It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
PROLOG
Kupandang lama sekali journal yang tergores di dalam sebuah buku bersampul coklat. Semenjak kejadian itu 1 tahun yang lalu, aku sama sekali tidak mau membuka journal ini. Ada seribu rasa yang akan aku rasakan jika membaca buku bersampul coklat ini. Namun hanya 1 alasan mengapa aku tidak mau melakukannya. Simple saja alasannya, M.A.L.A.S.
Tetapi hari ini aku beranikan diri untuk kembali membuka dan membaca journal ini.
1
===MARESKHA RAHMAN====
“RESKHA……!!!!” Terdengar suara memanggil namaku. Aku coba mencari sumber suara tersebut.
“RESKHA….!!!” Teriak Gilang dari arah sudut gedung kampus.
Gilang berlari kecil ke arahku. Dia adalah teman dekatku di kampus. Aku mengenal dia pada saat ospek berlangsung. Kami ditempatkan dalam satu kelompok yang sama. Walaupun kami mengambil Fakultas dan jurusan yang sama, namun kami berbeda kelas.
“Kenapa Lang…?”
“Kamu udah dapat tugas dari Pa Hajar belum ?”
“Yang meneliti pergerakan saham atau reksadana selama setahun kan ?”
“Iya Kha…Bantuin aku dong buat rekapnya.”
“Topik yang mau kamu ambil apa Lang ?”
“Saya mau menganalisa kinerja reksadana aja.”
“Aku juga mau menganalisa kinerja reksadana juga Kha…”
“Kalau kamu mau, ambil jenis reksadana pendapatan tetap ya… Aku ambil jenis reksanadana saham, jadi aku bisa sekalian ambil datanya”
“Terus kamu mau pake tolak ukur apa ?”
“Kalau saya pake Sharp ratio.”
“Supaya punya kita kelihatan berbeda, tolak ukur yang kamu gunakan Jansen ratio aja…”
“Hanya membedakan dari segi risk kok.”
“Ntar saya buatkan rekap setiap harinya.”
“Makasih ya Kha…kamu memang sahabatku yang paling baik…”
“Sore ini kamu kerja ngga ?”
“Kerja Lang, nanti jam 4 sore. “
“Saya duluan ya, mau ke Toga Mas dulu.”
“Ati-ati dijalan ya Kha…”
“Ok Lang…”
Aku berjalan menuju tempat parkiran yang berada di samping gedung kampus. Kulajukan motorku menuju toko buku Toga Mas yang berada di jalan Gejayan. Aku berencana mencari buku tulis untuk merekap tugas dari Pak Hajar, salah satu dosen Finance di kampusku.
Kulirik jam tanganku, masih ada waktu 20 menit lagi untuk memulai pekerjaanku. Lebih baik aku langsung menuju tempat kerja yang berada di Jalan Sudirman. Aku bekerja sebagai pelayan restaurant cepat saji yang lokasinya tidak jauh dari jembatan Gondolayu yang dibawahnya mengalir kali Code. Hanya beberapa puluh meter dari Tugu Jogja ke arah timur.
Dulu aku sering bertanya kenapa jembatan ini diberi nama Gondolayu. Walaupun aku bukan orang Jawa, tapi karena sudah 1 tahun lebih aku tinggal di Jogjakarta, aku sedikit paham tentang bahasa jawa.
Gondo itu kan artinya gantung, layu artinya mati. Kemudian aku tanyakan kepada salah satu rekan kerjaku apa yang mati digantung di jembatan ini. Dia bilang dahulu sering ada orang yang mati bunuh diri di jembatan ini dengan cara menggantung diri. Makanya jembatan ini diberi nama Gondolayu.
Suasana jembatan ini dimalam hari jauh dari kata angker, bila cuaca sangat cerah, banyak sekali muda-mudi yang bersenda gurau di jembatan ini. Karena jika kita lihat ke arah utara, terdapat gunung Merapi dengan lampu kerlap kerlip di kaki gunung. Sedangkan jika gunung ini sedang mengeluarkan isi perutnya, maka terlihat dengan jelas seperti ular berwarna merah kekuning-kuningan sedang berjalan menuruni gunung.
