It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Anyway like this story,keep writing bro,klo bisa ampe tamat,jangan dtinggalin gantung ceritanya kek lapak2 yang laen
*appendiktomi: operasi usus buntu.red.
*cimino: operasi menyatukan pembuluh darah balik(vena) dan nadi(arteri)untuk prosedur hemodialisis(cuci darah).red
*bangsal: tempat merawat pasien.red
*status pasien: catatan medis pasien.red
06:00
" Jadual hari ini 7 operasi dok:
pertama Tn.A appendiktomi, kemudian Ny.B lipoma, Ny C, Tn. D, Tn.E dan Ny.F dijadwalkan cimino berturut-turut, kemudian Ny.G terakhir untuk laparatomi" laporku ke dr. William SpB. Aku seperti mengejarnya yang melangkah kakinya dengan cepat,aku membaca buku catatanku berisi catatan pasien bangsal dan jadual operasi,dileherku kukalungkan Littmann abu-abuku. Aku menjinjing tas dr.William ditangan kananku. Dokter William seperti tidak melihatku kepayahan langsung berbelok ke bangsal pertama.
"Pasien bangsal Anggrek ada 2 pasien dok, Tn.I dan Tn.K post op appendiktomi hari ke 3 dok,rencannya hari ini GV."
"Pagi dok."sapa perawat-perawat dengan ramah. Dokter william tersenyum ramah dan mengobrol sebentar lalu menuju ke kamar 3 dan 6. Aku dalam keadaan tas dokter william ada ditangan kiri, membawa 2 status pasien, belum lagi buku catatanku.
Selesai dengan kedua pasien dibangsal pertama dia segera pergi, aku masih harus mengembalikan kedua status2 itu ke dalam raknya kembali. Aku berlari mengejar dr.william. Dia sudah berjalan lumayan jauh. Di lorong itu masih sepi belum banyak yang lalu lalang.
*lipoma: tumor jinak dari lemak.red
Di bangsal ke dua ada 5 pasien,aku kerepotan memegang kelima status itu. Menuliskan disana instruksi yang harus dilakukan. Aku menjatuhkan salah satu status dan memumungutnya dengan kepayahan. Aku menangkap basah dia tersenyum tertahan.
***
Barbi, Lumin dan aku berkumpul di ruang operasi. Kami sudah memakai penutup kepala,baju dan celana berwarna hijau. Serasi. Kecuali masker yang menutupi mulut dan hidung kami berwarna biru. Jam tangan dilepas.
Banyak orang di dalam ruangan operasi ini,ada perawat OK, penata anastesi,akper,koass dan beberapa diantara mereka dokter anak,obgyn,anastesi,bedah,THT dan mata. Mereka sangat 'nyaru' karena seragam mereka sama,sama-sama menggunakan biru. Kami hanya kasta terendah di ruang operasi ini. Kami tergabung dengan akper,kumpulan kasta rendah di ruang operasi. Siapapun bisa memarahi dan menyuruh-nyuruh kami.
(akper:akademi perawat.red)
"datang jam berapa?"tanya Lumin.
"huah!"aku menguap sambil memamerkan kelima jari tangan kananku.
"gue jam 4."sambar Barbi. "lu jam berapa?"tanya Barbi.
"jam 05.00 juga."kata Lumin.
"emang sempet nyisir bangsal 1jam?"tanya Barbi tidak percaya. Kami bertiga mengobrol sambil melihat papan jadual operasi untuk memastikan catatan kami tidak berbeda.
(nyisir bangsal:mendaftar pasien.red)
"Gue ama Elmo datang hari minggu untuk nyisir jadi gak perlu lama2 tadi pagi krn udah ada catatan,paling tinggal coret dan tambahin dikit pasien yang pulang atau baru dijadualkan operasi."jelas Lumin.
" lu kita ajak bilang mau ngapel"tembakku.
Barbi hanya nyengir.
" pacar udah mulai sewot sih bos,udah hampir sebulan gak gue apelin,sampe gue minta gantian jaga malam ama Elmo."
"iya nih. Kestabilan nasional gue udah mulai terganggu."
Kedua perempuan ini mulai cerita panjang lebar tentang pacar-pacar mereka.
Kami bertiga,hanya tau teori tentang apa yang jangan dilakukan dan harus dilakukan disini,sedangkan mereka sudah selama kami menyelesaikan 160sks untuk menjadi sarjana kedokteran,kebanyakan pengalaman mereka minimal sudah 4 tahun bekerja di ruang operasi sedangkan kami? 4hari saja belum. Tapi tidak ada ampun untuk orang tanpa pengalaman seperti kami. Seperti kataku tadi,ini medan perang.
***
"Koass goblok!"kata Lumin. Aku dan Barbi menatapnya lekat.
"koass goblok, cuma 2 kata itu obrolan gue dengan konsulen." ulang Lumin. " itu waktu gue salah cuci tangan waktu mau jadi asisten 2 beliau, sisanya dia hanya diam dan menganggap gue kaya gak ada."
Barbi mengelus-ngelus pundak Lumin, matanya agak merah menahan tangis. Jam sudah menunjukan jam 4 sore. Kami sedang kumpul di warung makan setelah semua operasi selesai,kami makan dulu sebelum pulang. Lambungku terasa perih, sejak jam visite sampai operasi selesai kami baru bisa makan.
"sabar ya Lumin, sabar."aku ikut mengelus punggung Lumin.
Yah,bahkan tanpa rasa ampun untuk wanita.
***
gue akan kurangin.
"Bisa keluar?"
sent to elmo.
"Maaf gak bisa."
senter Elmo
"sebentar aja."
sent to Elmo.
"gue bener2 gak bisa,gue harus berangkat subuh2 besok."
senter Elmo
" Do you have time today?"
bbm ku pada Ruby.
"TENTU." balas Ruby.
Aku tersenyum.
***