It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yg semngat nulisnya ya mas...tetep setia menunggu part selanjutnya.....
@Monic & @alfaharu : oke ditunggu...
@Prahara_sweet : ditunggu lagi part selanjutnya...akan ada kejutan lagi,,
adegan evaluasi'y sangat mirip sama ospek saya .
jd ke'inget euy .
bruntung jd rendra , meskipun sakit"'an tp d'krubungin cowok" yg care . asik dah .
keep writing ya ooomm . .
@Icad : thnks bro,,haha,,,,iya kejadian ospeknya emang sedikit dimiripin dengan ospek-ospek yang ada di kampusku...hihi
w jg 89.(cma ngsh tw)
tp mf,blom bsa kash komen mmbangun,bsk lanjt lg bca'y d pt..
I'm asking for your help.....I am going through hell...
Afraid nothing can save me but the sound of your voice...
You cut out all the noise...
And now that I can see mistakes so clearly now...
I'd kill if I could take you back...
But how?...........But how?......
How – maroon 5
=============================================
1 hari yang lalu
Tidaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkk!
Seorang cowok tiba-tiba terbangun dari mimpinya. Badannya penuh keringat dan napasnya ngos-ngosan. Dia pun mengelap keringatnya dengan tangannya namun dia kemudian menyadari sesuatu. Selama tidur dia masih menggenggam foto seorang cowok yang dicintainya.. Dia pun kemudian menatap lagi foto itu. Tiap menatap foto itu tatapan matanya berubah jadi lembut tidak seperti biasa yang sering diperlihatkan kepada orang lain.
“Mungkin ini karma buat aku. Karena sudah menjahili kamu 10 tahun yang lalu. Sekarang aku harus menanggung semua yang telah kuperbuat dan......aku malah justru mencintaimu. Orang yang dulu kujahili, kuejek bahkan sering aku buat kamu nangis. Dan sekarang aku harus tersiksa batin karena memiliki perasaan ini.” Gumamnya pelan.
Lalu tak terasa air mata cowok itu mulai membasahi pipinya. Sementara pikirannya melayang ke masa silam mulai dari masa kecilnya cowok itu yang terkenal nakal dan ditakuti oleh teman-temannya baik di kompleks rumahnya maupun disekolah, bahkan tak segan-segan dia mengejek, mengerjai bahkan menindas teman-temannya yang lemah, termasuk cowok yang ada dalam foto itu, rendra. Beberapa tahun kemudian ternyata dia merasakan karma akibat semua perbuatannya dulu. Saat SMP ayahnya harus meninggal dalam kecelakaan. Yang menyebabkan ibunya menikah lagi dengan seorang pria keturunan tionghoa. Awalnya, keluarganya masih baik-baik saja. Namun, rupanya hari-hari setelah pernikahan, ibu dan ayah tirinya sering ribut. Apalagi gara-gara itu ayahnya suka berjudi dan mabuk-mabukan bahkan sering memukul ibunya. Mereka bahkan tak pernah memperdulikan tentang cowok itu. Ayahnya pun tak pernah memberi nafkah kepada mereka, hingga akhirnya cowok itu mulai nyambi pekerjaan sebagai loper koran. Cowok itu harus sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh teman-temanya. Sementara ibunya yang stress karena tidak pernah dinafkahi oleh ayah tirinya justru melampiaskan dengan menjadi PSK. Hal inilah yang menyebabkan ibunya jarang pulang ke rumah. Hingga akhirnya kejadian pahit itu terjadi. Saat itu ayahnya pulang dalam keadaan mabuk membawa teman-temannya ke rumahnya dan mencabuli cowok itu beramai-ramai. Cowok itu menangis sejadi-jadinya. Setelah kejadian itu dia semakin membenci ayah tirinya. Dia mencoba menceritakan pada ibunya namun sang ibu tak pernah peduli dengannya. Terakhir ketemu, sang ibu Cuma memberinya uang lalu pergi dan tak pernah kembali hingga sekarang. Untuk melupakan kenangan pahit yang terjadi pada dirinya maka ketika akan masuk SMA dia pun memutuskan pergi jauh dari kotanya. Beruntung masih ada tantenya yang masih peduli dengan nasibnya. Akhirnya semenjak SMA pun dia pindah ke surabaya. Dan semenjak itu pula dia berubah jadi anak yang dingin, tidak terlalu banyak omong dan bersikap acuh terhadap orang lain. Mengingat masa-msa kelamnya cowok itu pun akhirnya kembali menangis sejadi-jadinya dikamarnya. Ia bahkan tak sanggup melupakan penderitaan yang amat sangat dalam yang pernah terjadi pada tirinya.
