BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
COKLAT CAP AYAM JAGO (TAMAT)
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sagida : yang detilnya ngga usah di baca, karena itu hanya sebagai pendukung cerita ini.
@udayz007 : Author jadi tersipu malu....makasih ya udah baca cerita author. Lanjut lagi bacanya. Sekalian author kirim email ke alamat diatas.
@darkrealm : sekarang di lanjut ya.....
Kos Oktaviandri Rotterdam
~Hendra Hargiana~
Sudah kuduga jika Andri mendapatkan kado dari Ferdi, pasti wajahnya dia tekuk. Karena sejak dahulu Andri tidak suka diberi barang-barang mewah. Oleh karena itu, untuk tahun ini Ferdi menitipkan kado ulang tahun Andri kepadaku.
“Aa….itu mukanya…”
“Kenapa dengan muka gw !!!”
“Atuh A…itu kan yang kasih jam tangan bukan aku.”
”Iya...iya...gw tahu. Harus berapa kali sih gw kasih tahu Ferdi supaya tidak memboroskan uangnya.”
”Itu teh artinya kalau Ferdi itu sayang banget sama si Aa...”
”Tapi kan rasa sayang itu tidak harus diwujudkan dalam bentuk barang-barang mewah Hen....!!!”
”Ya udah, ntar kalau aku ketemu Ferdi, aku kepret aja ya A....”
”Emang lo berani Hen ?”
”Ngga berani A...Soalnya badannya Ferdi kan muscle gitu.”
”Hedeehhh....ya udah sekarang kita balik ke Amsterdam yuk Hen...”
”Siap A....”
Kami pun bergegas menuju Halte Tram Erasmus MC. Hanya beberapa saat kami menunggu, tram jalur 8 jurusan spangen pun tiba, kami menaiki tram tersebut.
”Aa....kenapa disini mah jam 4 sore teh udah agak gelap.”
”Kan sekarang musim dingin Hen, jadi waktu siangnya lebih cepet. Eh lo mau makan disini atau mau di Amsterdam ?”
”Disini aja A...aku udah lapar pisan siah A...”
”Ok Hen...”
”Hen, lo liat kebelakang deh...itu jembatannya kayak jembatan pasupati di Bandung.”
”Eh iya ya A...mirip pisan. Belanda mah suka ngikut-ngikutin trend Indonesia aja euy...”
”Kebalik Hendra....”
”Eh salah ya A...”
”Nama jembatannya apa A ?”
“Namanya Erasmus Burg, kalau malam lebih bagus lagi Hen...ada lampu-lampunya.”
“Aa...kita ngelewatin museum maritime lagi. Aku mah masih belum puas liat-liat kapal.”
”Lain kali kalau ada waktu, lo mampir lagi aja ke sini ya...”
”Siap A....”
Setelah melewati halte beurs, tidak jauh dari situ kami pun turun di halte Lijnbaan. Toko-toko berjejeran di kiri dan kanan jalan, seperti berjalan-jalan di CiWalk Bandung. Aku mengikuti kemana Andri melangkah.
Dari sekian banyak toko-toko yang berjejeran, kami memasuki salah satu restaurant yang menyediakan makanan Indonesia.
”Aa....disini ada nasi goreng ya ?”
”Ada Hen, sambelnya warna kuning, tapi pedes banget.”
”Aku mau itu aja A....”
Kulihat Andri memesan dua porsi nasi goreng. Walaupun citra rasanya tidak terlalu mirip dengan nasi goreng buatan Indonesia, namun kelezatannya bisa ditandingi dengan masakan Indonesia.
Sambil menyantap nasi goreng, terdengar lantunan lagu Indonesia dari sebuah speaker, yang dinyanyikan oleh salah satu band ternama di Indonesia.
gong ning nong ning nong ning gong [4x]
juminten kuliah di washington
kalau malem main ke Las Vegas
juminten ayu mempesona
sampai ngelewatin christina aguilera
juminten hurry up and come back
jangan lama-lama ya di amerika
ku tunggu kau sekian lama
sampai ku tanya sama kepala desa
reff:
cepat-cepatlah pulang ke Indonesia
ku sudah nggak tahan ingin jumpa
cepat-cepatlah pulang ke Indonesia
Indonesia raya merdeka
sekali merdeka tetap merdeka
sekali merdeka tetap merdeka
gong ning nong ning nong ning gong [2x]
juminten, juminten
“Hen…apa coba judul lagunya ?”
