It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"pihak pemerintah telah mengetahui semuanya, sepertinya ada orang yang dapat membuka data yang telah tersimpan rapat oleh pak Efendi yang selama ditutupinya, sayangnya saat ini bukti tentang kejahatannya telah terungkap" terang paman Rhui
"setelah sidang peradilan selesai apa yang terjadi" tanyaku
"selain harus merasakan dinginnya penjara, kemungkinan seluruh harta kekayannya akan di sita oleh Negara, termasuk harta kekayaan keluarganya,"
"kenapa paman"
"sepertinya sejak awal pak Efendi sudah menduganya bahwa cepat atau lambat kejahatannya akan terungkap, karena tidak ingin Revian terlibat dengannya, pa Efendi memalsukan semua identitasnya, mungkin untuk saat ini aman, namun bila sampai pihak inteligent pemerintah mengetahuinya, maka ia juga terlibat"
"tapi Revian tidak melakukan apa-apa?"
"aku tahu, tapi hukum tak pernah memilih, asalkan ada bukti kuat yang tak bersalahpun dapat dihukum"jawabnya
"aku tak mungkin memberitaukan keberadaanku kepada siapapun, kami bekerja terselubung sehingga tak akan ada hukum yang bisa menyentuh kami, sudahlah aku akan pergi mencari siapa dibalik semua ini, kau jaga saja Revian semoga identitasnya masih aman"pesannya
"baiklah paman...."
sambungan telponpun terputus, saat ini aku bingung, apa yang harus kukatakan pada Revian, aku sungguh tak pernah menduga dibalik kesuksesan seorang
aku kasian pada Revian apa yang akan dilakukannya bila mengetahui ayah yang disayanginya harus menjalani hukumannya, apakah aku bisa menyelamatkan Revian dan menjaga identitasnya.
Ku tekan bel sebagai penanda kedatanganku, setelah beberapa saat pintupun terbuka, ka Rein berdiri dan tersenyum ramah padaku, melihat wajah tanpa dosa membuatku kesal, bayangan Revian yang menangis melintas dibenakku menaikan emosiku, tanpa sadar aku mengayunkan tangan meninjunya, ka Reinpun tersungkur dilantai
"apa yang sudah kau lakukan pada Revian, hah?" tanyaku marah,
"Ia pantas mendapatkannya bahkan itu belum seberapa"jawabnya santai
aku menjadi kesal dibuatnya, ingin memukulnya kembali namun ia kemudian berdiri mengusap pipinya yang sedikit bengkak, aku tadi memang tidak memukulnya terlalu keras aku masih punya perasaan karena di kakaku,
"Duduklah dulu aku akan buatkan minum" ucapnya sambil berlalu.
Ka Rein beranjak ke dapur, aku menenangkan diriku, mengambil nafas dalam-dalam
tak berapa lama ka Rein datang membawa minuman dan cemilan, serta kantung es, ka Reinpun duduk dan mengambil kantung es itu kemudian ditempelkan di pipinya, suasananya menjadi kikuk tak ada yang mau memulai pembicaraan, tiba-tiba ka Rein berdiri dan pamit untuk mandi, akupun menganggukan kepala,
bosan menunggu, aku mengamati Ruangan ini tak ada yang berubah pikirku, pandanganku teralih melihat laptop ka Rein yang masih menyala di meja dapur, 'daripada bosan lebih baik main game saja'pikirku, sepertinya baru digunakan, karena kulihat modem masih terhubung, aku ingin bermain game online saja, ku klik icon yang sepertinya untuk game online permainan baru.
proses lodingpun berjalan, layar kini menampilkan semua data lengkap mengenai Revian berupa foto, surat-surat resmi, dan penyamarannyapun ada semua dalam file ini.
aku kaget sekaget-kagetnya, mataku melebar, apa ini?, apakah ka Rein yang ada di balik ini semua?,
'untunglah data mengenai Revian belum dikirimkannya'gumamku
aku langsung menghapus data mengenai Revian dilaptop ini
"Apa yang kau lakukan?"ka Rein mengejutkanku
"Aku melakukan apa yang harus aku lakukan"
jawabku sinis menutupi kegetiran dan kekesalanku padanya
"Kenapa kaka lakukan ini"tanyaku kemudian setelah beberapa saat
"apa yang kaka ucapkan mungkin benar, tapi kenapa Revian juga harus kaka libatkan" tanyaku penasaran akan tindakannya
"Ehmmm... Kau tahu kan Reva, ada pepatah yang mengatakan kalau buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya"ujarnya tenang
"tapi Revian sama sekali tidak bersalah bahkan ia tidak tau apa yang dilakukan ayahnya selama ini, apakah ini adil baginya?,"tanyaku
"Apa yang sebenarnya membuatmu melakukan semua ini?" aku menjadi penasaran akan sikapanya
"Kau juga akan melakukan hal yang sama kalau kau tahu apa yang telah dilakukannya pada keluarga kita, dan apakah kau tak merasa kalau selama ini hanya menjadi bayangan Revian huh" ucapnya sinis
"apa maksudmu, memangnya apa yang telah pa Efendi lakukan" tanyaku bingung menuntut penjelasa lebih darinya
"tidak mungkin!, mana mungkin!, pa Efendi adalah sahabat kecil ayah, jadi mana mungkin ia mampu melakukannya" aku mencoba menyangkal semua ini,
"aku memang tak mempunyai bukti tentang itu, tapi percayalah alasan pa Efendi melakukannya