It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Oh Akang rysan_80,
Damang Kang ?
Salam untuk Bandung nya' Kang !
amiiinnn !!! moga Herr Amir cepat-cepat tamat dan dapat cinta di tanah air.
Akang juga yang semangat ya ....
Sukses untuk akang !
Haaaa.... akan lebih indah cerita dari mas Zoro sendiri bukan sebagai orang lain.
Mas Zoro membawa cerita dan peran tersendiri dalam hidup.
Gimana pendapat mas ?
g masuk kali ya pesannya.
hiks...
sudah beres ya, masih begadang sepertinya, hihihi
I'M READY TO READ
Amiiiinn too !
Lagi weekend ya kang ?
ok mas zoro, ini lagi nulis sebentar lagi selesai
sabar ya
DITUNGGU
DITUNGGU
Merah muka Hendara dan amukan dalam dadanya bergemuruh tercermin pada langkahnya menuju ruangan di balik layar.
Ada beberapa orang penata panggung yang membereskan peralatan.
Pada mereka Hendra bertanya, dimana sekarang para pemusik yang telah tampil tersebut.
Salah satu dari penata panggung menjawab bahwa mereka telah meninggalkan gedung Cinestar Metropolis Altstad Frankfurt ini
Tak ada kata yang dapat diucapkan Hendra, tak ada kalimat lain yang dapat dilampiaskannya pada Amir.
Hendra limbung, kemudian segera memacu mobilnya entah kemana.
Tareq dan Allaryce menghadiri sesi wawancara dengan TV lokal wilayah Hessen.
Konsep acaranya adalah mereka mewakili mahasiswa sekolah tinggi musik Berlin, sebagai terobosan baru dalam promo kemampuan mereka dan juga untuk kredit point bagi prestasi berupa wujud kerjakeras selama pendidikan.
Rasanya sekolah tinggi musik bertebaran di setiap kota di Jerman.
Selama ini hanya even konser musik classic sebagai tolak ukur prestasi mereka.
Amir lebih memilih berbincang dengan Andreas.
Dia seangkatan dengan Tareq pada kampus mereka.
Karena Tareq selalu mengatakan bahwa dia tidak terlalu menonjol di kampus.
Andreas memberikan info bahwa Tareq sangat berbakat di gitar dan piano, tetapi dia juga harus bisa memainkan dengan lancar minimal 2 alat musik kriteria clasic.
Piano ok lah dan termasuk dalam kriteria itu.
Tapi mungkin juga Tareq sibuk perform dimana-mana.
Amir berterima kasih sekali pada informasi dari Andreas.
Sesi wawancara itupun selesai.
Tareq tampak tenang dan agak tidak peduli pada Amir.
Ya bagus gitu, biar Amir bisa bebas dan menata kehidupannya kembali.
Amir mengambil HP nya yang bergetar di katong jas nya.
Ada panggilan dari seseorang.
Mama .................. !!!!
Lalu amir menjawab panggilan dari Mrs Liem tersebut
Beliau menanyakan apakah Hendra bersama Amir, oder nicht !
Misalnya iya, titip pesan bahwa beliau, papa, dan cewek itu telah pulang ke Marburg.
Cewek itu tadinya semobil dengan Hendra.
Amir juga tampak tenang saja, tidak terlalu khawatir karena Hendra juga sudah bisa dikatakan orang Frankfurt.
Amir bisa memastikan, salah paham tadi memicu Hendra untuk berbuat lebih dan bisa mendapatkan perempuan lain karena Amir tidak ada efek apapun bagi dirinya.
Alhamdulilah.....
Kebahagiaan saja lah untuk Hendra selamanya.
Tareq jam 23.54 meninggalkan Amir di kamar Hotel setelah mereka memasukkan rekaman konser musik tadi ke dalam laptop sambil makan biskuit dan minum jus mangga kesukaan Tareq.
Tareq tidak bilang mau kemana.
Amir juga tidak bertanya banyak seperti biasanya.
Kebiasaan Tareq dan prilaku Tareq adalah tanggung jawabnya sendiri dan dosanya sendiri untuk dihadapkan pada yang maha kuasa nantinya.
Nasehat dan sindiran halus telah diberikan Amir selama ini.
Jam 08.12 pagi Amir berangkat sendiri ke bandara Frankfurt.
Karena ditunggu jam segitu Tareq belum juga pulang ke Hotel.
Mereka telah membooking tiket pesawat ke Berlin yang akan berangkat jam 10.45.
Saat berada di kereta lokal Frankfurt city, ada SMS dari Tareq.
Pesannya berangkat saja duluan.
Amir membalas, tidak disuruh juga dia telah berangkat sendiri.
Seperti biasa, Amir merapikan tempat tidur dan ruangan yang terabaikan saat mereka sibuk latihan pada acara sesi promo festival film itu.
Setelah itu Amir membawa box yang full ke mesin cuci.
Box itu penuh dengan pakaian kotor dia dan Tareq, serta satu kantong plastik berisi celana dalam mereka yang juga kotor.
Proses pencucian dan pengeringan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit.