“Tuhan, inikah hukuman yang kau berikan padaku atas perbuatanku selama ini?”gumamnya pelan. Airmatanya masih membasahi wajahnya. Namun tiba-tiba terdengar nada dering handphonenya. Buru-buru dia mengusap air matanya. Dia pun melihat layar handphonenya. Sebuah nomor tak dikenal yang sedang menghubunginya. Cowok itu sempat berpikir sejenak tapi beberapa saat kemudian menjawab panggilan tersebut.
“Halo...” sapa cowok itu agak ragu
“Halo...amir?” Kata suara cowok diseberang.
DEG!!. Cowok itu cukup kaget mendengar suara itu memanggilnya. Sudah lama tidak ada yang memanggilnya dengan nama itu.
“Halo..Ini beneran amir kan?yang dulu sekolah di SD xxx dan SMP xxx di makassar kan?” Suara diseberang kembali menyadarkan cowok itu.
“Iya benar..maaf ini siapa?”tanya cowok itu
“Huft..akhirnya...bisa juga aku bicara sama kamu amir. Aku benar-benar butuh perjuangan tau, untuk dapetin nomormu, Ini aku morgan masih ingat kan?”
Cowok itu sempat terdiam sebentar. Lalu tiba-tiba dia teringat kembali memori saat kecil dulu. Dia dan Morgan adalah satu genk yang paling ditakuti di kompleks perumahannya dulu. Walaupun beda sekolah saat SD dulu, morgan adalah salah satu teman yang cukup dekat dengannya.
‘Iya ingat kok.”
“kamu kemana aja sih?aku gak pernah liat lagi semenjak SMA hingga sekarang?”
“Oh,,,aku ikut tanteku di surabaya...jadi sampe sekarang aku masih tinggal disini”
“Kok pindah gak bilang-bilang sih sama aku. But, wait...kamu di surabaya?aku juga sekarang di surabaya lho, lagi kuliah disini ikut sepupuku. “
“Oh, kamu di surabaya juga. Wah berarti kita bisa ketemu nih.”
“Oh iya dong. Ya udah mir, besok ketemuan yuk di mall ini. Kamu bisa kan?agak sorean aja. Ayolah, aku udah penasaran pengen liat kamu sekarang. Sudah hampir 4 tahun nih kita gak ketemuan.”
Cowok itu sempat berpikir sejenak. “ oke deh gan, besok kita ketemuan.”
“Oke deh mir. Tapi bentar mir aku mau nanya.”
“Nanya apa gan?”
“sebenarnya tadi agak ragu buat nelpon kamu soalnya pas aku dapat nomor telepon kamu ini atas nama fahri. Kirain salah, ternyata benar kamu amir yang ku cari. Sejak kapan nama kamu berubah jadi fahri?”
“Oh itu, aku memang sekarang dikenal dengan nama fahri udah gak ada yang manggil dengan nama amir. Kamu lupa ya gan? Nama lengkapku kan Adrian Fahri Amirullah.”
“oh gitu ya...tapi aku tetap manggil kamu dengan nama amir aja ya..gak apa-apa kan?”
“Iya gan terserah.”
“Ok deh, kalau gitu see you tomorrow, bye”
Kemudian sambungan telepon terputus. Fahri pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara foto rendra dibiarkan tergeletak di atas kasurnya.