“Aku tau...aku tau...aku tau.....”
”Iya apa....?”
”Juminten !!!!”
”Nah sekarang siapa yang nyanyi ?”
”Siapa ya A....aku ngga tau, ini juga baru denger disini.”
”Loh kok bisa tau judulnya ?”
”Kan dari tadi yang diulang-ulang Jumintennya. Siapa yang nyanyinya A...?”
”Kangen Band.”
”Wuuuiiii...si Aa meni hebat, bisa tau Kangen Band ?”
”Iya Hen...favorite gw itu...Apalagi kalau denger lagu barusan, gw pengen cepet-cepet pulang ke Indonesia Hen….. Udah kangen berat.”
”Tapi Aa kan bukan Juminten ?”
”Ya iya lah Hen...lo tuh ada-ada aja”
”Ya udah, kita jalan lagi yuk, udah mulai gelap.”
”Siap A...”
Kami pun bergegas keluar dari restaurant ini menuju Halte Lijn. Sebenarnya dari sini bisa berjalan kaki menuju Rotterdam Centraal, namun karena angin nya cukup kencang dan dinginnya terasa menusuk tulang walaupun sudah menggunakan jaket tebal, kami pun memutuskan menggunakan tram. Hanya melewati halte Kruisplein, kami telah tiba di halte station Rotterdam Centraal.
Kulihat Andri sedang sibuk melihat daftar keberangkatan kereta yang terpajang di dinding atas bangunan station ini, sedangkan aku membeli 4 kroket di mesin makanan untuk dimakan di dalam kereta.
”Hen....lari yuk, 5 menit lagi keretanya berangkat.”
”Siap A...”
Kami pun berlari menuju lorong station, kemudian naik 1 lantai menuju peron 5. Kulihat kereta Fyra yang akan mengantarkan kami ke Amsterdam Centraal telah tersedia di jalur 5. Baru 3 langkah aku dan Andri menaiki kereta ini, pintu kereta secara otomatis tertutup. Kulihat ada beberapa penumpang yang masih berlarian, namun tidak berhasil untuk naik ke dalam kereta yang kami tumpangi.
”Aa....disini keretanya on time banget ya...”
”Iya Hen...disini serba on time, makanya gw menyuruh lo lari.”
”Tapi...tapi...tapi...aku belum beli tiketnya siah A”
”Tadi pagi kan gw beli tiket PP, jadi ngga usah beli lagi. Nih gw masih pegang tiket kita.”
”Ooo gitu ya A...Aku tadi sibuk beli kroket. Aa mau ngga ?”
”Mau Hen...tapi cari tempat duduk dulu ya...”
”Siap A.....”
Kami berjalan menuju lorong kabin kereta, tidak terlalu penuh kereta ini. Seperti biasa, aku selalu duduk di samping jendela, dan Andri duduk disampingku. Sesekali kita bercanda didalam kereta, dan aku lebih sering melihat pemandangan melalui jendela walaupun sudah agak gelap.
”Hen....bentar lagi kita bakal melewati Den Haag. Tapi ngga berhenti”
”Eh A...aku inget waktu SD pernah diceritain tentang konferensi meja bulat di Den Haag.”
”Bukan meja bulat Hendra....yang benar Meja bundar”
”Oh salah ya A....itu teh perjanjian apaan sih A ?”
”Perjanjian antara Indonesia dengan Belanda. Namanya Perjanjian Roem-Roijen, sebenarnya diambil dari nama kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman Van Roijen.”
“Kapan itu teh kejadiaannya A ?”
”Perundingannya sih dimulai tanggal 14 April 1949. Tapi tandatangan perjanjiannya tanggal 7 Mei 1949. Tapi bukan disini Hen, tandatangannya di Hotel Des Indes Jakarta.”
”Eh A...hotel Des Indes itu di Jakarta bagian mana nya. Aku pengen liat gedungnya kayak gimana.”
