It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ABG banget en natural
Tapi katanya cuman sebulan kelar nich crita eh mpe berbulan2,,,
MenurutQ buat crita bermutu kayak gini kan emang ndak langsung jadi
Mmmmm klo dah update mention yakk
“Ga,, jangan lupa makanan buat cemilan di masukkin mobil”
“truss ini selimut jangan lupa di bawa, kamu kan punya alergi debu, gak bisa sembarangan pake selimut”
“oiia,, kalian tante udah bawain obat-obatan yah,, jangan lupa di bawa!!” Kata Tante Bella, Ibunya Rega ikut repot menyiapkan persiapan keberangkatan kami ke Anyer di pagi itu. Tepat jam 7 pagi saat ini, tentunya semua ibu kami sudah memberi kabar ke pihak sekolah bahwa kami semua berhalangan hadir di sekolah hari ini karena sakit. Di lain tempat yaitu di ruangan dekat ruang makan rumah Rega, aku sedang mengantri mandi di depan kamar mandi. Sudah sekitar 20 menit Rega berada di dalam, aku mulai jengah menunggu gaya mandinya bak putri solo yang lama itu. Berbeda dengan satu ruangan lain di rumah ini yang sepertinya masih tenang. Tempat itu adalah kamar Rega yang di dalamnya Mario masih tertidur dengan pulasnya. “Lu duluan Ton mandi, kalo lu udah kelar baru gw” Kata Mario saat aku mencoba membangunkannya tadi. Tidak berbeda jauh denganku, jawaban yang di berikan dia ke Rega juga seperti itu!!!
“Oiii... Gaaa... Lu mandi apa pingsan di dalem!! Lama amat!!!”
“bawelll dehh... lima menit lagi!!!”
“Haah!!! Lima menit lagi?? Eehh,, yang bener aja... cepetann ahh!!!” “BRUKK BRUUKK” kataku lagi menggedor pintu kamar mandinya
“Maaaahhh... Toni mau rusakin kamar mandi kita niihh!!!” Kata Rega sembari keluar dari kamar mandi
“euwwhh,. Bawell!!!”
“Ohh yaahh Gaa.. jangan lupa yah itu selimut di bawa, tar alergi kamu kambuh” kata ku dari dalam kamar mandi menirukan nada bicara tante Bella
“BRUKK BRUKK” “sialan lu!!!”
“Tanteeee... Rega maksa mau mandi berdua niihh, gedar gedor kamar mandi!!”
“ehh... semena-mena tuh mulut!!!”
“hahahaaha”
Tiga puluh menit berikutnya aku kini sudah berada di kamar Rega lagi untuk berpakaian. Rega yang sudah siap dengan kaos putih dan jeans biru mengajakku untuk turun ke bawah untuk sarapan. Mario masih belum bergeming di tempat tidur, walaupun kami berdua sudah berusaha keras membangunkannya. Dia hanya melenguh sebentar dan bilang “lima menit lagi, kalian sarapan aja duluan”.
“Loh.. mana Mario?? Kok gak di ajak sarapan bareng Ga??” Tanya Tante Bella
“Masih tidur mah,, katanya tar nyusul!!
“Oohh... kalian berangkatnya habis sarapan aja, takutnya macet di jalan, lagi pula biar nyantai jalannya” “teruss kamu Ga,, kalo cape istirahat dulu!! Jangan di paksain buat cepet-cepet, biar lama asal selamat!!” “Oiia..kalo kamu mau bawa sunblock cream, bawa aja punya mamah, tar mamah ambil”
“Astaagaa Mamahh... satu-satu ngomongnya.. kasian tuh Toni bingung denger mamah ngomong borongan gitu!!”
“Ya ampun nak Tonii... maafin tante yaah,, kamu ampe bengong gitu denger tante ngomong!!!” “itu mie-nya yang di sendok di suap dulu” “berarti kamu harus sering-sering nginap di sini Ton, biar kamu terbiasa ama gaya bicara tante”
“iyaah tan”
“Eh.. ngomong-ngomong si Mario kenapa belum keliatan juga, coba Ga, kamu liat dia, tar kesiangan kalian”
“Iyaah Mah”
Gak lama berselang aku melihat Rega sedang mendorong-dorong Mario ke kamar mandi, lalu memaksanya masuk ke dalamnya. “beres mah!!” kata Rega setelah berhasil memasukkan Mario ke dalam kamar mandi. Sementara itu diskusi kecil dengan Rega dan Ibunya sambil menunggu Mario, berlangsung hangat. Semua barang bawaan kami sudah di masukkan ke dalam mobil, hingga sekarang kami benar-benar hanya tinggal menunggu Mario selesai. Lima belas menit berlalu dari Mario selesai mandi lalu kembali ke kamar Rega. Namun sampai saat ini dia belum juga muncul di depan kami. “Ton.. gantian gih,, lu ke atas liat Mario,, lama banget dia!!” kata Rega sambil memberiku isyarat untuk menindak Mario tegas, seperti tadi Rega menindak tegas Mario untuk menyuruhnya mandi.