***
“Aku tahu itu dan tentu saja aku membelanya, karena rendra...pacarku..”Kata mas gilang dengan mantap.
DEG!!Apa?apa tadi tidak salah dengar?mas gilang menyebut aku pacarnya. Bahkan Morgan pun tak kalah kagetnya denganku. Wajahnya cukup menggambarkan keterkejutannya.
Tiba-tiba ada sebuah suara “ Rendra..Jadi kamu,....”
Aku langsung berbalik. Dan betapa terkejutnya aku melihat sosok yang baru datang dengan ekspresi tidak kalah kagetnya.
“Mario..”pekikku. Mas gilang pun juga tak kalah kagetnya melihat sosok mario.
“Rendra,jadi selama ini kamu...”mario tak dapat melanjutkan kata-katanya.
Akupun langsung mendekati. “Yo, ini tidak seperti yang kamu dengar, aku dan mas gilang Cuma...” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku morgan sudah memotongnya
“He’s gay!that’s fact brother. Dan parahnya..dia menyukaimu.”kata morgan sambil menatapku sinis. Aku benar-benar shock. Tak kusangka morgan mengatakan semua itu kepada mario. Rasanya aku ingin pingsan ditempat ini. Kepalaku tiba-tiba pusing, sedangkan mataku mulai berkaca-kaca. Begitupun mario matanya berkaca-kaca, dan dia Cuma terdiam mendengar perkataan morgan barusan.
“Aku harap ini jadi pelajaran buat kamu brother. Kamu harus lebih hati-hati lagi dalam memilih teman. Aku Cuma tidak ingin homo bengek ini merusak dirimu.”Lanjut Morgan dengan sinis.
“Tutup mulutmu brengsek.” Bentak mas gilang pada Morgan.
“Yo, maafin aku yo...”kataku terbata-bata sambil memegang tangannya dan tnetu saja dengan air mata yang sudah banjir. Tapi, mario tidak berkata apa-apa, dia Cuma melepas tangannya dengan pelan lalu pergi meninggalkanku. Aku menangis sejadi-jadinya. Dan entah darimana tiba-tiba saja aku merasa pertahananku mulai rubuh, karena memang kepalaku yang makin pusing serta aku yang terlalu shock, detik berikutnya pandanganku mulai gelap. Sebelum pingsan aku sempat melihat sosok fahri berdiri di depanku. Aku tak tahu apa yang dilakukannya, karena sekarang dalam keadaan pingsan.
***
Aku terbangun beberapa waktu kemudian. Kulihat sekelilingku ruangannya putih Cuma terdengar agak sedikit berisik di luar. Sepertinya ini disalah satu ruangan yang ada di mall ini. Aku melihat mas gilang ada disampingku dengan raut wajahnya yang khawatir. Tapi, aku Cuma menatapnya dingin. Kemudian aku bangkit dan mengubah posisiku dari berbaring menjadi duduk.
“Ndra, kamu sudah sadar. Kamu gak apa-apa?” tanya mas gilang
“Apa aku terlihat baik-baik saja mas.” Aku berkata agak ketus. Aku belum bisa memaafkan mas gilang atas keteledorannya yang membuat hancur persahabatanku dengan mario. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hariku nanti yang akan kulalui bersama tanpa mario. Kulihat mas gilang memasang wajah rasa bersalah sambil menunduk. Sebenarnya aku tidak tega melihat mas gilang seperti itu, tapi mau bagaimana lagi.
“Maafin aku ndra. Aku benar-benar tidak menyangka jadinya seperti ini.” Kata Mas Gilang sambil tertunduk lesu.
“Ngapain sih mas gilang nyebut aku sebagai pacar mas, di depan morgan?mas gilang udah gila apa?apalagi gara-gara omongan mas, aku harus kehilangan sahabatku”
Mas gilang cuma terdiam sambil menunduk.
