It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sly_mawt : haha,,,ini 100% fiksi,,kebetulan aja latarnya sama tokoh-tokohnya dibuat serupa mungkin,,supaya feelnya dapat,,,hehe
@alfaharu : oalah,,biasanya kan gitu begitu lulus banyak yang ke jakarta mas,,,hehe,,salam kenal ya mas
jd kangen ma sby. kangen dg bahasanya yg hmpr slalu brakhiran c*k. haha
segeralah dlanjut
@coolmon : wah, sealmamater juga ya?
Haruskah ku hidup dalam angan - angan
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi
Bayangan ilusi
Hanya fantasi
Mengejar ilusi
Terus berlari
Bayang ilusi
Bayang-Bayang Ilusi – Anggun C. Sasmi
====================================
Flashback
Makassar 10 tahun yang lalu,,
Aku benar-benar kesal sama teman-teman sekolahku. Seperti biasa mereka menaruh tas ku diatas pohon,, karena mereka tahu aku tidak bisa memanjat pohon. Aku benar-benar letih menghadapi teman-temanku yang super duper menyebalkan, maka hari itu juga aku putuskan untuk mencoba memanjat pohon. Teman-temanku mulai cekikan saat aku mulai mendekati pohon untuk mencoba naik.
“woi, banci....ko bisakah panjat pohon?”sindir amir yang berada didalam gerombolan teman-temanku sambil diikuti tawaan teman-temanku yang lain. Seperti biasa disekolah ini, amir selalu membuatku hidupku jadi susah.
“eh kodong, da berani ji tawwa.”timpal ujang salah satu temanku berkata dengan sinisnya.
“jangan ko begitu, jangan sampe da pingsan lagi,”timpal lagi salah satu temanku.
Aku benar-benar jadi bahan tertawaan teman-temanku disekolah. Sungguh kejam. Hatiku benar-benar panas mendengar sindiran mereka. Tapi aku diam saja sambil melepaskan sepatuku namun begitu sudah selesai, aku hanya berdiri mematung didepan pohon, aku berkeringat. Jujur saja, aku belum pernah memanjat sebelumnya. Aku juga masih bingung memanjatnya nih gimana coba, apalagi pohonnya lumayan tinggi. Melihatku yang hanya mematung didepan pohon sontak yang lain malah tertawa mengejek.
“Ayo banci, tunjukkan keberanianmu. Asal jangan sampe ko bengek lagi” teriak amir dengan sinis sambil tertawa.
“Hahaha,,,bengek-bengek,,dasar banci,,masa anak cowok nda bisa panjat pohon..beuh, malunya?”ujar lagi salah satu temanku yang lain.
Aku benar-benar semakin panas, aku sampai muak memperhatikan wajah mereka yang sedang mentertawakanku. Maka aku pun langsung memanjat. Tapi dasar memang akunya yang tidak pernah memanjat pohon, jadilah aku hanya stuck di tempat, benar-benar tidak sukses mencapai satu dahan pun. Melihatku yang seperti itu, kontan saja semua-semua temanku langsung terawa terpingkal-pingkal.
“hahaha,,,makanya kalau jadi cowok, jangan cuma suka main boneka.ckckc...”ujar salah satu temanku
“eh..eh..ayo kita pulang. Biarkan saja dia. Haha.” Ajak amir yang sambil meleparkan pandangan sinis kepadaku
“dasar banci.”
Lalu mereka semua pergi meninggalkanku. Aku benar-benar hampir menangis karena kupikir aku tidak bisa mengambil tasku diatas pohon itu. Namun, detik berikutnya aku tersadar sesuatu, aku segera menuju ke gudang sekolah, distu kutemukan sebuah galah bambu yang cukup panjang. Ku ambil galah tersebut lalu kembali ke pohon tersebut. Untungnya galahnya lumayan panjang jadi aku bisa mnegambil tasku dari pohon itu. Huft, syukurlah. Setelah berhasil mengambil kembali tas ku, aku pun buru-buru pulang ke rumah. Setelah berjalan 15 menit aku akhirnya juga sampai dikompleks perumahanku. Sampai disini aku mulai merasa was-was sama satu orang lagi. Yup, dia morgan sepupu dari orang yang ingin ku temui. Morgan adalah teman baiknya amir, makanya tidak heran dia selalu mengerjaiku jika aku pulang sekolah. Biasanya dia suka membuat kejutan yang benar-benar menyebalkan saat aku pulang, karena aku pasti selalu melewati rumahnya. Macam-macam pokoknya, mulai dari sindiran-sindiran hingga melemparkanku dengan ular atau tikus karet. Tapi yang paling parah saat dia menyerempetku yang membuatku harus jatuh ke sebuah selokan yang cukup besar dan kebetulan saat itu musim hujan, sehingga selokannya penuh dengan air kotor. Hasilnya, aku sempat kesulitan bernapas dan akhirnya pingsan berjam-jam. Anehnya jika didepan orangtuaku dan orang tuanya dia bersikap sok manis bahkan terlihat akrab padaku. Huft, untungnya saja aku tidak satu sekolah dengannya.
