It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ME & THE FUTURE GOALS
#Episode7
Hari ini aku kembali ke lapangan merdeka untuk mengikuti giat latihan Paskibra bersama kawan-kawanku dalam rangka persiapan menyambut HUT RI ke-62 yang akan berlangsung kurang lebih satu bulan lagi.
Setibanya di lapangan aku langsung ke tempat biasa kami berkumpul baik sebelum berlatih maupun sewaktu istirahat dari latihan yaitu dibawah pohon mangga yang cukup besar dan teduh itu. rupanya aku adalah orang pertama yang datang karena aku tidak melihat siapapun disini kecuali suara gelombang laut yang terdengar bergemuruh serta tiupan angin pagi yang terasa sejuk dikulit .
Selain menunggu teman-teman Paskibra dan juga para senior aku juga menunggu Bayu sahabatku untuk mengembalikan buku tugas yang dipinjamkan olehnya kemarin dan kami sudah janjian untuk bertemu di lapangan saja, beruntunglah aku mempunyai teman seperti dia walaupun terkadang dia suka bertingkah aneh dan selalu membuatku tersipu. Oia hari ini aku tidak bareng dengan Agus karena sepertinya dia bisa datang sendiri tanpa harus aku jemput.
Setelah beberapa saat aku menunggu akhirnya satu persatu teman-temanku beserta para senior mulai berdatangan aku melihat ada Leli, Lina Marlina, Lina Susilawati, Revi, Mega, Egi Anwar dan lain-lain . namun, orang yang aku tunggu belum juga sampai padahal ketika aku melihat jam di HP Nokia jadulku sudah menunjukkan Pukul 07.05 WIB dan itu berarti sekitar 10 menit lagi bel disekolah akan berbunyi.
“Haduuhh ni orang kemana sih.. kok belum nongol juga..?? apa dia lupa ngambil bukunya..??” aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Sesaat kemudian aku mencoba mengambil HP-ku untuk menghubunginya, namun ternyata malah muncul suara si Veronika yang dengan kata lain HP-nya tidak aktif.
-“Eeehh kamu kenapa sih ri.. kok kelihatannya gelisah bener.. ada apaan sih..??” Tanya Leli yang ternyata peka dengan kegelisahanku.
-“ini li.. aku lagi nungguin si Bayu mau balikin bukunya sekaligus nitip buku tugasku.. tapi jam segini dia belum nongol juga..” timpalku seraya menghembuskan nafas.
-“Mungkin dia kesiangan kali ri.. tungguin aja dulu..” balas leli.
-“iya li..”
Namun tiba-tiba ternyata bayu datang juga, kelihatannya dia sangat buru-buru. Mungkin benar juga apa yang dibilang oleh Leli. Dia kesiangan !!
-“ kamu dari mana aja bay.. dari tadi aku dah nungguin disini.. ditelpon juga gak aktif HP kamu..” aku langsung mencecar bayu dengan pertanyaanku.
-“aduuhhh sorry bro.. aku kesiangan.. heheheee. HP-ku juga lowbatt belum sempat dicas.. “ kali ini dia menggunakan kata “BRO” gak seperti biasanya dia memanggilku dengan sbutan “CINTA” hehehee mungkin karena ada teman-temanku atau dia memang lagi buru-buru banget soalnya mukanya terlihat sangat panic.
-“yasudah.. nih buku kamu dan juga buku aku.. awas yaa jangan sampe jatuh gara-gara kamu terburu-buru..” kataku kemudian.
-“okeee dehhh..”
-“makasih yaaa babay… heheheee”
-“iyeee tapi traktirannya yaaa ci….. yaaa broooo.. hahahaa” bayu hamper keceplosan lagi.
-“ iyaaa gampang itu mah….”
Setelah memasukkan buku tugas kami kedalam tas ranselnya akhirnya bayu pun pergi dengan mengendarai Satria-F nya itu.
-“Kamu mah enak ri.. punya teman sebaik bayu.. ada tugas tinggal ngandelin dia.. coba aku sama Agus kesiapa donkkk…” Kata Leli sesaat setelah Bayu pergi.
-“Makanya mesti pandai-pandai ngerau temen.. hehehee..” timpalku.
-“Aaahhh Ari mah bisa aja….” Balas Leli.
Disaat aku sedang terlibat obrolan kecil bersama Leli sekalian nungguin si Agus yang juga ikut-ikutan telat dengan Bayu tiba-tiba terdengar suara bisik-bisik yang cukup Heboh. Ternyata itu suara Lina S dan Revi yang memang sejak awal masuk Paskibra mereka tidak pernah lepas dari yang namanya “RUMPI”. Ditambah lagi si Mega ikut nimbrung jadilah mereka Trio Rumpi hanya karena melihat Kak Gaga senior kami yang baru saja tiba dengan mengendarai Jazz Merahnya itu.
Eehhh Tapi… tar dulu.. Kak Gaga tidak bareng Kak Norma tapi datang bareng Agus …!!! WHAT…??? Aku kaget melihat agus datang bareng Kak Gaga dan tampaknya tidak hanya aku saja yang Kaget tetapi Leli, Lina, Revi, Mega dan lainnya pada melongo melihat Agus turun dari Mobil Kak Gaga karena sejauh ini belum pernah ada dari kita ( Anggota Baru Paskibra ) yang bisa merasakan naik mobil bareng Kak Gaga.
-“Ada apaan sih.. kok pada bengong..??” Tanya Agus heran melihat kami semua yang sedang Melongo melihat dia turun dari mobil Kak Gaga.
-“Ehh Agus.. Kamu bareng kak Gaga rupanya.. pantesan ditungguin lama banget..” kataku.