“Jawab mas!” suaraku semakin meninggi dan mas gilang masih tetap terdiam. Aku menghela napas sejenak dan melanjutkan kata-kataku.
“Mas gilang nggak tahu apa, betapa bahagianya aku mendapat sahabat seperti mario. Semenjak dari kecil aku tidak pernah punya sahabat bahkan teman-temanku saja jarang ada yang mau berteman denganku...” mataku mulai berkaca-kaca sementara mas gilang masih tetap membisu.
“Sampai mario datang ke hidupku. Iya satu-satunya orang yang peduli dengan diriku ketika saudara-saudara seangkatanku yang akan hidup bersamaku dikampus ini tidak mau peduli dengan keadaanku. Dia tidak pernah malu mengakui aku temannya yang berpenyakitan bahkan selalu membuatku tersenyum ketika aku merasa sedih. Aku tidak pernah merasa senyaman ini sebelum dia masuk ke dalam hidupku.Aku benar-benar membutuhkannya di sisiku.” Aku tidak dapat melanjutkan omonganku. Airmataku mulai membasahi pipiku.
“Kenapa Mas menghancurkannya. Kenapa? Aku memang menyukainya tapi aku bukan orang yang egois. Aku tidak ingin menghancurkan persahabatnku dengannya. “ aku masih terisak
“Aku...tidak ingin melihatmu menderita.”
Aku terkejut. Aku pun melihat ke arah mas gilang, dan mas gilang menatapku dengan sangat tajam
“Apa maksud mas?”tanyaku
“Aku tidak suka melihatmu dihina oleh sepupu sahabatmu itu. Aku tidak suka kamu harus terus mendapat teror karena sahabatmu itu. Apa kamu tidak pernah menganggap kepedulianku padamu?” Aku terdiam mendengar perkataannya barusan.
“Aku selalu peduli padamu tapi kau tidak pernah menanggapinya. Aku selalu memperhatikanmu selama ospek. Aku adalah orang yang paling panik saat kamu mulai sakit dan kupastikan aku yang menggendongmu saat kau tiba-tiba pingsan. Apa itu belum cukup untuk menunjukkan kepedulianku padamu sampai-sampai kau menganggap hanya mario yang peduli padamu?kenapa?padahal gara-gara dia kau menderita. Menderita karena terror sepupunya itu dan menderita karena perasaanmu padanya.” Mas gilang masih menatapku tajam. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Ini cukup membingungkan. Apa mas gilang menyukaiku.
“Aku...aku menganggap kamu lebih dari adik ndra. Aku menyukaimu. Aku menyayangimu dan aku mencintaimu.”
JDDEERRR!!! Rasanya seperti petir tiba-tiba saja mengenai kepalaku. Mendadak aku pusing lagi. Aku benar-benar shock mendengar perkataan mas gilang. Detik berikutnya dia menggenggam tanganku dan tetap menatapku dengan tajam namun tetap ada ketulusan dalam tatapannya.
“Aku sudah pernah berusaha melupakanmu. Mencoba bersikap dingin padamu karena kutakut rasa ini semakin kuat. Semakin aku melawan rasa ini semakin kuat juga perasaan untuk menyukaimu. Aku benar-benar tidak tahan saat aku melihatmu menderita. Aku ingin selalu melinduingimu. Aku ingin menjadi orang yang selalu disisimu. Aku ingin menjadi orang yang selalu membuatmu tersenyum. Aku ingin menjadi orang yang bisa kau andalkan.”
Aku lalu melepas tanganku dari genggamannya. Aku semakin pusing dengan pernyataan cinta mas gilang kepadaku. Aku juga tak tahu harus menanggapi bagaimana. Rasanya aku masih sulit berpikir untuk hal yang satu ini. Yang ada dipikiranku sekarang adalah mario, ya bagaimana cara untuk memperbaiki hubunganku dengan mario.