Saat aku masih berjalan menuju rumahku, tiba-tiba kudengar suara sepeda dari arah belakang, baru aku mau menoleh tiba-tiba sepeda tersebut sudah menyambarku akhirnya aku jatuh terjerambab. Untung saja tidak ada selokan disini, tapi hasilnya siku kiriku sedikit lecet akibat jatuh itu. Aku mencoba melihat siapa pemilik sepeda itu. Sudah ku duga Morgan. Dia hanya tersenyum sinis kepadaku. Lalu mendekatiku.
“woi, banci bengek,,,baru sgitu saja kamu sudah terjatuh.ckckck...dasar manusia lemah.”sindirnya tajam.
Aku tidak menanggapi kata-katanya. Akupun bangkit dari posisiku lalu terus berjalan tanpa memperdulikan ocehannya yang terus membuat hatiku panas. Entah kenapa hari itu rasanya aku lelah. Lelah dengan semua ejekan dan hinaan yang aku terima, lelah menghadapi amir, morgan dan teman-teman sekolahku. Lelah menjalani hidupku. Begitu sampai dirumah, ibuku sempat kaget saat melihat siku kiriku sedikit lecet, namun ku berbohong pada ibuku bahwa tadi aku tergelincir saat jam istrahat. Namun, aku sempat kaget saat ibuku memberitahuku bahwa ayahku akan pindah tugas ke kota sebelah yang jaraknya 6 jam (saat itu) dari makassar, sehingga kami semua akan pindah termasuk aku. Sejenak aku sedikit kaget, tapi disisi lain aku merasa sedikit lega mungkin ini jalan untuk lari dari orang-orang yang menyebalkan buatku terutama amir dan morgan. Dan ini juga mungkin cara untuk melupakan orang yang telah berjanji akan melindungiku dulu. Akhirnya beberapa hari kemudian kami semua pindah dari kota makassar.berharap di kota yang baru ini, keadaanku bisa sedikit berubah, walaupun pada kenyataannya nanti perlakuan ynag kuterima tidak jauh berbeda dari sebelumnya.
End Flashback
***
Aku benar-benar shock saat mario menyebut nama cowok yang sekarang berada didepanku. Morgan. Tidak salah lagi. Cowok ini adalah sepupu mario. Orang yang membuat hidupku serasa dineraka waktu kecil dulu. Pantas saja wajahnya sepertinya familiar buatku. Dia sekarang benar-benar berubah. Penampilannya sedikit berubah, terlihat lebih modis dan keren. Tatanan rambutnya juga dibuat mirip ala-ala korea, akan tetapi wajah putihnya selalu menunjukkan ekspresi sangar. Tatapan matanya tidak berubah selalu datar dan terlihat sinis. Melihatnya didepanku sontak saja, ketakutanku tiba-tiba saja muncul. Aku benar-benar tidak melupakan perbuatannya dan amir terhadap diriku. Jika amir mengahabisiku di sekolah, maka di kompleks kami adalah bagiannya untuk mengerjaiku habis-habisan. Aku benar-benar gelisah ditempatku. Lalu tiba-tiba mrio menggenggam tanganku sebentar, seakan menangkap kegelisahanku. Dia juga menatapku sebentar. Tatapannya seakan mengatakan bahwa tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa. Lalu tiba-tiba morgan melihat ke arahku dengan tatapan aneh, lalu kemudian berpaling lagi ke arah mario.
