It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Reva, ka Rein suka gak ya ama aku" Reva bertanya padaku dengan menunduk sambil mengaduk lemon tea dalam gelasnya, rona merah terlihat jelas diwajahnya
"'Kenapa bertanya begitu ka" aku jelas saja ingin menggodanya
"Aku suka ama dia" jawabnya dengan menutup wajahnya menahan malu, aku ingin tertawa melihat ekspresinya
"Ka!, kamu serius suka ama ka Rein, sesama cowo pula, nanti kalau dia tau kaka itu cowo gimana?"
"tapi yang ka Rein liat itu kamu yang jadi 'cewe' kalau dia tau kaka tuh cowo, bukannya diterima cinta kaka, malah akan dibencinya"
"jadi gimana?"
"ya sudah jangan katakan apapun ama ka Rein"
"tapi....:hmmm"
"ya sudahlah ka ga usah dibahas lagi nanti kaka kecewa!"
"tapi semalam kami smsan dan akhirnya dia bilang 'gimana kalau kita pacaran?'", aku tersedak mendengar pernyataan
"ginama Reva, aku bingung terima jangan ya?, akukan pengen banget pacaran ama ka Rein tapi aku juga takut kalau dia tau aku ini cowo"
"pacaran tanpa landasan kejujuran itu akan sia-sia ka, tak mungkinkan kaka harus berbohong terus!"saranku.
dengan polosnya Revian berkata "jadi aku harus kasih tau aja ka Rein kalau aku cowo,"
"jangan kasih tahu dulu, nanti gimana kalau ka Rein marah dan menyebarkan identitas aslimu itukan bahaya"
"ya mungkin, untuk sementara kaka jauhi aja dulu ka Rein" ucapku
"tapi kalau ka Rein dengan yang lain gimana? aku gak mau kehilangan dia" rengek revian
"kurasa tidak mungkin dia mau, kalaupun mau dengan yang lain mungkin ia sudah pacaran, bukannya banyak yang suka ama dia, baginya mudah sajakan buat memilih" kucoba menenangkannya
"tapikan ka Rein itu kakamu kurasa tidak apa kalau aku jujur padanya"
"lebih baik cari aman aja ka dari pada mengambil resiko"
Ka Rein sepertinya tidak terima dan menarik Revian ke suatu tempat, sepertinya ada sesuatu yang penting yang mau dibicarakan, aku ingin mengikutinya tetapi pangilan alam yang tiba-tiba menghalangiku, ku bergegas meninggalkan mereka pergi.
"Reva, kami sudah jadian loh."ucap Revian bangga
kok bisa, apakah Revian membohongi ka Rein, ataukah sudah terus terang dengan ka Rein dan diterimanya, penasaranku kian bertambah, apalagi setelah kejdian itu Revian dan ka Rein serasa dunia milik berdua dan tak menghiraukan aku lagi, kuberjalan kemanapun mereka pergi, _uhhhhh menyebalkan........
REVIAN
SMS berisi ajakan ka Rein yang memintaku menjadi pacarnya merupakan kejutan yang mendebarkan dan tidak disangka-sangka, biasanya kami smsan hanya saling menanyakan kabar atau bercanda walaupun sering kusisipkan panggilan sayang, ingin rasanya aku langsung membalas sms tersebut untuk mengatakan ia, tapi disisi lain ada keraguan yang menghantui hatiku, akhirnya setelah memikirkan sebentar, ku balas juga smsnya
"mungkin jawabannya besok aja ka"
"baiklah, kutunggu di MallXXX jam 10 ya"
"OK"
Keesokan harinya akupun bertemu dengan ka Rein, tentu saja dengan Reva, pertemuanku kali ini membuatku canggung dan salah tingkah sendiri, kamipun berjalan ke gedung Mall paling atas disana berjejer stand makanan yang bisa kita pilih, kamipun makan dalam diam, setelah selesai ka Rein pamit kebelakang, aku menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada Reva, sebenarnya aku ingin bilang dari tadi pagi,
sekarang aku jadi tambah pusing mau gimana.
Ka Reinpun kembali dan duduk disampingku, akupun menundukan kepalaku
"Gimana jawabannya"Ka Rein bertanya padaku dengan lembut tangannya mengusap wajahku
"ehm...aku...aku.."aku benar-benar gugup dan sulit untuk bicara
"Kamu menyukaiku kan!" ucap ka Rein tepat di samping telinga kiriku, hangatnya hembusan nafasanya terasa di pipiku,
aku hanya bisa menganggukan kepalaku,
"hanya sebatas suka kah atau lebih?" lanjutnya semakin lembut ditelingaku
"Aku...aku sangat sangat menyukai ka Rein, tapi..."
"karena kamu cowo kan!" ucap ka Rein sambil menjauhkan sedikit wajahnya,
'eh bagaimana dia bisa tahu' pikirku
aku menatapnya tak percaya, kemudian tiba-tiba tangannya menyentuh wajahku kembali, kemudian jari-jarinya merayap turun ke leherku
"karena kau mempunyai ini" ucapnya tenang sambil tersenyum penuh kemenangan mengelus tonjolan dileherku
"jadi sekarang kamu maukan jadi pacar aku" tanyanya memastikan,
aku terpaku beberapa saat
"Makasih" ucapnya sambil mengecup kepalaku
Bagai mendapat durian runtuh bahkan dunia beserta isinya berada dipangkuanmu merasa paling beruntung sedunia itulah perasaanku saat ini yang sulit kulukiskan dengan kata-kata.
Kamipun keluar dengan bergandengan tangan sampai bertemu dengan Reva dan memberi tahu status baruku sekarang padanya, kurasa Reva mengerti