It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hmmm.... kalo eriol boleh muji nih, T1m cocoq banget jd novelis... U have a talent in writting :P
mmm... lanjutannya gmn??? Is there anyone who'll help you punch your "jerk" cousin??? ndak sabar tunggu lanjutannya...
hahaha... r1c mo di usilin juga... LOL
ini cerita fiksi t1m buatkan untuk Apollo karena dia kecewa akhir ceritanya tidak semendebarkan seperti awalnya
Lanjutan cerita fiksi bagi Apollo...
T1m berpikir lebih lagi mengenai keadaannya. Apakah Adam akan me-blackmail t1m? Apakah dia menginginkan uang? Hari pernikahan Dony (kakak Gary) adalah esok hari. Tetapi stress membuat t1m jatuh sakit, dan karena itu, paginya ibu t1m mengizinkan t1m untuk tidak membantu dalam persiapan pernikahan. “Tetapi nanti malam harus datang!”, dia berkata sebelum pergi.
Seharian t1m jatuh keluar masuk tidur, mimpi bermacam-macam, dan sering terbangun berkeringat walaupun kamarnya ber-AC. Dalam satu mimpi yang dia dapat mengingat, t1m bermimpi dia berada dalam resepsi pernikahan dia atas panggung pengantin, dan semua orang mentertawakannya. Di mimpi lain, dalam ruangan itu terdapat beberapa anggota BF yang t1m pernah melihat photonya, antara lain (alphabetical order): chimox, fei, fuji, kangataz, kev, soul, dan r1c, dan t1m berusaha mengusir mereka karena takut ketahuan.
Malampun tiba, dan orangtua t1m pulang untuk berganti pakaian sebelum acara resepsi. Ibu t1m membangunkan t1m dan menyuruhnya untuk bercepat-cepat membersihkan dirinya dan berpakaian. T1m merasa seperti sebuah zombie. Dia menuju kamar mandi dan mencuci mukanya, lalu kembali ke kamarnya untuk berpakaian. Semua t1m lakukan secara pelan dan setengah tidur, karena dia merasa begitu lemas.
Ibu t1m memukul-pukul pintu t1m dan berteriak-teriak memanggilnya. T1m membanting pintunya buka dan berteriak, “JUST FUçKING WAIT IN THE CAR!” itu mengirim ibunya pergi sambil masih menyuruhnya bercepat-cepat. T1m mengenakan dasinya sambil melihat ke meja belajarnya. Semua masih dalam gerakan yang lamban… bagaikan ini semua sebuah mimpi.
Setengah jadi, dasinya, t1m mengulurkan tangannya ke laci meja belajarnya. Dia ambil kunci dari salah satu laci, dan membuka laci lainnya yang terkunci. Lalu di bawah berbagai macam barang, t1m keluarkan sebuah pistol yang dia bawa dari amerika saat kuliah. Sebuah Sig SauerP226, pemberian dari salah satu teman kuliahnya.
“I’ll finally get to use you after all”, t1m berkata pada pistolnya dengan suara rendah. T1m membelai pistolnya, membuka magazinenya untuk memeriksa pelurunya, dan menutupnya kembali. Lalu dia ke mobil dan, dengan orang tuanya pergi ke pernikahan sepupunya, Dony.
Di acara resepsinya, t1m mendengar pujian-pujian seperti biasa dari keluarga-keluarga yang mungkin t1m hanya bertemu sekali dua kali dalam hidupnya sewaktu kecil, atau yang dia tidak ingat, “T1m tinggi sekali!” “T1m sudah besar sekali! Dulu sekecil ini.” “Orang bule dari mana ini?” “Ada orang afrika menyasar!” “Cakap sekali, t1m!” etc. etc.
Tetapi t1m bahkan tidak dapat memaksakan senyuman. Pikirannya hanya pada satu hal: Adam. Lalu t1m melihatnya di kejauhan, dia sedang bersama pacarnya, Evelyn. Begitu senang dia kelihatannya, begitu percaya diri, begitu cocky. Tatapan t1m tidak lepas dari Adam saat Adam berkeliling ruangan dengan pacarnya, tertawa riang berbincang-bincang dengan keluarga-keluarga.
