It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sumpah!!
Makasiiiihh bgt buat semua temen2 yg merespon. Padahal awalnya ragu n takut dikomentarin kejem.Tp ternyata. . . . .
Thanks ya?
Truefall : kemana@ gimana Bro?
Dirpra :So much thank u 4 u.
juga ADAM08 n SEMUA yg ga kesebut.THANKS!!!!!
gw selalu tunggu komennya.
n sebagai bonus, gw kasih 1 chapter lanjutannya ya?
hehehehe. . . . .
Agung membawaku kerumahnya.Aku tak mengatakan apapun.Bahkan sejak perjalanan tadi.Begitu sampai,aku segera mengambil tasku dan menuju kamar Agung. Langsung kekamar mandi.Air hangat yg mengucur dari shower sedikit menenangkanku.
Aku tak tahu apa yg Agung pikirkan.Mungkin dikiranya aku marah besar atau apa.Dan itu tidak sepenuhnya salah.Aku memang marah.Siapa yang enggak.Aku buru2 pulang kesini hanya untuk menemaninya sehingga dia berhenti mengatakan tentang Rico sialan itu,yg ternyata hanyalah sebuah boneka.Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa.Tp yg jelas aku merasa lega.Dan itu. . . . aneh!
Aku terpaku diam,membiarkan air mengalir dari shower ke kepalaku,mengalir terus kebawah,hingga akhirnya menghilang ke lubang pembuangan.
Kenapa aku harus merasa lega?
Pertanyaan ini segera diikuti oleh rentetan pertanyaan lain yg langsung bermunculan.
Apa peduliku kalau dia memang keluar dg orang lain?
Apa hak ku merasa kesal jika dia memang benar2 'jalan' dg cowok lain?
Memang apa hubunganku dg dia?
Ngapain aku heboh sendiri?
Siapa juga yg minta aku buat buru2 balik kesini?
Kenapa aku lebih memilih segera balik kesini daripada menghabiskan waktu liburanku bareng keluarga?
Untuk bbrp saat lamanya,aku terpaku kaget.Gila?!Kenapa aku jadi aneh gini sih?
Dg gusar aku menggosok tubuhku dg sabun!
Begitu keluar dari kamar mandi,kudapati Agung sudah menungguku sembari menonton tv.Dia bangkit mengambil sebuah baki yg ia letakkan disamping lampu kamar.
"Aku udah bikinin nasi goreng kesukaanmu.Aku tambahin udang tepung lho.Pasti enak,"katanya.
Aku yg sedang mengusap rambutku yg basah dg handuk hanya mengangkat alis.Tanpa bicara aku menerimanya dan duduk di sofa panjang yg ada di kaki ranjang.Tempat tidur king size Agung memang bergaya klasik dg kanopi dan lengkap dg selambu2nya.Dibagian ujung bawahnya, ada sofa panjang tanpa lengan yg ukurannya sama dg lebar tempat tidurnya.Sofa itu sendiri langsung berhadapan dg plasma tv berukuran 32 inchi.
Sebenarnya dulu,waktu pertama kali diajak kesini,aku jd ngeper berat.Kamar seperti yg Agung miliki ini cuma pernah kulihat di majalah saja.Gak nyangka,ada orang yg ku kenal yg benar2 memilikinya.
Agung duduk disebelahku,tp aku tak memperdulikannya. Aku cuma makan sambil menonton tv,tanpa sekalipun menoleh padanya.Aku sendiri tak ingin memulai percakapan,takut kalau aku kembali mengucapkan sesuatu yg salah dan justru memperburuk kecanggungan kami. Atau lebih parah,aku bertindak jauh lebih konyol lagi. Iiiiiiiihh. . . .!!
"Va. . . . marah ya?"tanyanya setelah diam bbrp menit yg lama.
"Menurutmu?"sahutku enteng,tetap tak melihatnya.
"Iya,"sahut Agung.
Aku tak bereaksi,dan kembali makan.Masakan Agung tetap terasa enak seperti biasa meski saat ini aku enggan untuk mengakuinya.
"Maaf ya Va?"pinta Agung lagi.
"Aku sudah kenyang,"kataku gak nyambung dan meletakkan kembali piringku ke baki lalu minum segelas air putih yg ada disana."Maaf,aku capek.Aku mau tidur!" kataku datar lalu melangkah kembali ke kamar mandi untuk sikat gigi.Saat aku keluar Agung masih belum kembali.Tp aku tak peduli dan langsung berbaring disebelah kanan ranjang,memunggungi sisi yg nantinya ditiduri Agung.