-“Ciyeee agus… gimana sih rasanya naik mobil Kak Gaga.. pasti wangi yaa.. kursinya empuk gak..terus adem gak AC nya..??” Revi langsung menyerang Agus dengan berbagai pertanyaan seolah-olah dia belum pernah naik mobil saja.
-“iyaaa gus.. gimana tuh kamu bisa bareng kak Gaga..?? emang searah yaaa? Rumahnya dekat gitu dengan kosan kamu..? yang mana sihh rumahnya..??” Lina pun gak mau kalah dengan Revi.
-“Besok-besok aku gak bawa motor ahhh mau naik angkot aja.. terus berhenti dehh dijalan persimpangan ke rumah Kak Gaga.. hihihiiiii..” Dan Mega pun gak kalah dengan dua kompatriotnya itu dalah hal Rumpi merumpi Binti Cacing Kremi.
* Ya Allah tolong deh dikondisikan aja tiga cewek Rempong ini* gerutuku dalam hati.
-“Hahahaaa kalian ini heboh banget.. kayak apaan aja deh..” akhirnya agus buka suara dengan wajah yang terlihat sedikit memerah.
Sepertinya dia tersipu sekaligus senang karena aku tahu Kak Gaga adalah cowok Favoritnya baik disekolah maupun di organisasi Paskibra ini. Bahkan aku juga merasa Agus menyukainya. Sangat menyukainya. Hanya saja, semoga agus tidak kecewa dan sakit hati nantinya jika pada akhirnya Kenyataan itu tidak seindah harapan kita.
Setelah selesai mengurus beberapa barang dimobilnya yang entah itu barang apa, akhirnya Kak Gaga menghampiri kami.
-“Selamat Pagi Para Capas ( Red. Capas = Calon Paskibra )..” Sapa Kak Gaga dengan senyum manisnya itu yang selalu membuat hati siapapun meleleh dibuatnya.
-“Pagi juga Kak…” Jawab kami serentak.
-“Gimana Kabar Hari ini..??” Tanya Kak Gaga.
-“Luaaarrrrr Biiaaasssaaaa..” Kembali kami menjawab serempak.
-“Siapa yang belum datang..??” Tanya kak Gaga lagi.
-“Dari capas udah semuanya deh kak..” Timpal Egi.
-“ohhh Yasudah kalo begitu kita langsung pemanasan dulu… semua kumpul di lapangan yaaa..” Akhirnya Kak Gaga menyuruh kami berkumpul dilapangan.
Ketika semuanya telah berkumpul dan membentuk barisan kamipun mulai melakukan pemanasan atau lebih tepatnya olahraga pagi. Dimulai dengan peregangan, lari mengelilingi lapangan merdeka sebanyak 10 keliling dan dikahiri dengan gerakan penguatan tubuh seperti Push-Up, Sit-Up, Kayang, Jumping-Jack dll.
Setelah selesai olahraga pagi dan para senior mulai berdatangan kamipun mulai melaksanakan giat rutin kami. Panas, debu, keringat bercampur jadi satu. Hanya dalam beberapa hari kulit kami sudah mulai terlihat gelap dan kusam. Namun kamipun tidak memperdulikannya terlebih lagi diriku sendiri, Karena aku punya tekad dan cita-cita yang kuat yang harus aku gapai dikemudian hari. Anggap saja ini adalah langkah awal untuk menuju impian itu.
Bentakan, makian, bahkan tindakan fisik sudah menjadi makanan kami sehari-hari terlebih lagi jika kami melakukan kesalahan terutama dalam latihan. Hal itu adalah tantangan yang harus kami terima dan kami taklukan karena kami percaya bahwa Siapa yang Kuat dan mampu bertahan dialah Sang Pemenangnya.
Akhirnya waktu istirahat siangpun tiba, setelah selesai sholat berjamaah dilanjut makan siang bersama kamipun berkumpul dibawah pohon mangga pinggir lapangan merdeka ini. Karena hanya pohon inilah satu-satunya yang mampu melindungi kami dari teriknya matahari.
Kami smua sibuk dengan pembicaraan masing-masing. Ada yang membahas pelajaran disekolah, basket, liburan, bahkan cowok.
Aku sendiri mengambil tempat di dekat agus dan leli juga Lina Marlina, kami hanya besenda gurau seperlunya saja. Yang pastinya tidak seheboh Trio krinil krinil itu. Kak Gaga sendiri tidak usah ditanya lagi, dia semakin intim saja dengan Kak Norma. Tertawa bersama, saling curi pandang bahkan tak jarang mereka suka kejar-kejaran sambil tertawa-tawa entah apa sebabnya yang pasti sudah seperti film india saja. Sepertinya hal itu sukses membuat agus gerah, aku bisa melihat dari gerak-gerik dan mimic wajahnya yang sering memperhatikan mereka secara diam-diam namun terlihat kesal dan Bete. Aku hanya bisa tersenyum melihat hal itu dan pura-pura tidak tahu saja.
Disaat kami sedang asyik ngobrol tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seorang cowok yang sedang menghampiri kami dengan menggunakan Ninja-RR warna Hijau Muda namun aku tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi oleh helm.
-“Nahhh itu dia sudah datang..” tiba-tiba seniorku dari kelas XI yang bernama Nazia langsung menghampiri cowok yang baru datang itu.
-“eehh.. ehhh.. itu siapa.. yaa? Siapa sih itu?? Kayaknya coker ( cowok keren ) tuhh..” terdengar suara gaduh disebelahku.
