It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Kalian gak lapar?" Tanyaku di belakang sofa, Klein tidak menoleh tetap duduk membelakangiku. Tidak menjawab.
Aku menyapu ruangan dengan pandanganku tapi tidak kutemukan Ruby.
"Klein, Ruby mana?"Tanyaku.
"Hadir!" Suara Ruby dari arah bawah terdengar sambil mengangkat tangannya. Aku mendekati sofa menemukan Ruby membaringkan kepalanya di paha Klein.
Mereka mesra sekali? Apa semua fotografer dan modelnya seperti ini? Aku jadi merasa mengganggu. Aku harus ngapain ya?
" Kalian gak laper?" Tanyaku lagi asal.
" Iya nih, lu mau makan apa honey?" Tanya Ruby, dia bangkit.
Deg!
Wow!? Honey!? Seorang pria memanggil pria lainnya dengan kata itu?
Pandanganku dan Klein bertemu. Dia seperti mencoba membaca ekspresiku, sepertinya bukan aku satu-satunya terkejut dengan panggilan itu.
Ya memang agak aneh seorang pria memanggil sayang atau honey pada pria lain sekalipun untuk PLU.
Atau aku yang terlalu kaku?
" Klein? Kamu gak mau makan?" Tanya Ruby.
" Gue mau tidur aja." Klein bangun lalu menuju kamarnya.
" Kamu kenapa?" Tanya Ruby lagi. Dia menyusul Klein.
Aku cukub paham apa yang harus ku lakukan dalam keadaan seperti. Diam.itu adalah tindakan yang paling tepat.
Setelah rasa nyaman yang baru saja aku alami di dapur tadi sekarang terasa sangat berbeda. Aku merasa asing kembali disini.
Pintu ditutup dan aku jadi sendirian di ruang tv yang tvnya dibiarkan tetap menyala.
"Okey, gue baik-baik aja kok." Bisikku sambil duduk di sofa.
Aku menonton acara-acara di tv. Klein punya berlangganan tv kabel. Banyak kartun-kartun walau tengah malam begini.
Selama lima belas menit menonton aku merasa agak ganjil juga mereka tidak keluar kamar. Aku penasaran apa yang keduanya lakukan di dalam kamar. Sudah 15 menit.
Aku coba sibukkan diriku dengan tontonanku namun pikiranku benar-benar ingin tahu apa yang Klein dan Ruby lakukan di dalam kamar berdua saja.
Aku menimbang-nimbang untuk mendekati kamar. Rasa penasaranku mengalahkan sopan santun dan rasa takutku, aku tidak mematikan tv ku dekati pintu kamar Klein pelan-pelan.
Aku tempel telingaku di pintu mencoba mendengarkan. Memfokuskan pendengaranku ke arah dalam.
Sia-sia!
Aku tidak mendengar apapun.
Rasa penasaran ku semakin menjadi-jadi!
Arrrr!!!
Aku menimbang-nimbang untuk membuka pintu.aku pegang pegangan pintu.
Melepasnya lalu kembali duduk di sofa.
Ruangan ini tiba-tiba terasa panas. Jantungku palpitasi.
(Palpitasi: berdebar-debar.red)
Aku pelan-pelan mendekati pintu lagi.
Memegang pegangan pintu lagi dengan Memutar pegangan pintu setengah. Menahannyam membatalkannya.
Aku mengundurkan diri lagi. Berjongkok sambil memandangi pegangan pintu. Mandanginya lekat-lekat.
Kalian ngapain sih di dalam???
Aku bangun. Menarik nafas dalam. Memegang pegangan pintu dengan pelan-pelan. Memutar pegangannya.
Klekkkk............!
i need your help..
Please...help me..
Tlng apa?
Kleeeekkkkk......!
Ku kunci pintu setelah ku masuk.
Klein langsung membuka baju dan celananya langsung ke atas tempat tidur, melihat itu aku langsung menurunkan boxer cavin n klein ku. Menyusulnya ke atas tempat tidur.
" I am not in mood Ruby." Tahannya saat aku mulain mencumbu tengkuknya, dia menutup tubuhnya dengan selimut membelakangiku.
Aku menyingkap selimutnya, menyelipkan tubuhku di dalam selimut yang sama dengan Klein. Aku memeluknya dari belakang. Aku berusaha memancing birahinya dengan membiarkan kulit kami saling bersentuhan.
Klein tidak protes.
Ku hisap pelan tengkuknya. Meniup-niupnya pelan. Ku biarkan hembusan nafasku mengeringkankan bekas cumbuanku.
