It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Seandainya aku bukan seorang koass mungkin aku akan punya cukub banyak waktu merawat diriku, memberikan waktuku untukmu sehingga kau tidak perlu merasa sepi.
Tapi aku seorang koass. Ini jalanku.
Itu yang menyerang pikiranku, sepanjang perjalanan menuju kostku.
Ada rasa sesak di dada.
***
" Pagi-pagi sudah datang, tumben dokter Elmo. Ada apa?" Tanya Oma. Saat jam aku berkunjung tidak seperti biasanya di pagi hari.
Aku dari apartemen Klein, saat aku bertemu juga dengan Ruby untuk kedua kalinya.
Aku diam saja hanya tersenyum.
" Dokter Elmo kayanya ada masalah, kayanya sedih banget?"Tanya Oma.
" Oma, saya datang kan buat ngukur tekanan darah oma." Aku tersenyum lebih lebar. " Saya gak mungkin sedih kalo ada oma."
Oma hanya diam.
" Tidur oma, biar saya tensi."Pintaku sambil menepuk pelan bahunya.
Aku mengukur tekanan darahnya.
" 140/80. Agak tinggi nih oma. Obatnya diminum kan?"
" Diminum tapi tadi oma makan ikan asin dikit."
" Oh, garamnya harus dikurangin ya oma. Nanti tensinya naik terus." Saranku.
" Iya dokter elmo, oma seneng banget kenal dokter elmo, mau mengaku oma sebagai nenek. Bangga sekali"
" Oma biasa ajalah."
" Dokter Elmo harus jaga kesehatan. Jadi dokter tugas mulia. Menolong hidup orang lain. Kadang gak punya waktu untuk diri sendiri. Oma bangga sekali disayang dokter elmo, mau repot buat oma." Ujar oma panjang lebar. Matanya berkaca-kaca.
"Oma kenapa sedih?"
" Oma gak sedih. Oma terharu, dokter Elmo mau repot buat oma yang janda dan tukang nasi gini." Matanya berkaca-kaca. Aku duduk di sampingnya, mengelus punggungnya dan merebahkan kepalaku dipundaknya.
" Oma juga baik buat saya, oma udah anggap Elmo cucu."
Oma terus bicara tentang masa-masa pahit hidupnya. Khas orang-orang yang berumur selalu bernostalgia dengan masa-masa sulit yang telah dialaminya, kebanggaan berhasil melewati semuanya itu dan karena rasa sayangnya mereka selalu menceritakan itu pada cucunya supaya cucunya dapat belajar dari pengalaman hidupnya yang panjang.
" Oma sayang dokter Elmo, oma berdoa supaya dokter Elmo sukses dan menjadi dokter yang baik." Ujar oma lagi.
" Jadi dokter itu pekerjaan mulia." Tambah oma.
"Iya, oma."Balasku
Tidak ada yang perlu disesali menjadi koass.
Rasa gundahku sedikit sirna. Aku merasa lebih baik sekarang.
***
Hidup apa yang lebih baik daripada menolong orang lain?
Saat orang lain ceroboh dengan hidupnya, kau mempertaruhkan hidupmu untuk memberinya kesempatan kedua.
Saat orang lain tidak tidur untuk dirinya sendiri, kau terjaga hingga pagi untuk hidup orang lain. Seseorang yang mungkin tidak akan pernah mengenal namamu.
Inilah kebanggaanku. Koass.
***
Aku pamit pada oma. Aku berjalan kaki ke menuju kostku. Ku dengarkan lagu dari hapeku.
Kupilih lagu ini:
NOBODY LOVES ME LIKE YOU DO
Each time when I feel all things disappeared
I'm so glad that You are here
Through the darkest night
You always be my light
And You guide me all the way
Only you can heal broken part in me
By Your love and sensitivity
With You were by my side
Everything will be alright
You help me to see the beautiful things
You gave for me
Nobody loves me like You do
You touch my heart with love so deeply and true
I have been searching for my whole life through
Just to found that Nobody loves me like You do
(by Edward Chen)
air mataku mengalir juga akhirnya saat mendengarkan lagu ini. Aku tidak dapat membendungnya saat aku sudah sampai di depan pintu kostku. Tidak ada orang yang melihat. Aku segera membuka kunci.
Klein aku paham bila kau tidak memilih aku. Memang tidak mudah mencintaiku. Relungku berbisik.
(I have been searching for my whole life through
Just to found that Nobody loves me like You do)
Lirik ini diulang dan menggema dalam telingaku di dalam kamar.
" I have been searching for my whole life through
Just to found that Nobody loves me like You do." Ku ikut juga akhirnya menyenandungkan lagu ini.
" Thx 4 love me, God." Bisikku lirik diantara isak tangisku, ku tutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku. Air mata tidak berhenti mengalir.
***
"Mo!" Tepuk Cipro dipundakku agak kuat.
" Ya?" Tanyaku sambil melepas handsfree yang menempel di telingaku.
"Giliran lu foto."Katanya.
" Ah iya."
Kami sedang di studio foto untuk membuat pas foto.
Giliran ku difoto. Selesai foto photografernya bertanya.
" Mas dokter ya?" Tanyanya.
Mungkin sejak awal dia bertanya-tanya. Karena kami berfoto memakai jas putih dan stetoskop.
" Bukan mas." Kataku.
" Bukan?" Ekspresinya bingung.
" Iya, saya bukan dokter."
" Kalo bukan dokter apa?"
" Saya koass." Jawabku sambil tersenyum dan melepas stetoskop Littmannku dari leherku.
Aku berlalu dari photografer itu lalu kembali berkumpul dengan teman-temanku.
"Uh kenapa kita harus buat pas foto baru pake jas putih dan stetoskop! Mana perlu forensik stetoskop." Protes Barbi.
" Iya forensik kan ketemunya mayat, stetoskop mau denger apa."
" Udah. Protes aja, namanya juga koass." Pungkasku. " Disuruh apa aja harus nurut, kaya baru aja jadi koass ah!"
" Apa boleh buat emang nasip Koass-koass. Hahahaha" tawa renyah kami bersama-sama.
BONAM.
END
Tqu, Elmo sadar kok. Mangkanya dia gak larut dalam kesedihan. Ada saat seseorang itu terpesona akan kehidupan orang lain, berpikir orang lain lebih bahagia dari dirinya.
Elmo si autis juga pernah mengalaminya.
Tpi w harap karya lo selanjutnya lebih matang lg bro, w tunggu karya lo yg lain.
:x :x
Endingnya memang seperti yang gue harapkan. Sad ending.