It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
" yakin mau langsung pulang?" tanyaku pada asistenku yang aku minta membawa keperluan bajuku. "mendung loh." kataku lagi.
"ada perlu bos." jawabnya. "permisi."
Aku melambaikan tangan. Dia mengendarai motornya lalu menghilang dari pandangan. Aku lihat langit mendung seperti sedang berduka.
Aku masuk ke dalam. Aku mau ganti baju tapi bingung bagaimana caranya. Ruby sudah pulang dan janji akan datang lagi lewat BBM.
Hujan tiba-tiba turun. Kulihat jam tanganku. -18:00-
Deras.
Si culun lagi apa?
Kehujanan gak ya?
Ku angkat ambil BB dari saku dan ku masuk ke phone book.
Elmo Culun
kutekan Call
"Hallo Elmo"
" Gue Klein."
" Gue minta tolong. Lu dimana?"
" kan lu janji mau jaga gue pas di ugd."
"Gue tunggu ya. Tau kan kamar gue?"
aku BBM Ruby supaya tidak perlu datang. Alasannya asistenku yang naksir dia akan menjagaku.
Ruby mengiyakan.
Pintu diketuk. Elmo masuk,masih dengan baju merah-merahnya.
" Belum ganti baju?" tanyaku.
" Belum. Ada perlu apa?" tanyanya lagi.
" Gue mau ganti baju. Tapi gimana ya? Kan ada infusnya." jawabku santai. "Perawatnya kan cewe gue gak nyaman." mencari alasan paling masuk akal.
" Oh." dia meletakkan ranselnya dilantai.
Kemudian dia mengambil kantong infus. Dia menurunkan klem di selang infus.
" Ini dimatiin dulu supaya darahnya tidak naik." katanya memberi keterangan.
Dia meloloskan kantong infus dari lengan bajuku. Sehingga aku dapat membuka kaos Hugo Boss ku seperti biasanya.
Kami sangat dekat. Tingginya sepundakku. Aku sengaja memamerkan keindahan tubuhku yang rutin ku latih di gym. Aku menunggu reaksinya.
" Baju ganti lu mana?" tanyanya melirik kanan dan kiri.
Damn! Aku tidak dapat menebak reaksinya. Gerak-gerik tubuhnya yang kikuk seperti biasanya membuatku kesulitan membaca sikapnya.
" duh. Kok agak pusing ya?" ku pegang kepalaku dan agak menjatuhkan tubuhku ke arahnya. Dia menahanku. Kedua tangannya menopang tubuhku.
"Lu kenapa?" tanyanya panik. Wajah kami dekat. Ku tatap matanya masuk ke dalam. Beberapa detik.
Wajahnya memerah.
Aku mau mendekatkan wajahku ke arahnya.
" Gue bantu ke tempat tidur ya." dia tiba-tiba bersuara. Membantu memapahku ke tempat tidur.
Damn!
" tolong ambilkan bajuku di dalam tas." pintaku. Dia memilihkan sebuah kemeja dan celana pendek. Katanya supaya lebih mudah kalo pake kemeja ganti bajunya.
Dia mengembalikan kantong infus ke tiang infus dan meng'hidup'kan lagi infusnya.
" udahkan? Gue pamit dulu." katanya kemudian.
"Kalo celanakan bisa sendiri." jawabnya.
" okey. CD gue dong. Gue belum ganti CD dari kemarin."
kuturunkan celanaku.
Dia tampak kaget lalu memalingkan wajahnya.
Menyerahkan celana dalam Cavin Kleinku tanpa memandangku. Ku pegang tangannya saat mengambil celana dalamku.
Aku telah memakai baju lengkap.
Bikin gemes aja!
" lu pulang kemana?" tanyaku dari diatas ranjang.
"gue kost di belakang. Gue pamit ya."
"tapi hujan Elmo. Lu udah tidur? Udah mandi?"
" belum." dia menggelengkan kepalannya. Masih berdiri kikuk seperti sedang dihukum.