Tanpa terasa saat ini sudah pukul 11 malam. Saatnya untuk pulang ke kosku yang berada di jalan Parangtritis. Lumayan agak jauh jaraknya dari tempat kerjaku, tapi kosku tidak terlalu jauh dari kampusku yang berada di jalan ring road barat.
Kamar kosku berukuran 3m x 3m, tidak ada kamar mandi di dalam kamarku. Hanya terdapat kasur busa, 1 meja belajar beserta kursi dan sebuah lemari baju yang tingginya hanya satu setengah meter. Sesuai lah dengan biaya yang harus aku keluarkan setiap bulan sebesar 250ribu rupiah.
Sekarang saatnya aku mulai mengerjakan tugas dari Pak Hajar. Buku coklat yang telah aku beli di toko buku Toga Mas, aku keluarkan dari dalam tasku. Di lembaran pertama tengah-tengah halaman aku tulis sebuah kata agak besar yang bertuliskan JOURNAL. Dibawahnya kutulis MARESHKA RAHMAN. Lembaran berikutnya aku tulis Analisis Reksadana Saham Dengan Metode Sharpe Ratio. Kuberi kolom-kolom untuk mengisi nama-nama reksadana dari beberapa industri sekuritas yang menjual reksadana dengan instrument saham. Ditengah-tengah buku ini aku pun menulis Analisis Reksadana Campuran Dengan Metode Jensen Ratio. Kuberi juga kolom yang sama seperti di halaman awal. Selesai juga step pertama. Mulai besok aku akan mengisi setiap kolom-kolom ini. Informasi bisa aku dapat dari koran Bisnis Indonesia yang selalu tersedia di perpustakaan kampus. Aku berencana setiap minggu, akan memindahkan angka-angka NAB (nilai aktiva bersih) ini ke dalam kolom excel di warnet.
Aku pun mulai iseng menulis dihalaman paling belakang dari buku ini.
Hai Journal !!!!
Kamu sekarang akan aku bawa setiap hari. Tapi sebelumnya kenalan dulu yuk….
Namaku Mareskha Rahman, umur 21 tahun. Aku lahir di Banda Aceh tanggal 2 Maret 1984. Aku mempunyai karakter introvet, tidak bisa mengeluarkan sebagian atau seluruh isi hatiku kepada siapa pun. Walaupun hatiku sedih, aku harus tampil ceria dihadapan seluruh teman-temanku.
Aku bukan dari keluarga yang berlebihan. Bapakku hanya sebagai pegawai negeri sipil, sedangkan ibuku sebagai pengajar SMU. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang usianya terpaut 2 tahun denganku, dan aku juga mempunyai seorang adik lelaki yang umurnya terpaut 5 tahun denganku. Namun aku sama sekali tidak mengetahui keberadaan mereka semua sekarang. Semenjak kejadian gempa Aceh yang disertai tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, keluargaku hilang tanpa jejak. Rumahku pun rata tersapu ombak. Kejadian itu terjadi pada saat aku masih di semester 1. Untuk melanjutkan hidupku, aku harus bekerja sebagai pelayan di sebuah restauran cepat saji.
Pada saat aku lulus SMU, Bapakku menginginkan agar aku mempunyai gelar sarjana dari salah satu universitas yang berada di pulau Jawa. Selain pendidikan di pulau Jawa jauh lebih baik, juga mempunyai gengsi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Universitas yang berada di daerah kami. Aku memilih salah satu Universitas yang berada di kota Jogjakarta karena sangat terkenal dengan tag line nya “Kota Pelajar”. Saat ini aku sedang memasuki semester 4.
Aku mengambil Fakultas Ekonomi dan mengambil jurusan Finance. Pada dasarnya aku tidak menyukai bidang ekonomi, tetapi kata Bapakku kedepannya akan banyak dibutuhkan orang-orang yang mengerti tentang ekonomi. Dengan terpaksa aku ambil Fakultas Ekonomi. Tetapi perlahan-lahan, aku mulai menyukai jurusan yang aku ambil.