”Hotel Des Indes tuh jaman dulunya hotel paling bagus di Jakarta, letaknya sih di Molenvliet West. Kalau sekarang sih jadi jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk.”
”Gw pernah liat fotonya, didepan hotelnya ada jalan Tram kayak di Belanda.”
”Haa...berarti di Jakarta jaman dulu ada Tram ya A...?”
”Iya Hen, tapi katanya sering nabrak orang, jadi aja tram nya digusur.”
”Uluh siah....kasihan ya Tram nya ya A...bisa sampe kena gusuran gitu. Terus sekarang Hotel Des Indes teh masih ada ngga ?”
”Sama nasibnya dengan Tram Hen....hotelnya juga kena gusuran pada tahun 1971. Terus di atas tanah bekas hotel itu, dibangun pertokoan Duta Merlin. Padahal pertokoannya juga ngga bagus-bagus amat.”
”Elueh siah meni asa sayang pisan ya A....Padahal unik namanya. Hotel Des Indes, dan bangunannya juga bersejarah banget.”
”Pertama dibangun namanya bukan itu Hen...”
”Apa namanya A....”
”Pertama sih namanya Hotel Chaulan, terus diganti lagi namanya dengan Hotel de Provence tahun 1835, terus tahun 1854 berubah lagi tuh namanya jadi Hotel Rotterdamsch. Nah pada tanggal 1 Mei 1856 berganti nama lagi jadi Hotel Des Indes.”
”Eh kok berubah ubah gitu ya nama hotelnya ?”
”Iya Hen...namanya juga hotel terkenal, tapi pas jamannya Bung Karno, nama hotelnya dirubah lagi menjadi Hotel Duta Indonesia, karena hotel ini pernah digunakan untuk menginap para anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), waktu akhir-akhir jaman penjajahan Jepang.”
”Dulu kata nyokap gw, pertama kali Indonesia diperkenalkan Rijsttafel, di hotel Des Indes.”
”Haaa....Rijsttafel itu apaan A...Kok aku baru denger.”
”Sebenernya sih lo udah sering liat, tapi istilahnya aja yang lo baru denger.”
”Rijsttafel itu cara penyajian makanan berseri dari mulai makanan pembuka atau appetizer, lalu makanan utama atau main course, kemudian diakhiri dengan makanan penutup atau desssert”
”Ooo aku tau....kayak waktu kita makan di Ku De Ta Restaurant Singapore ya A...?”
”Iya Hen...sama persis kayak gitu.”
”Aa....ngga kerasa, udah sampai lagi di Amsterdam Centraal.”
”Iya Hen...turun yuk.”
”Siap A....”
Setelah turun dari kereta, kami pun berjalan kaki menuju Hotel Ibis Amsterdam Centraal. Kemudian kami langsung beristirahat.
~Oktaviandri~
Setelah mandi dan Shalat Subuh, kami bersiap-siap menuju bandara Amsterdam Schiphol.
”Hen…buruan check-out ya…pesawatnya kan jam 7.20”
”Siap A…aku udah bayar hotelnya waktu di Indonesia.”
Setelah melakukan proses check-out, kami langsung bergegas menuju station Amsterdam Centraal. Hanya membutuhkan waktu 15 menit menggunakan kereta biasa, kami telah tiba di Bandara Schiphol Amsterdam.
Karena kami tidak membawa tas yang harus dimasukkan kedalam bagasi, maka kami bisa melakukan check-in dengan menggaunakan mesin elektronik tanpa harus mengantri di counter check-in. Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum pesawat yang kami tumpangi berangkat menuju bandara udara Fuimicino Rome Italy.
Terdengar pengumunan bahwa seluruh penumpang KLM dengan nomor penerbangan 1597 tujuan Fuimicino Rome dipersilahkan untuk memasuki pesawat. Kami pun bergegas menuju pintu pesawat. Tepat pukul 7.20 pesawat yang kami tumpangi tinggal landas meninggalkan kota Amsterdam.
”Aa....itu...”
”Apanya yang itu Hendra....?”
”Jam tangan Aa kok masih yang lama ? Kenapa ngga dipake jam yang dari Ferdi.”
”Gw ngga mau pake sebelum dia kasih penjelasan.”