“Ehh... Gila lu yah.. udah dua puluh menit lu masih belum pakaian juga!!!” kataku saat melihat Mario masih melilitkan handuk di pinggangnya.
“Gimana mau pakaian!! Dari tadi gw cari tas gw gak ketemu!! Lu umpetin yaah!!”
“hahaaaa... oiia,, gw lupa,, tas lu tadi udah gw masukkin mobil”
“yeehh.., ambil gih!!”
“ambil sendiri lah!!!”
“errrgghh resee!!” kata Mario sambil memakai kembali pakaian tidurnya lengkap lalu menyusulku ke bawah. Di bawah Rega yang sudah gak sabar sudah ada di mobil, bersiap untuk berangkat. “Laahh.. kenapa lu belom ganti baju sihh Yooooo!!!” Kata Rega kesal melihat Mario belum siap juga.
“Gimana gw mau siap!! Lu gak bilang-bilang tas gw udah di mobil, gw cariin dari tadi buat ganti baju gak ketemu!!”
“Yodahh... sekarang ganti bajunya di mobil aja yaah!!” Kata ku sambil mendorong Mario masuk ke kursi belakang mobil.
Gak lama aku masuk mobil, Rega langsung menekan central lock, isyarat agar gak ada lagi yang turun!!. Sebenarnya Mario masih memaksa meminta waktu lima menit untuk ganti di dalam, tapi sepertinya niatnya itu dia urungkan setelah melihat tatapan bengis mataku. “Jangan ngintip lu!!” kata Mario sambil mengganti pakaiannya.
“Ehh.. lu pada bawa cemilan apaan sih,, kok keripik semua!!! Lu kira gw burung sarapan keripik!!!”
“Eh,, sarapan itu tadi jam tujuh sampai jam delapan!!! Kalo jam segini kan emang buat ngemil!!” Lagian burung kan gak makan keripik!!”
“Tapi gw laperr Tonn... belum sarapan.. depan mampir mini market yahh,, mau beli roti gw” kata Mario memelas
“Gak bisa!!! Depan itu udah mau masuk pintu tol!!” kata ku ketus
Kami merasa sudah sangat nyaman dengan perjalanan ini. Jalan yang belum macet dengan rombongan orang-orang yang mungkin akan merayakan malam pergantian tahun di tempat yang sama dengan kami, radio yang senantiasa memutarkan playlist lagu kesukaan kami, makanan kecil dan minuman yang tidak kurang. Hal itu semua membuat kami bersemangat dalam perjalanan. Kecuali sepertinya Mario, dari tadi yang dia ributkan hanya lapar!!! Salah dia sendiri, semalam bukannya tidur malah telfonan dengan pacarnya, sampai akhirnya dia masih mengantuk, ketika seharusnya mandi.
“Di depan rest area Yo... tahan dikit lapernya” kata Rega yang ternyata ampuh menenangkan raungan lapar Mario selama beberapa menit ke depan sampai kami akhirnya benar-benar tiba di rest area itu. Satu jam setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Anyer. Lima jam perjalanan dari Jakarta kami tempuh, akhirnya sekarang kami sudah sampai di sebuah komplek hunian tepi pantai di barisan pantai yang lumayan jauh dari cottage Marlbella. Sebuah cottage yang mungil dan nyaman untuk kami tinggali. Di depan cottage sudah tersedia dua buah sepeda yang dapat di gunakan untuk bersepeda di jalan beraspal yang ada di komplek menuju pantai yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami menginap.
Semua peralatan sudah kami turunkan dari mobil untuk di pindahkan ke kamar. Rega dengan langkah lunglainya langsung menuju kamar dan meminta bantuanku untuk membereskan segala barang yang masih berceceran. Sedangkan Mario sibuk dengan kembang apinya yang akan kami gunakan untuk merayakan pergantian tahun di pantai. Saat ini adalah pukul empat sore, tinggal beberapa jam lagi untuk menuju pergantian tahun.
