerjakan PR dan juga jika aku merasa kesulitan dengan sebuah pelajaran hingga pada suatu hari di sekolah kami diadakan turnamen futsal antar sekolah dan kak ruli menjadi bagian dari tim SMA Kami, aku selalu datang mendukungnya dan selalu membawakan minum untuknya. Rasanya sangat bahagia sekali bisa membantunya biarpun aku hanya dianggap saudara sendiri olehnya, asalkan selalu bersamanya itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya untuk saat ini.
( SABTU, 24 NOVEMBER 2007 )
Teeettttttttt…!! Bel pulang sekolah pun berbunyi, setelah mengakhiri pelajaran pada hari itu yang kebetulan diisi oleh pelajaran matematika maka Bu Herni pun selaku guru pengajar mempersilakan kami untuk pulang. Langsung saja para siswa berhamburan keluar kelas mengikuti Bu Herni.
-“Ri.. duluan yaaa..” sahut Erlan.
-“iyaa Lan…” timpalku.
-“aku juga duluan rii..” ucap Galih temen geng-nya Erlan.
-“Okee..”
Ternyata benar, setelah kejadian waktu itu yang Erlan meminta maaf padaku kini sikapnya beserta teman-temannya jadi berubah padaku. Mereka tidak pernah lagi membullyku atau pun yang lainnya namun kebiasaan merokok mereka ketika jam istirahat di warung seberang sekolah tidak hilang, tapi yaa setidaknya mereka sudah tidak lagi menggangguku dan aku senang serta lega akan hal itu. Soal urusan merokok, itu bukan masalahku jadi selama mereka tidak membawa-bawaku aku sih cuek-cuek saja.
-“ayoo bay pulang..” ajakku ke bayu setelah aku selesai memasukkan barang-barangku ke dalam tas.
-“bentar ri…” bayu mencegahku, wajahnya tampak murung.
-“kenapa bay..? ehh itu wajah kamu kenapa murung gitu..?” tanyaku penasaran.
-“ada yang ingin aku bicarakan sama kamu…”
-“soal apa bay..?”
-“aku dan keluargaku akan kembali pindah ke jawa… jadi otomatis sekolahku pun pindah..”
-“hah..? serius kamu bay..? ini becanda aja kan pasti… iya kan..?” aku pun kaget mendengar ucapan bayu.
-“aku gak becanda ri… aku serius… mulai senin besok aku sudah tidak sekolah lagi disini..” ucap bayu lirih.
-“tapi bay… “ aku tidak melanjutkan kata-kataku. Jujur aja sih, aku merasa shock dan juga sedih bakal pisah sama sahabat terbaikku itu.
-“aku minta maaf yaaa ri.. jika selama sekolah disini aku pernah membuatmu kesal.. membuatmu marah ataupun mungkin menyakiti hati kamu..”
-“bay.. kamu ngomong apa sih…? Kamu sama sekali gak pernah membuatku kesal ataupun menyakiti hatiku.. kamu adalah salah satu sahabat terbaik yang aku punya.. justru kamu yang selalu bantu aku.. terutama dalam pelajaran..”
-“iyaa ri… kamu juga sahabat terbaikku.. pokoknya kamu jangan lupain aku yaaa.. kita tetap berteman.. nanti aku sering-sering sms atau telpon kamu…”
-“iyaa bay… tapi apa harus secepat ini yaa… sedangkan dua minggu lagi kita bakal melaksanakan Ujian semester.. sayang banget kan jika kamu harus ngejar pelajaran dari nol lagi di tempat yang baru..”
-“yaaahhh mau gimana lagi ri.. aku mah sebagai anak hanya ngikut orangtua saja..”
-“iya sihh bay… tapi kok aku sedih yaaa…”
-“hehehee jangan sedih dong… kita kan masih bisa telponan…”
-“tapi kan kita gak bisa ketemu lagi bay..”
-“eiiitttt.. jangan bicara begitu.. pamali tau… insha Allah nanti pas Lebaran tahun depan aku akan berkunjung kesini, soalnya nenekku kan juga masih disini.. Cuma aku dan ortu aja yang balik ke jawa..”
-“beneran yaaa bay.. aku tunggu… ”
-“iyaaa. Nanti bakal dikabarin pokokknya
-“oia kapan kamu berangkatnya..?”
-“Insha Allah nanti malam juga berangkat..
-“ohh.. hati-hati yaaa babay..”
-“iyaaaaa pasti itu mah… yukkk ahh pulang..”
-“ayooo bay…”
Sesampainya di parkiran ternyata sudah sepi tinggal motor aku dan bayu saja yang terparkir disitu.
Sebelum pulang ke rumah, aku sengaja mengajak bayu ke tempat Mie Ayam terlebih dahulu. Aku ingin mentraktir dia sebelum berangkat ke jawa nanti malam. Biarpun Cuma semangkuk mie ayam, karena pada saat itu hanya itulah yang aku mampu tapi semoga ini berkesan dihati sahabtku itu.
Selesai makan mie ayam kami pun pergi ke jembatan dekat pantai untuk nongkrong-nongkrong sebentar disana. Lalu setelah dirasa cukup, kami berdua memutuskan untuk pulang ke tempat masing-masing setelah sebelumnya bayu pamitan terlebih dahulu padaku. Biarpun aku atau pun bayu tidak saling memberikan apapun sebagai kenang-kenangan tapi kami yaki bahwa persahabatan kami tidak sebatas itu dan akan terus berlanjut biarpun harus terpisah jarak dan waktu.
Di persimpangan kami pun berpisah, aku mengambil jalur kiri sedangkan bayu mengambil jalur kanan. dari kaca spion aku terus memperhatikan tubuhnya yang semakin lama semakin tidak terlihat karena terhalang oleh tikungan itu.
Dan ternyata hari itu adalah TERAKHIR KALINYA AKU BERTEMU DAN MELIHAT BAYU !!!
#BERSAMBUNG
- ( TINGGAL BEBERAPA EPISODE LAGI “Me And The Future Goals” Session 1 akan segera berakhir dan akan dilanjut dengan Session 2 yang isinya akan lebih banyak membahas kehidupanku sekarang/setelah tamat SMA )
- ( Untuk Cerita “DIRA ( Inspired From The Book “Malapetaka Di Tengah Malam” )” akan segera digarap, semoga bisa Upload untuk pertama kalinya tepat pada tanggal 01 April 2018 Nanti. )
- ( Disini saya juga sempat dilemma, antara menggarap DIRA terlebih dahulu atau Melanjutkan MATFG Session 2 ( Jika Session 1 Tamat ) saya minta pendapat teman-teman Readers semua karena saya juga punya kesibukan dalam bekerja sehingga akan sangat sulit jika menggarap dua cerita sekaligus. )
awas klo april mop.. xixixi