***
===AGAM PRATAMA===
Rabu malam gaul…
Istilah yang sering kita dengar dikalangan muda-mudi untuk menghabiskan waktu tengah malam hingga dini hari di tengah hingar bingarnya music yang dilantunkan oleh Dj’s di diskotik atau cafe live music. Mereka saling bersosialisasi dan bersenda gurau ditemani oleh minuman soft drink atau pun minuman yang beralkohol.
Jogjakarta anno 15 July 2003
Itu tanggal bagi banyak orang merupakan hal yang tidak penting. Namun berbeda dengan Hugo’s Cafe. Tanggal ini merupakan sejarah berdirinya cafe ini, tepatnya di Hotel Sheraton Mustika yang beralamat di Jalan Laksda Adisucipto Jogjakarta.
Café yang selalu memanjakan pengunjungnya dengan kenyamanan dan kemeriahan untuk menikmati gemerlapnya kehidupan malam di Jogjakarta. Dikenal dengan tag line nya “Tempat party separty-partynya”. Selain itu café ini juga sangat terkenal dengan greeting khas nya “SELAMAT PAGI HUGO’S” yang selalu diucapkan pada saat ada pengunjung yang baru datang, dan terkadang diucapkan juga oleh Dj’s ditengah-tengah alunan musik.
Malam ini aku berencana akan mengunjungi Hogo’s Café bersama dengan pacarku.
“Ben….udah siap belum ?”
“Bentar lagi Mas…”
“Udah deh…Jangan terlalu heboh dandannya, sekarang kan bukan malam minggu”
“Iya Mas…”
Beni adalah seorang mahasiswa tingkat 2 yang sudah 5 bulan ini menjadi pacarku. Dia mempunyai tinggi badan sekitar 180cm, dan berat badan yang cukup ideal. Dengan wajah yang cukup menarik dan kulit putih, dia dengan mudah untuk berpindah dari satu lelaki ke lelaki lainnya.
Walaupun aku mempunyai tinggi badan lebih rendah 5cm dari pacarku ini, namun banyak yang bilang, aku lebih menarik dibandingkan Beni. Tapi baik teman-temanku atau teman-teman dia, selalu bilang kalau kami ini pasangan yang sangat idel.
Bakat terpendam sebagai jalang, sundal dan cabul, telah kusadari semenjak aku menginjakkan kaki dibangku sekolah menengah pertama. Ya….bisa dibilang selayaknya kehidupan gay dengan stereotipnya yang selalu tidak puas dengan pasangannya masing-masing sehingga sering melakukan free sex.
“Berangkatttt…!!!!”
“Ok Ben..”
Dari kos Beni yang berada di jalan Pakuningratan, mobilku pun aku lajukan menuju jalan Adi Sucipto.
Sudah cukup ramai orang yang berdatangan di Hugo’s Café ini. Namun tidak seramai malam sabtu atau malam minggu. Aku membeli 2 tiket masuk yang sudah termasuk soft drink atau beer.
Di dalam café ini sudah ada beberapa temanku dan juga temannya Beni yang datang terlebih dahulu. Kami pun larut dengan hingar bingarnya music yang dibawakan oleh seorang Dj’s. Tepat pukul 12 malam, tradisi di café ini, seluruh bartender dan waiter/s naik ke atas meja bar. Mereka menari dengan tarian khas Hugo’s café dengan diiringi lagu Black Legend. Ada beberapa pengunjung juga yang ikut serta melakukan tarian khas ini.
“Gam….pacar kamu kemana ?” tanya Indra, salah satu temanku.
“Tuh lagi ngumpul dekat meja bar, sama teman-temannya.”
“Ada yang mau kenalan sama kamu”
“Siapa Dra ?” Orangnya kayak gimana ? Cakep ngga ?”
“Liat aja sendiri.”
“Mana orangnya sekarang ?”
“Kamu liat ke arah jam 3 dari posisimu. Yang pake kemeja biru kotak-kotak.”
“Oh My Gay…..!!!!”
“Sumpah demi James Watt penemu mesin uap, gue suka banget Dra !!!”
“Semua orang kamu bilang suka, tukang becak yang aku dandanin aja kamu makan.”
