It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
emang gak ada ya?
wah. . . .
berarti emang gak boleh.
ok.
on the way!
Dan betapa sakit hatinya agung,,melihat perubahan dava yg amat deket tiba2 menjaga jarak tanpa tau sebabnya!!
Cerita yang mengharu biru kak jay dody.
Monggo dilanjuuuut storinya yg penuh konflik,bang.....!!,yg panjaaaaaang postingnya ya........!!
eeeeuuhhh. . . . lo yg bikin cerita secangkir kopi itu ga?
by the way, buat semua MAKASIIIIIIIIIIHHH BBUUUUUUAAAANYAAAAAAAKKKK!!
hehehehe. . . . .
gw tunggu terus buat tambahan spirit nulis ya?
Kuputuskan memang sebaiknya aku menjauh dari Agung. Kupikir mungkin saja kami terlalu dekat sehingga batas antara teman dan pacar antara kami menjadi buram.Akan beda urusannya kalau Agung str8t seperti Randy.Tp berhubung dia gay,aku harus bisa memberi batas dalam hubungan kami.
Aku mulai menghindarinya.Tak pernah mau diajak bareng. Menolak saat diajak pergi.Menghindar saat bertemu.Tak membalas telepon atau sms.Dan langkah drastis berikutnya yg aku lakukan adalah,pindah kost.Aku merahasiakan kost ku yg baru.Bukan hanya dari Agung,tp jg Randy.Lalu,aku mengganti nomor ponsel ku.Dan hanya Randy dan orang2 penting aja yg kuberitahu no ku yang baru.Aku minta mrk untuk merahasiakannya.
Agung diam saja?
Tentu tidak.Beberapa kali dia mencariku,mengajakku bicara atau ketemu.Semua kutolak dan tak kuhiraukan. Aku bersikap dingin dan acuh didepannya.Agung sudah bertanya baik2,memohon bahkan hampir menangis waktu dia berhasil memojokkanku disudut kantin suatu hari.Tp aku tetap acuh.Aku benar2 ingin menjauh darinya serta dari sesuatu yg berhubungan dg nya.
Pernah suatu kali Agung kekelasku.Bbrp teman langsung bersiul menggoda kami.
"Ya ampun yg lagi musuhan!"
"Dava,pacarnya nyari tuh!"
"Iya minta rujuk tuh"
"Kasihan Va!"
Dan masih banyak komentar2 usil lain bermunculan.
Darahku kontan mendidih dalam hitungan detik.Telingaku berdenging hebat.
Aku menggebrak mejaku dg keras dan bangkit,memandang tajam kesaentero kelas."Satu komentar lagi,dan aku sumpah! SIAPAPUN yg mengeluarkannya akan menyesal!"ancamku dingin.Dan kelas sontan sunyi mencekam.Teman2ku super kaget.Bbrp orang cewek kulihat memucat.Sementara Agung,dia memandangku seolah-olah belum pernah melihatku sebelumnya.Aku cuma menatapnya sekilas tanpa berkata apa-apa.Aku meraih tas ku lalu pergi tanpa menoleh lagi. Bahkan Randy pun tak berani menyusulku.
Dan apakah aku tenang dan senang dg semua itu?!
TIDAK!!!
Aku membencinya!Aku membenci hari2ku yg terasa kosong,datar dan menyesakkan.Hari pertama di kost an baru,aku semalaman tak tidur.Dan hari2 berikutnya aku cuma tidur sekitar 1-2 jam saja.Hampir tiap detik aku memikirkan apa yg sebenarnya terjadi.Dan apa aku telah melakukan hal yg benar?
Aku tak pernah bisa menjawab dua pertanyaan sialan itu. Padahal sering kali aku diam,merenung,berpikir.Tapi aku tak pernah tahu.Yg jelas hari2ku terasa sunyi, membosankan dan luar biasa menyesakkan.Aku jd sering uring2an,marah2 ga jelas dan males untuk melakukan apapun. Bahkan untuk sekedar say hi dg siapapun.
Randy berulang kali mencoba melakukan sesuatu. Membujukku berbicara atau memberitahu kost baruku. Tapi aku tetap bungkam dan mengacuhkannya.
Aku hanya ingin sendiri.
Persetan dg semuanya!
Aku yg sedang asyik coret2 gak jelas jd mengangkat sebelah alis saat kulihat sepasang kaki berhenti didepanku.Aku mengangkat muka melihat Randy yg berdiri dan mengangsurkan hp nya padaku.
"Ada yg mau ngomong!"katanya singkat.
Alisku terangkat makin tinggi,tp tanganku tak bergerak.
"Nyokap!"jelas Randy setelah mendengus kesal.
Dg ragu aku mengambil hp nya."Halo. . .?"
"Dava sayang,kok ga pernah mampir lagi?Apa kabar sayang?"sapa Tante Marsya ringan.
"Baik Tante,"jawabku berusaha terdengar wajar."Tante gimana?Oom sehat kan?"tanyaku balik.
"Kaka Dava jahat!Kok ga nanyain Tita?"Terdengar suara protes Tita dari seberang.Tanpa sadar aku tertawa kecil.
"Halo Pendek!Kedengarannya sehat tuh?"godaku.
"Kak Dava ga lupa kan kalo ntar malem Tita ulang tahun?Dateng ya Kak?Jangan lupa kadonya!"cerocos Tita.
