BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Hindu - Budha

124

Comments

  • Illuminati wrote:
    @Terry Sie

    Maksud saya dengan canang itu yg diletakkan di pinggir jalan\ di depan pintu masuk rumah. Yah...setahu saya umat Buddha tidak meletakkan sesaji yg spt itu, melainkan di depan patung Sang Buddha. Kalo saya salah, thx atas koreksinya. :)

    Begini, tak bantu jelasin. Mungkin yang dimaksud Illuminati itu kebanyakan yang terjadi di Bali. Memang, Buddha tidak menggunakan sesaji seperti "canang sari". Tetapi di Bali, sebagian (tidak semua lho) umat Buddha ato ada juga yang non Buddhis ato non Hindu, meletakkan canang sari di tempat-tempat tertentu (seperti di tempat kerja, di depan halaman dekat pintu masuk), sebagai perwujudan dari prinsip "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung". Mungkin saja mereka hanya meletakkan canang sari, tetapi doanya universal ato doanya menurut kepercayaan masing-masing...
    Ada satu contoh nyata (believe it or not), sekitar awal 80-an, Bupati di Tabanan dijabat oleh bukan orang Bali yang kepercayaannya non Hindu. Nah, di rumah jabatannya, konon kerap terjadi hal-hal di luar nalar dan berbau "dunia lain". Kemudian diterawang, tanah di rumah jabatan itu "ada yang nungguin". Sejak kejadian itu kemudian sang Bupati menyuruh pembantunya "ngaturang canang" tiap saat di "penunggun karang". Everything running well, tak ada lagi gangguan....
  • Illuminati wrote:
    @Terry Sie

    Maksud saya dengan canang itu yg diletakkan di pinggir jalan\ di depan pintu masuk rumah. Yah...setahu saya umat Buddha tidak meletakkan sesaji yg spt itu, melainkan di depan patung Sang Buddha. Kalo saya salah, thx atas koreksinya. :)

    Jadi clear...
    Terima kasih yaaa.
    Jadi nambah info lagi.
    Gw baru tahu kalo namanya adalah Canang.
    Gw kalo jalan di Bali benar benar lihat jalan.
    Ngga enak kalo sampai menginjak sesaji tersebut.
    Bagaimanapun juga (walau katanya jika terinjak dengan tidak sengaja, tidak apa apa), tapi rasanya risih juga kalo sampe terinjak.
    Gw sih pernah ngga sengaja menendang.
    Tapi Gw usahakan untuk menghindarinya setiap kali ksana.
    Kalo di Buddha itu dinamakan alat persembahan yang wujudnya telah Gw sebutkan sebelum ini.

    Cheers,


    Terry Sie
  • Illuminati wrote:
    @Terry Sie

    Maksud saya dengan canang itu yg diletakkan di pinggir jalan\ di depan pintu masuk rumah. Yah...setahu saya umat Buddha tidak meletakkan sesaji yg spt itu, melainkan di depan patung Sang Buddha. Kalo saya salah, thx atas koreksinya. :)

    Begini, tak bantu jelasin. Mungkin yang dimaksud Illuminati itu kebanyakan yang terjadi di Bali. Memang, Buddha tidak menggunakan sesaji seperti "canang sari". Tetapi di Bali, sebagian (tidak semua lho) umat Buddha ato ada juga yang non Buddhis ato non Hindu, meletakkan canang sari di tempat-tempat tertentu (seperti di tempat kerja, di depan halaman dekat pintu masuk), sebagai perwujudan dari prinsip "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung". Mungkin saja mereka hanya meletakkan canang sari, tetapi doanya universal ato doanya menurut kepercayaan masing-masing...
    Ada satu contoh nyata (believe it or not), sekitar awal 80-an, Bupati di Tabanan dijabat oleh bukan orang Bali yang kepercayaannya non Hindu. Nah, di rumah jabatannya, konon kerap terjadi hal-hal di luar nalar dan berbau "dunia lain". Kemudian diterawang, tanah di rumah jabatan itu "ada yang nungguin". Sejak kejadian itu kemudian sang Bupati menyuruh pembantunya "ngaturang canang" tiap saat di "penunggun karang". Everything running well, tak ada lagi gangguan....

    Jadi ingat kejadian pas ke Thailand, salah satu pemimpin Bank International yang membuka cabang disana tidak melaksanakan tradisi menyalakan dupa, sehingga beberapa kali ganti pemimpin (yang semuanya orang dari Eropa), sekarang pemimpin keempat selalu memberikan sesaji sebelum masuk ke kantornya.
    Sebagai Informasi tambahan, di Thailand, banyak sekali pemujaan di depan gedung gedung perkantoran ataupun di rumah rumah.