“sepertinya aku harus pulang sekarang.” Kataku dingin. Mas gilang Cuma mendesah begitu mendengar 1 kalimat yang baru keluar dari mulutku. Satu kalimat yang sama sekali tidak menanggapi luapan perasaannya padaku. Tapi sepertinya mas gilang tidak protes. Buktinya dia langsung berdiri lalu ikut membantuku bangkit dari posisi.kemudian memapahku menuju parkiran untuk mengantarku pulang. Tentu saja dia harus bertanggung jawab mengantarku pulang sampai kost. Tak mungkin aku pulang sendirian dalam keadaan seperti ini. Selama perjalanan pulang kami hanya diam. Tidak ada yang berkata apa-apa. Begitupun sampai di kost. Dia ikut mengantarku samapi di kamarku yang terletak dilantai 2. Rasanya aku malas mengeluarkan sepatah kata apapun walau hanya ucapan terima kasih karena sudah mengantarkan pulang dengan membawa masalah pada diriku. Oh God. Ketika sampai dikamarku aku sempat menatap nya sebentar sebelum masuk ke kamarku. Dia juga ikut memandang wajahku. Walaupun tidak semarah tadi aku tetap memasang wajah dingin.
“sepertinya kita harus menjaga jarak dulu mas. Aku belum mau berhubungan dengan mas untuk sementara waktu. Bersikaplah seperti senior yang lain mas. Bersikap acuh kepada kami, maba.”
Mas gilang Cuma terdiam sambil memandangku dan aku anggap itu sebagai kata ok. Akupun mulai masuk ke kamarku. Sesaat sebelum aku menutup pintu kamarku, mas gilang yang memang masih berdiri di depan kamarku tiba-tiba membuka suara.
“Kalau memang dia adalah sahabatmu. Harusnya dia tidak meninggalkanmu apapun keadaanmu.”
Aku sempat terhenyak mendengar perkataan mas gilang. Aku tiba-tiba berhenti untuk melanjutkan menutup pintu. Pikiranku kembali melayang saat beberapa malam yang lalu. Pembicaraanku bersama mario melalui telepon. Dia bilang tidak akan meninggalkanku apapun keadaan diriku. Tapi detik berikutnya aku menutup pintu tanpa mempedulikan mas gilang yang masih berada didepan kamarku. Aku pun langsung merabahkan diri di kasurku. Aku merasa sangat letih hari ini. Kejadian yang terjadi hari ini benar-benar menguras energiku. Hingga tak sadar aku tertidur di kasurku tanpa mengganti pakaianku.
***
Fahri baru saja melangkahkan kakinya memasuki mall yang berada di pusat kota ini. Sejenak fahri melihat handphonenya sebelum terus melangkah.
FROM : Morgan
Aku tunggu di cafe dekat dept. Store lantai 3 ya mir.
Fahri pun langsung segera melesat menuju lantai 3. Sesampai dilantai 3, ketika akan menuju tempat janjiannya dengan morgan. Dia cukup kaget disana ada Mario, Mas gilang rendra dan seseorang yang sepertinya Morgan. Tapi,bentar apa yang terjadi disana. Fahripun tidak jadi melangkah. Dia hanya berdiri dari tempatnya melihat apa yang terjadi didepannya. Sepertinya ada sedikit ketegangan disana tapi Rendra seperti terlihat menangis. Ada apa ini?kenapa mario Cuma diam saja. begitupun mas gilang sementara Morgan jangan ditanya, masih tetap seperti dulu hanya menunjukkan ekspresi sinis. Ingin rasanya fahri kesana tapi rasanya tidak mungkin. fahri tidak memiliki keberanian bahkan hanya untuk sekedar menunjukkan perhatiannya pada sosok yang dicintainya. Lagipula disana ada morgan, rasanya dia belum bisa menunjukkan jati dirinya di hadapan rendra. Dia pun memutuskan untuk tetap berada ditempatnya sambil menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Kemudian detik berikutnya mario pergi tanpa memperdulikan rendra yang memanggilnya bahkan menangis, bahkan tiba-tiba saja dia pingsan. Fahri benar-benar marah melihat apa yang terjadi didepannya. Dia melihat mas gilang langsung membawa rendra yang sudah pingsan. Dia pun langsung mengikuti mario ingin membuat perhitungan dengannya. Fahri benar-benar sudah kehilangan kontrol. Barusan pertama kalinya dia merasa seperti ini. Mungkin ini cara yang lebih baik untuk menebus kesedihan rendra. Setelah cukup lama membuntuti mario, akhirnya mario berhenti disebuah taman kota. Fahri pun memberhentikan motornya juga. Setelah berhenti ia mengirim sebuah sms kepada morgan.