”Emang apa yang harus dijelaskan A...?”
”Yang ulang tahun kan gw Hen, mestinya dia yang memenuhi permintaan gw, bukan berbuat semaunya sendiri.”
”Oh iya ya A....Berarti Ferdi melanggar janji A..Harus di kepret kalau gitu.”
”Heddeehhh...gw ngga berani juga Hen kalau disuruh kepret dia.”
Gw kembali teringat pada sebuah perjanjian antara gw dan Ferdi disaat awal-awal kita berpacaran.
=Flash Back=
~Pov Oktaviandri~
Dreett...Dreett....
Siapa ya tengah malam begini mengirim sms. Belum sempat aku baca, terdengar suara notifikasi sms kembali. Kulihat ada 2 pesan singkat yang belum terbaca.
Si Hitam Maut
+6281811XXXX
Selamat Ulang Tahun yang ke 19 ya Andri ku sayang.
Kamu mau kado apa dariku ?
00.00
Jurus Pamungkas Ala Si Ganteng
+6281828XXXX
Aa ku sayang....Wilujeng Milad ya.
Aa mau dikadoin apa dari aku ?
00.00
Jurus Siluman Ular Berbisa
+6281122XXXX
Makasih ya Fer....Lo ngga usah bawa kado apa-apa.
Gw Cuma minta lo doain gw supaya lulus sekolah.
00.01
Jurus Siluman Ular Berbisa
+6281122XXXX
Makasih ya Hen....Gw Cuma minta Doa aja dari lo, supaya gw bisa ngejalanin wejangan dari nyokap gw.
00.02
Si Hitam Maut
+6281811XXXX
Nah Loh.....aku kan punya pacar anak kuliahan, bukan anak SD !!!!
00.03
Jurus Siluman Ular Berbisa
+6281122XXXX
Kebiasaan Fer...hehehhehe.
00.04
Jurus Pamungkas Ala Si Ganteng
+6281828XXXX
Aa.....aku kedinginan. Mamaaaaa...tolong anakmu yang paling ganteng ini...
00.04
Jurus Siluman Ular Berbisa
+6281122XXXX
Haaa...Lo emang dimana sekarang?
00.05
Jurus Pamungkas Ala Si Ganteng
+6281828XXXX
Aku...aku....aku....ada di depan rumah Aa loh...
00.06
“HENDRA !!!, ngapain lo malam-malam kesini ?” Tanya gw terkaget-kaget.
”Aa....selamat ulang tahun ya.” Ucap Hendra sambil memeluk tubuh gw. Gw pun mencium kedua pipinya.
”Makasih ya Hen.....gw senenga banget lo ada disini, kapan dari Jakarta ?”
”Jam 8 malam berangkat dari Jakartanya.... Untung tadi ngga terlalu macet siah A...”
”Andri ku sayang.....selamat ulang tahun ya...” tiba-tiba Ferdi muncul dari balik pintu dengan membawa sebuah kue ulang tahun beserta lilin yang sudah menyala.
”Eehh...mma..maakasih ya Fer. Lo kok repot-repot datang ke Bandung juga....”
”Kan sekarang hari ulang tahun mu. Nih aku bawain kado buat kamu.”
”Aa....aku juga bawa kado buat si Aa. Nih A...”
“Terimakasih ya Fe...Hen....”
“Tiup dulu lilinya, tapi sebelumnya berdoa dulu.”
Gw pun mengikuti sarannya Ferdi untu meniup lilin, sambil berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
“Aa....buka dulu atuh kado nya.”
”Iya Hendra...Tapi kan udah berapa kali gw bilang, lo ngga boleh boros. Awas loh kalau kadonya mahal.”
”Ngga kok Aa ku sayang, liat aja kado dari aku.”
Gw buka bungkus kado yang berwarna biru dari Hendra. Ternyata Hendra membelikan gw sebuah CD lagu Inspirational Moments 3. Kumpulan lagu New Age favorite gw.
”Makasih ya Hen....gw suka banget CD nya”
”Aa...buka dong kado dari Ferdi.”
