BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Inilah 10 Gejala Sebelum dan Sesudah Kematian ...

1235»

Comments

  • Allah Meneguhkan Iman Orang Sholeh




    Allah SWT berfirman yang artinya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (kalimah thayyibah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.


    Al-barro’ bin Azib ra meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda yang artinya : “Apabila seorang muslim di dalam kubur ditanya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) kemudian ia mempersaksikan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya) :”Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (kalimah thayyibah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.
    Peneguhan bagi orang mukmin yang ikhlas dan taat kepada Allah Ta’ala itu terjadi dalam tiga keadaan, yaitu: sewaktu menghadapi malakul maut (malaikat pencabut nyawa), sewaktu menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir (di kubur), dan sewaktu menghadapi pertanyaan pada hari penghitungan amal.

    beratnyasiksakubur.jpeg


    Peneguhan sewaktu menghadapi malaikatl maut itu berupa tiga hal, yaitu :
    Terjaga dari kekufuran dan mendapatkan pertolongan untuk teguh pada kalimah tauhid sampai nyawanya keluar dari jasadnya, dimana dia tetap memeluk Islam.
    Malaikat menyampaikan berita gembira kepadanya.
    Diperlihatkan kepadanya tempatnya di sorga.


    Peneguhan sewaktu menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di kubur itu berupa tiga hal, yaitu:
    Allah Ta’ala mengajarinya jawaban yang benar sehingga ia bisa menjawab pertanyaan kedua malaikat itu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Tuhannya.

    Dihilangkannya rasa takut, gentar dan cemas dariddirinya.
    Ia melihat tempatnya di sorga sehingga kubur itu merupakan salah satu taman dari taman-taman sorga.


    Sedangkan peneguhan sewaktu menghadapi pertanyaan pada hari perhitungan amal itu juga berupa tiga hal, yaitu:
    Dia diajari alasan yang benar untuk menjawab apa yang ditanyakan kepadanya.
    Penghitungan amalnya berjalan dengan lancar.
    Dosa-dosanya dilewati begitu saja (tidak ditanyakan dengan terperinci)


    Ada juga yang mengatakan bahwa peneguhan itu terjadi dalam empat keadaan, yaitu sewaktu mati, sewaktu berada dalam kubur sehingga ia bisa menjawab pertanyaan tanpa adanya rasa takut, sewaktu penghitungan amal, dan sewaktu ketika berada di atas titian sehingga ia bisa selamat melewatinya laksana kilat yang menyambar.

    Mengenai pertanyaan dalam kubur, bagaimana pertanyaan itu dilaksanakan kepada orang yang baru saja meninggal dunia. Maka dalam hal ini ada beberapa pendapat dengan mengemukakan alasan yang bermacam-macam. Diantaranya ada yang mengatakan bahwa pertanyaan di dalam kubur itu ditujukan kepada nyawanya bukan jasadnya. Pada saat seperti ini nyawa itu masuk ke dalam jasad hanya sampai di dadanya. Dan ada yang mengatakan nyawa itu berada antara jasad dan kain kafannya. Masing-masing pendapat itu berdasarkan pada dalil yang ada.


    Ada juga pendapat dari para kiai, bahwa pada saat seperti itu (pertanyaan dalam kubur) nyawa dikembalikan lagi ke jasad. Dengan mengemukakan alasan bahwa seseorang ketika mati maka dikatakan “fulan sudah mati, mayat si fulan sedang dimandikan dan ketika ditalqin dikatakan hai fulan bin fulan bukan hai mayat si fulan”.


    Yang benar menurut para ulama’, yaitu sesroang hendaknya percaya saja tentang adanya pertanyaan kubur tanpa harus menghabiskan waktu untuk membicarakan bagaimana cara pwertanyaan itu disampaikan, dan cukup baginya untuk mengatakan : “Allah yang lebih mengetahui tentang bagaimana proses pertanyaan itu akan terjadi”

    Kita wajib percaya apabila kita sudah mati dan dikubur, bahwa pertanyaan malaikat itu pasti akan terjadi. Apabila seseorang tidak mempercayai adanya pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, maka keingkarannya itu disebabkan oleh dua hal, yaitu :
    Orang yang tidak percaya itu akan berkata : “Pertanyaan malaikat itu tidak sejalan dengan akal fikiran yang sehat karena tidak masuk akal”.
    Atau ia akan mengatakan: “Pertanyaan malaikat itu bisa saja terjasi, namun tidak ada dalil yang kuat yang menerangkan tentang itu”.