Aku mencoba membalik tubuhnya supaya menghadapku. Dia tidak menolak tapi matanya tetap dibiarkan terpejam. Ku cium bibirnya sekali. Dia tetap diam.
Aku cium bibir merahnya lagi, kemudian ku coba memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Dia membalas dan kami berpagutan makin panas.
***
Aku terbangun jam 8 pagi. Klein sudah tidak ada di sampingku. Aku lilitkan handuk lalu menuju dapur. Klein disana duduk sambil menghirup kopi.
^^Klein
Selesai menuntaskan birahinya Ruby segera tertidur dan aku sendiri menyusul tidur.
Jam 2 pagi aku terbangun untuk buang air kencil. Ku biarkan saja tubuh telanjangku. Aku tidak memakai apapun kemudian membuka kamarku dan menuju dapur untuk minum.
Saat kembali dari dapur menuju kamarku, aku kaget Elmo melihatku. Rambutnya acak-acakan dan matanya merah. Mungkin dia terbangun saat aku lewat.
Aku lupa ada Elmo.
Aku bingung mau bilang apa?
" Gue mau pamit pulang." Kata Elmo tiba-tiba.
" Kenapa?" Tanyaku.
" Em..." Dia agak bingung menyusun kata. Dia memandangiku lekat-lekat.
Aku baru sadar aku telanjang!
" Ehm..." Gantian aku yang jadi salah tingkah.
" Gue gak mau mengganggu proyek foto lu. Kata Elmo lagi.
" Mo!"Tahanku.
Dia berdiri di depan pintu keluarku.
" Bisa tolong buka pintu ini?" Pinta Elmo dingin.
" Mo, ini udah malem."
"Gpp, kan ada taksi." Bantahnya.
" Mo, gue bisa jelasin. Tunggu sebentar ya." Aku masuk ke dalam kamar dan memakai jeansku.
Aku kembali menyusul Elmo di pintu keluar apartement tapi dia sudah tidak ada di sana. Aku berlari ke arah litf. Dia disana sedang menunggu litf.
" Mo." Panggilku.
Dia menoleh. Aku berhasil menyusulnya.
" Gue anter ya." Kataku memakai kaosku.
Dia diam. Tidak bicara sampai dia naik taksipun dia tetap diam.
Aku kembali ke apartemenku dengan diam juga.
Pintunya terkunci ternyata!!!!!!
Ku putar lagi pintu tetap pelan. Memang terkunci. Pintu tidak terbuka.
Aku semakin merasa diasingkan. Aku tidur di sofa setelah mematikan tv.
Aku terbangun saat seseorang keluar dari dalam kamar Klein.
Aku melihatnya telanjang.
Aku segera bangun. Klein tidak menoleh ke arahku saat menuju dapur.
Aku melirik ke dalam kamar. Ruby tidur disana dan diapun telanjang.
Aku merasa kosong.
Aku berdiri kembali di belakang sofa menunggu Klein kembali dari dapur.
Dia kaget. Jelas sekali dari wajahnya.
Dia diam saja.
"Gue mau pulang." Kataku memecah keheningan diantara kami.
***
Aku pulang dengan taksi menuju kost.
Aku sampai di kost langsung tidur.
Elmo memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Beberapa koper sudah terisi baju, buku dan beberapa keperluannya di Semarang.
Sore ini jam 6 sore, dia dan beberapa temannya akan naik kereta menuju Semarang.
" Lebih murah naik kereta. Trus kita bisa ngobrol-ngobrol lama disana" saran Cipro.
Jadi Elmo, Cipro dan empat temannya pergi dengan kereta sedangkan anak-anak permpuan memutuskan naik pesawat.
Klein mengajak Elmo bertemu.
" Tentang kejadian kemarin."
" Gue paham." Potong Elmo
" Oh ya?"
" Ya."
" Jadi kita gak punya masalahkan?"
"Ya"
" Gue suka elu Mo."
" Thx.gue juga suka elu. Tapi kita punya definisi dan penghayatan yang berbeda tentang kata ini."
" Maksudnya?"
" Kita gak mungkin berhasil."
" Mo?"
" Kejadian kemarin menjelaskan buat gue. Lu butuh Ruby, orang yang akan selalu ada di samping lu. Gue gak bisa selalu ada buat elu."
Klein diam. Tidak membantah.
" Gue akan ke semarang. Kita akan sangat lama tidak bertemu."