“Ton... tar malem kita buat barbekyuan yuk, di depan cottage aja, gak usah di pantai” Kata Mario sambil memasukkan kembang api berukuran besar ke dalam paper bag yang akan di bawa nanti malam ke pantai.
“Ogah ah!! Bau asep!!”
“Idihh... cowo sih takut asep!!”
“Bodo!!!”
“hmmm... Ton.. jalan-jalan yukk!!” Kali ini Mario mengajak keluar sambil menunjukkan sepedah yang ada di halaman cottage.
“Tapi Rega?? Kasian dia di tinggal sendirian”
“dari pada di bangunin, kan lebih cape, apa lagi tar malem kita bakalan sampe larut bgt!!”
Setelah meninggalkan pesan di cermin yang berada di kamar tempat Rega tidur, aku dan Mario segera menikmati suasana sore di pantai kawasan cottage di sekitaran anyer ini. Dengan di bonceng Mario menggunakan sepedah mini, kami berdua menyusuri tiap sudut jalan yang berada di kawasan komplek cottage yang menurut tetanggaku Rahman anak pemilik cottage yang kami sewa ini adalah pantai yang berhamparan pasir putih. Sekitar tiga puluh menit kami berkeliling komplek menikmati suasana sekitar komplek yang tiap cottage terlihat berpenghuni. Setelah bosan berputar-putar Mario segera mengarahkan sepedah yang kami tumpangi ke arah pantai. Benar saja, belum genap kami semenit sampai di bibir pantai, aku sudah di buat kagum oleh pemandangan yang menurutku adalah pemandangan terbaik yang aku lihat ditahun ini.
Duduk di hamparan pasir putih, dengan deburan ombak yang tiap detiknya berusaha menggapai kaki, seakan mereka berusaha menarikku masuk ke lautan untuk menyaksikan keindahan dalamnya, namun akhirnya ombak itu hanya mampu menyisahkan buih-buihnya di kakiku. Hal itu semua yang membuat aku gak menghiraukan keadaan sekitarku, celana yang aku gunakan, termasuk Mario yang aku tinggal langsung tadi dengan sepedah yang belum sempat dia parkirkan.
“Nih...” Tiba-tiba Mario sudah ada di sampingku dan menyodorkan sebutir kelapa hijau khas pantai
“Ehh,,, thanks yaah”
“Egois bener sih lu!! Gw di tinggal gitu aja” Kata Mario dengan muka masamnya
“Hahahaa,,, maaf dehh,, abis pemandangannya bagus banget!!”
“Bodo!!!”
“Yahh,, jangan ngambek donkk.. kan gak sengaja Yoo..hehhee”
“BODO AMAT!!!”
“dihh,, maafin donkk... senyum yaah,, jangan ngambek lagi, tar gantengnya ilang!!”
“Au Ah”
“Dihh,, mau senyum gak nihh” Kataku seraya kedua tangan ku menarik kedua pipinya untuk membentuk lekukan senyum di wajahnya
“I.. iii..iiyaaaa... gw senyumm nii... sakitt tauu!!”
“nah,,, gitu donkk... orang udah minta maaf juga”
Percakapan kami berdua sore itu di bibir pantai, mengantarkan mata kami untuk menyaksikan tenggelamnya matahari hari itu dengan indahnya. Sepertinya aku belum pernah menyaksikan matahari berukuran sedemikian besar di hadapan mataku, seakan berjarak hanya beberapa menit untuk di jangkau.
“PLOKK” tiba-tiba pipiku terasa basah dan berpasir, ternyata Mario memanfaatkan kesempatan di saat aku kagum akan pemandangan untuk menyerang balik.
“hahahaa... rasain!!” kata Mario seraya menjauh saat aku sadar.
“Sialaannnnn!!!.. sini lu!!”
“Gak mauuu!!”
Kali ini fokus ku bukan lagi pemandangan pinggir pantai yang terlanjur indah itu, tapi mengejar dan berusaha membalas perbuatan Mario!!!. Lelah berlarian akhirnya aku lupa tujuan aku adalah balas dendam atas pasir yang ada di pipiku. Sebotol air mineral dari tangan Mario, membuat aku mengurungkan niat untuk melumuri balik wajahnya dengan pasir.
“Pulang yuk Ton!!!... Rega udah bangun kali”
“Astagaaaa!!!.. iyah Rega.. gw lupa kalo kita tinggalin dia di cottage!!”