"Waduh!Bener ya?"
"Itulah Va knp Tante telepon,"suara Tante Marsya kembali dan kudengar dia mengusir Tita yg sepertinya marah. "Tante minta tolong,kamu temani Randy ambil pesenan kue ya nanti? Ga mungkin kalo dia jalan sendiri,"pinta Tante Marsya.Bagaimana aku bisa menolak?
"Tenang aja.Beres Tan!"jawabku.
"Ya udah.Ditunggu sama Tante nanti ya?Makasih Va!"pamit beliau.
"Sama-sama Tante,"sahutku.Sambungan terputus.Aku mengembalikan hp Randy.
"Kalo gitu pulangnya lo tunggu gw ya?"kata Randy dan langsung beranjak pergi.Aku hanya menatapnya.Aahh. . . . . . . .kapan terakhir aku benar2 berbicara dgnya?pikirku.
Perjalanan lebih banyak kami tempuh dalam diam.Aku sendiri lebih memilih untuk duduk didepan sementara benakku melayang tak tentu arah.Aku mendengar Randy bbrp kali menghela nafas.Tapi aku tak tertarik untuk berkomentar/bertanya.
"Elo. . . . ga beli kado buat Tita?"tanya Randy akhirnya.
"Gampang.Ntar aja kita mampir ke mall,"jawabku.
Hening lagi.Randy mengetuk-ketukkan jarinya dikemudi sambil sesekali melihatku.Aku tetap cuek.
"Mau bicara?"tanya Randy.
"Nggak!"
". . . . . Gw sahabat yg payah ya Va?"tanya Randy lg pelan.
Aku berpaling menatap Randy heran.Randy cuma menoleh sekilas dan tersenyum tipis."Dulu lo gak pernah ngerahasiain satu hal pun dari gw.Tp sekarang,boro2 ngomong,noleh aja lo jarang.Gw ngerasa kalau gw udah jadi sohib yg gagal.Krn kalo gw sohib yg baik,lo pasti akan dateng ke gw.Sharing problem lo.And kita cari solusinya bareng.Gw. . . .gagal.Maaf ya?"pinta Randy.
Aku tertohok dan segera membuang muka.Rasanya aku ingin berteriak keras dan keluar dari mobil Randy.Menjauh dari orang yg sebenernya telah begitu baik pdku,tapi tak pernah aku hargai.Untungnya,sebelum aku kehilangan kontrol,kami tiba di toko kue yg kami tuju.
Kami turun.
Akupun jadi tahu knp Tante Marsya minta bantuanku.Kue tart yg dipesan oleh beliau berukuran lumayan jumbo.Jadi Randy memerlukan bantuanku untuk membawanya ke mobil.
"Lo mau nyari kado dimana?"tanya Randy saat kami melaju kembali dijalan raya.
Aku diam mikir.Boro2 nama mall,kado apa yg mau aku beli aja aku belum punya ide.
"Mau saran?"tanya Randy akhirnya setelah aku tak kunjung menjawab.Aku cuma mengangkat bahu."Lo beli aja cd terbaru dari Justin Bieber.Dari kemaren dia heboh mau beli."
"Baiklah!Kita beli cd itu saja!"jawabku enteng.
Lagi2 Randy hanya menghela nafas.
Tita menyambut kedatanganku dg heboh dan langsung nodong kadonya.Dia seperti hendak mengatakan sesuatu begitu kami berhadapan,tp urung ketika melihat Randy.Dia cuma menjulurkan lidahnya pada sang kakak dan langsung teriak histeris begitu tahu cd yg kubawakan.
Tante Marsya memelukku sebentar dan mencium pipiku, "Apa kabar sayang?Kamu udah makan?"tanya beliau.
"Baik Tante."
"Belum Ma!"imbuh Randy cepat dari belakangku."Tadi kami langsung berangkat dari kampus,"lanjutnya lagi.
Tante Marsya mengamatiku dg cermat sejenak lalu tersenyum,"Baiklah!Kita akan segera berangkat!Kamu mandi dan ganti baju dulu ya?"kata Tante Marsya dan berlalu.
"Berangkat?"ulangku bingung pada Randy.
"Kue itu sebenernya buat ngerayain ultah Tita besok disekolah.Malem ini kita cuma makan2 sekeluarga,"jelas Randy."Lo mandi dulu deh.Pake mana aja baju gue yg lo mau,"tukasnya lagi.
Kembali aku tertohok oleh Randy.Acara ini adalah acara keluarga dan aku mereka ikutkan yg berarti kalau aku telah mrk anggap sebagai bagian dari keluarga.Tp tetap saja sikapku dingin pd Randy.Aku ingin menjelaskan, berbicara dgnya.Tp entah mengapa aku benar2 tak bisa. Instingku tanpa sadar menutup diri darinya.
"Ran. . .,"panggilku membuat Randy yg sudah hendak pergi urung,"Bukan elo.Gw yg bermasalah.Gw yg gagal menjadi teman,"kataku pelan dan melangkah untuk mandi dikamarnya.
im newbie on your 'lapak'..kekeeke....
keren bgt critanya...lanjut kak... XD
salam kenal jg Peter.
mangga atuh!
terimakasih ya,udah mau mampir!
ditunggu komennya terus ya?!
penasaran nih