“dia siapa yo?”tanya morgan sambil menunjuk kearahku.
“Eh, ini rendra, sahabatku.”jawab mario agak gugup. Lalu akupun menjabat tangannya. Sejenak morgan menatapku dengan seksama. Aku berusaha agar tidak gugup didepannya. Lalu, stelah beberapa saat dia mulai kembali mengobrol bersama mario dan tara. Sepertinya dia tidak mengenaliku. “untunglah”gumamku dalam hati.
“Eh gan, kamu ngapain disini?kamu bareng tara ke surabayanya?” tanya mario kepada morgan
“iya. Aku bareng tara. Aku mau kuliah disini.”jawab morgan santai.
“Eh apa?” aku semakin shock mendengar perkataannya barusan. Morgan akan kuliah disini juga, apa akan satu kampus denganku. Kulirik disebelahku mario juga nampak kaget.
“Kamu kuliah di kampusku juga?”tanya mario dengan nada agak setengah terkejut. Morgan cuma tertawa mendengar pertanyaan mario/
“Ya gaklah, kampusmu kan negri, gak mungkinlah aku baru daftar sekarang. Aku daftar dikampus swasta sekolah tinggi ekonomi gitulah. Sebenarnya aku mau di jakarta, tapi ku pikir dijakarta kan gak ada siapa-siapa, yah mending disini , kan ada kamu.” Jawabnya santai.
Aku sedikit lega mendengarnya. Paling nggak nih anak gak satu kampus denganku, tapi ntah kenapa aku masih sedikit takut membayangkan kelakuannya dulu padaku, walaupun dia dan aku tidak satu sekolah denganku. Setelah itu tara dan morgan terlibat obrolan seru dengan mario. Sesekali mario memberikan tatapan teduhnya kepadaku seakan ingin membuatku merasa tenang walaupun ada kehadiran Morgan disitu. Dan seperti biasanya, aku lebih banyak diam dan hanya sesekali terlibat dengan obrolannya. Selain memang sangat tidak tertarik dengan obrolannya, entah kenapa aku merasa sedikit cemburu melihat keakraban mario dan tara. Tadi mario mengatakan kalau tara hanya temannya, tapi ntah kenapa aku merasa hubungan mereka lebih dari itu. Apalagi, selama ngobrol tadi sepertinya aku merasa Morgan sesekali memandangku dengan tatapannya yang menakutkan. Entahlah mudah-mudahan dia gak berpikir macam-macam. Karena merasa situasi semakin membuatku tidak nyaman, maka aku pun memutuskan untuk pamit pulang.
“Yo,,aku pulang sekarang ya.”bisikku pelan pada mario
“bentar, sekalian aku antar. Aku juga harus ngumpul dengan angkatanku” Kata mario juga agak pelan
“gag usah yo, gak enak sama tara dan morgan.”bisikku lagi
“udah gpp.” Kata mario. Kemudian dia mohon pamit pada tara dan morgan
“Emm,,,ra, gan,,,,kita pamit duluan ya, masih ada urusan dikampus.”ucap mario
“Eh, kok cepat amat..ada urusan apa sih?”tanya tara
“Biasa ra, kita kan maba,,jadi mesti harus stand by terus dikampus.”ujar mario sambil tersenyum
“heh, gila,,sengsara amat kalian jadi maba.”timpal lagi tara.
“emang kamu gak tahu ya ra, kalau kampus nya mario tuh kayak gitu. Ya udah sana, kalian balik duluan aja, jangan sampai kalian dihukum senior.”kata morgan. Lalu kami berdua pun berdiri aku kembali menjabat tangan morgan dan tara. Lalu, detik berikutnya tara memeluk dan mencubit pipi mario. Aku juga sempat kaget melihat tara melakukan hal itu kepada mario. Lagi-lagi terbesit rasa cemburu ketika melihat mereka apalagi kulihat wajah mario sempat memerah ketika dipeluk tara. Oh god, apa benar mereka Cuma berteman. Saat aku sedang memperhatikan mario, lagi-lagi aku menangkap tatapan aneh morgan padaku. Apa dia melihatku cemburu melihat mario dipeluk tara. Mudah-mudahan saja tidak. Lalu kami pun segera pulang menuju kostku. Begitu sampai di kostku. Aku pun langsung turun dari motornya. Mario sempat menarik tanganku.