Setelah memarkirkan motornya cowok itu langsung membuka Helm-nya dan dan langsung tersenyum kepada kami semua. Sontak saja para seniorku langsung mendatangi dan menyalami dia dan kamipun mengikutinya. Kesan pertama yang aku lihat dia tinggi, rambut cepak, badan berotot, wangi dan kulit sawo matang. Kalau muka sih boleh dibilang cakep.
-“Apakabar bang..??” sapa Kak Gaga.
-“Alhamdulillah sehat.. kalian semua gimana..??” Tanya cowok itu.
-“Luar Biasa Bang..” balas seniorku.
-“Abang Kok lama banget sampenya..?” Tanya Nazia kemudian.
-“Biasa tadi ada keperluan dulu dek..” balas cowok itu.
-“Ohhhh… gitu..” timpal Nazia kemudian.
Lalu para seniorku dan cowok itu terlibat obrolan ringan dan sesekali diselingi dengan tawa. Mereka berbicara seputar kabar, aktivitas sehari-hari dan lain-lain. Kami sendiri hanya diam saja memperhatikan.
-“Dia siapa yaa ri.. baru lihat aku..” bisik agus ditelingaku.
-“gak tahu gus.. aku juga baru kali ini lihat..”
-“kayaknya dia senior kita deh..” timpal agus kemudian.
-“Ho..oh..”
-“ganteng yaaaa…!!” timpal Agus lagi.
-“Husss.. diem ahhh tar kedengeran orang..” kataku sambil nyikut pinggang agus.
-“Iyeeeeee” balas agus.
Setelah selesai bercengkrama akhirnya kak Gaga selaku ketua Paskibra minta perhatian kami yang tengah sibuk dengan pembicaraan masing-masing.
-“Semuanya mohon perhatian dulu sebentar..” seru Kak Gaga kepada kami. Sontak saja kami semua langsung terdiam dan mengalihkan perhatian kami kepada kak Gaga.
-“Hari ini kita kedatangan senior kita yang kini sudah sukses.. namanya Bang Agung dan dia juga merupakan anggota TNI AD.. tugasnya sekarang di Bandung… untuk lebih jelasnya biar bang agung sendiri saja yang memperkenalkan diri pada kalian semua.. silahkan bang..” Kata Kak Gaga mempersilakan bang agung untuk bertutur sapa kepada kami.
-“Halo adek-adekku semuanya…” Bang agung buka suara seraya tersenyum manis kepada kami yang langsung disambut antusias oleh beberapa dari kami terutama Trio krinil krinil itu Revi, Lina susilawati dan Mega. Yang lainpun tak kalah antusias bahkan ada yg bilang ganteng lah, keren lah, macho lah, dan kata pujian lainnya yang diucapkan secara perlahan karena takut kedengaran si empunya muka.
-“ gimana kabar kalian sehat..??” Tanya bang agung kemudian.
-“Luar biasaaaa bang..” kami seempak menjawab.
-“Latihannya masih lancar kan..? ada keluhan gak? Atau mungkin ada yang mau mengundurkan diri.. heheheee??” Tanya bang agung lagi.
-“siappp masih lancar bang..” jawab kami lagi. “Alhamdulillah gak ada kendala apapun bang.. sejauh ini sih oke-oke aja..” tambah Egi.
-“baik kalo gitu saya langsung memperkenalkan diri saja yaa.. nama saya Agung Triharbhakti.. mungkin beberapa dari kalian sudah ada yang kenal bahkan tau nama saya. Dulunya saya juga sama dengan kalian dari Paskibra juga, dan saya juga berasal dari SMA yang sama dengan kalian..” dengan gamblang bang Agung menceritakan semua tentang dirinya dimulai dari riwayat sekolah, riwayat di paskibra, karir, dan lain sebagainya yang mampu membuat kami larut dalam cerita yang Ia sampaikan.
Kata demi kata yang bang agung sampaikan selalu aku perhatikan, gerak-gerik tubuhnya, ekspresi mukanya, senyumnya dan lain sebagainya. Jujur saja dia tampan sekali. Setelah selesai dia bercerita dia pun sedikit bercengrama dengan kami semua termasuk para senior sebelum akhirnya dia harus kembali ke rumahnya untuk persiapan karena nanti malam dia harus kembali ke bandung ke tempat dinasnya dan dia berjanji pada kami bahwa dia akan kembali lagi kesini pas hari “H” nanti yaitu tanggal 17 agustus mendatang. Biarpun agak merasa kecewa, karena dia Cuma sebentar saja disini namun aku juga lega sebab dia akan kembali lagi pas hari “H” nanti. Aku jadi senyum-senyum sendiri. Oia untuk perasaan yang pernah aku rasakan pada Kak Edho ketika baru awal-awal masuk Paskibra kini mulai berangsur hilang bahkan terkesan biasa saja. Beda halnya dengan temanku Agus, dia masih terlihat naksir sama Kakak senior yang satu itu.
Ketika kami akan kembali berlatih, tiba-tiba ada yang memanggilku. Rupanya itu adlah Kak Norma yang bilang mau pinjam motorku dulu, tanpa pikir panjang lagi aku langsung memberikan kunci motorku pada Kak Norma. Sesaat kemudian dia pun pergi bersama satu senior lainnya yang ku ketahui bernama Titin dengan mengendarai motorku dan akupun kembali ke lapangan bergabung bersama teman-teman yang lain.
Sore ini kami pun berlatih dengan semangat karena sudah mulai memasuki gerakan variasi untuk persiapan pengibaran bendera nanti. Khusus untuk pengibar bendera jikalau sudah memasuki sesi sore mereka akan mendapatkan pelatihan khusus yang tentunya berbeda dengan kami, hal ini bertujuan agar nanti pas hari H tiba kami semua sukses mengibarkan sang-saka merah putih.