Evelyn dulu menyukai t1m. T1m juga menyukainya, tetapi dia sedang bersama perempuan lainnya pada saat itu. Tetapi mereka sering menghabiskan waktu bersama bila t1m berkunjung ke rumah Adam. Ada sesuatu diantara mereka, dan semua orang mengetahuinya, tetapi kini Evelyn bersama Adam. Bila suatu saat Evelyn dengan t1m tidak memiliki pasangan pada saat yang bersamaan, kemungkinan besar mereka akan keluar bersama.
Tetapi konsentrasi t1m berada pada Adam. Saat Adam melintas dekat t1m, dia melihatnya dan memberikan kedipan mata dan senyuman seolah dia menguasai t1m. T1m membalasnya dengan tatapan kotor.
Lalu Wahyu dan Gary muncul, “Hey t1m, bagaimana perasaan loe?”, Wahyu bertanya.
“Gila t1m, masih sakit? Kok seperti zombie begitu??? Menyeramkan.”, canda Gary.
“Baguslah, jadi lebih mudah bagi kita untuk mendapatkan cewek-cewek di sini.”, Wahyu menambahkan sambil melihat sepasang perempuan-perempuan cantik yang melintasi mereka. Perempuan-perempuan itu menatap ke t1m, sambil tersenyum dan tertawa mengundang. Tetapi t1m tidak memperhatikan apa-apa, bahkan sepupu-sepupunya dia abaikan.
“Oh iya ‘Yu, loe tahu apa yang akan diumumkan Adam nanti?”, Tanya Gary.
“Tidak. Itu kan biasa dengan Adam, selalu ingin membuat sensasi. Membuat orang-orang penasaran lalu membuat kejutan.”, Wahyu menjawab.
“FUçK!”, t1m berpikir, “Dia benar-benar akan melakukannya!!!” T1m terpanik sejenak, mulutnya kering, tubuhnya berkeringat, dan matanya keliling ruangan mencari Adam. Perasaan despair menguasai t1m, dia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Di manakah Adam? T1m harus berbicara dengannya. Atau haruskah? Apa yang akan dia katakan? Apa yang akan dia tawarkan? Apa, apa, apa…
T1mpun terjatuh karena lemas, hampir pingsan. Wahyu dan Gary bergegas membantunya, “T1m, t1m! Loe kenapa? Wah parah nih. Gary, coba cepat ambilkan air putih.”, Wahyu berkata sambil mencoba membantu t1m berdiri. Gary pergi mencari air putih.
Setelah keluar dari setengah-sadarnya, t1m mendorong Wahyu, berdiri, dan berjalan keluar dari ruangan dan gedung menuju ke mobilnya di gedung parkir. Karena sebagian gedung direnovasi, maka gedung parkir hanya dapat dilalui dari luar. Udara terasa berat sekali, campuran antara tekanan tinggi udara karena akan hujan dan juga perasaan t1m.
“Everything’s fuçked up.”, t1m berpikir dalam mobil hitamnya. Dia duduk diam, mata ke arah tangan-tangannya yang di steering wheel, “fuçked up… all fuçked up…” T1m menetap begitu untuk selama seperempat jam. Lalu lightning bersinar, diikuti oleh gemuruhnya. Ini membawa t1m kembali ke kesadaran. Perlahan, t1m mengulurkan tangannya ke glove compartment, membukanya, dan diambilnya pistol tadi.