TO : Morgan
Gan, kamu tunggu bentar ya. Aku ada urusan bentar.
SEND
Lalu ia pun memasukkan kembali handphonenya ke dalam sakunya, lalu mencari sosok mario. Dilihatnya sosok sedang terduduk sambil meremas-remas kepalanya. Lalu fahri mendekati mario.
“Kau sungguh keterlaluan.”Kata fahri dengan nada dingin. Mario sempat tersentak dengan orang yang mendatanginya dan lebih terkejut lagi yang dilihatnya adalah sosok fahri.
“Kamu...ngapain kamu kesini.”kata mario sambil menatap tajam.
“Mulai sekarang sebaiknya kamu menjauhi rendra. Ternyata dekat denganmu malah ujung-ujungnya membuat dia semakin menderita.”
“apa maksudmu?huh, tumben kamu peduli dengan rendra. Bukannya dulu kamu sama sekali tidak pernah mau peduli dengannya. Apa sebenarnya yang kau rencanakan?” Mario kembali berkata dan menatap tajam fahri.
“Itu bukan urusanmu. Yang jelas sudah kulihat tadi kamu membuatnya menangis bahkan sampai pingsan.” Kata fahri dengan nada ketus.
“Apa...pingsan!” mario tampak terkejut.
“Tidak usah kaget. Harusnya kamu sadar apa yang telah kamu lakukan padanya. Kau benar-benar orang yang paling buruk. Dia selalu mengatakan bahwa kamu adalah sahabatnya. Nyatanya kamu sendiri yang membuatnya tersiksa. Jadi, menjauhlah. “
kemudian Fahri meninggalkan mario yang hanya terdiam sendirian ditempatnya. Lalu kembali melajukan motornya menuju mall tadi. Lalu segera menuju cafe tempat janjian bertemu dengan morgan. Setelah sampai di cafe dilihatnya sosok morgan sedang duduk disantai sambil meminum kopinya. Fahripun langsung menghampiri morgan.
“Hai gan?” tegur Fahri. Morgan sangat terkejut begitu melihat sosok di depannya
“Amir..”Morgan masih ternganga melihat fahri.
“Yup...kenapa kamu kaget?” fahri langsung duduk didepan morgan.
“Ah...ini kamu amir...kamu benar-benar sungguh berubah..”
Fahri tersenyum tipis melihat tingkah morgan. “iya ini aku..”
Morgan pun kembali berbicara dengan antusias. “ wah gag nyangka kamu sangat berubah. Aku tidak pernah melihatmu lagi semenjak SMA. Kenapa kamu pindah tanpa bilang-bilang dulu pada kami?” tanya Morgan menggebu-gebu
“hehe...aku Cuma harus pindah saja gara-gara masalah keluarga. Maaf aku langsung pergi tanpa pamit.” Jawab fahri sambil sedikit tersenyum.
“huh kamu ini. Kamu tahu nggak sih, semenjak kamu menghilang, genk kita agak sedikit carut marut. Yah akhirnya bubar gitu aja deh.”
Fahri kembali tersenyum mengingat masa-masa memorinya bersama morgan waktu kecil dulu. Mereka suka menindas kawan-kawan mereka yang lemah.
“Oh ya, kok sekarang kamu dipanggil fahri, bukannya dari kecil kamu tuh lebih sering dipanggil Amir ya?” tanya lagi morgan
“Eh..aku Cuma ingin melupakan sedikit masa laluku.”
