It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
P.M nomer lu. Kita bisa sharing. Lu belajar aja yang giat supaya tembus SPMB UI. Kalo udah diterima gak mungkin nyokap lu larang.
FK SWASTA seperti gue mahal, mungkin itu pertimbangan nyokap lu.
Aku memindahkan mobilku ke tempat parkir di samping kamar rawat Klein. Untuk ruang kamar VIV nya cukub mewah. Ruangannya luas dengan sofa panjang menghadap TV 21, tempat tidur pasien yang bisa diatur dinaikan kepala atau kaki.
Aku mengambil laptop ku, untuk online supaya mengurus pekerjaanku yang tertunda.
Aku membuka pintu kamar. Aku memergoki Klein memegang BBku.
"what are you doing?" tanyaku spontan.
" nothing." jawabnya santai lalu meletakkan BBku diatas. Disampingnya ia memegang tongkat penyanggah cairan infus.
Aku hendak marah dan mengambil BBku dari atas meja. Aku kaget tiba-tiba Klein menurunkan celananya. Memamerkan celana dalam hitam yang mini. Aku menelan ludah. Tidak punya kemampuan untuk mengalihkan pandanganku dari pantatnya yang putih dan indah itu.
Dia berjalan santai ke tempat tidurnya sambil menggandeng tiang infusnya. Lu berkata.
" I want sex. Kunci pintunya!"
Ruby pergi ke luar. BBnya ditinggal atau tertinggal di atas meja. Aku turun dari tempat tidur. Ku dorong tiang infus dengan tangan kiriku yang sedang di infus. Ku buka BBnya. Aku pernah tahu passportnya. Semoga belum diganti.
Yes! Terbuka.
Ku buka inbox. Tidak banyak pesan yang ada di sana. Aku cari sms yang ku maksud. Ku save nomernya di BBku. Ku kantongi buru-buru.
"what are you doing?" tanya Ruby tiba-tiba. Aku kaget.. Cepet banget datangnya!
Tenang!
"nothing" jawabku sesantai mungkin. Meletakan lagi BBnya di meja dan mendorong tiang infusku kembali ke tempat tidur.
Aku putar otak untuk mengalihkan perhatiannya. Aku tidak mau ditanya ini itu. Urusannya pasti panjang.
Ku buka celana panjangku,kuturunkan ke bawah.
"I want sex. Kunci pintu."
kata-kata itu meluncur begitu saja.
Ya sudahlah pikirku kemudian. Toh weekend ini aku belum berhubungan sex.
Ku dengar pintu dikunci.
Ruby mendekat dan meremas pantatku.
----
Donna dan aku duduk di dapus UGD. Beberapa koass lain sedang istirahat juga disana. Pasien sudah sepi sudah masuk bangsal atau rawat jalan. Pasien sejak tadi siang sangat banyak dari mulai ISPA hingga stroke. Kebanyakan memang kasus interna.
(ISPA: Infeksi Saluran Pernafasan Akut, seperti flu atau radang tenggorokan).
Aku selonjorkan kaki. Kulirik jam dinding
-15.45-
"bentar lagi pulang." kata Donna yang melihatku memandangi jam dinding.
" ngantuk banget don." balasku. " yang jaga malam belum datang?" lanjutku.
"tugas bangsalkan gak ringan. Banyak yang harus di GV."
(GV:Ganti verban.red)
"kak,pasien kak yang tadi kemana?" tanya perempuan diseberang meja.
"ruang VIP. Napa?"tanyaku balik.
"pasien kak tadi kan terkenal kak." kata teman disampingnya. "sering masuk majalah mode. Kakak tau gak?"
majalah mode? Majalah dokterKITA gue tau.
Batinku.
Aku menggelengkan kepala.
" Dia lebih ganteng dari fotonya ya." timpal perempuan disampingnya lagi. Mereka mulai sibuk bertiga membahas laki-laki tadi.
Aku mengetik sms:
^KENAPA SIH MEREKA?
Send to Donna
donna melihat hapenya yang berbunyi. Melihatku sebentar dan mengetik sms balasan.
^Wajar. Koass baru satu hari. Masih tahu peradaban di luar sana. Kalo udah kaya kita setengah tahun yang kaya anak hutan yang gak tau perkembangan zaman.
Sender:
Donna.
Aku mengetik sms balasan lagi.
^Masih bagus kita masih tahu siapa presiden kita.
Hahaha
Send to Donna
Donna tersenyum dikulum lalu mengetik balasannya
^ LOH? Emang siapa ya presiden kita?
Sender Donna
kami tertawa terbahak-bahak
"Tapi dia emang ganteng sih mo. Mau dia model atau enggak." kata donna berikutnya setelah kami menyelesaikan tawa kami.
bell itu lagi.
Aku dan donna langsung berhamburan ke luar. Tiga koass itu tampak kaget melihat reaksi kami berdua.
^Kalian akan merasakan sindrome bell kalo memakai seragam ugd ini.
Batinku.
Alben dan Capto sudah menggotong tandescop.
(alat memindahkan pasien.red)
Pasien tampak tidak sadar. Tergeletat tanpa ada gerakan. Orang-orang yang mengantar mencoba mengangkat.
Alben melarang.
"BIAR KAMI SAJA YANG ANGKAT!"larang Alben agak keras. Wajar saja kesalahan prosedur dalam memindahkan pasien dapat membunuh pasien yang tidak sadarkan diri.
Donna menganamnesis salah satu pengantar.
(anamnesis: wawancara tentang keluhan dan gejala-gejalapenyakit.red).
Aku sendiri bergabung bersama Capto dan Alben untuk memindahkan pasien.
"Astaga! D.O.A ya!" itu kesanku saat melihat ibu yang terbaring itu.
(D.O.A:meninggal dalam perjalanan.red)
Setelah berhubungan sex dengan Klein aku memakai pakaianku lagi. Ada sensasi yang berbeda saat berhubungan sex bukan ditempat biasanya.
Klein bilang mau tidur. Sedangkan aku kemudian sibuk menelepon rekan bisnis dan mengurus hal-hal kerjaan lewat online. Aku tidak mau pekerjaanku berantakan.
Tidak terasa sudah sore. Aku melirik jam Hugoku.
--17:45-- Aku harus pulang dulu. Aku meninggalkan pesan BBM untuk Klein karena kulihat dia masih tidur.
Aku mau ambil beberapa baju dan dokumen-dokumen yang harus ku. Saat melewati UGD ku lihat laki-laki merah-merah itu membawa ransel yang tampak terisi penuh diantara dokter-dokter lain yang berhamburan meninggalkan UDG. Mukanya kucel.
Aku melewatinya begitu saja. Melajukan mobil BMWku menuju apartemen ku.
kasih tau gak ya?
Tpi ksian deh, masa d.o.a., mungkin slah posisi ato apa gtu wkt dibawa y...
D.O.A:DEAD ON ARIVAL
Artinya saat datang sudah dalam keadaan mati.
Kasusnya beda. Yang waktu Ruby dateng itu pagi sedangkan saat Elmo bantu ngangkat kali ini udah sore. Di situ gue kasih jam sore.