T1m melihat-lihatnya di tangannya, mengagumi keindahan alat itu. T1m tersenyum sejenak mengingat betapa takutnya ketika dia diberikan pistol itu dan menggunakannya pertama kali pada sebuah kaleng kosong. T1m terus menatapnya untuk beberapa saat hingga ada sebuah lightning lagi. Hujan telah turun dengan begitu deras, angin bertiup begitu kencang…
T1m mengagumi pistolnya yang mengkilat… dalam mobil hitamnya… dalam gedung parkir… hujan lebat di luar… lightning striking setiap menitnya…
Bagaimanakah akhir dari kisah ini??? Bergabunglah dengan kami lain kali, same thread, (almost) same time…
T1M....sharusnya T1M menulis untuk scenario project film indie Fei.........You have talent man...:)
kok gak diceritain lage?
Lagi nyari castnya......susah banget, gw cari yg macho tapi untuk adegan kissin sesama co susah. Dapet yg gay kurang macho...........Fei berpikir untuk ke Talent Agent...Tapi bukankah itu bakal sangat mahal???
Oh ya.......aku berpikir sih untuk shooting di Singapore, karena biar agak sesuai suasananya (Soalnya adaptasi dari manga sih...)
Well, I won't be online for a while (or at least see my computer for a while), so I'm gonna post the next part of the story. It's a story I submitted to some magazine a while ago, but of course, it was in english and the problem was about something else.
lanjutan cerita fiksi
Saat t1m menarik pelatuknya, semua bagaikan berjalan seperti slow motion. T1m merasa seperti dia menyaksikan sebuah film, apa yang sedang terjadi merupakan di layar, dan dia sedang duduk menonton. Semua berjalan dengan begitu lambat… Jarinya menarik pelatuknya… pistolnya yang meledak… bahkan suara ledakannya seperti dalam slow motion… Dan t1m berpikir dia dapat melihat pelurunya keluar dengan pelan sepeti di Matrix, dengan gelombang di udara.
Pada awalnya, semua orang mengira itu hanya suara gemuruh dari lightning, karena ledakan sebuah pistol asing di telinga mereka. Tetapi ternyata…
Kembali beberapa saat sebelumnya…
Di dalam mobilnya, t1m mencium pistolnya lalu keluar dari mobilnya. T1m berjalan keluar dari gedung parkir, ke dalam hujan lebat. T1m langsung basah, bahan tipis kemejanya menempel pada tubuhnya, dan celananya yang putih juga, menunjukkan brief-boxer hitamnya. Di hujan deras ini, tidak ada seorangpun di luar, bahkan petugas-petugas pengaman juga berteduh, menghindari kebasahan.
T1m berjalan masuk ke dalam gedung. Sosoknya yang tinggi selalu menarik perhatian orang, kini ditambah dengan keadaannya yang basah serta membawa pistol. Orang-orang yang berada di lorong hanya bingung melihatnya, mereka tidak bergerak sama sekali, hanya menatapnya ketika t1m lewat, terpaku.
Saat memasuki ruangan resepsinya, t1m dapat melihat secara buram karena air yang terus menetes dari rambutnya, Adam di atas panggung berbicara dalam micnya, “… mau ucapkan selamat sekali lagi pada sepupu gua Dony…”
Semua orang menghadap ke panggung, sehingga tidak melihat t1m. “… berkata kalau dia cukup besar untuk memiliki beberapa istri…” Semua orang tertawa. T1m melaju sedikit- sedikit.
“… untunglah mendapatkan Tety, sehingga istrinya cukup satu saja…” Semua orang tertawa lagi. T1m hanya berdiri, basah, badannya menggigil karena kedinginan, tetapi t1m tidak merasakannya. Dia hanya merasa panas dari kemarahannya.
“Sekarang gua ingin membuat pengumuman nih…” Adam berkata sambil memasukkan tangannya ke dalam kantongnya, “Pengumuman yang cukup sedih…” wajahnya menjadi serius.
“Pengumuman ini akan mengecewakan cewek-cewek di sini…” T1m mengangkat pistolnya ke arah Adam.