Ketika kembali ke lapangan Kak norma langsung mengembalikan kunci motorku dan bergabung bersama senior lainnya untuk mendampingi kami selama berlatih sampai waktunya pulang telah tiba dan kamipun mengakhiri giat latihan hari ini namun sebelum pulang ke tempat masing-masing tak lupa kami semua kembali berkumpul dibawah pohon mangga sembari duduk santai membentuk lingkaran untuk mendengarkan arahan senior, disaat itu pula aku melihat segerombolan orang yang membawa motor dan mendekat kea arah kami. Kemudian setelah turun dari motor salah satu dari mereka mencoba menghampiri kami, aku lihat tampilannya sangat kusut sekali dengan mata merah sepertinya dia habis mabuk.
Lalu orang itu mendekati motorku seraya bertanya.
-“Siapa pemilik motor ini??” ini lebih terdengar seperti sebuah bentakan dibanding pertanyaan.
-“ada apa kamu kesini sep..?” Tanya Kak Norma kemudian. ( sep ? mungkin namanya Asep ) aku piker.
-“Siapa yang punya motor ini hah..?” bentak orang itu lagi seraya memukul jok motorku dengan keras. Tiba-tiba saja perasaanku langsung tidak enak, teman-temanku dan juga para senior hanya bengong saja melihat tingkah si Sep ini. Lalu aku pun menjawab dan mengakui bahwa itu adalah motor milikku, namun kenapa dengan motorku dan siapa pula orang itu. Aku benar-benar tidak mengenalinya bahkan bertemu pun tidak pernah.
-“Itu motor saya a…” jawabku ( A atau Aa merupakan sebutan untuk cowok yang lebih tua secara usia dari kita )
-“Bangsat… sini kamu..” orang itu langsung menarik kaos yang aku kenakan sehingga sekarang posisiku berhadap-hadapan dengan dia. Dari mulutnya tercium bau alcohol, dia benar-benar mabuk. Melihat hal itu sontak saja semua menjadi ricuh dan panic serta berteriak “Ada Apa”.
-“Lhoo..lhooo.. ada apa ini a..? kalian siapa…?” aku yang merasa bingung dan sedikit cemas mencoba bertanya sama orang itu karena aku merasa tidak pernah mempunyai masalah dengan siapapun apalagi orang begajulan seperti dia. Namun dia tidak menjawab pertanyaanku tetapi “BUKKKKKK”.
Dengan sukses dia memukul wajahku dan menendang perutku hingga aku tersungkur jatuh diatas pasir. Melihat kejadian itu semuanya menjadi panic dan ketika beberapa temanku termasuk Kak Gaga mencoba untuk melerai dan melindungiku dari amukan orang itu, seketika itu pula teman orang mabuk itu maju dengan mengacung-acungkan golok dan mengancam siapapun yang mencoba menolongku akan dia bacok.
Setelah puas orang itu menghajarku seraya memaki-maki dan mengancamku akhirnya mereka pun pergi. Namun sebelum pergi dia sempat berkata padaku.
-“awas kalo kamu deketin cewek aku lagi.. aku habisi kamu..” ancam cowok itu.
-“ayooo guys… kita pergi..” seru cowok itu lagi pada teman-temannya.
Setelah mereka pergi, teman-teman dan seniorku menghampiriku dan mencoba untuk membantuku berdiri. “Bangsaatttt..” aku mendengar suara Kak Gaga yang terdengar geram dan dia meraih bahuku untuk berdiri dengan dibantu agus karena jujur badanku masih sakit dan lemas. Tak terasa darah segar juga mengalir dari bibirku akibat pukulan orang itu.
Beberapa temanku yang cewek banyak yang menangis melihat keadaanku termasuk Norma yang kelihatan merasa bersalah, tetapi kenapa dia bersikap sperti itu. Dan tunggu, dimana Titin seniorku yang juga pergi bersama norma tadi. Aku baru sadar bahkan kami semua bahwa Titin tidak ada di lapangan kecuali norma yang tahu dimana dia berada.
Akhirnya norma pun bercerita bahwa cowok yang tadi memukuliku adalah cowoknya titin dan bernama asep. Mereka sedang ada masalah, dan tadi sewaktu pergi ternyata Titinlah yang mengendarai motorku. Norma dan titin pergi untuk membeli Mie Ayam namun ditengah jalan mereka berpapasan dengan asep dan titin gak mau berhenti sehingga asep berhasil mengejar dan menghentikan titin.
Setelah beradu cekcok Titin minta putus dari asep dan dia bilang bahwa dia sudah punya cowok baru, bahkan motor yang dia kendarai adalah motor cowok barunya. Kontan saja asep marah, namun Titin dan Norma tidak mempedulikannya dan berniat untuk pergi dari sana tapi asep mengancam titin aga turun dari motor. Mau tidak mau titinpun menurutinya sehingga Norma kembali sendirian. Ternyata itulah penyebab dari kejadian penganiayaan tadi. Benar-benar Fatal. Pantas aja aku dan yang lainnya merasa kebingungan sendiri karena merasa tidak pernah berbuat salah sama siapapun.
-“Maafin saya yaa ri..” ucap Norma diujung ceritanya dengan lirih dan terlihat penyesalan di wajahnya. Aku pun hanya bisa mengangguk menandakan “Ya”.
-“yasudah ayoo kita laporan saja ke kantor polisi..” akhirnya Kak Gaga punya ide untuk melaporkan kejadian ini ke kepolisian.
-“iyaa bener tuh laporin aja orang kayak gitu mah.. kebiasaan nantinya kalo dibiarin..” timpal yang lain.
-“tapi gimana kak kalo orang itu malah semakin menjadi… aku takut kak..” kataku dengan nada cemas mengingat orang itu takut malah semakin brutal nantinya.
