BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mimpi ataukah Kenyataan

1568101118

Comments

  • kami berjalan bersama namun tak ada percakapan antara kami, sampai di sekolah kita berpisah karena aku harus keruangan seni sedangkan Reva pergi ke GOR, hanya sedikit penghuni ekskul ini ternyata, hanya terdiri 10 orang senior dan 5 anak baru, perkenalan dilakukan tanpa basa basi hanya sebatas nama dan kelas saja, setelah perkenalan selesai kamipun mulai memegang alat gambar masing-masing, ada yang langsung menggoreskan kuas pada kanvas ada pula yang membuat sketsa pada kertas, begitupun denganku
  • keliatannya cerita ni bakal panjang.... up up up
  • Ku mulai menggoreskan garis-garis halus dengan pensil pada kertas yang telah berdiri dihadapanku sesuai bentuk dan pola dasar yang diarahkan oleh seorang kaka senior yang menjadi ketua Eksskul ini, namanya ka Rey, ia memberi arahan pada kami dengan sabar, wajahnya selalu tetsenyum ramah kepada siapa saja.
    Waktu berjalan dengan cepat, ekskulpun berakhir namun gambarku hanya sebatas sketsa saja, sebenarnya kami diizinkan sampai kapan saja tapi aku memutuskan untuk pulang walau ada sebagian yang masih tinggal.
  • kuberjalan menuju GOR tempat Reva latihan, tapi ia masih di ruang ganti, setelah beberapa saat menunggu, Revapun datang dan mengajaku untuk menjenguk ka Rein, akupun menganggukan kepala dan berjalan mengikutinya ke RS.
    Sesampainya di ruangan Ka Rein kulihat ia sedang bermain Hp di tempat tidurnya, keadaannya sudah membaik sepertinya,
    "Siang Ka! Pa kabar?"Reva menyapa ka Rein dengan ramah
    Ka Reinpun menyambutnya dengan senyuman lembutnya"Sudah baikan, nanti sore juga sudah pulang, lagi nunggu dokternya"
  • Reva tersenyum dan berpaling padaku, kemudian ia memperkenalkanku pada Ka Rein,
    "oh iya kitakan belum kenalan, Ka, kenalin ini Revian kaka aku" ucap Reva
    "Rein" ucapnya, Akupun mengulurkan tanganku menyambut uluran tangan ka Rein "Revian",
    Sentuhan tangan hangatnya mengalirkan sesuatu yang sulit kuartikan menuju hatiku, aku menjadi gugup dan kupastikan wajahku memerah saat ini, senyuman pertama kali untukku sungguh membuatku meleleh.
    Setelah perkenalan yang mendebarkan itu aku menjadi diam
  • aku tak lagi menghiraukan percakapan antara ka Rein dan Reva, pandanganku hanya tertuju pada ka Rein, melihat sinar matanya yang bening, hidung yang mancung, bibir merahnya yang sepertinya manis, wajah halusnya serta rahangnya yang kokoh, setiap ekspresi wajahnya sungguh cool dan maskulin, aku jadi senyum-senyum sendiri menikmati keindahan yang ada dihadapanku ini.
    "Anda sudah bisa pulang"
    suara asing terdengar, ternyata dari seorang wanita memakai jas putih, ia adalah dokternya ka Rein
  • Seorang perawat melepaskan selang infus dari tangan ka Rein, Ka Rein tidak perlu berkemas lagi karena semuanya telah siap.
    "ka, pulangnya dengan siapa?" aku bertanya karena memang tak kulihat seorangpun yang akan menjemputnya.
    "Pulang sendiri aja, akukan hanya tinggal sendiri, sudah pesan taxi ko tadi pagi," ka Rein mengucapkannya dengan nada datar
    "sepertinya sudah datang" jawab ka Rein melihat layar Hpnya
    "Biar kami temani, Ka" ucap Reva, akupun menyetujuinya kan jadi bisa melihat ka Rein lebih lama lagi
  • Kami bertiga meninggalkan RS menuju Apartemennya ka Rein yang letaknya lumayan jauh dari RS.
    Aku tak tau siapa yang membawakan pakaian ganti dan mengurus keperluannya kalau ia tinggal sendiri, akupun tak berani bertanya.
    Sesampainya di Apartemen ka Rein yang tak kalah mewah dengan Apartemen kami, tetapi bedanya letaknya dipinggir jalan besar yang strategis jadi mudah dilalui dengan kendaraan apa saja, disini lobinya luas dan fasilitasnya juga banyak, kami menuju lantai 3 kamar ka Rein ada di no 09.
  • tempatnya cukup luas dengan 2 kamar tidur, ruang TV, serta dapur, susunan letaknya hampir sama persis dengan Ruangan Apartemenku, kududuk di sofa bersama ka Rein tak ada percakapan diantara kami karena aku masih canggung dan deg-degkan, sedangkan Reva ke dapur membuatkan minuman, serasa rumah sendiri saja.
    Setelah Reva datang baru percakapan kembali lancar hingga aku tahu hubungan antara Reva dan Ka Rein yang ternyata saudara kandung lain Ibu, kata ka Rein mereka sering bertemu waktu kecil,
  • ayahnya juga selalu berkomukasi dengannya lewat wabcam, jadi walaupun jarang bertemu langsung namun tetap merasa dekat,
    Ka Rein terpaksa harus tinggal bersama Nene dari Ibunya di negara tetangga karena kelainan jantung bawaan yang dideritanya sehingga ia harus dirawat secara intensif, sedangkan sekarang setelah dewasa ketahanan tubuhnya sudah membaik, hanya saja tetap tidak boleh terlalu lelah, seperti saat pertandingan kemarin karena terlalu memforsir tenaganya sehingga tubuhnya tak kuat menahannya.
  • Ka Rein kembali ke negara ini dua tahun yang lalu setelah neneknya meninggal, namun tak menemukan dimana ayah dan keluarganya, sehingga ia menyewa apartemen ini dan melanjutkan sekolahnya, soal biaya dan lainnya tidak perlu khawatir karena warisan dari neneknya takkan habis tujuh turunan he.....
    Tanpa terasa malam sudah menjemput, kami memutuskan untuk pulang ka Rein meminta kami untuk menginap lagian besok juga libur, namun Reva menolaknya dengan halus, dan kamipun pulang naik taxi yang sudah terparkir.
  • masih datar, lom ad gejolak.. jd tmbh penasaran, mau dibawa ke mana cerita ini......
  • Enam bulan sudah ku lewati hariku menjadi 'cewe' menyenangkan juga, apalagi aku bisa dekat dekat dengan ka Rein, hubunganku dengannya memang tidak signifikan masih sebagai teman biasa, apalagi selalu ada Reva diantara kami, aku senang sih dengan Reva, tapikan aku juga ingin punya hubungan khusus dengan ka Rein huuuuu.....