“Karena sebenarnya…” *BANG!*…
---
Saat t1m menarik pelatuknya, semua bagaikan berjalan seperti slow motion. T1m merasa seperti dia menyaksikan sebuah film, apa yang sedang terjadi merupakan di layar, dan dia sedang duduk menonton. Semua berjalan dengan begitu lambat… Jarinya menarik pelatuknya… pistolnya yang meledak… bahkan suara ledakannya seperti dalam slow motion… Dan t1m berpikir dia dapat melihat pelurunya keluar dengan pelan sepeti di Matrix, dengan gelombang di udara.
Pada awalnya, semua orang mengira itu hanya suara gemuruh dari lightning, karena ledakan sebuah pistol asing di telinga mereka. Tetapi ternyata…
---
Dalam slow motion, t1m melihat Adam jatuh ke belakang seperti terdorong oleh sesuatu yang tak terlihat. Mukanya yang tadinya serius berubah menjadi expresi terkejut. Tangannya melayang di udara, sesuatu mengkilat terlempar dari tangannya yang sebelumnya berada di kantongnya. Beberapa tetes cairan merah melayang di depannya, dan saat jatuh, cairan merah juga berkembang di dada kemeja putihnya bagaikan bunga yang memekar.
Yang terpikirkan oleh t1m hanyalah, “untung t1m sewaktu itu berteman dengan seorang redneck, sehingga semua latihan tembak itu berguna juga.”
Beberapa detik bagaikan berjam-jam, semua terdiam, tidak yakin dengan apa yang terjadi. Lalu seorang perempuan berteriak, ini bagaikan alarm yang menyadarkan orang-orang lainnya. Orang-orang lainnya mulai berteriak dan mulai berlari keluar dari ruangan. Ruangan yang begitu indah, putih, dan rapi menjadi penuh kekacauan, orang-orang berlari, berdorong, dan menginjak yang jatuh.
T1m berjalan dengan santai ke arah panggung melawan arus orang-orang panic yang mencoba keluar dari ruangan. Di mukanya terdapat senyuman kepuasan kecil, matanya terpaku pada Adam. Lucunya adalah, t1m bagaikan tidak ada, orang-orang hanya melewatinya saja.
Lalu t1m melihat di lantai barang yang berkilau yang berasal dari tangan Adam saat dia tertembak. Dia mengambilnya. Ternyata sebuah cincin emas dengan satu batu berlian. Di bagian dalamnya ter-engrave: “Adam & Eve Forever”
T1m seperti tidak mengerti arti kata-kata tersebut. Dia membacanya berkali-kali dalam kepalanya: Adam & Eve Forever. Sampai t1m membacanya secara keras, “Adam & Eve Forever.” Lalu pandangannya naik dari tangannya dan dia melihat Evelyn di depannya, dekat panggung. Mereka hanya saling bertatapan. Muka Evelyn tidak berekspresi. T1m yakin dia mendengar apa yang baru saja dikatakan t1m. Mereka berdua mengerti apa yang baru saja akan dilakukan Adam.
Setelah beberapa lama, t1m baru dapat bicara, “Ev…” tetapi saat itu juga sesuatu mendorongnya dari belakang, dan dalam waktu beberapa detik, beberapa petugas keamanan telah menahannya di lantai dan me-borgol tangannya.
Apakah ini akhir dari cerita ini… ? Tunggulah kelanjutannya…
ha????? berubah ?????
I change it a lot into a different story. I make the story a little more gloomy, while the original story is very cheerfull.
Grooookk.....!!!! Krrrrrrr.....!!!!!
Grooookkk....!!!! Krrrrrrr......!!!!!
Nyammmm.... Nyammmmm.......
Grooookk.....!!!! Krrrrrrr.....!!!!!
Grooookkk....!!!! Krrrrrrr......!!!!!
its morning you know???
T1m berada dalam penerbangan ke Eropa. Semua terjadi begitu cepat. Malam kejadian itu, t1m hanya menghabiskan waktu beberapa menit di kantor polisi. Berkat koneksi-koneksi ayahnya, kejadian di pernikahan itu dinyatakan sebagai “kecelakaan”, dan t1m langsung pulang. Tidak ada yang dapat dilakukan keluarga Adam. Dalam waktu beberapa hari, t1m telah mendapatkan visa untuk ke Eropa dan sudah siap pergi.