“ndra, kamu gak apa-apakan?kamu gak usah takut lagi ya sama morgan.” Ujar mario
Aku cuma tersenyum supaya kegelisahan dan ketakutanku gag terlihat di depan mario. “gak apa-apa kok yo. Tenang saja, lagipula sepertinya Morgan tidak mengenaliku.” Ucapku
“Ya udah deh, kalau gitu aku ke kampus ya ada` rapat angkatan. Bye, “pamit mario sambil tersenyum. Setelah mario pergi lagi-lagi pikiranku mulai memikirkan tentang morgan lagi. Apalagi sekarang dia berada di kota yang sama denganku. Untungnya saja sepertinya dia tidak mengenaliku. Tapi, aku tetap merasa ada yang aneh ketika morgan tadi menatapku dengan tatapannya. Entahlah, mudah-mudahan saja tidak akan terjadi apa-apa. Paling tidak mario ada di dekatku. Akhirnya akupun masuk ke kostku. Aku melewati kamar kak andi yang kulihat masih tertutup, sepertinya dia belum pulang. Akupun langsung menuju kamarku dan langsung tertidur.
Aku terbangun ketika mendapat telepon dari Lena bahwa kami ada kumpul dadakan bersama senior dari PSDM himpunan di basecamp. Lalu akupun buru-buru mandi lalu segera berangkat ke basecamp dengan menggunakan angkot. Begitu sampai untungnya aku tidak telat, karena tak lama kemudian, senior-senior dari PSDM himpunan datang ke basecamp dan tentu saja ada mas gilang disana. Dan seperti biasa dia selalu tersenyum kepadaku. Intinya hari ini adalah evaluasi tugas-tugas yang diberikan karena sabtu atau minggu akan diadakan sesi bersama SC dan IC untuk melihat perkembangan tugas-tugas yang diberikan. Setelah itu, para senior keluar, lalu kami satu angkatan rapat khusus. Setelah selesai kulihat mas gilang rupanya masih berada diluar basecamp, saat melihatku dia langsung tersenyum kepadaku.
“hai ndra.”tegur mas gilang
“eh...mas gilang masih disini,,,kok belum pulang?”tanyaku. agak kagok juga sih soalnya Cuma aku yang ditegur, teman-temanku yang lainnya gak ditegur sama sekali.
“iya, nungguin kamu, aku mau ngantar kamu pulang, boleh kan?” tanyanya sambil tersenyum.
“eh..”. aku cukup terkejut juga kok tiba-tiba mas gilang menajdi baik kepadaku, bahkan sampai mau ngantar pulang. “Hmm,,,aneh,”pikirku dalam hati. “gag usah kak, aku bisa naik angkot atau nebeng teman satu angkatan.” Lanjutku lagi. Yang benar saja, masa aku pulangnya dibonceng mas gilang, ini bisa jadi kasak kusuk diangkatanku nih.
“Aku maksa lho, sekalian aku ingin tahu kost mu dimana.” Ujarnya agak sedikit serius lalu tersenyum kembali.
“ehm,,mas ga usah deh karena...”belum sempat aku melanjutkan kata-kataku. Tiba-tiba Lena berteriak padaku, “ndra, ada mario nh.” Eh aku pun langsung melihat ke arah pagar dan ternyata sudah ada mario dengan membawa tas agak gede sudah nangkring diatas motornya. Dia melihat ke arahku lalu tersenyum. Lalu aku kembali menoleh ke mas gilang.
“maksud aku itu mas, mario akan menjemputku.jadi mas gilang gak usah repot-repot.”kataku. sketika kulihat raut wajah mas gilang berubah terlihat sedikit kecewa. Aku semakin bingung melihat sikapnya. “maaf ya mas. Mungkin lain kali saja.” Aku melanjutkan kata-kataku menyadarkannya. Entah apa yang dia dipikirkan.
“oh iya gpp kok.”ujar mas gilang sambil tersenyum.
“ya sudah kalau gitu mas. Aku pulang dulu ya mas.”ucapku.
“oh,ok..hati-hati di jalan ya.”ujarnya.