" Belum yang mana? Belum mandi atau tidur?"
"Hehehe dua-duanya." sikabnya mulai santai.
" lu mandi aja dulu di kamar mandi ini. Biar segar." aku menawarkan dengan tulus.
" Bener?" wajahnya berbinar.
" Iya. Bahkan lu boleh pinjam dulu baju gue."
Dia bertanya beberapa kali apakah aku tidak keberatan. Aku coba meyakinkannya.
---
Dia keluar kamar mandi dengan memakai kaosku. Wajahnya tampak segar. Dia ganteng. Wajahnya lebih tenang.
" lu pasti ngantuk bangetkan?" aku meyakinkan.
Dia mengangguk
" lu baik banget ya Klein." bisiknya.
Elmo langsung tertidur. Aku menyelimutinya dan aku sendiri berbaring disampingnya. Dia membuatku merasa sangat nyaman.
Ku elus rambutnya. Dia diam. Dengkuran halus terdengar.
Aku mencium kepalanya menghirup wangi sampoo dan aroma khas tubuhnya membuatku nyaman.
Culun...
Mungkin aku sedang kasmaran.
----
btw bocoran buat elu. Nama2 temen-temen Elmo.
^ Donna dan Bella dari BellaDONA (obat bius)
^ CIPRO dari Ciproflosaksin (antibiotik)
^ CAPTO dari captopril (anti hipertensi)
^ Rani dari Ranitidin (obat maag)
^ Alben dari Albendazol (obat cacing)
^ Amlo dari Amlodipin (anti tekanan darah tinggi)
^ADRE bukan ANDRE dari Adrenalin (obat pacu jantung)
hahaha gak kreatif ya!
Definisi yang gue kasih gak terlalu tepat cuma supaya mempermudah dipahami orang awam.
Hehehehe
btw thx udah membaca.
Gue dedikasiin cerita di episode ini untuk siapapun yang sedang mengejar cita-cita dan orang lain berkata
"Lu yakin?"
--SMA--
"lu yakin?" tanya Randi.
Aku mengangguk.
" biologi lu berapa?"
" 6."
" kimia?"
"6."
" fisika lu?"
" 8 dong"
" matematika?"
" 7."
"rengking lu?"
" 10."
" Lu pikir ulang deh."
---
" Gue mau coba kedokteran UI!" aku berkata yakin saat Papa bertanya akan kemana nanti setelah SMA. Mama diam saja sambil menunggu reaksi Papa.
" Kita liat saja ya nak." jawab Papa.
----
Ini cita-cita pertamaku yang pernah aku punya. Aku punya cita-cita ini kelas 3 SMA. Tiba-tiba saja aku merasa hidupku akan sangat berarti saat memiliki cita-cita.
^ Dokter pekerjaan mulia.
---
" Nak, sini sebentar." Mama memanggil.
Aku duduk disamping mama.
" Kamu tahu waktu yang dibutuhkan untuk menjadi dokter?" tanya mama.
Aku menggeleng.
" lama nak. Paling cepat 6 tahun."
aku diam. Aku tidak benar-benar paham artinya lama.
" kamu punya adik yang harus dibiayai juga. Adikmu kuliah setahun setelah kamu nak."
aku tetap diam.
"pertimbangkanlah kemauanmu itu."
" mam,ini cita-cita pertama gue. Untuk pertama kalinya gue punya cita-cita dalam hidup." jawabku. " gue mau jadi dokter."
" kita coba dulu ya. Kalo kamu gak lulus ambil yang lain ya." kata mama berikutnya
aku mengiyakan.
---
Sebelum UMPTN, Papa mendaftarkanku ke FK Swasta di jakarta dan bandung. Ada beberapa yang tempat aku mencoba ujian masuk. Hanya satu yang lulus.
---
Bimbingan belajar.
" dari hasil try out terlalu jauh untuk lulus FK UI,mau pertimbangkan fakultas lain supaya bisa masuk PTN." kata pembimbing.
