It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@yuzz jangan sedih ya, sini bobo di pelukan @bi_ngung :P
semakin @bi_ngung aja dg bulenong rempong..........
gw kan udah bilang umjr gw 33
noh, liat postingan di atas elu.
#siapin silet
* Konsentrasi, keluarin jurus pemanggil makhluk2 centil
Datanglaahh ....
@masdabudd @yuzz @arieat @Henry_13 @joenior68
claudy aka @elsa @bponkh @imt17 @indra_hunks
Gw cocok gak sih pake image mellow gini?
*****************************************************************
Gelap ...
Kucoba mencari terang, tetapi tak nampak setitik pun. Hanya terdengar bunyi detak yang konstan. Dingin terasa di ujung jariku. Syukurlah, setidaknya aku masih bisa merasakan.
Perlahan ragaku mulai pulih. Memori pun mulai terangkai. Kucoba untuk membuka mataku. Perlahan sinar mulai merasuki pandanganku. Bayangan samar itu mulai menampakkan wujudnya.
Warna putih terhampar di sekelilingku. Berbagai macam selang menghiasi tubuhku. Tercium aroma yang khas, bau rumah sakit. Kuedarkan pandanganku ke semua sudut. Kutemukan ia di pojok kamar, bergelung di atas sofa. Terlihat wajahnya yang lelah.
"Maafkan aku ayah, aku sudah sering membuatmu repot", batinku.
Terlihat kelopak matanya bergerak, kemudian membuka perlahan. Saat melihatku sadar, ia langsung menghampiriku.
"Kamu sudah bangun nak, ingin minum?", tanyanya.
Aku tersenyum, mengangguk sedikit. Ayah menuangkan air kemudian memasukkan sedotan ke dalamnya. Dengan telaten ia menungguku untuk minum sedikit demi sedikit.
Sudah berulangkali aku terluka seperti ini. Tapi ini yang paling parah. Penyebabnya tak lain adalah seorang Raiga. Seorang yang sangat aku cintai. Kalau kau bertanya alasanku mencintainya, maka jawabanya adalah tiada. Cinta tak butuh alasan. Kau mencintai seseorang, baik kekurangannya maupun kelebihannya.
Kalau ayahku mencintaiku dengan penuh kasih, maka sebaliknya dengan Raiga. Dia menunjukkan cintanya dengan kepalan tangannya. Ayah sudah berulangkali memintaku untuk meninggalkannya. But he's my BF Dad. Kalau aku meninggalkannya, jiwaku mati. Mungkin dia terlalu posesif, tapi aku mencintainya apa adanya. Even he hurt me a lot.
Kali ini aku merasa berbeda dari sebelumnya. Aku merasa kesempatan hidupku tak lama lagi. Untuk itu aku ingin menyampaikan permintaanku yang terakhir. Mungkin permintaanku terlalu egois untuk Ayah.
"Ayah, entah mengapa aku merasa hampa", kataku.
"Aku merasa detik-detik terakhirku segera tiba"
"Jangan berkata seperti itu nak. Kau ingin meninggalkan ayahmu seorang diri?", tukas Ayah.
"Ayah, bisakah ayah mencarikan Raiga. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepada kalian berdua", jawabku.
Raut muram membayang di wajah ayahku. Tapi aku tahu, sesulit apapun permintaanku ia akan selalu berusaha memenuhinya.
"Baiklah nak. Sebetulnya, sudah dua hari ini dia tidur di luar. Biar Ayah panggilkan sebentar", kata ayah.
Ayah berjalan menuju keluar ruangan.Tak lama kemudian, ia kembali bersama sosok yang aku rindukan. Meski baru dua hari tak melihat wajahnya, terasa bagaikan sebuah penantian yang sangat panjang. Dia terlihat lebih kurus dan tak terurus. Matanya merah dan tampak lingkaran hitam.
"Honey, maafin bunny", katanya terisak.
"Bunny nggak bermaksud bikin honey jadi parah begini"
"Honey nggak papa kok. Bunny nggak pernah salah di mata honey. Honey selalu cinta bunny", sahutku.
Aku diam, menghela nafas. Agak terasa sesak dan sedikit pening di kepalaku. Sudah waktunya meninggalkan pesan terakhirku. Pesan untuk orang-orang yang kukasihi.
"Ayah, bisakah ayah berjanji padaku. Bunny juga tolong dengerin perkataan honey", kataku.
"Selama Ayah bisa nak", jawab ayahku.
"Hiro tahu cinta ayah teramat besar. Untuk itu, bisakah ayah menggantikan posisiku. Ayah tahu betapa besar cintaku pada Raiga. Aku yakin hanya ayah yang sanggup mencintai lebih dariku", kataku.
"Selama ini dia bergantung hanya padaku. Kalau aku pergi, aku tidak yakin dia sanggup bertahan."
Raiga terisak semakin keras, sementara Ayah diam termangu. Sedikit lama barulah ia menjawab.
"Kau tahu ini sangat berat nak. Setiap melihatnya, hati ayah teriris mengingat perlakuannya padamu. Ayah tak yakin bisa melakukannya"
"Ayah bisa. Ayah bukan seorang lemah sepertiku. Tolong Ayah, untuk terakhir kalinya", kataku.
"Baiklah nak. Ayah akan mencoba memberikan cinta ayah. Mungkin tak sebesar cinta Ayah padamu atau cintamu padanya", kata Ayah.
"Terima kasih Ayah. Hiro sudah bisa tenang sekarang. Semoga dua orang yang aku cintai, bisa bersatu sepeninggalku", kataku.
Perasaan lega ini membuat pikiranku terasa ringan. Kelopak mataku terasa memberat. Belum pernah aku merasa sengantuk ini. Perlahan kesadaranku memudar. Samar-samar terdengar teriakan ayah dan isakan Raiga. Detakan konstan itu tak terdengar seiring kegelapan yang kembali menghampiriku.
Izhhhhhh
Yang centil tu cuma @rigil ama @veloz. . .gw gak centil,cuma gatel doank!!!
:'(нΰά˚°º:'(нΰά˚°º:'( :'(нΰά˚°º:'(нΰά˚°º:'( :'(нΰά˚°º:'(нΰά˚°º:'(
Siapa tadi yang memanggil daku dengan kemenyan dan bunga kantil ????
@bi_ngung
ini jatah tumbal buat nyai
cocok dengan image nyai sebagai siluman ulat bulu
*sodorin yang gatel @imt17
11,12 tu @veloz ogeb. . .
Kejam kau Sayang,aku @bi_nggung dengan sikaf mu