It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Waktu berjalan dengan cepat, ekskulpun berakhir namun gambarku hanya sebatas sketsa saja, sebenarnya kami diizinkan sampai kapan saja tapi aku memutuskan untuk pulang walau ada sebagian yang masih tinggal.
Sesampainya di ruangan Ka Rein kulihat ia sedang bermain Hp di tempat tidurnya, keadaannya sudah membaik sepertinya,
"Siang Ka! Pa kabar?"Reva menyapa ka Rein dengan ramah
Ka Reinpun menyambutnya dengan senyuman lembutnya"Sudah baikan, nanti sore juga sudah pulang, lagi nunggu dokternya"
"oh iya kitakan belum kenalan, Ka, kenalin ini Revian kaka aku" ucap Reva
"Rein" ucapnya, Akupun mengulurkan tanganku menyambut uluran tangan ka Rein "Revian",
Sentuhan tangan hangatnya mengalirkan sesuatu yang sulit kuartikan menuju hatiku, aku menjadi gugup dan kupastikan wajahku memerah saat ini, senyuman pertama kali untukku sungguh membuatku meleleh.
Setelah perkenalan yang mendebarkan itu aku menjadi diam
"Anda sudah bisa pulang"
suara asing terdengar, ternyata dari seorang wanita memakai jas putih, ia adalah dokternya ka Rein
"ka, pulangnya dengan siapa?" aku bertanya karena memang tak kulihat seorangpun yang akan menjemputnya.
"Pulang sendiri aja, akukan hanya tinggal sendiri, sudah pesan taxi ko tadi pagi," ka Rein mengucapkannya dengan nada datar
"sepertinya sudah datang" jawab ka Rein melihat layar Hpnya
"Biar kami temani, Ka" ucap Reva, akupun menyetujuinya kan jadi bisa melihat ka Rein lebih lama lagi
Aku tak tau siapa yang membawakan pakaian ganti dan mengurus keperluannya kalau ia tinggal sendiri, akupun tak berani bertanya.
Sesampainya di Apartemen ka Rein yang tak kalah mewah dengan Apartemen kami, tetapi bedanya letaknya dipinggir jalan besar yang strategis jadi mudah dilalui dengan kendaraan apa saja, disini lobinya luas dan fasilitasnya juga banyak, kami menuju lantai 3 kamar ka Rein ada di no 09.
Setelah Reva datang baru percakapan kembali lancar hingga aku tahu hubungan antara Reva dan Ka Rein yang ternyata saudara kandung lain Ibu, kata ka Rein mereka sering bertemu waktu kecil,
Ka Rein terpaksa harus tinggal bersama Nene dari Ibunya di negara tetangga karena kelainan jantung bawaan yang dideritanya sehingga ia harus dirawat secara intensif, sedangkan sekarang setelah dewasa ketahanan tubuhnya sudah membaik, hanya saja tetap tidak boleh terlalu lelah, seperti saat pertandingan kemarin karena terlalu memforsir tenaganya sehingga tubuhnya tak kuat menahannya.
Tanpa terasa malam sudah menjemput, kami memutuskan untuk pulang ka Rein meminta kami untuk menginap lagian besok juga libur, namun Reva menolaknya dengan halus, dan kamipun pulang naik taxi yang sudah terparkir.
REVA
Dari Apartemen Ka Rein kami pulang ke Apartemen kami, waktu menunjukan jam 10 malam, Hpku berbunyi, kutekan tombol hijau untuk menghubungkan dengan sang penelpon
"Hallo siapa ya??"aku tidak tau siapa yang menelpon karena menggunakan sicret number
"Reva" panggilnya, aku mengenali suara ini
"ya, Paman Rhui ada apa?" Tanyaku pada sang penelpon yang merupakan kepala pengawal ayah itu
"kamu harus jaga Revian, jangan sampai identitasnya diketahui siapapun!" perintahnya
"memangnya kenapa paman?"
"hallo....hallo..... paman???"
sambungan terputus begitu saja, ada apa ya?, kenapa paman Rhui sampai sepanik itu, apakah terjadi sesuatu dengan Ayah?.
Enam bulan sudah sejak telpon dari paman Rhui, sampai saat ini tidak ada kabar apapun lagi darinya, Aku selalu mengikuti kemanapun Revian pergi dan dengan siapa saja dia bercengkrama, tapi selama Enam bulan ini hanya ka Rein yang ada didekatnya, atau lebih tepatnya Revian yang selalu berusaha mendekati ka Rein dengan berbagai cara