Gw buka kado dari Ferdi yang ukurannya lebih kecil. Setelah terbuka, gw lihat ada sebuah cincin putih dengan satu mata putih besar bercahaya dikelilingi mata putih yang lebih kecil dan tertanam ditengah-tengah cincin tersebut.
”Fer....gw mau tau. Ini apaan ?”
”Iteuh si Aa....aku aja tau kalau itu teh cincin.”
”Iya Hendra !!! gw juga tau. Tapi ini kan mahal”
”Eehh..iiyy...enng...ngga mahal kok Dri. Beneran deh.”
”Yakin ini ngga mahal ?”
”Ii..iiy..ya Andri ku sayang. Udah jangan cemberut gitu.” Ucap Ferdi sambil memelukku.
”Bilang dulu ini bahannya dari apa ? atau besok pagi gw cek ke toko emas ?” Tanya gw penasaran sambil melepaskan pelukan Ferdi
”Hen...tolongin aku dong.” ucap Ferdi memelas kepada Hendra.
”Puas siah Fer...Si Aa jadi marah. Dari kemarin juga aku mah udah kasih tau.”
”Jawab dulu !!!!”
”Eehh...iii..iiyaa...aku jawab deh.” Ucap Ferdi pasrah.
”It...ittuuu bahannya emas putih, ttee..tter..teruss matanya dari bbber..bberlian.”
”Bener kan ini barangnya mahal ? Mata gw ngga bisa di bohongi. Gw ngga mau terima kado dari lo Fer !!!! ”
”Duh....Hen....please...please....bantu aku dong. Kan Hendra cakep, ganteng, pinter, baik dan tidak sombong”
”Aa....Hidungku hilaaaaangggg....pegangin aku.....”
”Hendra !!!Serius !!!!” Ucap gw ketus. Tapi agak sedikit geli juga melihat kelakuan Hendra yang masih manja.
”Eehh...ii..iiyaa...Aa ku sayang.”
”Atuh A.....itu mukanya...”
”Iya gw tau, tapi gw lagi marah sama Ferdi.”
”Si Aa mah ya, ulang tahun teh malah marah-marah gitu. Kan Ferdi belum tau banget si Aa teh kayak gimana. Sekarang mah yah...cincinya dipake dulu. Lain kali kepret aja Ferdinya A, kalau kasih barang-barang mahal.”
”Iii..iiya...Dri....Kamu pake dulu ya.”
”Ok gw pake, tapi mulai sekarang harus ada kesepakatan dulu.”
”Apa itu Dri ?”
”Setiap gw ulang tahun, lo ngga boleh kasih barang sedikit pun.”
”Iya Andri ku sayang, lain kali aku ngga akan bawa apa-apa deh.”
”Tapi ada syaratnya juga.”
”Apa syaratnya Fer ?” Tanya gw penasaran
”Setiap ulang tahun aku, kamu juga ngga boleh bawa apa-apa. Dan selama seharian kamu ngga boleh protes.”
”Ok...gw setuju kalau gitu.” Ucap gw tanpa berfikir panjang dan akibat yang akan gw alami pada saat Ferdi sedang berulang tahun.
”Saksi ya Hen....”
”SIAP CATAR !!!”
”Kalian udah pada makan belum ?”
”Udah si A...tapi sekarang pengen makan lagi.”
”Ya udah, gw traktir makan ya malam ini.”
”Emang mau makan dimana Dri ?”
”Aa....makan di cemar aja ya. Kan bukanya juga jam segini.”
”Iya Hen...gw juga kepikirannya ke sana.”
”Ok siippp... Berangkat sekarang ya...” Ajak Ferdi
”Bentar, gw ganti baju dulu ya.”
“Andri ku sayang....boleh ikut ngga ?”
“Ngga boleh !!”
“Kan sekarang aku udah resmi jadi pacar kamu. Pengen liat dong....Dikiiittt aja...”
”Hahahaha.....kamu belum pernah liat ya Fer....aku mah udah pernah pegang loh...”
”Haaa....katanya lo belum pernah ncus...ncus... sama Aa kamu.”
”Emang belum pernah, tapi kan sering mandi dan tidur bareng sama si Aa.”
”Arrrggghhhh aku mau mandi bareng sama pacarku.”
”Bagus siah Fer...burung nya si Aa teh...”