-“Udah tenang aja.. gak usah khawatir biar nanti polisi saja yang urus..” Kata kak Gaga mencoba menenangkanku.
Akhirnya tanpa basa-basi lagi kami semua bergegas ke polsek terdekat dan melaporkan kejadian ini. Setelah diperiksa dan di BAP aku pun diperbolehkan untuk pulang dengan catatan harus datang kembali jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan keterangan dariku.
Aku yang masih trauma dan takut benar-benar tidak berani pulang sendiri, khawatir orang itu akan mengikutiku dijalan bahkan bisa saja mereka mengeroyokku lagi, membunuhku lalu membuang mayatku di hutan atau jurang. Aaahhhh pikiran buruk mulai menghantuiku.
Rupanya Kak Gaga menyadari apa yang ada dalam pikiranku. Lalu dia mencoba berbicara padaku.
-“Kamu gak usah khawatir, kamu gak akan pulang sendiri nanti ada pak polisi yang mengantar kamu diperjalanan.. tadi saya sudah bilang pada mereka agar mengkawal kamu.. jadi kamu tenang saja yaa..” ucap Kak Gaga seraya tersenyum.
Mendengar hal itu hatiku jadi sedikit lega.
-“Makasih kak..” balasku.
-“Iyaaa.. nanti hati-hati aja yaaa..” timpal kak Gaga lagi.
-“siappp kak..” kataku seraya mengacungkan jempol.
Setelah berpamitan pada yang lainnya termasuk Agus dan juga leli teman akrabku itu, aku pun pulang diantar oleh seorang anggota polisi. Aku mengendarai motorku dan pak polisi itu mengikutiku dari belakang. Benar-benar seperti orang penting saja pake dikawal-kawal segala. Heheheeee… BERSAMBUNG !!!
Hahahaaa iyaaa aq salah nulis. Maklum dah lama jga tp skrg dah diedit heheeee
mereka tidak ada yang berani karena beberapa teman si Asep banyak membawa pemukul dan juga senjta tajam/golok.. lagian diancam juga. kan ngeri tuhhh
2007 tepatnya juli
Ada ko skalian wktu laporan itu kbtulan depan polsek da klinik cuma ga sya cantumin ke cerita
ME & THE FUTURE GOALS
#EPISODE8
Sore itu aku sampai ke rumah dengan badan lesu, sekilas aku mendengar suara ibu yang sedang sibuk di dapur. Mungkin ia sedang masak atau membuat sesuatu namun aku tidak melihat bapak, entah ia berada dimana sekarang. Setelah melepas sepatu dan kaos kaki aku langsung masuk ke kamar tanpa menghampiri ibu dulu. Mengetahui kedatanganku yang tanpa permisi ibu langsung menyusulku ke dalam kamar, ibu merasa heran melihatku yang hanya duduk terdiam dipinggiran tempat tidurku dengan muka yang sembab dan sedikit bengkak. Lalu ibu duduk disebelahku seraya mengelus rambutku.
-“Rupanya anak ibu sudah pulang.. kok gak ngucapin salam dulu langsung masuk aja..??” Tanya ibuku dengan lembut.
-“buuuuu..” aku sedikit terisak dan memeluk ibuku.
-“lhoo..lhoooo anak ibu kenapa.. dan ini… ini apa… mukamu kenapa nak..??” ibu pun menjadi panic melihat mukaku yang sembab dan sedikit kacau tersebut.
-“ayooo cerita sama ibu.. kamu habis berantem yaaa…?? Sama siapa..?? ya Allah… nak.. ibu menyekolahkan kamu biar jadi orang pintar bukan malah jadi tukang berantem..” tambah ibuku lagi.
-“buuu.. aku bukan berantem.. tapi aku dipukuli orang yang gak dikenal.. padahal aku sama sekali gak melakukan apapun…” akhirnya tangisku pun pecah, aku benar-benar menangis seraya mempererat pelukanku terhadap ibu.
-“siapa yang berbuat ini sama kamu nak.. certain sama ibu…” desak ibuku.
-“aku gak ta….” Belum sempat aku cerita, tiba-tiba ibu melepaskan pelukanku dan dia bilang akan mencari bapak terlebih dahulu kemungkinan bapak sedang berada di rumah Wak Haji makanya dia langsung pergi dengan tergesa-gesa. Aku pun hanya bengong melihat tingkah ibu yang bereaksi secara iba-tiba itu. Akhirnya aku putuskan untuk tiduran saja seraya memikirkan apa yang tadi aku alami dilapangan. Benar-benar diluar dugaan aku bakal mengalami insiden seperti itu.
Setelah beberapa saat ibu pergi menyusul bapak, akhirnya mereka kembali dengan suara gaduh. Langsung saja mereka menuju kamarku dan bapak terlihat geram serta sedikit shock melihat kondisi anaknya yang seperti ini. Lalu dengan suara menahan emosi bapak meminta aku menceritakan kronologi kejadiannya serta memberitahukan sipa pelakunya.
Akhirnya aku pun menceritakan semua insiden yang aku alami dengan panjang lebar termasuk para pelakunya. Setelah selesai, tanpa bertanya lagi bapak langsung mengambil kunci motor dan membawa golok. Tar dulu.. GOLOK ?? hah.. bapak mau ngapain..?? padahal aku sudah bilang bahwa aku bersama teman-teman sudah melapokan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Melihat rekasi bapak, ibu langsung berusaha mencegahnya.
-“Astagfirullah bapak.. ini ngapain bawa bawa golok segala… bapak mau kemana.. pak..?” Tanya ibu mencoba menghentikan bapak.