    Apabila seseorang mengatakan : “Hal itu tidak sejalan dengan akal fikiran yang sehat” maka ucapannya itu akan membawa kepada peniadaan nabi dan pembatalan mukjizat karena para rasul itu adalah manusia biasa, sifat mereka seperti sifat manusia pada umumnya, namun mereka bertemu dengan malaikat dan diberi wahyu; lautan dibelah oleh Nabi Musa a.s dan tongkatnya menjadi ular. Kalau hanya menuurut akal fikiran, maka hal itu tidak masuk akal. Mengingkari hal itu menjadikan seseorang keluar dari Islam, murtad. Sedangkan apabila seseorang mengatakan: “Hal itu bisa saja terjadi, namun tidak ada dalil yang kuat” maka kita telah meriwayatkan beberapa hadits yang bisa menmbuat mantab orang yang mendengarnya.


    Kita mohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah, semoga dijauhkan dari keinginan yang sesat dan menyesatkan serta semoga dijauhkan dari siksa kubur, karena sesungguhnya Nabi SAW juga mohon perlindungan kepada Allah dari yang demikian itu.

    beratnyasiksakubur.jpeg

    Oleh karena itu setiap muslim wajib mohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari siksa kubur dan mempersiapkan diri dengan mengerjakan amal-amal shalih sebelum ia masuk ke dalam kubur. Melakukan amal-amal shalih mudah dilakukan selamaia masih berada di alam dunia ini, karena bila sudah masuk ke liang kubur maka ia berangan-angan untuk diizinkan kembali ke dunia untuk mengerjakan amal shalih, namun ia tidak akan diberi izin dan tetap berada dalam kerugian dan kenistaan. (m.muslih albaroni)


    .
  • Kiamat dan Waktu



    Waktu bagi kebanyakan orang hanyalah sebatas tanda pengingat ketika saat jam kantor. Pengingat masuknya waktu salat, pembeda antara siang dan malam, atau sebagai tanda bergantinya tahun demi tahun yang selalu dirayakan.

    Namun, sebenarnya waktu jauh dari sekadar pengingat hal-hal yang diungkapkan di atas. Apa itu? Yaitu pengingat akan dekatnya hari kiamat. Hari berakhirnya kehidupan di alam semesta. Mengapa demikian?

    Hal ini terungkap ketika kita mencoba menelaah penggunaan kata-kata al-Waqt dalam Alquran yang sering dikaitkan dengan terjadinya peristiwa hari kiamat. Jadi, al-Waqt dalam Alquran lebih menunjukkan kepada hari kiamat.


    Kata al-Waqt hanya dipakai dua kali dalam Alquran, yaitu terdapat pada QS al-Hijr ayat 38 dan QS Shad ayat 81 dalam bentuk kalimat yang sama, Ilaa yaumi al-Waqti al-Ma’luum yang artinya sampai waktu yang telah ditentukan. Tak lain, ini merupakan tanda permulaan hari kiamat.


    Dengan demikian, hari kiamat adalah hakikat waktu itu sendiri yang mengingatkan kita kiamat telah dekat. Ada masanya di pengujung perjalanan hidup kita di dunia ini akan bertemu dengan kiamat.


    Bagaimana tidak? Semakin bertambahnya waktu hari kiamat semakin dekat, bumi semakin tua, hanya tinggal menunggu waktu hancurnya saja, begitu juga umur kita yang semakin lama semakin tua. Semua itu menunjukkan kiamat itu benar adanya.

    Logikanya, makanan yang kita makan memiliki masa kedaluwarsa, tumbuh-tumbuhan, hewan, juga manusia akan melewati masanya, yaitu kematian. Begitu juga jagat raya ini, memiliki masa akhir, yaitu kiamat. Jadi, semua pasti ada akhirnya.



    Hidup hanyalah sementara, tidak selamanya. “Allah telah menciptakan kamu sekalian dalam keadaan lemah, lalu menjadikan kamu dari keadaan lemah itu menjadi kuat, lalu menjadikan dari keadaan kuat itu lemah dan beruban.” (QS al-Ruum [30]: 54).



    Manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT tentang apa yang telah mereka perbuat selama ini. Tidak heran, pertanyaan mendasar yang dilontarkan pada hari kiamat adalah tentang waktu.



    Dari Muadz bin Jabal, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Tidak akan bergeser sepasang kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga ia ditanya empat perkara; bagaimana umurnya ia habiskan, bagaimana waktu muda ia gunakan, bagaimana harta bendanya didapatkan dan dibelanjakan, dan apa yang telah dikerjakan dengan ilmunya.” (HR Thabrani dengan sanad yang sahih).



    Jadi, sudah siapkah kita bertemu dengan hari kiamat? Untuk itu, sudah saatnya kita instrospeksi diri kita, sudah sampai di mana amalan kita? Ke mana saja umur kita habiskan?


    Manfaatkalah waktu yang ada sebelum waktu itu berlalu, betapapun panjangnya umur manusia di dunia ini, sesungguhnya ia tetap pendek, selama penutup hidup adalah kematian.


    Seorang penyair berkata, “Jika akhir usia adalah kematian, tidak ada bedanya panjang atau pendeknya usia itu.”

    .
Sign In or Register to comment.