Tidak pernah sekalipun t1m merasa menyesal atas tindakannya. Siapa yang akan menyangka Adam akan me-propose pada Evelyn ??? Itu merupakan salahnya sendiri, seharusnya dia mengetahui konsekuensinya bermacam-macam dengan t1m, apalagi setelah kejadian di rumahnya itu. Seharusnya dia mengetahui bahwa t1m tidak sebaik itu, apalagi bila tombol-tombolnya ditekan.
Saat menunggu boarding, t1m mengeluarkan cellphonenya, yang belum dia sentuh sejak kejadian di rumah Adam. Dia mendapatkan banyak missed calls dan messages. Salah satu messagenya dari Jean-Pierre, lalu yang selanjutnya dari Adam. T1m langsung membukanya. Message itu dikirim sesudah kejadian di rumahnya.
”T1m, mari kita hentikan penderitaan loe sekarang juga dan gua beri tahu apa yang gua inginkan. Gua ingin ditransfer ke account gua xxxx-xxxx-xxxx-xxxx, seluruh isi account dari bank Swiss loe. Dengan itu, akhirnya gua dapat menikah dengan Evelyn. Terima kasih t1m.”
“Fuçking bastard!”, t1m berkata, mengejutkan orang-orang di sekitarnya. Ternyata dia tidak hanya saja menemukan bahwa t1m memiliki sisi gay, tetapi juga bank account rahasia t1m di dalam computer t1m. Ternyata dia benar-benar me-blackmail t1m.
“Adam… all you had to do was not snoop around in my computer, and you could’ve had Evelyn eventually. But now it’s too late. You got what you deserve.” (Adam… semua yang seharusnya kau lakukan adalah tidak mencari-cari di computer saya, dank an bisa mendapatkan Evelyn juga pada akhirnya. Tetapi sekarang terlambat. Kau dapatkan apa yang kau deserve.), t1m berpikir saat memasuki pesawat.
--
T1m duduk dalam first class. Tempat duduk di sebelahnya kosong. T1m memandang awan-awan di luar sambil memegang cincin tunangan Adam untuk Evelyn. Lalu dia merasakan ada sebuah sosok orang berdiri di sebelahnya. Dia pikir flight attendant cakap yang terhadapnya memberi perhatian yang lebih dari yang lainnya. Tetapi t1m sedang tidak mood untuk apa-apa, hanya ingin ditinggalkan sendiri saja, jadi dia abaikan saja dengan harapan orang itu akan pergi.
Tetapi orang itu masih saja berdiri di situ. T1m berpaling untuk menyuruhnya pergi, tetapi terkejut melihat siapa orang itu.
“Evelyn!”, t1m berkata terkejut. “T1m.”, dia menjawab tanpa expresi. T1m berdiri perlahan, tidak mengetahui apa yang diinginkan Evelyn. Apakah dia akan marah? Apakah dia mencari balas dendam? Apakah dia akan mencoba membunuh t1m ?Di semua kekacauan ini, t1m lupa betapa cantiknya dia, begitu anggun, begitu sempurna.
“Evelyn, I…”, t1m memulai, tetapi Evelyn menaruh jari telunjuknya ke bibir t1m. Lalu tangannya bergerak ke belakang kepala t1m dan dia mendekat, dan mencium t1m sambil memeluknya. T1m yang pada awalnya terkejut membalasnya.
Lalu Evelyn menaruh kepalanya dibahu t1m dan membisikkan, “I love you, too.” Kata-kata itu baru saja membuat t1m sadar, kalau dia mengira t1m melakukannya karena t1m mencintainya dan tidak ingin Evelyn menikah dengan Adam. Semua orang pasti mengira begitu juga!!!