“Loe bisa aja Dra…Gue kan orangnya baik hati.”
“Kalau ada yang minta, pasti gue kasih,”
“Ngga kebalik tuh Gam….Kamu kan yang selalu minta lelaki?”
“Eh…iya ya…..”
“Dra….Itu siapa namanya ?”
“Namanya Gerald…kayaknya seumuran deh dengan kamu.”
“Dia umurnya 23 tahun ?”
“Iya Gam…”
“Salamin ya Dra….gue minta nomor hp nya ya…”
“Ntar aku sms nomor hp nya.”
“Sipppp…Tapi loe jangan bilang-bilang sama Beni ya..”
“Pasti Gam…Rahasia terjamin deh…”
“Makasih ya Dra….”
Indra adalah salah satu temanku yang sangat terkenal di belantara per gay an Jogjakarta. Umurnya lebih tua 4 tahun dari umurku. Aku pun mengenal Beni dari Indra. Dari awal perkenalan dengan Beni, aku hanya bertujuan untuk menyalurkan hasrat seksualku saja, istilah yang biasa dikenal adalah one night stand. Namun setelah beberapa kali kita melakukan hubungan seksual, aku menyatakan cinta kepada Beni. Sampai sekarang pun aku masih cinta, namun aku sangat susah untuk menghilangkan kebiasaanku berbuat cabul dengan lelaki lain. Sejauh ini aku masih bermain cantik agar tidak diketahui oleh Beni.
***
===GILANG SAMUDRA===
Malam Minggu
Sebenarnya hampir sama dengan malam-malam lainnya jika kita tinggal di kota Jogjakarta. Namun bagiku malam minggu merupakan malam spesial. Kenapa demikian, karena aku diberi waktu oleh orangtua pacarku untuk berpacaran hingga pukul 10 malam. Sedangkan malam-malam lainnya, aku dilarang berduaan dengan pacarku.
Endah Lestari
Aku mengenalnya pada saat awal perkuliahan berlangsung. Dia teman satu kelasku. Di kampusku semua wanita wajib menggunakan penutup kepala, atau orang menyebutnya kerudung. Namun Endah Lestari tidak menggunakan kerudung, melainkan jilbab. Dia seorang wanita yang anggun namun dia sangat tegas.
Aku mulai resmi menjadi pacarnya pada saat akhir perkuliahan semester 1. Dia tinggal bersama kedua orangtuanya.
Seperti malam minggu sebelum-sebelumnya, setelah shalat Magrib aku selalu menjemput pacarku di rumahnya yang berada tidak jauh dari Kantor Pos Besar Jogjakarta. Aku berencana makan malam di Soto Kudus batas kota. Jika di Jogjakarta, yang disebut batas kota itu tidak jauh dari pusat kota Jogjakarta. Lokasi warung soto ini berada di jalan Laksda Adisucipto, sebelum museum Affandi. Selain Soto Kudus, disini juga terdapat sate kerang, sate telur, sate udang, tempe dan tahu bacem.
***
jadì ini cerita bersetting jogja yg dijanjikan dulu.
Ayo lanjut lagi, kak!
Lanjut lagi atuh kang , btw salam ya kang buat Hendra - Andri dan Ferdi
Sumfah dmi antonio banderas,dmi demi more jg.hahay
lanjutt..
Jadi keinget masa2 kuliah di jogja.
Yang ini juga harus happy ending.
Soalnya di warung2 sebelah sad ending melulu. :-*
BTW tag linenya JOGJA Never Ending Asia
kalo ada kesulitan dalam bahasa jawa sy siap membantu
@adinu : Cerita ini yang dulu pernah author janjikan.
Setting hanya ada di kota Jogjakarta, karena masih banyak hal yang menarik dikota itu.
@CoffeeBean : Ini cerita yang kedua. Tapi mungkin updatenya ngga secepat cerita pertama.
@4ndh0 : Hendranya masih di India skr. Lagi berlayar, nanti kalau sudah di Indonesia, author salamin ya. Andri dan Ferdi kemana ya...
Lanjut ya bacanya
@alabatan : Abi....sumfah lah....Hehehehe..