-“Udah … ibu diam saja dirumah tungguin anak kita.. pokoknya bapak gak terima anak kita satu-satunya diperlakukan seperti ini.. bapak harus cari bangsat bangsat itu.. dan kasih mereka balasan setimpal..” ungkap bawa dengan garam, dadanya terlihat naik turun menahan emosi.
-“Ya Allah.. jangan pakk.. jangan… bapak harus eling… kan udah dilaporin ke pihak kepolisian.. tolong paakk jangan kayak gini..” cegah ibu lagi.
Namun akhirnya kami sudah tidak bisa lagi mencegah bapak, sehingga bapak pergi begitu saja. Melihat hal itu aku hanya diam saja, jujur aku masih trauma dan dihantui kejadian di lapangan tadi sore apalagi melihat golok tajam yang diacung-acungkan oleh temannya si Asep itu.
Ibu kembali keluar rumah, rupanya ia pergi ke rumah wak haji meminta bantuan agar mengejar bapak yang sedang dalam emosi. Kami takut terjadi apa-apa dengan bapak atau bahkan bisa saja dia melakukan perbuatan yang nekat. Setelah wak haji pergi bersama dua pamanku untuk menyusul bapak, ibu pun kembali ke rumah lalu mencoba mengobati luka dibibirku dengan betadin dan menyuruhku makan. Biarpun awalnya aku gak mau, namun dengan perlahan ibu berhasil menyuapiku. Ya Allah beruntung sekali aku punya Wonder Woman sebaik ini.
Malampun semakin larut, namun kami berdua belum tidur masih menunggu kabar dari bapak yang sampai saat ini belum pulang juga. Kami berdua semakin khawatir takut terjadi apa-apa dengan bapak.
Ditengah-tengah lamunan kami masing-masing tiba-tiba saja HP ku berbunyi ternyata Ada beberapa SMS yang masuk dari beberapa temanku dan juga senior, termasuk dari Agus, Bayu, dan Kak Gaga. rata-rata mereka menanyakan kabarku sekarang. Aku pun memberitahukan mereka bahwa aku baik-baik saja. Disaat aku sedang membalas pesan dari teman-temanku tiba-tiba ada panggilan masuk dari Kak Ruli. Aku pun langsung dibuat penasaran olehnya, bagaimana tidak sudah beberapa hari ini dia tidak berkomunikasi denganku bahkan gak ada kabar, ketemu pun cuek saja.mendengar ada bunyi telepon ibu langsung bertanya apakah itu bapak atau wak haji, aku pun bilang bahwa ini dari temanku. Sesaat kemudian aku pamit ke ibu untuk pegi ke kamar dan aku pun langsung menekan tombol “YES” di HP Nokia jadulku itu.
-“Ha.. Haloo..” sapaku dengan suara yang sedikit canggung.
-“iyaaa..” akhirnya terdengar juga suara Kak Ruli setelah sempat hening tidak ada sahutan dari sana.
-“mmmm.. ada apa kak.. tumben telepon malem malem..” tanyaku heran.
-“eee…. Saya dengar kamu tadi dipukulin orang yaaa.. siapa yang mukulin kamu..”
-“ Eehhh.. itu… uumm.. maksudku iyaa kak.. tadi sehabis latihan paskibra.. tapi Kak Ruli tau darimana..??”
-“saya tau dari temanmu si Bayu.. dia tadi cerita kalo kamu digebukin orang… terus gimana keadaan kamu sekarang..??”
-“ Alhamdulillah baik-baik saja kak Cuma sedikkit memar aja di muka dan bagian bibir juga..”
-“Ohh.. sudah diobatin belum.. ?? atau sudah pergi ke dokter..” terdengar suaranya mulai khawatir.
-“ummm.. sudah kak, tadi diolesin betadin saja sama ibu.. tapi sekarang benar benar sudah mendingan ko..” timpalku.
-“Syukurlah kalo gitu.. emang siapa yang ngelakuin ?? terus gimana asal mulanya..?” Suara kak ruli sedikit memaksa aku untuk bercerita.
Akhirnya aku pun menceritakan semua kejadiannya dari awal dan juga para pelakunya. Kak ruli terdengar serius mendengar penjelasanku. Kamipun akhirnya larut dalam obrolan, tidak hanya soal insiden itu tetapi keseharian kami masing-masing. Aku pun kepikiran untuk menanyakan perihal perubahan sikapnya terhadapku beberapa hari yang lalu itu. Aku rasa ini kesempatan yang tepat.
-“oia kak, aku boleh bertanya sesuatu gak sama kakak..?” tanyaku kemudian.
-“Boleh.. silahkan Tanya aja…” jawab kak ruli.
-“Tapi kakak jangan tersinggung yaaaa..” kataku lagi memastikan.
-“Iyaaa gak bakal.. emang kamu mau nanya apa?”
-“kalo boleh tahu.. kenapa sih sifat kakak berubah sama aku kemarin kemarin.. kakak jadi dingin.. gak pernah nyapa aku lagi.. emangnya aku ada salah yaa sama kakak.. sehingga kakak berubah sama aku..? kalo missal aku ada salah.. tolong dimaafin ya kak..” kataku dengan sopan.
-“ehh itu…. Umm… gak kok, gak ada apa-apa.. dan kamu juga gak salah apa-apa…” terang Kak Ruli dengan sedikit gugup.
-“Terus kalo gitu kenapa donk kak..” tanyaku masih penasaran.
Sejenak kak ruli terdiam, hingga akhirnya.
-“Saya hanya tidak suka aja kamu dekat dengan Gaga..”
-“Lhooo kenapa kak.. emang ada yang salah dengan kak Gaga..? dia orangnya baik lhooo..” aku masih kebingungan disini.