  • REVA
    Dari Apartemen Ka Rein kami pulang ke Apartemen kami, waktu menunjukan jam 10 malam, Hpku berbunyi, kutekan tombol hijau untuk menghubungkan dengan sang penelpon
    "Hallo siapa ya??"aku tidak tau siapa yang menelpon karena menggunakan sicret number
    "Reva" panggilnya, aku mengenali suara ini
    "ya, Paman Rhui ada apa?" Tanyaku pada sang penelpon yang merupakan kepala pengawal ayah itu
    "kamu harus jaga Revian, jangan sampai identitasnya diketahui siapapun!" perintahnya
    "memangnya kenapa paman?"
  • "tut....tut....tut...."
    "hallo....hallo..... paman???"
    sambungan terputus begitu saja, ada apa ya?, kenapa paman Rhui sampai sepanik itu, apakah terjadi sesuatu dengan Ayah?.

    Enam bulan sudah sejak telpon dari paman Rhui, sampai saat ini tidak ada kabar apapun lagi darinya, Aku selalu mengikuti kemanapun Revian pergi dan dengan siapa saja dia bercengkrama, tapi selama Enam bulan ini hanya ka Rein yang ada didekatnya, atau lebih tepatnya Revian yang selalu berusaha mendekati ka Rein dengan berbagai cara
Sign In or Register to comment.