Seketika itu kami berlari ke arah sepedah yang kami parkir barusan. Entah perasaan ku saja atau memang ini yang terjadi. Aku merasa banyak mata yang sedang memandang ke arah kami berdua dari tadi, hingga saat ini. Dengan mengambil sepedah secepat mungkin, kami berusaha secepat mungkin sampai ke cottage. Angin pantai yang berhembus menerpa wajahku seraya kayuhan Mario, membuat aku mengantuk tak tertahan, yang membuat aku merebahkan wajahku ke punggung Mario. Oh.. Tuhan,, sekarang aku mengerti. Tadi adalah tatapan sungguhan dari pengunjung pantai. Yah,, tatapan aneh kepada kami. Barusan kami seperti sepasang kekasih yang tak lazim. Ahhh.. Aku gak perduli kata orang. Aku hanya peduli dan mengerti, orang yang sedang mengayuh ini adalah sahabatku!!!. Yaah,, semua fikiranku itu membuat aku membenamkan lebih dalam wajahku ke punggungnya. Seakan tak mau kehilangan kenyamanan yang aku sedang dapatkan saat ini. Hati dan Jiwa tentram.
“eh.. kotor amat sih lu pada!! Mandi gih sana!!” kata Rega ketika kami masuk ke dalam cottage.
“hehehe... lama yah Ga... sorry yah baru balik..” Kata Mario sambil nyengir
“Iyah Ga,, abis tadi itu matahari tenggelamnya bagus banget.. nyesel tadi gw gak bangunin lu!!!”
“Yodah gak papa.. kalian mandi dulu gih, tar baru kita keluar cari makan”
“Siap komandan!!” Kata ku langsung menuju kamar mandi.
Lima belas menit kemudian aku sudah siap dengan pakaian yang rapih dan bersih.
“Yo,,, mandi gih” kata ku seraya memotong pembicaraan Rega dengan Mario
“Ehh.,.. lu udah Ton?? Dari kapan udah disini!!!”
“Baru ajah... yodah gih mandi, trus kita makan”
“Iyee” Katanya sambil ke kamar mandi
“Tadi ngomongin apaan Ga??”
“ngomongin omongan biasa... gak ada yang istimewa kok!!”
“ooh”
Jujur saja aku masih penasaran, sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan tadi, Mario terlihat kaget ketika aku tiba-tiba sudah ada di antara mereka. Rega juga tadi seperti menutupi sesuatu. Kenapa hanya aku yang tidak di beritahu. Konspirasi apa lagi ini!!! atau jangan-jangan ini adalah satu buah lagi privasi di antara mereka. Seprivasi apapun itu aku harus tahu, toh aku telah mengetahui semua yang telah terjadi di antara mereka.
Jam delapan malam saat ini, kami sedang berada di dalam sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari pantai, tempat dimana kami akan merayakan pergantian tahun. Sepertinya pengurus cottage ini telah menyiapkan panitia untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan memuaskan hasrat pesta tahun baru para penghuni cottage ini. Kelip cahaya lampu warna-warni, musik yang membuat semangat, deretan meja berisi berbagai jenis minuman, menghiasi hampir di sepanjang hamparan pasir putih. Suara musik yang menghentak seolah menantang suara ombak, namun akhirnya menghasilkan suara yang harmoni yang membuat pendengaran yang mendengar terpuaskan.
Jam 10 malam saat ini, itu artinya beberapa saat lagi pesta pergantian tahun akan di mulai. Para pelayan di kafe ini mulai sibuk menata kursi. Ya,,, di kafe ini mempunyai acara sendiri untuk pengunjungnya dengan hanya membayar sejumlah harga tiket masuk untuk menikmati hiburan dan minuman yang disuguhkan dalam rangka pergantian tahun. Itu artinya kami harus bergegas keluar dari kafe ini, karena kami tidak ingin membuang uang jajan kami hanya untuk acara satu malam ini. Terutama aku, bagiku adalah melewati malam ini bersama sahabatku, Mario dan Rega.
KEMBANG API
Jalan setapak menuju pusat acara yang ada di pantai di penuhi dengan gemerlap hiasan lampu yang terbungkus dengan bahan nylon membuat jalan yang kami lewati menjadi temaram.
“Astagaaa... ini rame banget.. gratis sih gratiss,, tapi gak gini juga kalii.. kalo begini caranya, namanya bukan nonton kembang api!!! Tapi punggung orang!!!” Ketus Mario ketika kami baru memasuki gapura pertanda area acara yang di suguhkan oleh manajemen cottage.