Sambil menunggu, berbaring, dan membaca Journal penelitian, mata Amir terpejam dan tertidur.
Hanya 40 menit, dia terbangun lagi karena merasa lapar.
Menjelang cucian selesai, Amir menyempatkan diri untuk makan kue coklat yang tersisa di dalam kulkas.
Setelah selesai menjemur beberapa sweater yang belum kering, Amir segera mandi untuk bersiap-siap ke kampus.
Amir sengaja tidak melewati gang kantor profesor, lagi malas bicara saja dengan orang.
Dia langsung menuju menja kerjanya.
Sepi, tidak ada orang di lab sore ini.
Balik ke apartemen sudah larut malam.
Tidak ada Tareq ? kemana dia ?
Masih marah ?
Kalau masih marah Amir akan minta maaf cukup sederhana.
Toh, Hendra juga tidak bersama Amir
Mengapa sok cuek begitu !
Amir mencoba merendahkan diri dan menelpon Tareq.
Katanya dia sudah di Berlin.
Lagi pengen sendiri saja di Bistro.
Amir segera menuju Bistro dari Hermannplatz dengan menggunakan Tram.
Larut malam begini agak tidak aman naik subway bagi anak asia sebagai orang asing di Berlin.
Terlihat Tareq sedang memegang perkusi sedrhana di sana.
Mereka mencoba memainkan dengan ketukan sederhana.
Lalu Amir membukakan website tentang alat gendang di sumatera dan kalimantan.
Rata-rata alat gendang itu diukir dengan seni yang tinggi.
Amir mengalihkan pada alat gendang Jepang dan Korea.
Jelas lebih besar dan lebih berdinamika.
Amir menceritakan di mesjid kuno juga ada beduk besaaarrrrrr
Tapi ga di gendang dengan jiget-joget seperti di Jepang dan Korea.
Agak risih saja kalo ada yang joget-joget di mesjid.
Sesampainya di apartemen Tareq masih saja membaca detail tentang alat gendang.
Cara memainkannya, serta beberapa buku referensi tentang alat musik itu.
Keesokan harinya, Tareq mengatakan akan mendalami alat ini dengan serius.
Dia akan meminta kesedian salah seorang gurunya dari departemen alat musik pukul.
Alhamdulillah, satu jalan terbuka.
Jika tareq lulus dalam alat musik ini, dia akan diperbolehkan ikut ujian terakhir dalam sebuah konser dengan alat musik favoritnya,
ntuk mendapatkan gelar bachelornya.
Tanggal 2 September, Amir memutuskan untuk pindah apartemen.
Tareq tidak menolak, karena dia juga akan tinggal serumah dengan gadis Tunisia itu.
Tanggal 9 Oktober, Amir dapat email dari Hendra tentang undangan pernikahannya.
Minggu-minggu itu Amir lagi sibuk menulis dipl.thesis nya.
Tetapi jika Amir telah selesai ujian sidang terbuka akhir bulan Oktober, maka Amir akan kembali berkunjung ke Marburg.
Amir lulus program dipl. dan Tareq lulus bachelor dalam periode yang sama.
Mereka tidak saling mengunjungi.
Tidak ada telpon dan SMS dari Tareq.
Amir tidak menghitung apa-apa yang telah ia korbankan untuk Tareq.
Bahagia sekali pemikiran Amir terhadap tahap yang penting untuk study Tareq dikabulkan Nya.
Setelah mendapatkan gelar S2 itu,
Jum’at terakhir main badminton di sportzentrum TU Berlin, Amir pulang sendiri naik Tram menuju apartemennya yang baru.
Dia tidak menengok pada Liuho dan juga tidak pada Tareq bediri di pintu gerbang.
Dia hanya melangkah lurus.....................
Berlalulah semua .......................................
dan Amir juga berlalu di jalan nya ..............................
Amir telah pindah ke selatan Jerman.
Sekarang dia bekerja di institusi pendidikan dan melanjutkan program S3 nya.
Pergilah kasih ..................
kejarlah semua keinginanmu .........................
Jangan hiraukan diriku ...................
............................................... AMIR ..............................................
sdh cukup air mata Amir.
Kita jg berlalu dg takdir masing2
:-((
Terimakasih banyak pada BOYZFORUM dan semua pihak yang telah membanru post nya cerita ini.
Hidup ini tidak selalu indah, hidup ini tidak selalu bahagia.
Tetapi kita harus menyikapinya.
Cerita ini disponsori oleh :
@chi_lung,
@zoro_zero,
@aries77,
@danu_wicaksana,
@mllowboy,
@hakimp,
@rysan_80,
@pokemon, dan
@The_jack19.
Untuk Bang Amir tersayang, Maaf telah menyita waktu Bang Amir di Jerman sana.
Masa SMP dan SMA Bang Amir tidak saya rangkai jadi cerita.
Ada teman yang lebih jago bercerita, dikemudian hari.
Terakhir terimakasih banyak untuk :
Aa Argi, Aa Panji, dan Aa Sophie.
Bang Amir dan Aa bertiga jadi nafas saya sekarang untuk terus maju.