Lalu akupun segera menghampiri mario. Aku sempat berpapasan dengan fahri yang tetap melihatku dengan sinis. Sepertinya fahri benar-benar tidak mau damai denganku.
“Yo kok kamu tahu aku disini?”tanyaku . Aku penasaran saja, ada apa kok anak-anak ini tiba-tiba muncul dibasecampku.
“iya, tadi aku ke kostmu.tapi gak ada. Makanya aku kesini.”jawabnya sambil tersenyum.
“oh, emang napa yo nyari aku. Kan bisa sms?tanyaku lagi. Dia Cuma tersenyum manis.
“malam ini aku nginap di kostmu ya. Aku Cuma mau pastikan aja kamu baik-baik saja.”jawabnya sambil tersenyum. Eh aku cukup kaget mendengar jawabannya. Tumben dia mau nginap dikostku, padahal ini bukan malam sabtu atau minggu. Sepertinya dia menyadari kegelisahanku hari ini atas datangnya morgan. Yah mario benar dengan ada dia disampingku, mungkin aku bisa lebih sedikit tenang. Lagipula mana mungkin aku menolak sementara moment-moment bersama mario ini yang selalu ku nantikan. Aku tidak dapat membohongi perasaanku sendiri kalau aku sudah menyukainya, hanya saja aku lebih memilih persahabatnku daripada harus merusak semua kenyamanan dan kehangatan yang kudapat saat bersamanya.
“ya udah, yuk pulang.” Aku langsung naik ke motornya. Seperti biasa perjalanan pulang aku lebih banyak diam, tapi tidak biasanya mario kali ini lebih banyak menceritakan lelucon-lelucon konyol. Sepertinya dia ingin menghiburku. Sebelum ke kost, kami menyempatkan diri untuk makan malam dulu, karena kebetulan kami berdua belum makan malam. Lalu setelah makan malam, kamipun segera menuju kostku.
Saat mau tidur,aku yang baru saja menyelesaikan tugas kuliahku ku lihat mario sudah lebih dulu sambil mendengarkan lagu-lagu pengantar tidur dari hapenya. Aku pun langsung mengambil posisi disampingnya.
“sudah selesai tugasnya?”tanya mario
“udah yo.”aku Cuma menjawab dengan singkat. aku masih sibuk dengan pikiranku. Aku benar-benar dibuat bingung dengan hari ini. Kehadiran morgan yang tiba-tiba serta keanehan sikap mas gilang yang menunjukkan perhatiannya kepadaku. Aku juga tidak mendengar lagi mario bertanya atau apa. Kulirik dia, sepertinya juga tenggelam dalam pikirannya. Setelah hening beberapa saat aku merubah posisiku memunggui mario. Tidur dengan orang yang kucintai memang membuatku senang, tapi aku benar-benar kalut dengan apa yang terjadi hari ini, sampai-sampai aku sulit untuk memejamkan mata. Lalu tiba-tiba mario memelukku dari belakang. Lagi-lagi aku selalu shock atas tindakannya.
“eh yo, ada apa?”tanyaku agak gugup.
Mario semakin mengencangkan pelukannya. “Kamu gak usah takut lagi sama morgan ya. Ada aku bersamamu. Kalau ketemu dia gak usah gelisah lagi seperti tadi siang. Jangan takut lagi ndra, aku akan selalu melindungimu. ”
Aku Cuma terdiam mendengar kata-kata. Mario benar-benar tahu tentang kekhawatiranku terhadap kedatangan morgan. Walaupun aku sepenuhnya bukan Cuma memikirkan masalah morgan, tapi juga sikap mas gilang kepadaku. Perkataan mario barusan sekejap langsung menenangkanku. Tidak Beberapa lama kemudian akhirnya akupun tertidur dengan posisi mario yang memelukku. Walaupun enath kenapa aku merasa bahwa tidak lama lagi akan terjadi sesuatu yang buruk pada kami. Semoga saja ini cuma perasaanku saja.