    Cheers,


    Terry Sie
  • Terry Sie wrote:
    B3t3ngboy wrote:
    Terry Sie wrote:
    Terry Sie wrote:
    Ohya satu lagi di web yang direferensikan oleh Tommy Bun mengatakan jika sila ketiga adalah menghindari perjinahan, nah sekarang mana yang benar?
    Dalam suatu kata khan mengandung beberapa arti.
    Menurut Gw sah sah aja jika diartikan berbeda, asal tidak melenceng terlalu jauh saja.

    Cheers,

    Terry Sie

    Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga Semua Mahluk Berbahagia. Cheers!!!

    Sadhu... Sadhu... Sadhu...

    Cheers,


    Terry Sie
    emangnya tu artinya apa sih?
    Kok pada ngerti?
    Gw paling males kalo suru ngapalin sutra

    HAHHAHAH...
    Itu Namaskara Gatha kok.
    Doa pembukaan...

    Cheers,


    Terry Sie

    Koreksi Terry, itu bukan doa pembukaan, justru penutup setelah semua rangkaian doa. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta artinya ya Semoga Semua Mahluk Berbahagia. Kalo Namaskara Gatha isinya tiga bait pernyataan aku berlindung kepada Buddha, Dhamma, Sangha... (araham samma sambuddho bhagava, Buddham Bhagavantam abhivademi.... dst.)

    'Sadhu 3X' itu artinya 'Semoga demikian adanya'
  • B3t3ngboy wrote:
    Yang aku apal cuma Kao Wang Kwan Se Im Keng, doa pembuka nya aja ngga tau (penting gak sih ngapalin ntu?)

    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
  • Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung
  • B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung
    doanya jgn terlalu byk kali,ntar overdosis jdnya ga terkabul d doa loe :lol: :lol:
  • B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung
    doanya jgn terlalu byk kali,ntar overdosis jdnya ga terkabul d doa loe :lol: :lol:
  • B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung

    Dulu gua punya kitabnya waktu kecil, rajin ngumpulin kitab2 doa kalau ke kelenteng. Sekarang kitab2 itu udah entah di mana, hehe.
  • B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung

    Dulu gua punya kitabnya waktu kecil, rajin ngumpulin kitab2 doa kalau ke kelenteng. Sekarang kitab2 itu udah entah di mana, hehe.
    i promise, kalau sampai dia jadi sama aku, aku mau cetak 1000 buku
  • B3t3ngboy wrote:
    B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung

    Dulu gua punya kitabnya waktu kecil, rajin ngumpulin kitab2 doa kalau ke kelenteng. Sekarang kitab2 itu udah entah di mana, hehe.
    i promise, kalau sampai dia jadi sama aku, aku mau cetak 1000 buku

    Yang diincer cowo ya? Kayanya doanya ga mempan deh, soalnya ditujukan untuk hal yang 'terlarang' (dalam konteks agama lho ya). :?
  • Pantes....
    Emang 'itu' termasuk terlarang ya? :(
    kan di awal thread sudah di bahas bahwa di budha ngga ada pakem yg nge larang homoseksual.
    (maka nya gw demen banget ^^)
  • B3t3ngboy wrote:
    Itu doa yang dibaca sampe 1000 kali ya?
    iya.
    Aku dah baca sampe 3000 lebih, tetep aja cinta ku belum beruntung

    Disarankan untuk ditambah dengan ketulusan hati U ya beteng...

    Cheers,

    T
    e
    r
    r
    y

    S
    i
    e
  • Ini bukan masalah SARA, tapi tentang pengetahuan aja. Kalo SARA itu menjelek2an agama tertentu. tapi kalo hanya membahas pandangan suatu agama tertentu thd homoseksualitas, rasanya bukan SARA, karena tidak akan ada yang tersinggung.

    anyway,
    utk Budha, homoseksualitas tidak dikutuk atau dilarang. Namun ajaran Budha juga tidak mendorong atau menggalakkan homoseksualitas. Yang lebih tepat adalah, ajaran Budha menerima segala kalangan untuk ajaran Budha, termasuk homoseksualitas.

    Naka /\/
  • Naka wrote:
    Ini bukan masalah SARA, tapi tentang pengetahuan aja. Kalo SARA itu menjelek2an agama tertentu. tapi kalo hanya membahas pandangan suatu agama tertentu thd homoseksualitas, rasanya bukan SARA, karena tidak akan ada yang tersinggung.

    anyway,
    utk Budha, homoseksualitas tidak dikutuk atau dilarang. Namun ajaran Budha juga tidak mendorong atau menggalakkan homoseksualitas. Yang lebih tepat adalah, ajaran Budha menerima segala kalangan untuk ajaran Budha, termasuk homoseksualitas.

    Naka /\/

    Wah, Naka jadi bijak juga. Cheers!
Sign In or Register to comment.