-“Panjang ceritanya.. nanti bakal saya certain jika waktunya sudah tepat…”
-“Ohhh baiklah kalo begitu kak.. tapi kakak beneran kan tidak marah sama aku..”
-“Enggaaakkkk… heheheheee..”
-“Yasudah kamu istirahat aja sana.. ini sudah malam.. kasian tuh badan dan mata kamu pasti kecapean..”
-“Iyaa kak.. kakak juga yaaa istirahat…”
-“Okeee.. ini juga dah mau tidur… ya udah saya tutup teleponnya yaa.. assalamualaikum…”
-“Walaikum salam kak..”
Tuuuutttttt….
Tidak terasa sudah sejam lebih kami ngobrol, aku pun merasa senang sekaligus lega karena kini sikap Kak Ruli sudah seperti dulu lagi. Aku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat bertemu dengan dia. Setelah menaruh HP ku diatas meja belajar aku pun kembali keluar kamar untuk menemui ibu. Rupanya ibu sudah tertidur diatas kursi, dan bapak juga belum pulang padahal ini sudah malam sekali. Aku berniat mau membangunkan ibu, namun rasanya hati ini tidak tega. Beliau terlihat sangat kelelahan. Aku pun mengambil selimut dan menyelimutkannya ke badan ibu, lalu aku mencium keningnya.
Sudah sekitar setengah jam aku terus terjaga semenjak Kak Ruli memutuskan teleponnya, namun bapak belum juga kembali. Karena rasa lelah dan ngantuk mulai menghampiriku, aku pun sudah tidak tahan lagi dan berlalu ke kamar untuk tidur saja. Sebelumnya tak lupa aku berdo’a agar Tuhan selalu melindungi keluargaku terutama bapak yang belum ada kabarnya juga. Setelah itu akupun benar-benar terlelap.
Aku terbangun di pagi hari dalam keadaan badan pada sakit semua padahal tadi malam masih tidak terlalu berasa apa-apa. Aku pun dengan kaku melangkah keluar kamar dan ternyata dirumahku sudah ada bapak, wak Haji dan juga kedua pamanku. Mereka tengah sibuk berbincang-bincang ketika aku melangkah mendekati mereka. Oia hari ini aku memutuskan untuk tidak pergi latihan dulu karena selain masih kerasa sakit aku pun masih dibayang-bayangi insiden kemarin.
-“Baru bangun rupanya anak bapak..” sapa bapakku ketika melihat aku menghampiri mereka.
-“gimana keadaan kamu nak..?” Tanya wak haji.
-“masih kerasa sakit badanku wak,, malah berasa remuk ni badan..” balasku.
-“tenang aja nanti wak haji obtain yaa pake cimande punya uwak..” timpal wak haji seraya mengelus rambutku.
-“iyaa ari juga jangan takut lagi.. smalam mreka sudah bapak kasih pelajaran..” sambung bapakku.
Aku pun langsung terkejut takut takut kalau bapak berbuat yang aneh-aneh.
-“emang bapak ngapain mereka..? terus semalam bapak pulang jam berapa..?” tanyaku.
-“Pokoknya ari tenang aja.. mereka sepertinya bakal kapok… hehehe… oia bapak baru sampe jam 3 subuh tadi.”
-“bapak gak berbuat yang aneh-aneh kan…??” tanyaku lagi.
Tiba-tiba ibu nyeletuk begitu saja menjawab pertanyaanku seraya membawa beberapa gelas kopi.
-“abis digamparin tuh sama bapakmu semalam..” kata ibu.
-“lhooo.. lhooo.. emang mreka ada dimana gitu..? dirumahnya apa di kantor polisi…?”
-“mereka sudah ditangkap semalam.. bapak bantuin petugas kepolisian untuk mencari dan menangkap mereka.. dan mereka pun tampak menyesal..” tambah bapak.
-“Terus prosesnya gimana..?” tanyaku lagi.
-“sementara ini biarlah mereka jera dulu dan ngerasain kayak apa rasanya dibalik jeruji itu.. Cuma beberapa orang tua dari mereka semalam sudah sempat ngobrol dan memohon-mohon pada bapak.. supaya didamaikan saja dan jangan dilanjut.. tapi bapak gak mau lah.. biarin mereka kapok dulu.. baru bapak piker piker lagi solusinya apakah lanjut atau tidak.. kan kita yang punya wewenang selaku pihak korban..” dengan gambling bapa bercerita termasuk apa saja yang terjadi tadi malam. Syukurlah kekhawatiranku sama ibu tidak terjadi, ternyata bapak masih bisa menahan emosinya.
-“Syukurlah kalau begitu pak…” ucapku.
-“memang ari gak masuk latihan hari ini?” Tanya bapak.
-“Udah biar ijin saja dulu pak.. kasihan lah anakmu masih kesakitan.. gitu.” Ibu lah yang menjawab.
-“ohh yasudah kalo begitu.. hari ini ari istirahat saja..” timpal bapak.
-“iya pak…” balasku.
Lalu setelah berpamitan untuk mandi aku pun segera pergi ke kamar mandi dan mengguyur badanku. Setelah selesai dan dirasa sudah bersih aku kembali ke kamar untuk ganti baju dan berniat SMS kak Gaga bahwa hari ini aku tidak akan pergi latihan terlebih dahulu. Baru juga aku pegang HP tiba-tiba saja sudah ada pesan masuk dan itu dari Kak Gaga.
@Gaga : gmna kbrnya rie? Low msh skit gpp gk ush latihan dlu.
@Me : iyaa kak.. mksh yaa.. bdanku msh trasa sakit.