***
- Gilang Side -
Flashback
2 minggu yang lalu
Aku benar-benar kelelahan habis rapat bersama para komponen panitia ospek, gila saja. Ternyata mempersiapkan ospek tidaklah mudah apalagi kalau ada selisih pendapat mengenai konsep yang telah dibuat oleh SC. Bisa bikin sakit kepala hanya untuk memikirkan solusi yang bisa diterima oleh semua pihak. Ini adalah pertama kalinya aku masuk organisasi kampus, yakni di himpunan, setelah status maba pada diriku sudah tidak berlaku lagi. Kebetulan aku sebagai staff PSDM. Mengapa aku memilih departemen ini tujuanku Cuma satu, departemen ini adalah departemen yang selalu berhubungan dengan mahasiswa baru, otomatis aku akan lebih banyak menghabiskan waktu ku bersama para maba. Kupikir ini adalah kesempatan untuk mencari seseorang yang bisa mengisi hatiku setelah aku gagal mendapatkan cinta mas bryan, senior di jurusanku yang sangat tampan karena ternyata ku tahu dia straight. Ya, aku memang berbeda dengan yang lainnya, aku adalah pecinta sesama jenis. Dan sampai saat ini yang tau hanyalah mas bryan. Untungnya saja mas bryan tidak menjauhiku malah tetap menjaga rahasiaku sampai sekarang. Begitu sampai rumah, kulihat mamaku masih asyik menelpon. Begitu melihatku, mamaku lantas buru-buru menutup telponnya.
“hei lang, kok baru pulang?”tanya mamaku
“iya ma, habis pulang dari rapat persiapan ospek buat mahasiswa baru.”jawabku
“oh gitu, oh ya lang, tadi mama baru dapat telpon dari teman lama mama, katanya anaknya keterima dijurusan sipil juga.”ujar mamaku
“oh god, mulai lagi”gumamku. Aku ingat betul ketika pertama kali aku ketrima di PTN ini, mamaku langsung heboh menelpon teman-temannya, agar para anak-anaknya bisa mendaftar bareng, sontan saja aku kaget apalagi begitu melihat tingkah anak-anaknya benar-benar mengrikan apalagi yang perempuan agak ganjen-ganjen gimana gitu. Dan sayangnya aku pecinta sejenis. Jadi gagal sudah usaha mamaku untuk menjodohkan aku dengan anak-anak teman-temannya. Untungnya saja mamaku belum tau orientasi seksualku ini.
“Teman mama yang mana lagi?udah deh ma, gak usah main jodoh-jodohan lagi ma, aku belum mau pacaran.”ujarku
“eh siapa bilang mama mau jodohin kamu. Ini anaknya teman mama dari sulawesi. Laki-laki kok. Dulu waktu kita harus ke manado, kami harus transit dulu ke makassar selama 1 hari ke makassar untuk menunggu kapal berikutnya yang ke manado. Untungnya saja ketemu teman mama itu, jadi kita bisa nginap ditempatnya. Ingat gak, kamu ikut lho waktu itu, umurmu masih 6 tahun.”ujar mamaku panjang lebar.
“wah, udah lupa tuh ma..emang apa hubungannya sama gilang. Kalau dia mau daftar ulang ya tinggal dia daftar aja, lagipula dia cowok kan.”dengusku sok jual mahal, dalam hati ini aku penasaran sama anaknya apalagi dia cowok
“eh gilang, jangan gitu dong. Aku gak enak sama teman mama. Dia tadi nelpon Cuma ngasih kabar katanya anaknya itu lemah banget trus gampang sakit-sakitan. Kamu tolong jagain dia ya. Trus jangan lupa kalau udah kenal, tolong bawa dia juga main-main kesini. Namanya rendra tadi kalau ga salah.”
“huft,,mama ada-ada aja deh..” aku mulai manyun.
“ayolah gilang, kamu kan seniornya, mama tidak enak sama teman mama itu. Dia dulu sudah bantu mama. Ayolah gilang, yah, pokoknya kalau ada laporan dari teman mama itu tentang anaknya mama akan hukum kamu.”perintah mamaku.
“iya,,iy mah...’lalu aku segera melangkah masuk kamarku. Mamaku ini ada-ada aja deh.
***
Esoknya, saat welcome party buat maba aku mulai mencari sosok rendra, anak dari teman mamaku itu. Untungnya saja aku sudah melihat biodatanya dulu yang sudah berhasil didata oleh himpunan. Aku melihat dia masuk ke dalam ruangan ternyata manis juga nih anak. Tapi, aku masih malas untuk mendekati anak itu. Lagipula aku sebenarnya kurang yakin, apa teman mamaku itu mengada-ngada, jelas-jelas tuh anak keliatan baik-baik saj. Tapi paling tidak anaknya manis lah. Tetap enak dipandang mata walaupun secara fisik jauh banget dari kriteriaku.