Morgan tampak mengerutkan kening mendengar jawaban fahri. Fahri pun sedikit terkesiap menangkap ekspresi wajah morgan.
“maksudku..aku ada sedikit masalah di masa laluku. Aku..aku...”fahri seakan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Hatinya terasa sakit jika mengingat masa kelam yang dialaminya.
“huft..masalah keluargamu ya..”
Fahri terkejut. Dia pun memandang morgan. Morgan menatap fahri dengan tatapan yang berbeda. Belum pernah fahri melihat tatapan morgan seperti itu. Dari kecil tatapanny selalu dingin dan beringas. Tapi yang sekarang dilihatnya adalah ekspresi morgan yang tenang dan terpancar ketulusan dari wajahnya.
“Aku sudah tau masalah yang terjadi dengan keluargamu. Aku juga tahu dulu kamu sempat jadi loper koran untuk menghidupi dirimu sendiri.”
Fahri semakin terkejut. Dia tak menyangka morgan mengetahui semuanya.
“Kamu tahu, saat itu rasanya ingin sekali aku selalu menenangkanmu. Ingin sekali aku menemanimu saat berjualan koran agar ikut merasakan kesedihan yang kamu alami. Tapi aku takut kamu tersinggung dan marah padaku. Karena bagiku kamu adalah sahabat yang paling berharga walaupun mungkin orang lain tidak menyukai sifatmu tapi tidak bagiku. Dan begitu kamu pergi, aku adalah orang yang paling kehilangan.” Morgan mengatakan semuanya dengan tenang. Fahri masih saja takjub mendengar perkataan morgan barusan. Tidak disangka fahri benar0benar kehilangan atas dirinya.
“Morgan..aku...” Morgan kembali menatap fahri dengan tersenyum yang membuat fahri tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi. Lalu tiba-tiba melantunkan penggalan sebuah lagu.
Ben, most people would turn you away
I don't listen to a word they say
They don't see you as I do
I wish they would try to
I'm sure they'd think again
If they had a friend like Ben
( Ben – Michael jackson)
Fahri masih terdiam mendengar morgan menyanyikan penggalan lagu tersebut kemudian kembali memandang morgan. Morgan kembali tersenyum tulus padanya. Senyuman seorang sahabat.
“Berjanjilah padaku jika kau punya masalah dan merasa kesepian datanglah kepadaku. Aku selalu siap mendengarkan apapun darimu. Aku adalah sahabatmu.”
Kembali fahri terhenyak. Sementara morgan hanya tersenyum melihat sahabatnya itu.
“mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan nama fahri. Tapi tetap saja kau tetap sama seperti dulu. Kau tetap sahabatku.” Ujar morgan dengan mantap. Mereka berduapun tersenyum bersama. Lalu mereka larut dalam obrolan mereka berdua.
“Oh ya, kamu sekarang kuliah dimana?”tanya morgan
“aku sekarang kuliah di xxx ?” jawab fahri
“wow, ternyata kamu satu kampus dengan sepupuku. Jurusan apa?”
“Sipil.”
Kemudian morgan terkejut sekaligus kaget. Tapi kemudian tiba-tiba dia tersenyum seringai.
“berarti kamu satu jurusan sama si banci bengek itu.”
“siapa gan?”
“Rendra, anak yang dulu sering kita kerjain.”
“ah, aku sudah agak lupa.” Jawab fahri agak sedikit berbohong. Tentu saja dia sudah mengetahuinya.
“Untunglah kamu satu jurusan dengannya. Berarti aku bisa menjalankan rencanaku pada anak itu.” Ujar morgan
Fahri terkejut mendengar perkataan morgan. Dia keliatan gugup tapi berusaha menutupinya. “Apa maksudmu?sudahlah gan, itu kan kenakalan kita dulu. Kita sekarang sudah dewasa.” Ujar fahri berusaha menutupi kegugupannya.