“He eh Yo..” jawab aku dan Rega berbarengan
“Terus kita mau kemana ini??” lanjut Rega
“Tuh kan sekarang bingung... tadi aja gw tawarin untuk barbekyuan di depan cottage pada gak mau!!” Jawab Mario
“Lah,, kapan lu nawarin barbekyuan depan cottage??” Jawab Rega bingung
“Nohh,. Si kucrut itu gw tawarin gak mau, takut asep katanya” Sengit Mario sambil menatapku.
Orang-orang disekitar kami mulai menghimpit tubuh kami bertiga, mungkin sebagai aksi protes mereka karena secara tidak sadar sudah menghalangi jalan mereka. Ya.. saat ini kami berdiri tepat di depan gapura pintu masuk untuk berdiskusi. Seketika Rega menarik tanganku mengajak untuk berada lebih dalam lagi ke dalam area, mencari peruntungan akan harapan masih ada tempat untuk kami bertiga menikmati pergantian malam tahun baru, dengan sigap aku langsung menarik tangan Mario agar tidak terpisah.
Musik yang merdu mengalun membuai telingaku, demi ingin melihat siapa penyanyinya secara tidak sadar aku sudah terpisah dengan dua orang temanku, padahal sekitar setengah jam lagi acara puncak yaitu kembang api akan di mulai. Ah,,, kalau begini keadaannya bisa jadi aku menikmati kembang api sendirian, di tengah kerumunan orang-orang yang akan menikmatinya bersama orang terkasihnya.
“Ah... sial!!” gumanku ketika ingin berbalik kearah yang tadi aku lewati sudah di penuhi dengan orang-orang yang berdiri di sekitar panggung sumber alunan musik tadi. Tiba-tiba ada tangan yang menarikku kearah samping. Ternyata Mario!!
“lewat sini Ton..” bimbing Mario menjauh dari kerumunan orang.
“Tadi kemana aja dah, tiba-tiba ngilang,,, si Rega bingung tuh nyariin!!”
Mario menuntunku ke arah keluar area untuk menghindari kerumunan orang-orang, agar menuju tempat Rega menunggu kami lebih cepat. Diperjalanan nyanyian merdu tadi masih terngiang, sambil mengingat liriknya aku berusaha menyanyikannya.
“Tell me quando quando quando... Please don’t make me wait again” lirihku mencoba melafalkan liriknya
“Every moments a day. Every day seems a lifetime”
“Tell me when will you be mine, Tell me quando quando quando, we can share a love devine... Please dont make me wait again” Tiba-tiba Mario menyahut
“Eghhh” jawabku dengan ekspresi bingung
“Itu lirik yang benernya... tadi lu nyanyi ngacak banget!! Gak kasihan apa sama yang bikin lagunya..” Kata Mario
“Oooh,,, habisan nadanya datar banget, dikira lagi ngomong”
“Emang kalo tadi lagi ngomong, lu mau nyahut apa??” Kata Mario, membuat langkah ku tertahan.
Degh!!! Tiba-tiba suasana yang terbangun adalah canggung.. “Kenapa Mario tiba-tiba aneh seperti itu sih!!!” gumanku dalam hati. Kami berdiam mematung di bawah pohon kelapa pantai yang menjulang, di temani temaram lampu yang berasal dari pusat perayaan malam tahun baru.
Syuuuuuuuttttt Duaaarr.....!!!!! Suara kembang api mulai bersahutan, rupanya kecanggungan suasana membuat aku tidak memperhatikan bahwa hitungan mundur pergantian tahun sudah kami lewati. Bersamaan dengan suara kembang api, kecanggungan diantara kami mencair. Semoga di tahun depan semua kebaikan akan menghampiri aku dan sahabatku, terutama orang yang di sampingku. Oh Tuhan,,, apa maksud ucapanku tadi?? Lirik tak bernada dan pertanyaan Mario tadi mulai membuat otakku terbalik!!!
"sgini dulu yah guyss..." :P Semoga bsok masih bisa buka inet"
Thanks @djiniel udah jadi penghubung,,, hhehe
@dollysipelly @Yuriz_Rizky @trinity93 @D_hujannn @adacerita @amy73 @ardi22 @chaceford @abadi_abdy @05nov1991 @DItyadrew2 @assassin @Nick_ChunBeLoved @HamdiArifka @holicmerahputih @afif18_raka94 @rulli arto @skyforce @jaleecody @PrinceOfBlackSoshi @marckent @aditya90 @autoredoks @igoigo @iamyogi96 @sly_mawt @zimad @emoniac @pria_apa_adanya @alabatan
Jangan lama" kalo update
jgn lama-lama dong updatenya
ditunggu memori anyer, jadi inget bulan madu di cottage sangiang heheheee