It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
" i love you." lanjut lagi Ruby. Kata-katanya ini seperti siara ulang atau bahkan siaran tunda kejadian beberapa tahun lalu.
***
Saat orang lain mengatakannya aku melakukannya.
I love you.
Tulis sebuah kartu ucapan valentina. Disertai buket bunga mawar merah.
Pengirimnya Ruby. Aku tersenyum.
Hape ku berdering.
Panggilan dari Ruby...
Hallo...
Yah, i get your flowers. Thx.
Out? Okey. Pick me up okey...
(love you)...kata Ruby.
Tqu....
Kata itu yang aku yakini paling tepat untuk pernyataan cinta Ruby.
Ini bukan pertama kali ia mengatakannya. Selama makan malam itupun dia tidak membahasnya lebih lanjut.
" mau kemana libur semester nanti?" tanya Ruby.
"pulang jakarta, kemana lagi."jawabku.
" ke bali yukz." usul Ruby.
" Ah! YUKZ!" sambutku.
" kita berdua aja, gmana?" tambah Ruby.
"tentu."kataku. Aku melihat wajah berbinarnya. Dia tersenyum terkulum.
Ruby selama ini seperti Friend with benefit untuk ku. Teman tapi mesra. Dari seluruh teman yang ku punya, mungkin dia yang paling banyak have sex denganku.
"you get fever!" kata Ruby sambil memegang keningku.
"no big deal. I am okey."
"you are not okey. Gue anter lu ke dokter" paksa Ruby.
Aku tersenyum. Dia sangat baik. Penuh perhatian. Dia orang pertama yang akan selalu terlintas dikepalaku saat aku membutuhkan bantuan.
He is my person.
"Ruby,tqu."kataku tulus membisikan di telinganya.
***
Banyak potongan-potongan kenangan yang terlintas dalam.
"Saat orang lain mengatakannya aku melakukannya.
I love you." kata-kata itu mendenging di telingaku.
Aku kembali ke masa sekarang. Ruby menatapku dengan penuh harap.
Aku beberapa kali mendengar kata cinta dari mulutnya, tapi be my boyfrien merupakan tambahan yang lain.
Aku tidak dapat menjawabnya hanya dengan "tqu".
"ingetkan peraturannya tadi sebelum kita mainin permainan ini?"tanya Ruby.
Aku tersenyum. Kemudian mencium Ruby di keningnya.
Diam sebuah jawaban juga kan?
Kami pun melaju ke apartemenku.
Aku tidak percaya apa yang ku baca. Ku lihat cek benar saja dia di depan pintu kamar apartemenku. Membawa tas ranselnya.
Dia menatapku lekat-lekat. Lalu tanpa aba-aba dia memelukku.
"kangen."ujarnya lirih.
Aku kaget. Punya emosi juga dia. Batinku.
"kok lu bisa disini?"tanyaku. "lu emang boleh keluar rumah sakit?"
Dia tidak menjawab. Dia mendorongku dalam keadaan tetap merangkulku ke dalam ruang apartenku. Ku tutub pintu dan lalu dia mendekapku lebih erat.
"Sayang... Kangen." lenguhnya. Aku merasa sesak. Dekapannya terlalu ketat.
"Sayang..."
aku sedikit menggeliat karena sesak. Aku mencoba mengingat-ingat yang terjadi. Sebuah wajah jaraknya sanya satu senti,dia menindih tubuh telanjangku.
"sayang..."kata Ruby. Aku menjauhkan tubuh Ruby lembut.
Aku melihat botol-botol Alkohol tergeletak di samping kasur. Kami mabok-mabok sampai pagi.
Jadi tidak ada Elmo?
Tadi hanya mimpi? Pelukan tadi? Kata-kata kangennya tadi?
"Klein? Are you okey."tanya Ruby.
Tiba-tiba aku merasakan sakit kepala.
"i am fine. Need parasetamol. Please."kataku.
"okey. Gue ambil di kotak obat ya. Ruby pergi mengambil kotak obat.
Ada rasa marah dan kecewa. Mimpi tadi terasa nyata.
"where my BB?"tanyaku pada diriku sendiri kesal.
Ku raba-raba ranjang dan menemukan BBku di lantai.
Panggilan masuk. Dari Elmo.
Aku mengangkatnya.
(hallo Klein. gue di depan.)
"KLEIN! Lu kedatangan tamu." teriak Ruby dari arah depan.
Sakit kepalaku terasa semakin hebat. Aku dengan rasa ragu dan gemetar meruju arah depan. Ruby hanya menggunakan boxy Armany berwarna hitam memegang gelas dan obat. Pintu terbuka disana berdiri Elmo mematung. Wajahnya kikuk dan bingung. Bodohnya akupun hanya memakai celana bola pendek. Kali ini aku berharap kali ini juga mimpi.
" Lu koass itu kan?" tanya Ruby. Wajahnya bergantian memandangiku dan Elmo.
Kentang bgt deh... DX
btw,kk tw ciprofloxacin gk kak?
coba aja cari di google
Jujur lagi kering ide