Tak brp lama kudengar dia kembali.Aku yg sudah memejamkan mata tetap diam meski telingaku dalam keadaan siap.Hingga kemudian ranjang yg kutiduri bergerak pelan.Agung telah naik.Bbrp saat kemudian lampu kamarpun padam.
Keheningan yg mencekam menggelayut diantara kami. Aku yg telah membuka mataku hanya diam menatap gelap.Bingung,tak tahu harus apa.Mungkin sikapku sedikit keterlaluan,tp aku justru takut kalau aku tidak bersikap seperti tadi,aku akan hilang kontrol.Belum lagi pertanyaan2 yg muncul dikamar mandi tadi,kembali melintas.Sial!Knp suasananya jd kaya sepasang suami istri lg berantem gini? pikirku.
"Udah tidur Va?"tanya Agung pelan sdikit mengagetkanku.
Aku diam sejenak,"Belum,"jawabku akhirnya.
"Marah?"tanya dia,lirih.
"Kenapa?Ga boleh?"tanyaku balik,sedikit lebih ketus daripada yg kukira.Dan kemarahan yg dari tadi kutekan tiba2 saja menggelegak. Nafasku pun jd cepat."Coba aja kalo kamu jadi aku.Teman kamu bilang,walau mungkin secara tidak langsung,bahwa dia kesepian,gak punya temen buat diajak hang out.Krn kamu sedang pulang kampung kerumah orang tuamu.Dan secara tidak langsung pula,kamu merasa bersalah krn kamu tahu benar kalau dia,kesepian.Jadi kamu langsung mengemasi barang2mu,mencari oleh2 pesenan temanmu itu,yg ngomong2 belinya harus dikota sebelah yg butuh sekitar 4 jam perjalanan bolak balik,mandi sebentar dan langsung ke Bandara,meninggalkan orang tua dan keluargamu yg lain,untuk bisa menemani temanmu itu.Dan saat kau sampai,kau malah mendengar temanmu tadi berkata,'Lho?Kan kamu sendiri yg mau balik kesini?'," aku menirukan kalimat Agung dibandara tadi yg begitu membekas.
Agung diam.
"Kira2 apa yg kamu rasakan?"tanyaku dg nafas yg kini memburu."Wajar gak kalau aku marah telah mengorbankan waktu berkumpul dg keluargaku,hanya untuk menggantikan sebuah boneka pinguin sialan dan kalimat tadi?!Kamu yg paling tahu,gimana rasanya jarang berkumpul dg orang tua kan?Katakan padaku,apa yg kau rasakan?Wajar gak,kalau aku marah dan. . .
Kata2ku terputus saat tangan Agung melingkar diperutku dan kurasakan kepalanya ada dibahuku.
"Gung,lepasin!Apa-apaan sih?!"kataku cepat sedikit panik dan mencoba melepas tangan Agung.Tp dia makin mengetatkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di punggungku."Gung?!!"
"Maaf,"kata Agung pelan dg suara yg terdengar aneh,dan bbrp saat kemudian,punggungku terasa basah.Tubuhku jadi sedikit tegang.
Dia nangis?!pikirku panik dan tak percaya.
Aku ingin melakukan sesuatu.Otakku berteriak memerintahkan tubuhku untuk bereaksi.Tp tubuhku tetap terdiam.Ada yg salah dg sistem koordinasi antara otak dan tubuhku.
"Aku gak mau kamu marah!Gak mau musuhan!"kata Agung dg suara yg makin terdengar aneh.
Dan tubuhku semakin terasa kaku,sementara otakku terus meneriakkan perintah2 yg sama sekali ditolak oleh tubuhku.Hingga akhirnya aku menyerah untuk mencoba melakukan sesuatu,dan hanya diam.Kubiarkan saja Agung melakukan apa yg sekarang dia lakukan dibelakangku.(Beneran dia nangis??!!Seorang Agung?!!)Aku mencoba mengendalikan nafasku yg tadi berburu,lalu aku hanya menutup mata dan menulikan telingaku. Menyerah pada kelelahan yg sedari tadi sedikit terhiraukan.Apapun yg terjadi,aku akan menyelesaikannya esok hari saja,pikirku lelah.
#cubit pipi Dava
Kasian kan Agung yg ga tw menahu isi hatinya jadi korban sasaran perasaan.. (>̯͡.̮<̯͡)
haha ga ga ga kuat dava ga kuat ama pesona agung
7 icon mode on
Aku salut ama kak jay dody....
Aku pasti pantangin terus ceritanya kak.
Sering2 posting ya...!!
Ngalir bgt, dan berasa beneran.
Bsa ngrasain apa yg drasain agung.
Suka sama straight itu menyaktkan..
Smgt ya..
good job.