”HENDRA!!!!!!”
”Ehhh...iiy..iiyaa....A...”
”Ngga jadi ah Fer....si Aa nya udah melotot sama aku.”
”Andri ku sayang......Liat ya...”
”Ngga !!!!”
”Uuuuuhhhh.... Awas ya, liatin aja kalau aku yang ulang tahun.” Keluh Ferdi
Gw pun langsung bergegas menuju kamar, untuk mengganti baju gw. Setelah selesai, kami semua berangkat menuju warung cemar yang berada di sebelah sungai Cikapundung. Warung ini memang bukanya hanya malam saja. Biasanya orang-orang yang baru pulang clubing, mereka makan di warung cemar.
Setelah selesai menyantap makanan, tiba-tiba Ferdi berbicara serius.
”Andri ku sayang, sebelumnya aku mau minta maaf.”
”Maaf kenapa Fer ?”
”Sewaktu perjalanan ke Bandung tadi, ibuku mengirim pesan singkat.”
”Terus...” tanya gw penasaran.
”Beliau bilang kalau hari ini keluarga inti ku sedang berada di Singapore, dan mereka ingin menemuimu sore nanti.”
”Haaa....Fer, lo ngga bercanda kan ?”
”Aku serius Oktaviandri, terutama ibuku ingin mengetahui siapa pacarku.”
”Aduh Fer....aku kok jadi panas dingin gini. Mending lo lempar aja badan gw ke sungai cikapundung. Gw beneran takut kalau disuruh ketemu keluargamu Fer...”
”Ngga usah takut Andriku sayang, mereka ngga gigit kok. Tapi memang ibu ku agak sedikit tegas.”
”Mampus gw.....Hen...bantuin gw dong...” pinta gw kepada Hendra.
”Siap A...aku harus bantu gimana A ?”
“Temenin gw, sekalian gw pinjem uang dulu, buat bayar tiket pesawat. Ntar pasti gw ganti.”
”Siap A....aku selalu ada untuk Aa ku sayang.”
”Ya udah, sekarang pulang aja dulu ya Dri.....sekalian istirahat dirumah kamu.”
”Iya Fer...gw kayaknya bakal sulit tidur malam ini.”
sumpah tambah bagus cerita nya huft kalau udah baca cerita ini jadi males mau lanjutin cerita aku
@adacerita : Jangan males bikin lanjutan cerita kak Ali nya....Author minta satu adiknya kak Ali, tambah banyak aja adiknya...
Part selanjutnya kita jalan-jalan lagi ke singapore ya...
Kita lihat reaksinya orang tua dan kedua adiknya Ferdi pada saat ketemu dengan Andri ?
Kita juga bisa mengetahui bagaimana sifat asli sebenarnya.
Apakah ibunya menyetujui atau akan mengusir Andri ?
Kita tunggu part berikutnya.
Maaf kalau sudah banyak yang bosan dengan cerita ini. Sebentar lagi tamat kok.
masih penasaran kok bisa dan andri di belanda dan jangan2 ferdi dah nunggu di roma tuh nanti
Ko kaya ada kesama'an.?tp ga tau apa.?
Apa gw'y aja yg terlalu ngefans ma csk x ya, jd ngebandingin.
@chocolate010185 Penasaran apa yg akan terjadi saat ultah Ferdi nanti. Hatur nuhun.
@pokemon : gila pokemon, udah kaya paranormal, bisa jadi pacar si aa udah ada di roma
@pokemon : Di part akhir baru akan dijelaskan kenapa Andri bisa terdampar di rotterdam.
Ferdi juga masih misterius ada dimana sekarang
@darkrealm : makasih ya udah komen, mungkin nanti malam kalau sudah beres di edit, author langsung upload ceritanya...sabar ya...
@ianmana : sayangnya beda penulis euy....hanya ada sedikit persamaan bahasa, namun bahasa sunda yang digunakan csk sudah tingkat buhun. Author belum ada apa-apanya dibanding csk. Author harus banyak berguru kepada penulis csk. tapi dimana ya mereka berada ?
untuk karakter,alur cerita, setting tempat, sangat berbeda sekali.
semoga ianmana menikmati tulisan yang author buat ya......