@Gaga : ya sdh low gtu.. km skrg istrht ja dlu dan smoga cpet sembuh yaa..
@Me : ya kak.. mksh yaaa
@Gaga : sipppp…
Aku pun membuka pesan lainnya karena selain dari Kak Gaga ada juga pesan yang masuk mulai dari Leli, Agus dan Bayu. Segera aku balas pesan dari mereka satu persatu, dan setelah selesai aku letakkan kembali HPku di meja belajar karena ibu juga sudah memanggil untuk sarapan bersama.
Biarpun hanya dengan menu alakadarnya, tapi kami selalu bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kami. Kami beruntung masih bisa makan 3x sehari sedangkan diluar sana masi banyak orang yang kelaparan bahkan susah untuk mencari makanan sehari-harinya. Jadi NIKMAT TUHAN MANA LAGI YANG ENGKAU DUSTAKAN..???
Sekitar jam 10 pagi Kak Ruli menghubungiku via telpon, dia mencoba memastikan keadaanku.
-“Hallo.. assalamualaikum..” sapanya diseberang sana membuka pembicaraan.
-“Wa’alaikum salam… kenapa kak..?”
-“kata temanmu si Agus, kamu gak latihan yaa hari ini..?”
-“iyaa kak.. aku dirumah saja.. mau istirahat dulu..”
-“ohhh pantesan aja kalo gitu.. tadi saya ke lapangan mau nemuin kamu tapi ternyata kamu gak ada.. saya Tanya sama temanmu katanya kamu gak masuk masih sakit.. emang parah kah??”
-“gak juga sih kak.. Cuma badan rasanya agak kaku aja low digerakin dan kerasa nyeri..”
-“waduuhhh.. cepat-cepat atuh dibawa ke dokter jangan Cuma pake betadin doing..”
-“gak apa apa kok kak.. paling besok besok dah sembuh kok.. hehehee..”
-“bener yaa harus cepat sembuh.. “
-“siappp Kak Ruli Ardiantoooo…”
“nah gitu donggg..”
-“ emang kakak lagi dimana..? udah pada istirahat kan.. tapi kok sepi..?”
-“ini lagi ke belakang dulu.. sengaja menjauh dari temen temen buat nelpon kamu..”
-“jiaahhh kenapa kakak pake ngumpet-ngumpet segala.. kayak maling aja..”
-“iyaa dong.. kan beisik low dekat mereka ntar gak kedengaran lagi.. hehehee..”
-“aiihhhhh kakak mah bisa aja…”
-“bisa doonggg… apasih yang gak bisa….”
-“weeewww…”
-“Kok weww…? Wooww dong..”
-“hahahaaa galahyau…”
-“wiihhhh bahasa mana tuh… sok gaul..”
-“emang gaul… wooooooo..”
-“hahahaa Lucu…”
-“hah apanya..? siapa yang lucu..?
-“kamu…”
-“Kok bisa..”
-“tau dahhh…”
-“hmmm….”
-“kenapa..?”
-“gak apa apa..”
-“oohhhh gitu….”
-“ho’oohhh”
Sedang asyik ngobrol dengan kak ruli tiba-tiba.
-“Rie.. udah dulu yaaa.. mau ke kantin dulu.. udah ditungguin sama dewi tuh..”
-“ohhh iyaaa kak… tapi dewi yang mana kak..?” tiba-tiba aku jadi kepo.
-“anak kelas 3.. temen kok.. ya udah yaa.. asalamualaikum..”
-“walaikum salam…” Tuuutttttttt..
Mendengar kak ruli nyebut nama dewi, aku jadi teringat perkataan bayu beberapa hari yang lalu. Waktu itu bayu mau nganter kak ruli ke umah dewi anak kelas 3 dan kali ini pun kak ruli kembali sedang bersama dengan dewi anak kelas 3 juga apakah itu dewi yang sama atau bukan dan apakah mereka sudah jadian atau tidak aku tidak tau, yang jelas hatiku tiba-tiba saja menjadi cemas. Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan hatiku? Apakah aku khawatir mereka sudah jadian? Aku cemburu? Lalu siapakah aku bagi kak ruli ? dan kak ruli juga siapanya aku ? dia kan belum tentu sama denganku. Berbagai pertanyaan langsung muncul dibenakku.
“aku harus menanyakan hal ini pada bayu.. kemungkinan dia tahu semuanya.. tapi tar dulu… memangnya apa alasanku bertanya tentang kak ruli dan dewi ke bayu.. nanti malah bayu berfikiran yang aneh-aneh lagi.. trus kalo gak bertanya aku sangat penasaran.. lalu aku harus nanya siapa donggg..” aku sibuk berbicara pada diri sendiri sambil mondar mandir di dalam kamar.
Seharusnya hari itu aku bisa istirahat dengan nyaman dirumah namun aku tidak bisa, banyak sekali hal-hal yang mengganjal dipikiranku. Sehingga tak terasa hari pun sudah mulai sore dan ibu juga sudah manggil manggil agar aku segera mandi dan persiapan sholat maghrib, aku pun menuruti perintah ibu. Lalu setelah selesai semuanya, aku dan kedua orangtuaku makan bersama, bercengkrama dan dilanjut dengan istirahat di kamar masing-masing. WHAT A COMPLICATED DAY !!!
#BERSAMBUNG
alhamdulillah saya dah kerja broo.. dan sekarang tinggal di daerah tempat kerjaku. kadang pulang sebulan sekali ke kampung halaman. ditunggu yaaa kelanjutannya. besok diupload lagi. sebetulnya episode 9 nya udah kelar cuma uploadnya besok aja yaa biar terjadwal gitu. pokoknya setiap hari upload.