***
Selama beberapa hari ini mataku tidak lepas memperhatikan sosok rendra.mulai dari saat kami mengunjungi basecamp angkatannya serta saat ospek berlangsung. Aku sempat panik saat ospek berlangsung gimana nggak, ternyata anak itu benar-benar lemah bahkan hari pertama saja sudah sampai pingsan 2 kali. Begitu dia pingsan aku yang langsung berlari untuk menggendongnya ke ruangan kesehatan. Entah kenapa aku jadi iba melihat kondisinya. Mulai detik itu juga, aku sering memikirkan keadaanya melihatnya dari kejauhan. Aku juga bingung, kok bisa ya aku jadi semakin memperhatikan anak itu. Padahal dari segi fisik jauh dari kriteriaku, walaupun wajahnya imut dan manis sehingga aku sering memikirkannya. Makanya malam itu juga aku bela-belain ikut teman-teman dari PSDM untuk mengunjungi basecampnya. Begitu nyampe aku liat sudah ribut-ribut ah rupanya mereka sedang menyindir masalah rendra, aku ingin bergerak masuk tapi kulihat teman-teman lainnya hanya tetap diam ditempat memperhatikan dari luar. Lalu beberapa menit kemudian kulihat rendra ditarik keluar oleh seorang maba cowok yang kuyakini bukan dari jurusanku. Aku sempat tersenyum padanya namun dia buru-buru ditarik oleh temannya itu. Mulai saat itu juga mataku tidak pernah lepas untuk selalu mengawasinya. Entah kenapa aku merasa kesal sama teman rendra tersebut, padahal jelas-jelas aku belum yakin apakah aku telah jatuh cinta sama rendra, hanya saja aku sering kali terlihat kesal atau sedikit kecewa beberapa kali ketika kulihat rendra bersama temannya itu. Argh, ada apa denganku. Aku bahkan pernah nekat menanyakan siapa temannya itu dan begitu dia menyebut sahabatnya aku jadi lega mendengarnya. Tapi, tetap saja beberapa kali saat aku masih ingin didekatnya, dia buru-buru pergi karena temannya yang bernama mario itu sudah menunggunya. Ya tuhan, apa benar aku aku mulai mencintai rendra?
End flashback
***
Aku baru pulang dari basecamp angkatan rendra. Aku pulang lebih awal dari yang kuperkirakan. Begitu sampai dirumah aku langsung menuju kamarku. Aku tak memperdulikan lagi mamaku yang mencoba mengajakku mengobrol. Malam itu benar-benar aku hanya ingin sendirian. Kutemukan sudah jawaban dari risauan hatiku selama ini. Yah aku benar-benar jatuh cinta sama rendra. Aku benar-benar merasa ingin disampingnya. Aku ingin agar aku menjadi orang yang bisa dia percaya dan aku juga ingin selalu melindunginya. Apalagi mengingat kejadian barusan, dia lebih memilih untuk pulang bersama mario daripada pulang bersamaku padahal aku sudah menunggunya daritadi hatiku benar-benar sangat kecewa tapi aku juga belum tau apakah rendra sepertiku atau tidak, hanya saja dari observasiku sepertinya rendra juga sama sepertiku, tapi kenapa dia belum menyadari perhatianku apa mungkin dia menyukai sahabatnya itu. “Ya tuhan, aku sungguh mencintainya.”gumamku. dan tak terasa airmataku keluar membasahi pipiku. Ini kedua kalinya aku menangis gara-gara cinta.
_To be continued_
Lena, Mas gilang, Tara, Morgan, Fahri, Mas Bimo (tokoh baru yang akan muncul di part berikutnya)
eh btw, cm pngn tw, si rendra ini kos dmana sih? sipil kan ga jauh2 amat dr bundaran. tp kok kesannya kosan rendra jauh amat dr sipil
@coolmon : kan ceritanya fiksi,,,bayanganku dia tinggal di daerah belakang kampus,,hehe,,wah angkatan brapa?nrp depannya berapa?hehe