“Kalau Adam sampai meminta tanganku untuk menikahinya, Eve tidak akan pernah bisa mengatakan tidak padanya.” Evelyn bercerita, “Eve sering terpikirkan, kalau sampai menikah dengan Adam, saat ditanyakan apakah ada orang yang keberatan jika kami menikah, t1m akan lari ke dalam dan berteriak kalau t1m keberatan, karena t1m mencintaiku.”
Dan t1m memang benar mencintainya. “But Evelyn… I… I killed him.” T1m mencoba menjelaskan, bingung karena Evelyn masih mencintainya walaupun demikian.
“For LOVE. Dan kalau saja t1m mengetahui perbuatan-perbuatan Adam… T1m tidak akan merasa semenyesal. Tidak ada yang perlu disesalkan, Adam bukanlah orang yang baik. Oh t1m…” Air mata mulai mengalir dari mata Evelyn, “Were you gonna leave just like that without even telling me ? After what you’ve done? To show me how much you love me and then just leave?”
“I’m sorry…”, t1m meminta maaf, dan mereka duduk, berpelukan, menuju ke kehidupan baru mereka.
--
T1m terbangun. Mereka masih pada posisi yang sama, Eve dengan kepalanya di bahu t1m. Dia sedang tidur dengan tenang. Di luar sudah gelap, awan tidak lagi terlihat. Keadaan pesawat sedikit gelap dan sunyi, hanya suara mesin terdengar.
Lalu flight attendant yang cakap dan yang biasanya memberi perhatian yang lebih terhadap t1m melewati mereka. Dia kelihatan begitu muda, mungkin seumur dengan t1m, dia pasti baru memulai terbang. T1m mengingat nama dari nametagnya: Jan Christensson (baca: Yan).
Biasanya, bila dia lewat, dia akan memberi senyuman yang manis dan menanyakan apakah ada yang dapat dia dapatkan bagi t1m. Tetapi kali ini dia hanya menatap ke depan dan senyumannya tidak ada lagi. Untuk sekilas, t1m dapat melihatnya melirik dengan cepat ke Evelyn.
Could it be, our cute little Yan is jealous? (Mungkinkah? Yan kecil kita yang cakap ini cemburu?) T1m berpikir sambil tersenyum sedikit. Lalu dengan pelan-pelan t1m menaruh kepala Evelyn pada kursi, dan berdiri melewatinya, untuk menyusul Yan ke bagian dapur kecil diantara kelas pertama dengan kelas business.
A little dose of t1m’s love will have him smiling again, (sedikit dosis dari cinta t1m akan membuatnya tersenyum lagi) t1m berpikir.
“Hi,” t1m menyapanya. Dia berputar dan terkejut sejenak melihat t1m. Dia memaksakan sebuah senyuman yang terlihat professional sekali bagi seorang flight attendant.
“May I help you?” Dia bertanya dengan accent scandinavianya.
“Actually, yeah. You see, I was wondering…” (Sebenarnya, iya. Begini, saya berpenasaran…) T1m lalu meraih dompetnya dari kantong celana belakangnya, “if this flight was part of the mile-high club?” (apabila penerbangan ini termasuk dalam mile-high club*) dengan jari telunjuk dan jari tengah, t1m mengapit sebuah condom dan menunjukkannya.
*expresi yang digunakan apabila orang “melakukannya” di dalam pesawt yang sedang terbang.
Mulut Yan terbuka sedikit melihat condomnya, tidak tahu harus berkata apa. Bibirnya yang tipis dan merah begitu mengundang. Dengan tangan satunya, t1m meraih dasi Yan dan menariknya lebih dekat pada t1m, yang mulai memundur ke arah kamar mandi. Mereka berciuman saat memasuki kamar mandi yang begitu sempit. (setelah itu, t1m menemukan bahwa bukan hanya kamar mandinya saja yang sempit)
Malam itu terjadi turbulence pada pesawat, tetapi pilot bingung karena cuaca selama penerbangan sangat bagus…
THE END
makanya, kalau suatu cerita/masalah sudah selesai, jangan meminta-minta lagi, LOL.