Aku diam.
Yang aku tidak tergila-gila masuk Perguruan Tinggi Negeri tapi Fakultas Kedokteran sekalipun itu swasta.
Batinku.
---
"Aditya itu pinter banget loh. Selalu Juara umum di SMAnya. SMA unggulan padahal. Tapi gak tembus kedokteran UI" cerita bu Rina pada mama. Mama memegang tanganku.
---
" Dulu gue cita-cita jadi dokter. Itu cita-cita gue sejak kecil mangkanya gue rajin belajar. Tapi ya gue terima kenyataanlah. Gue ambil yang lebih masuk akal aja buat gue." cerita Aditya.
Aku menunduk dan diam.
---
Pengumuman ujian masuk PTN:
TIDAK LULUS.
" sayang, awalnya mama dan papa ragu. Tapi kamu tidak menunjukan keraguan." papa berkata-kata.
" mama dan papa, akan coba yang terbaik ya. Papa punya tanah di Bandung akan papa jual buat biaya sekolah kamu." kata Papa.
" Mama ingat, tiap tanya sama kamu sejak kecil kamu mau jadi apa kamu selalu bilang mau jadi Satria Baja Hitam, kemudian bilang jadi Ultramen lalu juga jadi X-men. Mama dan papa cuma takut ini keinginan sementara kamu saja." timpal mama.
Aku hanya bisa menangis. Jadi dokter lewat FK Swasta tidak buruk sama sekali.
Pap n mam. Thx
"Colon?" tanya Capto padaku.
" Color kali ya?" tanyaku balik.
" buat papan nama bentuk Color maksudnya?" tanya Cipro.
" Kalo kata kakak gue. Colon itu usus besar. Jadi kita bikin papan nama bentuk usus besar." terang Donna.
" Oh gitu. Kenapa gak bilang dari tadi? protesku pada Donna.
" Kalian bertiga diskusi sendiri gak pake nanya ya gue gak jawab." protes Donna tidak terima.
" Lalu ada yang tau bentuk dari colon atau usus besar?" tanya Cipro.
Kami berempat saling pandang.
---
"Lu cium nih kadafer!" bentak salah satu senior di ruang anatomi padaku.
(kadafer:mayat.red)
Ada beberapa tubuh mayat di ruangan itu. Ada yang masih lengkap organnya ada yang sudah terpisah-pisah.
Mata dan hidungku sakit karena bau formalin yang menyengat.
Aku sentuhkan bibirku dengan bibir mayat itu santai. Mimik wajah seniorku itu agak kaget.
"Lu cium sekarang penisnya." perintahnya lagi. Aku lakukan tanpa ragu. Menyentuhkan bibirku ke penis mayat yang sama.
"JONGKOK LU!" perintahnya lagi.
---
Aku kembali ke kost sudah jam 11 malam. Ini hari terakhir ospek.
Di kost ku cek HP ku.
^MET ULANG TAHUN ELMO SAYANG.
Sender Mama
Sender Papa.
Sender Bro
Ini ulang tahun pertamaku bukan di rumah. Ulang Tahun pertamaku tanpa kue dan kado. Tanpa Mama, Papa dan adik-adikku.
Aku menatap dinding kamar kostku.
Selamat Ulang Tahun Elmo.
Batinku.
---
Aku mendapatkan informasi buku ini dari internet. Cover bukunya memang agak profokatif, tubuh laki-laki yang atletis dari pinggang ke atas. Setelah membaca buku ini membuat rasa sendiriku terasa sirna.
Aku tidak sendirian. Walaupun kisahnya berakhir sedih. Aku sedih seperti seseorang yang mendengar berita kematian saudaraku.
Aku telah tamat membacanya dan bertekat menemukan orang itu.
Ku letakkan buku berjudul LELAKI TERINDAH itu ditempatnya semula lalu segera meninggalkan Gramedia.
semangat ya buat cita-cita lu apapun itu.
jdi dokter emg susah yak,hrus siap siaga..