“si banci bengek itu sama sekali tidak berubah, tetap berpenyakitan seperti dulu. Sebenarnya aku sudah ingin melupakan semuanya, tapi melihatnya sikapnya saat ini aku semakin ingin bermain-main dengannya, biar dia tahu rasa telah berurusan denganku.”
Fahri tercekat mendengar perkataan morgan. “ Apa maksudmu gan?”
“Anak itu homo. Dan parahnya dia menyukai sepupuku, mario.”
DEG!!!Fahri cukup terkejut mengetahui itu. “jadi rendra itu gay. Dan mario adalah sepupu morgan.”pikir fahri dalam hati.
“aku hanya tidak ingin terjadi apa-apa sama sepupuku. Aku tak tahu kenapa setiap kali mendengar kabar anak itu sakit sedikit atau apalah dia pasti langsung tidak tenang dan segra melihat anak itu walaupun dia masih bersama dengan calon tunangannya.”
Fahri kembali terkejut.”What?jadi mario sudah punya calon tunangan.”fahri semakin geram. Pikirannya kembali teringat pada rendra.
“berarti kau bisa membantuku kan untuk menjalankan rencanaku. Kita akan kembali seperti dulu. Kau bersedia kan.”ujar fahri sambil tersenyum seringai.
“Tentu saja. “kata fahri agak ragu-ragu.
“bagus..Rendra bersiaplah kembali menghadapi kami.” Morgan berkata pelan masih dengan senyuman seringainya sambil membayangkan rencana jahatnya. “Oh god, apa yang harus kulakukan.”pikir fahri dalam hati.
***
Tok...tok..tok....
“Ndra..”
Suara ketukan pintu dan teriakan mas bimo membangunkanku. Kulirik jam di handphoneku sudah jam setengah 10 malam. Tapi tetap saja itu malas membuatku bergerak. Rasanya aku ingin waktu berhenti saja agar tidak ada hari esok, sehingga aku tidak perlu bertemu dengan mario yang mungkin akan mendiamkan aku jika bertemu dengannya. Akupun dengan ogah-ogahan membuka pintu. Mas Bimo menatapku dengan keheranan
“Kamu kenapa ndra dari tadi kok gak keluar kamar. Kamu sakit?”tanya mas bimo
“aku gak apa-apa mas. Cuma sedikit gak enak badan kok mas.”jawabku agak sedikit lemas
“kamu udah makan?”
Aku Cuma menggeleng.
“Ya udah ayo makan dulu.” Kata mas bimo sambil menarik tanganku.
“Gak usah mas. Aku lagi gak nafsu.”
“Lha, kalau kamu gak makan tambah sakit nanti. Apa aku perlu telponin teman kamu . mario ya?”
Aku langsung kaget.” Jangan mas. Gak usah.”. Gawat kalau mas bimo menghubungi mario. Sementara mas bimo menatapku dengan keheranan.
“kalian berantem ya?”
“Eh gak kok mas. Aku Cuma tidak ingin merepotkan mario. Lagipula aku hanya ingin istrahat mas.”
“Huft oke baiklah. Tapi kalau ada apa-apa panggil aku ya. Aku akan selalu ada dikamar.”
Aku Cuma mengangguk. “ makasih mas.” Lalu aku kembali merebahkan kembali diriku di kasurku. Aku benar-benar tidak siap menghadapi hari esok. Menghadapi sebuah kenyataan bahwa sahabatku tau rahasia yang paling menyakitkan buatku dan bisa saja dia tidak bisa menerima keadaanku. Menghadapi sosok yang paling kucintai dan ku sayangi, mario serta juga bagaimana harus menghadapi mas gilang yang secara tidak langsung menyatakan perasaannya kepadaku. Rasanya aku sudah tidak punya semangat lagi untuk melanjutkan hidupku. Tanpa terasa aku kembali meneteskan airmata.
“Yo, I can’t live without you.”
_To Be continued_
Ditunggu lanjutannya