It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Saya sangat menikmati malam saat bintang memenuhi langit dan memendarkan cahayanya. Rasanya seperti melihat jutaan makhluk tertawa bersama. Rasanya sangat menyenangkan jika seandainya saya bisa terbang ke langit dan menari di antara bintang. Ketika saya menyadari bahwa saya tidak mungkin terbang ke bintang, saya tetap bahagia dengan semua harapan saya dan tidur dengan membawa impian bahwa saya akan terbang ke bintang suatu saat nanti.
Suatu waktu, saya berada di tepi pantai dan menikmati siklus matahari terbit tenggelam. Ini salah satu hal yang sangat saya nikmati. Melihat matahari terbit atau tenggelam membuat saya membayangkan betapa indah batas cakrawala itu. Dan betapa inginnya saya pergi ke batas cakrawala dan hidup di sana untuk seumur hidup saya. dan saya kembali menyadari bahwa saya tidak akan pernah mampu pergi ke batas cakrawala sejauh apapun saya berlayar. Kesadaran ini, bagaimanapun logisnya tetap tidak mampu memberikan kekuatan kepada saya untuk "membunuh" impian saya untuk tetap membayangkan keindahan senja dan fajar di batas cakrawala.
Is this a kind of paradox of thinking or just a hopeless wishful thinking that something impossible would come to be possible one day...
Gue bisa merasakan apa yang hani sedang rasakan saat ini.
Nyesek, pengen jumpa lelaki yang menjadi idaman hati.
Apa dikata, kadang waktu, jarak dan pikiran yang memisahkan.
Gue pikir, cuman gue yang mengalami itu.
So, pertanyaannya adalah:
@ haruskah kita masih memikirkan lelaki yang kita cinta,
sementara kita sendiri tak tahu apa dia mencintai kita?
@ haruskan cinta digapai walau harus memisahkan hati yang lain?
@ Sampai kapan cinta yang begini terus terjadi?
Please, Hani ...
I know you have the best answer for me.
rob1n jadi rindu seseorang dehhh...hiksss...hikssss
jujur mengenai harapan saya punya pikiran mendua. di satu pihak tidak mau hidup di masa depan dan masa lalu ... happiness is here and now ... tapi di lain pihak harapan juga daya hidup ... ditengah dunia yang penuh keputusasaan.
mungkin ini jawaban sementara dan terbaik yang saya punya:
harapan bukan menutup mata terhadap kesulitan, resiko, dan kemungkinan kegagalan (kalau demikian menjadi wishful thinking)
Harapan itu semacam iman juga ... cara pandang bahwa jika saya gagal sekarang tidak berarti saya akan gagal selamanya, jika saya terluka alam akan menyembuhkan ... cara pandang bahwa life is good, true love is powerful, and the future is full of promise.
cara pandang seperti itu mungkin yang bisa menghindarkan saya dari wishfull thinking ... namun tidak memenjara saya dalam keputusasaan
ps: gimana kalau menikmati bintang dan cakrawala demi keindahan bintang dan cakrawala itu sendiri tanpa perlu berandai2, tanpa analisis, mengheningkan pikiran sejenak?
***
pertama ... saya berusaha menghindari kata HARUS (should) ... kata harus mengisyaratkan sesuatu yang dipaksaan dari luar ... jika ada kata harus ... saya akan merenungkan apa yang saya INGINKAN (want) ... membingkai suatu masalah dengan kata HARUS ... membuat manusia tidak kreatif, kembali pada apa yang DIINGINKAN membuat manusia kreatif.
Nah sekarang KENALI apa yang mas jaka INGINKAN. contoh kecil:
Saya HARUS punya mobil ...
kenapa HARUS? ummm ok ... saya PENGEN punya mobil
kenapa pengen? supaya bisa kemana-mana sendiri
kenapa mesti sendiri? supaya nggak tergantung orang lain
emang kenapa kalau tergantung orang lain? karena saya suka RASA BEBAS ... perasaan di mana gue merasa jadi tuan bagi diriku sendiri.
untuk mendapatkan RASA BEBAS itu apa harus pake mobil? ummm ntar gue pikir :idea:
untuk setiap keinginan kita ... ada PERASAAN yang ingin kita nikmati ... perasaan apa itu? sering kali tidak kita sadari.
***
nah di kasus di atas ... mas JAKA mesti bertanya kenapa harus orang itu? apakah mas jaka menginginkan orang itu atau perasaan yang bakal diberikan orang itu? apakah perasaan itu tidak mungkin diberikan orang lain. apa yang mas jaka BELIEF tentang orang itu?
***
sorry banget aku gak jualan buah, tapi jualan benih. apa enaknya makan apel yang udah aku kunyah ... selamat menanam benih ... selamat mengunyah apel mas jaka sendiri
(kalo kerokan merah dipunggung, kalo rindu.....as per order....hihihihihihii)
exactly the (very) same spot ..... gue pernah nampank juga ... pas pertama kali ke Australia dolo ... 1970-an
(bethariaaaaaaaaaaaaaa.......hihihihiihhh.....wuuusss...wuuussss...)
Solusi?
Bukan kayaknya, karena gue harus mikir sendiri,
dengan membacanya kata perkata ...
Jujur, gue kadang ragu dengan intuisi dan perasaan gue sendiri.
hal yang kadang salah gue anggap benar, dan sebaliknya.
Demikian juga keputusan untuk hidup 'sendiri'.
Gue udah yakin dan pasti, sendiri-lah yang 'pas'
untuk hidup gue ...
walau untuk itu, kadang gue harus 'babak belur'
menghadapi rasa cinta yang kadang datang mengganggu.
Btw ... thanks 4 giving me an answer.
Love you, Han.
berarti HARUS prepare ini itu lol